Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : - Khairah Yaasmin F.N. (16)


- Livy Chandra (17)
- Maria Nicky A.S. (18)
KELAS : XI B

LAJU REAKSI
Laju reaksi adalah laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Secara sederhana, laju reaksi diartikan sebagai
perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau reaksi (produk) per satuan waktu. Laju atau
kecepatan reaksi sendiri memiliki kaitan dengan waktu. Nah, apabila waktu yang dibutuhkan
itu singkat, maka lajunya besar. Sebaliknya, kalau waktu yang dibutuhkan itu panjang, maka
laju tersebut kecil. Artinya, laju berbanding terbalik dengan waktu. Untuk mengukur besaran
laju dapat dilihat dari ukuran cepat atau lambat yang berpatokan pada suatu reaksi kimia.
Laju reaksi terjadi jika konsentrasi pereaktan berkurang akibat bereaksi, bukan karena
pengenceran. Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter.detik
atau M.det –1.
Fenomena laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dapat berlangsung secara cepat,
sedang, lambat, bahkan sangat lambat. Contoh reaksi yang berlangsung dengan laju cepat
adalah ledakan kembang api. Contoh reaksi yang berlangsung dengan laju lambat adalah
proses memasak nasi. Sedangkan contoh reaksi yang berlangsung dengan laju sangat lambat
adalah pelapukan pada kayu dan proses pembentukan karat pada besi. Faktor-faktor yang
tidak dapat mempercepat laju reaksi antara lain perubahan zat terlarut, katalis yang tidak
sesuai, penambahan zat yang tidak terkait dengan reaksi, dan perubahan suhu yang ekstrim.
Laju reaksi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain memperlambat, ada pula
faktor-faktor yang dapat mempercepat laju reaksi. Secara keseluruhan, faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Pada laporan ini kami akan menuliskan hasil praktikum serta pengamatan kami
tentang perbedaan laju reaksi.
PRAKTIKUM 1
I. TUJUAN
Mencoba dan melihat sendiri percobaan yang menimbulkan laju reaksi sehingga dapat
lebih memahami bagaimana proses laju reaksi terjadi. Dapat membuat kesimpulan
dari hasil praktikum.

II. ALAT DAN BAHAN


- 3 Buah Tabung Erlenmeyer.
- 3 Buah Balon.
- Sendok.
- Corong.
- Soda Kue.
- Cuka.

III. PROSEDUR
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dan pastikan semua berfungsi dengan
baik serta bersih dan baru.
2. Tuang 2 sendok cuka ke dalam tiga Tabung Erlenmeyer.
3. Masukkan soda kue sebanyak satu sendok ke dalam balon pertama, dua
sendok ke dalam balon kedua dan tiga sendok ke dalam balon ketiga, dengan
bantuan corong kecil.
4. Masukkan ujung balon ke dalam ujung botol plastik, tetapi soda kue tidak
boleh masuk ke dalam botol plastik.
5. Setelah ketiga balon siap, angkat semua balon untuk menuang soda kue di
dalamnya ke dalam tabung Erlenmeyer.
6. Perhatikan apa yang terjadi pada setiap balon.

IV. HASIL
Balon yang berisi soda kue lebih banyak mengembang lebih besar dibanding balon
yang berisi soda kue lebih sedikit.

V. KESIMPULAN
Diantara ketiga percobaan, konsentrasi tabung ketiga lebih tinggi dibandingkan
tabung pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan pada percobaan tabung erlenmeyer
ketiga menggunakan soda kue yang jumlahnya paling banyak dibandingkan kedua
tabung lainnya. Sehingga pada percobaan tabung ketiga menghasilkan laju reaksi
yang lebih cepat dibandingkan percobaan tabung pertama dan kedua, yang
menyebabkan ukuran balon pada tabung ketiga lebih besar dibandingkan ukuran
balon di tabung pertama dan kedua. Ukuran balon yang mengembang ini disebabkan
adanya gas hasil reaksi antara soda kue dan cuka dapur.
PRAKTIKUM 2
I. TUJUAN
Mencoba dan melihat sendiri percobaan yang menimbulkan laju reaksi sehingga dapat
lebih memahami bagaimana proses laju reaksi terjadi. Dapat membuat kesimpulan
dari hasil praktikum.

II. ALAT DAN BAHAN


- 3 Buah Gelas Ukur.
- Sendok.
- Cangkang Telur.
- Cuka.

III. PROSEDUR
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dan pastikan semua berfungsi dengan
baik serta bersih dan baru.
2. Masukkan 2 sendok cuka dan 4 sendok air ke dalam masing-masing gelas
ukur.
3. Kemudian masukkan setengah cangkang telur utuh ke dalam gelas pertama,
setengah cangkang telur yang dihancurkan kasar ke dalam gelas kedua, dan
setengah cangkang telur yang dihancurkan halus ke dalam gelas ketiga.
4. Perhatikan keadaan ketiga cangkang telur dan bandingkan.

IV. HASIL
Dari percobaan yang kami lakukan, kami menemukan bahwa larutan dengan telur
yang memiliki wujud serbuk memiliki lebih banyak gelembung busa di dalam larutan
air cuka, sedangkan gelas yang berisikan telur utuh memiliki gelembung yang lebih
sedikit.

V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan kami, dapat disimpulkan bahwa kelajuan reaksi memiliki
hubungan dengan luas permukaan bidang. Semakin luas areanya dalam pengamatan
diatas, berupa wujud serbuk mengakibatkan laju reaksi telur dengan wujud serbuk
menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk butiran dan telur utuh. Dengan demikian,
luas area = laju reaksi

Anda mungkin juga menyukai