Pendahuluan
Termokimia adalah salah satu cabang penting dalam ilmu kimia yang mempelajari
perubahan energi yang terjadi selama reaksi kimia. Dalam praktikum ini, kita akan
menjelajahi konsep termokimia dengan fokus pada dua jenis reaksi kimia yang sangat
penting, yaitu reaksi eksoterm dan endoterm reaksi eksoterm adalah tipe reaksi kimia yang
melepaskan energi dalam bentuk panas. Sedangkan, reaksi endoterm adalah reaksi yang
memerlukan energi tambahan untuk berjalan sehingga reaksi endoterm akan menyerap
panas dari lingkungan sekitarnya. Pemahaman tentang kedua tipe reaksi ini sangat penting
karena mereka terjadi dalam berbagai konteks, mulai dari reaksi kimia industri hingga
proses biokimia dalam tubuh manusia.
Melalui eksperimen ini, kita dapat mengamati dan menggambarkan secara langsung
bagaimana reaksi eksoterm dan endoterm berdampak pada lingkungan sekitarnya.
Pemahaman ini akan membantu kita menghubungkan konsep teoritis tentang reaksi kimia
dengan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, eksperimen ini
akan memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang sifat-sifat reaksi eksoterm dan
endoterm serta hubungannya dengan fenomena yang terjadi.
1.2 Tujuan
- Mampu menjelaskan reaksi endoterm
- Mampu menjelaskan reaksi eksoterm
- Mampu menghubungkan gejala alam dengan reaksi eksoterm dan endoterm
- Mampu menyimpulkan hasil praktikum
Bab II
ISI
Dalam percobaan ini, oksigen tidak habis terpakai, dan konsumsi oksigen
tidak menciptakan ruang hampa. Sebaliknya, konsumsi oksigen menyebabkan
jumlah molekul produk di dalam tabung meningkat, yang pada akhirnya
menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tabung. Ketika lilin padam, suhu dan
tekanan di dalam tabung turun akibat kondensasi uap air dan berkurangnya jumlah
udara akibat pelebaran termal saat kita meletakkan tabung di atas lilin. Hal ini
mengakibatkan tekanan di dalam tabung lebih rendah daripada tekanan atmosfer,
sehingga air akan masuk ke dalam tabung. Jumlah air yang naik karena larutnya
karbon dioksida biasanya sangat sedikit dan seringkali tidak terlihat selama
percobaan.
Oksigen (O2) dan paraffin (Cn H2n+2) bereaksi. Saat terjadi pembakaran,
air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dihasilkan. Ketika n=1, persamaan ini
disusun menjadi :
Karena oksigen yang digunakan selama pembakaran adalah dua kali lipat
dari jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, maka volume udara berkurang. Hal
ini terjadi karena selama pembakaran, oksigen dalam udara digunakan lebih banyak
daripada jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, sehingga menyebabkan
penurunan volume udara.
C. Langkah Kerja :
1. Panaskan bagian bawah lilin
2. Setelah lilin meleleh akibat panas yang diterima siapkan gelas dan tempelkan
lilin pada gelas kimia tersebut, lilin yang digunakan memiliki ketinggian yang lebih
rendah dari tabung erlenmeyer percobaan.
3. Tuangkan cairan berwarna ke dalam gelas kimia dengan ketinggian yang tidak
melebihi lilin sehingga tidak terkena sumbu pada lilin tersebut.
4. Nyalakan lilin menggunakan korek api lalu tutup lilin dengan corong tabung
sampai lilin berada di dalam tabung erlenmeyer
5. Air yang berada dalam gelas kimia akan naik kedalam tabung erlenmeyer sampai
air tersebut mengenai sumbu pada lilin/ saat gas oksigen dalam tabung yang
digunakan untuk reaksi pembakaran habis.
D. Kesimpulan
Eksperimen ini termasuk ke dalam reaksi endoterm atau reaksi yang
menyerap panas, yang akan menghasilkan reaksi kenaikan air dalam tabung akibat
proses pemanasan yang terjadi.
1.2 Praktikum II (Reaksi Eksoterm)
A. Dasar teoritis :
● Baking soda (natrium bikarbonat) dengan rumus NaHCO3.
● Cuka - larutan encer asam asetat dalam air. Asam asetat juga dikenal
sebagai asam etanoat, dengan rumus kimia CH3COOH.
Perubahan fisik yang dapat kita amati adalah ketika kita letakkan baking
soda, yang berbentuk padat, ke dalam cuka yang berbentuk cairan, perubahan yang
terjadi adalah munculnya gelembung-gelembung di dalam campuran yang berbusa.
Pada akhirnya, semua baking soda padat larut dan bereaksi dengan cuka, dan
hasilnya adalah larutan cair yang baru. Selama proses ini terjadi, ada perubahan
dari bahan padat dan cair menjadi gas dan larutan cair yang baru. Eksperimen ini
juga dapat membantu kita memahami bagaimana busa terbentuk.
C. Langkah kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Tuangkan air dan soda kue ke dalam gelas ukur.
3. Campurkan cuka, sabun, dan pewarna makanan ke dalam tabung erlenmeyer lalu
aduk dengan pengaduk.
4. Tuangkan campuran air dan soda kue ke campuran cuka, pewarna makanan, dan
sabun.
5. Perhatikan reaksi yang terjadi.
D. Kesimpulan :
Nama Penulis (Primrose Schools). Diakses pada 11/08/23. "Explore Science with This Fun Bubbling
Potion." dari https://www.primroseschools.com/blog/explore-science-with-this-fun-bubbling-potion/