Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN KIMIA LAVA LAMP

DISUSUN OLEH
PATRICIA BENITA HARVANNY LONIS

KELOMPOK 3

Alexandro P. Sivelmus
Fransisca Cindy Gero Mali Du'a
Patricia Benita Harvanny Lonis
Yuanita Getrudis Ustaku
Felipo Rivandi Gale Adu
Lidia Gisella Bhoko Mite

SMA SANTO ARNOLDUS JANSSEN

1
DAFTAR ISI

Halaman Cover……….…….…….…….…….…….…….……..1
Daftar Isi………….…….…….…….…….…….…….…….……..2

BAB I PENDAHULUAN…….…….…….…….…….…….…….3
1.1 Latar Belakang………….…….…….…….…….…….……..….3
1.2 Rumusan Masalah…….…….…….…….…….…….……….….4
1.3 Tujuan Praktikum…….…….…….…….…….…….…….…….4

BAB II DASAR TEORI….…….…….…….…….…….…….…….5


2.1 Deskripsi Teori…….…….…….…….…….…….…….5,6
2.2 Hipotesis…….…….…….…….…….…….…….6

BAB III METODE PENELITIAN….…….…….…….…….…….7


3.1 Latar Setting…………………………………………………..7
3.2 Alat dan Bahan…….…….…….…….…….…….…….…….7
3.3 Prosedur Kerja…….…….…….…….…….…….…….…….7

BAB IV PEMBAHASAN…….…….…….…….…….…….…….8
4.1 Hasil Pengamatan….…….…….…….…….…….…….……8
4.2 Pembahasan……….…….…….…….…….…….…….…….8

BAB V PENUTUP……..…….…….…….…….…….…….…….9
5.1 Kesimpulan…….…….…….…….…….…….…….…….…….9
5.2 Saran…….…….…….…….…….…….…….…….…….…….9
5.3 Lampiran…….…….…….…….…….…….…….…….10,11,12,13,14

DAFTAR PUSTAKA…….…….…….…….…….…….…….15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lampu lava atau lava lamp adalah sejenis lampu dekorasi yang berisi
cairan dan senyawa lilin. Kita dapat membuat lampu lava sederhana
dan dilakukan tanpa mengeluarkan biaya yang mahal (ekonomis), dan
hal ini mudah dibuat oleh orang banyak dan menarik.
Lava lamp adalah lampu yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai
penerangan, melainkan untuk menciptakan suasana tertentu. Ternyata
lava lamp ditemukan di abad 1960-an oleh Edward Craven Walker,
seorang akuntan berkebangsaan Inggris. Ia terinspirasi ketika melihat
alarm untuk rebus telur yang terbuat dari shaker berisi cairan seperti
alien di atas kompor bar langganannya. Edward lalu membuka
perusahaan Crestworth Ltd. Inti dari lava lamp buatan Edward adalah
penggabungan dua cairan yaitu yang berbahan dasar air dan yang
berbahan dasar lilin. Resep aslinya masih tetap rahasia nih, tapi
senyawa solven karbon tetraklorida dipastikan ada di dalamnya.
Prinsipnya adalah sumber panas yang berasa di dasar lampu akan
memanaskan gumpalan cairan wax-based ke atas. Semakin ke atas,
semakin dingin gumpalan tersebut. Saat mencapai paling atas dan
mendingin, gumpalan tersebut akan jatuh ke atas dan proses tadi
berulang kembali.
Perusahaan Craven Walker memberi nama lampu ini sebagai ‘Astro
Lamp”. Tahun 1965, ia menjual perusahaannya pada perusahaan
bernama Lava Lite. Nah dari sinilah kemungkinan nama Lava Lamp
muncul.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
a) Reaksi apa yang terjadi pada lampu lava?
b) Mengapa bisa terjadi gelembung?
c) Kenapa gelembung lava naik turun?
d) Apa fungsi lava lamp?

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM


a) Agar bisa mengetahui reaksi pada lampu lava.
b) Untuk mengetahui mengapa pada percobaan lampu lava bisa
terjadi gelembung.
c) Agar mengetahui mengapa gelembung lava lamp naik dan turun.
d) Supaya mengetahui fungsi lava lamp.

4
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Deskripsi Teori


Lava Lamp
Bunyi hukum Archimedes yaitu “Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. (Anonimous.2016: 142) Berdasarkan
bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam
atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari
itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum archimedes yang
berbunyi:
1. Benda akan terapung jika masa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih kecil
dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan tengelam jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih
besar dari pada massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air sama
dengan massa jenis zat cairnya (Anonimous.2016: 142)
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda
yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat.
Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan ke dalam
air. Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima benda.
Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas merupakan
berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda
tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair. Benda dalam air diberi simbol W S
(Anonimous.2016: 142) Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas (F a) dan
berat semu (Ws) adalah :
Ws = W-Fa
Dengan keterangan:

5
Ws = berat benda dalam zat cair (Kg⋅m/s2)
W = berat benda sebenarnya (Kg⋅m/s2)
Fa = gaya apung (N)

dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai berikut :


Fa = ρcair Vb g
Dengan keterangan:
ρcair = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.2 Hipotesis
Hipotesis proyek ilmu lampu lava berbicara tentang massa jenis dua cairan dan
kelarutan dua cairan yang sama. Dalam lampu lava, kita memiliki cairan yang
kepadatannya sangat dekat satu sama lain dan tidak larut satu sama lain. Banyak
orang sering kali menggunakan minyak dan air karena tidak larut satu sama lain.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Latar setting


a. Tempat : AULA SMA SANTO ARNOLDUS JANSSEN
b. Waktu : Senin, 28 Agustus 2023 Pukul 13.00-14.56
WITA

3.2 Alat dan Bahan


1. Minyak
2. Cup sedang (2)
3. Baking soda
4. Cuka
5. Pewarna Makanan
6. Flash/Senter HP

3.3 Prosedur Kerja


1) Tuangkan baking soda secukupnya di dalam satu cup.
2) Kemudian campurkan atau tuangkan minyak sesuai keperluan anda ke
dalam cup yang sudah berisi dengan baking soda.
3) Setelah itu, simpan cup yang pertama dan ambil cup yang kedua.
4) Pada cup kedua ini, campurkan cuka ke dalam cup tersebut secukupnya.
5) Kemudian campurkan pewarna makanan ke dalam cup yang berisi cuka
tersebut, dan aduk yang rata.
6) Setelah itu, campurkan cup kedua yang berisi pewarna makanan dan cuka,
ke cup pertama yang berisi minyak dan baking soda.
7) Siapkan flash/senter hp di bawah gelas.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

 Jadi dari hasil pengamatan kami,


Serbuk soda yang terkena cuka akan bereaksi dan menghasilkan gelembung
karbondioksida. Hal ini terjadi reaksi antara cuka dan baking soda. Reaksi
tersebut menghasilkan gelembung - gelembung warna yang mengarah ke
atas. Semakin banyak cuka dan baking soda yang digunakan, maka reaksi
gelembung akan semakin banyak dan cepat.

4.2 Pembahasan
 Massa jenis minyak lebih rendah daripada massa jenis air, dan keduanya
tidak dapat tercampur dengan baik. Air dan minyak yang ditambahkan ke
dalam botol tetap terpisah karena kepadatannya. Sedangkan pewarna
makanan menembus minyak dan bercampur dengan air karena pewarna
makanan mempunyai massa jenis air yang sama.

Saat Anda memasukkan baking soda ke dalam cup, akan melepaskan karbon
dioksida yang tampak seperti gelembung kecil dan mencapai bagian atas
dengan membawa sebagian air bersamanya. Sekarang yang menarik adalah
ketika gelembung-gelembung di atasnya hilang, dan warnanya kembali
turun. Menambahkan lebih banyak tablet akan mempertahankan reaksi lebih
lama sehingga Kita dapat menikmati lampu lava untuk jangka waktu yang
lebih lama. Gelembung-gelembung itu pecah segera setelah reaksinya
berhenti.

8
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Prinsip kerja dari pembuatan lampu lava sederhana ini adalah ketika baking soda
terkena air, maka akan bereaksi dan menghasilkan gelembung karbon dioksida
(sama halnya ketika kita mencampur cuka dengan soda kue). gelembung karbon
dioksida tersebut membuat air pada dasar botol terangkat ke atas. ketika sampai ke
permukaan, gas karbon dioksida terlepas dan menyebabkan air yang tadinya berada
di atas, menjadi turun kembali ke dasar botol. percobaan ini bisa diulang
tergantung banyaknya tablet / baking soda yang dimasukkan. meskipun percobaan
ini cara kerjanya berbeda dengan lampu lava yang memanfaatkan panas, tetapi
percobaan ini memberikan efek yang hampir sama dengan lampu lava.

5.2 SARAN
Hendaknya siswa-siswi lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan percobaan
apapun. Karena tanpa kita sadari setiap kejadian atau fenomena dalam alam
semesta erat kaitannya dengan ilmu kimia dan kimia sendiri tanpa percobaan
ataupun eksperimen sangatlah tidak lengkap.

9
5.3 LAMPIRAN

10
11
12
13
14
Daftar Pustaka

Aslan, dkk . 2016. Creative sains. Denpasar. Media Utama.

Anonimous. 2013. Hukum Archimedes. Jakarta: Gramedia.

Anonimous. 2016. Hukum Archimedes. Jakarta: Gramedia.

Brian Carusella. 1997. Dancing rains, mothballs, dan other variations. Diakses dari
http://bizarrelabs.com pada tanggal 9 November 2017 pukul 4.50 WIB.

Rendo. 2017. Lampu Lava. caraaslan.blogspot.co.id/2016/05/cara-membuat-lampu


lava-sederhana-dari-botol.html?m=1. diakses pada tanggal 9 November 2017
pukul 5.43 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai