Oleh
SURYA DARMA
Kelas : XI-IPA 1
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Remaja sebagai tugas kelompok pada semester genap tahun 2012/2013
yang dibuat berdasarkan latar belakang dari perbandingan penjernihan air menggunakan
koloid adsorbsi
Disusun :
Nama : SURYA DARMA
Kelas : XI IPA 1
Telah disahkan dan disetujui oleh :
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Pembimbing
FIRDAUS, S.Pd
NIP. 19760621 200502 1 001
201001 2008
ELIYANI, S.Pd
NIP. 19810912
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya
sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain selama penyusuna Karya Tulis
Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang
berjudul PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN KOLOID ADBSORSI.
Makalah ini disusun, berakar dari informasi-informasi yang kami rampung dari
berbagai sudut pandang buku ilmu pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun
berbagai situs internet. Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah
ini, karena kami menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu guru yang telah memperhatikan
dan membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis ini. Dan untuk semua pihak yang
secara langsung atau tidak langsung memberikan sumbangsi pemikiran. Dan hal-hal yang
berguna selama penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, diucapakan terima kasih.
Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah
ini tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis berterimakasih sebelumnya kepada
pembaca yang bersedia memberikan sumbang saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis
ilmiah ini.
Bangko Permata,Mei 2013
penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... .3
DAFTAR ISI .................................................................................................................... .4
Bab I : Pendahuluan
A.
B.
C.
Tujuan Penelitian............................................................................................ 7
Bab II : Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
A.
B.
penjernihan air .8
C.
defenisi adsorbsi.9
D.
contoh adsorbsi9
materi penelitian......................................................................... 10
metode................................................................................................... 10
C.
D.
E.
F.
g.
h.
langkah kerja.................................................................................................13
pembahasan.........................................................................................................14
Bab V : Penutup
A.
Kesimpulan................................................................................................... 15
B.
Saran............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (Campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi.
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan
medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium
yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sistem koloid dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pembuatan tahu, yoghurt, eskrim,
penjernihan air, dll.
Kami membuat makalah ini untuk menjelaskan tentang hasil percobaan penerapan
system koloid pada penjernihan air. Proses penjernihan air untuk mendapatkan air yang
berkualitas telah dilakukan oleh manusia beberapa abad yang lalu. Pada tahun 1771, di
dalam edisi pertama Encyclopedia Britanica telah dibicarakan fungsi filter (filtrasi) sebagai
sistem penjernih untuk mendapatkan air yang lebih jernih.
Perkembangan selanjutnya dari proses pengolahan air minum, telah menghasilkan
bahwa pembubuhan zat pengendap atau penggumpal (koagulan) dapat ditambahkan
sebelum proses penjernihan (filtrasi). Selanjutnya proses penggumpalan yang ditambahkan
dengan proses pengendapan (sedimentasi) dan penjernihan (filtrasi) serta menggunakan
zat-zat organik dan anorganik adalah merupakan awal dari cara pengolahan air.
Kini ilmu pengetahuan telah berkembang dengan cepatnya, telah diciptakan/
didesain sarana pengolahan air minum dengan berbagai sistem. Sistem pengolahan air
minum yang dibangun tergantung dari kualitas sumber air bakunya, dapat berupa
pengolahan lengkap atau pengolahan sebagian. Pengolahan lengkap adalah pengolahan air
minum secara fisik, kimia dan biologi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Suspensi, Larutan dan Koloid
Suspensi merupakan sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar merata
dalam medium pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen.
Contohnya pasir yang dicampur dengan air.
Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil,
sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi
meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra. Contohnya larutan gula, larutan garam,
alkohol 70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi,
padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata kolia, yang
artinya lem. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm 100 nm. Oleh
karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata
langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati dengan menggunakan mikroskop ultra.
Contohnya sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall.
Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya
lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat
homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan
udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid
untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu
dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat
terdispersinya
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. Materi penelitian
Materi Penelitian adalah penjernihan air menggunakan koloid adsorbsi
3.2 .Metode penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
3.3. Metode pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah air keruh .yang kemudian akan di jernihkan menggunakan
alat yang di buat
3.4. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Disamping itu dapat juga diartikan populasi
adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa .
Populasi dalam penelitian ini adalah air keruh yang berada di sekitar lingkungan penulis.
Sampel adlah sebagian wakil dari populasi yang diteliti.
3.5. Teknik analisis dan pengolahan data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis .
adalah sebagai berikut :
Tentukan tempat pengambilan bahan
Kumpulkan semua sampel
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan alat penjernih air adalah sebagai
berikut.
a.
Gunting
b.
Paku
3.6.2
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan alat penjernih air adalah sebagai
berikut.
a.
Tawas
b.
Arang
c.
Pasir
d.
Kapas
e.
Lidi
f.
Sabut kelapa
g.
Batu kerikil
h.
Air kotor.
2.
Memotong dasar botol air mineral bekas sekitar 2 cm dari dasar botol agar berlubang.
3.
4.
Mencuci bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen dalam penjernih air
sederhana.
5.
Mengisi botol dengan bahan-bahan yang sudah dicuci. Secara berurutan, ppertama
menuangkan pasir, kapas, sabut kelapa, kerikil kecil, lidi, dan kemudian kerikil yang
berukuran agak besar.
6.
Menguji coba penjernih air sederhana dengan menuangkan air kotor yang keruh
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2 Analisis Data
4.2.1
diperlukan dengan menggunakan alat penjernih air sederhana. Air yang di saring dalam
praktikum kami menggunakan air keruh yang digolongkan sebagai suspensi. Karena bersifat
heterogen, terdiri dari dua fase yaitu padat dan cair, keruh, serta apabila didiamkan
terbentuk endapan.
Alat penjernih air yang kami buat memiliki beberapa komponen penyaring, berurutan
dari bawah ke atas yaitu pasir, tawas, kapas, sabut kelapa, arang, batu kerikil dan lidi.
Komposisi jumlah bahan yang digunakan adalah sama, yakni setiap bahan menempati
ruang yang bertinggi 4 cm dalam botol air mineral.
Komponen alat penjernih air yang kami buat memang di susun berdasarkan
kerapatannya. Yakni dari atas botol, bahan berkomponen renggang dan semakin kebawah
semakin padat. Hal ini dimaksudkan agar penjernih air dapat optimal dalam melakukan
fungsinya.
Ketika air keruh kami masukkan ke dalam alat penjernih air sederhana. Maka tidak
lain dan tidak bukan air yang keluar dari alat penjernih air tersebut adalah air yang jauh lebih
jernih dibandingkan yang semula. Hal ini dikarenakan partikel-partikel suspensi yang
membuat air menjadi keruh ukurannya lebih besar dibandingkan kerapatan komponenkomponen penyaring dalam alat penjernih air sederhana.
Selain itu terdapat tawas yang berfungsi unuk , mengadsorbsi, mengendapkan dan
menggumpalkan kotoran-kotoran dalam air keruh. Ion Al3+ dari tawas akan menggumpalkan
koloid tanah liat yang bermuatan negatif. Disamping itu tawas juga akan mengadsorbsi zatzat seperti warna, detergen, peprisida dan lain-lain yang terdispersi dalam air keruh.
4.2.2
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses koagulasi terjadi akibat tidak stabilnya
sistem koloid; yang disebabkan penambahan zat elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut.
Sedangkan absorpsi adalah proses ketika permukaan koloid menyertakan zat lain. Air
sungai atau air sumur yang keruh mungkin mengandung lumpur (sol tanah liat), zatzatwarna, detergen, pestisida, dan lain-lain.
Zat koagulasi yang ditambahkanpada proses penjernihan air adalah tawas,
K2SO4A12(SO4)3. Zat A12(SO4 )3 dalam air akan terhidrolisis membentuk koloid A1(OH)3.
Koloid Al(OH)3 yang terbentuk akan mengadsorpsi, menggumpalkan, dan mengendapkan
kotoran-kotoran dalam air keruh. Ion Al3+ dari koloid Al(OH)3 akan menggumpalkan koloid
tanah liat yang bermuatan negatif. Disamping itu, koloid Al(OH) 3akan mengadsorpsi zat-zat
lain seperti zat-zat warna, detergen, pestisida, dan lain-lain yang terdispersi dalam air keruh
tersebut.
BAB V
kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa di atas, dalam makalah ini kami menyimpulkan sebagai
berikut.
5.1.1.
Alat penjernih air sederhana dapat menghasilkan air jernih dari air keruh. Karena
Alat penjernih air merupakan salah satu alat yang menggunakan sifat koagulasi
dalam koloid. Yakni menambahkan koagulator tawas untuk mengendapkan koloid lain
seperti koloid tanah liat dan partikel-partikel lain yang membuatnya keruh. Selain itu juga
terdapat sifat adsorbsi sehingga permukaan tawas menyerap zat-zat warna, pestisida,
detergen dll yang terdispersi dalam air.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan melalui makalah ini adalah sebagai berikut.
5.2.1.
memanfaatkan teknologi sederhana ini karena sangat bermanfaat bagi kita semua karena
air bersih merupakan kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo. 2010. Chemistry Bringing Science to Your Life SMA/ MA Grade XI.
Jakarta:
Bailmu.
http://infookesehatan.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_21.html