Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Kimia

Korosi Pada Paku

DISUSUN OLEH :
Aldin Sanjaya (1)
Jennifer Gunawan (11)
Prisca Cynthia (16)
Stefanus Prasetyo (20)
Stephen Alexander (21)
Kelas: XII IPA 2

SMA Tarakanita 2 Jakarta


Jalan Pluit Permai Dalam I No. 10
Jakarta Utara

Laporan Praktikum Korosi


I.

II.

Tujuan :
1. Untuk mengetahui percepatan perkaratan pada paku dalam berbagai zat.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang menyebabkan paku berkarat atau
berkorosi.
Dasar Teori
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan. Korosi ini
sebenarnya merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara
membentuk oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang
yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga
mengalami korosi. Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh
bagian dari besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada
peristiwa awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya.
Hal itu berbeda dengan peristiwa korosi pada logam Al atau Zn. Logam-logam ini tidak
mulia bahkan mempunyai nilai E lebih kecil dari besi berarti logam-logam ini lebih
cepat teroksidasi. Namun oksida Al atau Zn yang terbentuk melekat pada logam bagian
dalam dan bersifat melindungi logam dari proses korosi selanjutnya. Oleh sebab itu,
logam Al atau Zn tidak akan hancur karena korosi seperti pada logam besi. Barangbarang yang terbuat dari besi mudah mengalami korosi karena umumnya bukan terbuat
dari besi murni melainkan campuran dengan unsur-unsur lain. Jika logam pencampurnya
lebih mulia dari besi, maka besi akan menjadi anode yang akan habis teroksidasi secara
terus-menerus, sebab paduan logam ini seolah-olah menjadi suatu sel volta yang
mengalami hubungan pendek (korslet) oleh badan besi itu sendiri. Peristiwa ini akan
lebih cepat terjadi jika barang berada di udara lembap atau terkena air, karena selain uap
air, di udara juga terdapat gas-gas lain seperti CO2 atau SO2 yang dengan air akan
membentuk larutan H2CO3 atau H2SO4.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat

korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri
atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses
korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida
beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,
bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada
suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas
ke udara.
III.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan :


Hari / Tanggal
:
Jam pelaksanaan
:
Tempat pelaksanaan :

IV.

Alat dan Bahan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat dan Bahan


Paku 7cm
Aqua gelas kosong
Air (mentah)
Air (mendidih)
Minyak goreng
Air garam (NaCl)
Plastik (untuk penutup)
Kapas

Jumlah
6
6
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya

V.
Cara Kerja :
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan.
2. Memberi tanda pada setiap gelas aqua yang berbeda identitasnya:
a. Gelas 1 : Air biasa.
b. Gelas 2 : Air biasa.
c. Gelas 3 : Air garam.
d. Gelas 4 : Kapas.
e. Gelas 5 : Minyak goreng.
f. Gelas 6 : Air mendidih.
3. Menuangkan semua larutan ke dalam gelas aqua dengan tinggi 3 cm
a. Gelas 1 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air biasa dan dibiarkan dalam
keadaan terbuka.

b. Gelas 2 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air biasa dan ditutup oleh plastik.
c. Gelas 3 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air garam (larutan NaCl) dan
dibiarkan dalam keadaan terbuka.
d. Gelas 4 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi kapas dan dibiarkan dalam
keadaan terbuka.
e. Gelas 5 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi minyak goreng dengan posisi
seluruh bagian paku yang terkena minyak goreng dan dibiarkan dalam keadaan terbuka.
f. Gelas 6 : Memasukan paku ke dalam gelas yang berisi air mendidih dengan posisi seluruh
bagian paku yang terkena air mendidih dan ditutup oleh plastik.
4. Mengamati perubahan paku paku dalam gelas aqua 1 6 selama 7 hari.
5. Mencatat pada hari ke berapa mulai terjadinya korosi pada gelas aqua 1 6.
6. Membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.
VI.

Hasil Pengamatan

Identitas Gelas
Air biasa (terbuka)
Air biasa (tertutup)
Air garam (terbuka)
Kapas (terbuka)
Minyak (terbuka)
Air mendidih (tertutup)
VII.

Perubahan yang terjadi


Paku mulai timbul korosi pada hari ke - 3
Paku mulai timbul korosi pada hari ke - 4
Paku mulai timbul korosi pada hari ke - 3
Tidak terjadi korosi
Tidak terjadi korosi
Paku mulai timbul korosi pada hari ke - 6

Pembahasan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi yang berasal dari udara dan
reduksi oksigen.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)


Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :
1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi
pada bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka
semakin banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi
besi (logam) di dalamnya terjadi.
2. Air dan kelembaban udara
Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering
logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami
korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan
kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal ini, udara yang
banyak mengandung uap air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat
mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses
korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan
air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan
kapal yang terbuat dari logam.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan. Kami menemukan bahwa dalam
proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Kandungan oksigen
Air dan kelembapan udara
Temperatur
Kebersihan
Keelektrolitan larutan
Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat
keparahan karat pada masing masing gelas yang telah dikondisikan berbeda tersebut.
Pada hari 1-7 perkaratan paling parah terjadi pada paku yang direndam dalam air garam
dan paku yang direndam dalam air biasa di gelas yang terbuka. Hal ini menunjukan
bahwa zat elektrolit yaitu garam (NaCl) mempengaruhi cepat reaksi perkaratan yang
terjadi dimana ion Cl- akan mengikat Fe dan membentuk FeCl2.

Selain itu faktor yang lain juga mempengaruhi dengan dimana didapatkan bahwa
pada gelas yang terbuka mengalami reaksi lebih cepat hal ini menunjukan bahwa
oksigen, kelembapan dan kebersihan berpengaruh pada proses perkaratan dimana pada
gelas yang terbuka materi-materi lain dapat masuk ke dalma gelas seperti: bakteri,
oksigen dll. Sedangkan pada gelas yang tertutup hal tersebut tidak dapat terjadi karena
gelas kedap sehingga reaksi yang terjadi merupakan reaksi normal paku dengan larutan
yang terdapat dalam gelas tidak terkontaminasi atau tercampur dengan materi lain yang
berasal dari luar. Hal ini juga dibuktikan pada percobaan yang menggunakan kapas
dimana lingkungan bersifat kering tidak lembap sehingga perkaratan hanya terjadi sedikit
pada paku dan pada percobaan dengan minyak goreng dimana molekul minyak goreng
susah ditembus sehingga menciptakan suatu lapisan yang melindungi paku dari
lingkungan luar, hal ini menyebakan perkaratan hanya terjadi sedikit pada ujung paku.
Sedangkan faktor temperatur ditunjukan dengan membandingkan proses yang
terjadi pada paku yang diletaka pada air mendidih dan air biasa dimana ditemukan bahwa
paku yang diletakan pada air mendidih mengalami perkaratan lebih cepat karena
pengaruh suhu yang dapat mempercepat reaksi.

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan atau pengamatan, kelompok kami memberikan 6 perlakuan
berbeda pada paku yaitu paku diberi air biasa dan terbuka, paku diberi air biasa dan
tertutup, paku diberi air garam dan terbuka, paku diberi kapas dan terbuka, paku diberi
minyak dan terbuka, yang terkahir paku diberi air mendidih dan tertutup.
Setelah kelompok kami membandingkan, ternyata secara keseluruhan paku dalam
keadaan terbuka lebih cepat berkorosi dari pada paku dalam keadaan tertutup.
Penyebabnya adalah paku yang diletakkan di gelas terbuka teroksidasi oleh oksigen yang
ada disekitarnya sedangkan paku yang diletakkan di gelas tertutup terisolasi oleh udara
atau oksigen.
Jadi, kesimpulan yang kelompok kami dapat ambil adalah paku yang cepat
berkarat adalah paku di dalam air yang terbuka dan paku di dalam air garam (NaCl) yang
terbuka. Artinya pengaruh oksigen, air, dan zat elektrolit sangat kuat. Faktor penyebab
besi berkarat adalah O2, H2O, dan zat elektrolit. Bila konsentrasi O2, H2O, dan zat
elektrolit naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak

kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat
IX.

X.

atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://berbagiilmuindah.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-kimia.html
http://widyaastutisahnur.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-korosi-pada-paku.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai