Anda di halaman 1dari 18

I.

Judul : Korosi Besi (1)

II. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi korosi pada

besi

III. Landasan Teori

Korosi atau perkaratan adalah proses galvani alami yang


mengakibatkan kerusakan pada logam (dalam konteks ini logam yang
berkarat adalah besi/Fe). Korosi besi merupakan proses oksidasi besi oleh
oksigen atau belerang di lingkungan, yang mampu membentuk karat besi.
Fakta yang terjadi dalam korosi besi adalah sebagai berikut:

a. Besi tidak berkarat dalam udara kering, melainkan dalam kondisi


udara yang lembap.
b. Besi tidak berkarat dalam air tanpa udara, tetapi dapat berkarat
dalam air yang mengandung oksigen.
c. Hilangnya besi dan terbentuknya karat terjadi pada tempat/titik
yang berbeda namun pada benda yang sama.
d. Korosi besi berlangsung lebih cepat ada pH rendah, dalam
larutan bersifat elektrolit, atau karena kontak dengan logam yang
kurang aktif.
e. Korosi besi berlangsung lambat ketika besi kotak dengan logam
yang lebih aktif, misalnya Zn.

Reaksi yang terjadi dalam korosi logam adalah sebagai berikut:

3
Fe(s) + 2 O2(g) + nH2O Fe2O3∙nH2O(s)

.
Proses korosi besi terjadi saat besi mengalami kontak dengan air dan
oksigen. Besi akan mengalami oksidasi menjadi Fe2+ + 2e-. Elektron yang
dihasilkan mereduksi O2 menjadi H2O. Ion Fe2+ bergerak menuju kontak air-besi
dan bereaksi dengan O2 dan H2O, membentukFe2O3∙nH2O, yang merupakan karat
besi.

Proses perkaratan besi dapat dicegah melalui:

1. Perlindungan elektrokimia dengan menggunakan logam lain yang


lebih reaktif, misalnya Mg atau Al.
2. Perlindungan pada permukaan logam, misalnya dengan cat atau
logam lainnya (electroplating) untuk menghindari kontak logam
dengan O2 dan H2O.
3. Pembentukan Alloy, yaitu campuran logam dengan logam lain
sehingga menghasilkan campuran logam yang lebih kuat dan
tahan karat.

IV. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan Ukuran atau Satuan Jumlah
Tabung Reaksi dan Rak - 7/1
Paku Besi Panjang 1.5 inci 7
Amplas - 1 lembar
Prop Karet - 2
Kristal CaCl2 anhidrat 1M ± 2 gram
Larutan NaCl 1M 5mL
LarutanNH4Cl 1M 5 mL
Larutan Na2CO3 1M 5 mL
Minyak Tanah (kerosin) - 10 mL
V. Cara Kerja
1. Amillah 7 tabung reaksi, kemudian
a) tambahkan 5 mL air suling ke dalam tabung 1
b) tambahkan 2 gram kristal CaCL2 kemudian kapas kering ke dalam
tabung 2
c) tambahkan air yang sudah dididihkan ke dalam tabung 3 hingga
hampir penuh
d) tambahkan kira-kira 5 mL larutan NaCl 1 M ke dalam tabung 4
e) tambahkan kira-kira 5 mL larutan NH4Cl 1 M ke dalam tabung 5
f) tambahkan kira-kira 5 mL larutan Na2CO3 1 M ke dalam tabung 6
g) tambahkan kira-kira 10 mL kerosin ke dalam tabung 7
2. Amplaslah 7 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-
masing satu ke dalam tabung reaksi pada prosedur 1 diatas.
3. Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop karet hingga rapat.
4. Simpanlah tabung-tabung tersebut selama 5 hari, kemudian amati apa yang
terjadi. Catat pengamatan anda.

VI. Hasil Percobaan


1. Terbentuk karat pada tabung nomor 1, 4, dan 5
2. Tidak terbentuk karat pada tabung nomor 2, 3, 6, dan 7
3. Karat terbanyak terbentuk pada tabung nomor 5

VII. Pembahasan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 7 tabung dimana ke-7 tabung tersebut


digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada paku akan terjadi korosi
atau tidak dengan adanya perlakuan yang berbeda-beda. Pada tabung ke-1 berisi
5ml air suling, tabung ke-2 berisi 2gr kristal CaCl₂ dan kapas kering, tabung ke-3
berisi air yang didihkan diisi penuh dan ditutup rapat, tabung ke-4 berisi 5ml
larutan NaCl 1M, tabung ke-5 berisi 5ml larutan NH₄Cl 1M, tabung ke-6 berisi
5ml larutan Na₂CO₃ 1M, dan tabung ke-7 berisi 10ml kerosin. Percobaan ini
dilakukan selama 5 hari dengan dua kali pengamatan, pertama dihari kedua
setelah percobaan dan kedua dihari kelima setelah percobaan.

Pada hari kedua setelah percobaan telah menunjukkan adanya perubahan pada tiap
tabung, sebagai berikut:

 Tabung ke-1. Paku sudah berkarat, namun tidak sepenuhnya berkarat.


Terdapat endapan berwarna kuning di permukaan dan dasar tabung.
 Tabung ke-2. Paku sama sekali tidak berkarat, hal ini disebabkan karena
tidak adanya udara yang dapat masuk atau tidak ada kontak dengan
oksgen. Kristal CaCl₂ menyerap kandungan air di udara sehingga udara
kering dan tidak mengandung air.
 Tabung ke-3. Paku sama sekali tidak berkarat karena tidak adanya kontak
dengan oksigen dan saat air didihkan O₂ dalam air telah menguap.
 Tabung ke-4. Paku sedikit berkarat, karena adanya kontak langsung
dengan oksigen, NaCl merupakan larutan elektrolit yang berfungsi sebagai
perantara muatan sehingga terjadilah reaksi redoks. NaCl juga memiliki
sifat garam yaitu jika dilarutkan dalam air akan membentuk fase aqueous
yang mengandung unsur H2O.
 Tabung ke-5. Paku pada tabung ke-5 adalah paku yang paling berkarat.
Terdapat endapan berwarna kuning di dasar dan permukan tabung, hampir
seluruh bagian paku berkarat. Hal ini disebabkan karena larutan NH₄Cl
merupakan larutan yang bersifat asam yang dapat mempercepat korosi dan
kontak langsung dengan oksigen.
 Tabung ke-6. Paku tidak berkarat, hal ini disebabkan karena Na2CO3
merupakan basa dan mengandung CO2 sehingga yang bereaksi di katoda
adalah CO2 bukan O2 sehingga paku tidak berkarat.
 Tabung ke-7. Paku tidak berkarat, disebabkan karena minyak tanah
(kerosin) tidak dapat bereaksi atau berikatan dengan air. Selain itu minyak
tanah juga mampu mencegah kontak antara paku dan oksigen di udara
sehingga walaupun tabung tidak ditutup, oksigen tetap tidak dapat
melakukan kontak dengan paku.
Pada hari kelima setelah percobaan menunjukkan sedikit perubahan ataupun tidak
ada perubahan dari pengamatan hari kedua, sebagai berikut:

 Tabung ke-1. Air menjadi lebih keruh dan paku makin berkarat.

 Tabung ke-2. Tidak terjadi perubahan, paku tetap tidak berkarat.

 Tabung ke-3. Tidak terjadi perubahan, paku tetap tidak berkarat.

 Tabung ke-4. Air menjadi lebih keruh dan paku makin berkarat.

 Tabung ke-5. Paku sepenuhnya berkarat.

 Tabung ke-6. Tidak terjadi perubahan, paku tetap tidak berkarat.

 Tabung ke-7. Tidak terjadi perubahan, paku tetap tidak berkarat.

VIII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor


yang mempengaruhi perkaratan besi ialah air (H2O) dan udara (O2)
Sedangkan faktor yang mempercepat perkaratan ialah larutan garam elektrolit
(asam atau garam)
I. Judul : Korosi Besi(2)

II. Tujuan : mengetahui bagaimana pengaruh logam lain terhadap

proses korosi pada besi.

III. Landasan Teori

Korosi atau perkaratan adalah proses galvani alami yang


mengakibatkan kerusakan pada logam (dalam konteks ini logam yang
berkarat adalah besi/Fe). Korosi besi merupakan proses oksidasi besi oleh
oksigen atau belerang di lingkungan, yang mampu membentuk karat besi.
Fakta yang terjadi dalam korosi besi adalah sebagai berikut:

a. Besi tidak berkarat dalam udara kering, melainkan dalam kondisi


udara yang lembap.
b. Besi tidak berkarat dalam air tanpa udara, tetapi dapat berkarat
dalam air yang mengandung oksigen.
c. Hilangnya besi dan terbentuknya karat terjadi pada tempat/titik
yang berbeda namun pada benda yang sama.
d. Korosi besi berlangsung lebih cepat ada pH rendah, dalam
larutan bersifat elektrolit, atau karena kontak dengan logam yang
kurang aktif.
e. Korosi besi berlangsung lambat ketika besi kotak dengan logam
yang lebih aktif, misalnya Zn.

Reaksi yang terjadi dalam korosi logam adalah sebagai berikut:

3
Fe(s) + 2 O2(g) + nH2O Fe2O3∙nH2O(s)

.
Proses korosi besi terjadi saat besi mengalami kontak dengan air dan
oksigen. Besi akan mengalami oksidasi menjadi Fe2+ + 2e-. Elektron yang
dihasilkan mereduksi O2 menjadi H2O. Ion Fe2+ bergerak menuju kontak air-besi
dan bereaksi dengan O2 dan H2O, membentukFe2O3∙nH2O, yang merupakan karat
besi.

Proses perkaratan besi dapat dicegah melalui:

1. Perlindungan pada permukaan logam, misalnya dengan cat atau


logam lainnya (electroplating) untuk menghindari kontak logam
dengan O2 dan H2O.
2. Perlindungan elektrokimia dengan menggunakan logam lain yang
lebih reaktif, misalnya Mg atau Al.
3. Pembentukan Alloy, yaitu campuran logam dengan logam lain
sehingga menghasilkan campuran logam yang lebih kuat dan
tahan karat.
IV. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Ukuran / Satuan Jumlah
Tabung Reaksi dan Rak biasa 4/1
Paku Besi Panjang 1,5 inci 5
Amplas - 1 lembar
Gelas Kimia 1L 1
Cawan Petri - 1
Pita Magnesium
Lempeng Seng
0,5 × 5 cm Masing-masing 1
Lempeng Tembaga
Kawat Timah
Agar-agar serbuk 6 gram
Larutan K3Fe(CN)6 5% 50 mL
Larutan NaOH - 5 mL
Larutan garam besi (II) - 5 mL
Larutan garam besi (III) - 5 mL
Larutan garam seng - 5 gram
Kristal NaCl - 15 gram
Larutan Fenolftalein - 5 mL
Pengaduk Kaca Panjang 1
Alat pembakar, tungku, - 1 set
kasa
Neraca - 1
Silinder Ukur 25 mL 1
V. Cara Kerja
1. Percobaan pendahuluan. Percobaan ini diperlukan untuk menafsirkan
hasil-hasil percobaan selanjutnya.
a) Tambahkan larutan Fe2+ dan larutan Fe3+ masing-masing ke dalam
larutan K3Fe(CN)6 di dalam dua tabung reaksi berlainan. Amati dan
catat pengamatan anda.
b) Tambahkan larutan Zn2+ ke dalam tabung reaksi berisi K3Fe(CN)6,
catat pengamatan anda.
c) Tambahkan larutan fenolftalein ke dalam larutan yang bersifat basa
(NaOH), catat pengamatan anda.
2. Amplaslah semua pita logam dan paku yang digunakan.
3. Lilitkan sepotong pita magnesium erat-erat pada paku pertama,
sepotong lempeng seng pada paku kedua, sepotong kawat timah pada
paku ketiga, sepotong lempeng tembaga pada kawat keempat, dan
sebuah paku yang tidak terlilit. Letakkan lima batang paku tersebut di
dalam sebuah cawan petri dengan letak diatur agar tidak saling
bersentuhan. Tuangkan larutan agar-agar yang suam yang mengandung
NaCl, K3Fe(CN)6, dan fenolftalein sampai menutupi paku-paku itu.
Catat hasil yang terlihat setelah beberapa menit dan setelah beberapa
jam. Buat interpretasi hasil pengamatan anda dengan mengacu pada
deret elektrokimia.

Catatan: Larutan agar agar dibuat sebagai berikut.

Tambahkan 6 gram agar-agar dan 15 gram NaCl dalam 500 mL air dan
panaskan sampai larut semuanya. Tambahkan 10 mL larutan K3Fe(CN)6 5% dan
4mL larutan fenolftalein. Larutan agar-agar hendaknya dibiarkan agar suhunya
turun sampai hampir suhu kamar sebelum dituangkan ke dalam cawan petri.
VI. Hasil Percobaan
1. Percobaan Pendahuluan
Campuran larutan Warna
Fe2+ + K3Fe(CN)6 Warna campuran hijau gelap
Fe3+ + K3Fe(CN)6 Warna campuran kuning hitam
Zn2+ + K3Fe(CN)6 Warna campuran kuning cerah
Larutan basa + fenolftalein Warna campuran ungu muda

2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi


- Pengaruh suatu logam terhadap proses korosi besi bergantung pada urutan
potensial sel standar logam masing-masing.
- Logam lain dan paku besi akan bersaing sebagai reduktor dan oksidator
sesuai potensial sel standarnya.
- Logam yang dapat melindungi paku dari korosi memiliki potensial sel
standar yang lebih kecil dari potensial sel standar Fe.
- Zn merupakan logam yang paling kuat melindungi Fe dari karat.
VII. Pembahasan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 tabung dan 1 cawan petri. Pada


tabung ke-1 berisi larutan Fe²⁺ dalam K₂Fe(CN)6, tabung ke-2 berisi larutan Fe³⁺
dalam K₂Fe(CN)6, tabung ke-3 berisi larutan Zn²⁺ dalam K₂Fe(CN)6, dan tabung
ke-4 berisi larutan PP (fenolftalein) dalam larutan basa. Pada tiap tabung tersebut
terjadi perubahan warna sebagai berikut.

 Tabung ke-1. Berwarna biru gelap, menghasilkan ion Fe²⁺.

 Tabung ke-2. Berwarna hijau gelap dan menghasilkan Fe³⁺, sekilas


menyerupai tabung ke-1

 Tabung ke-3. Berwarna kuning, menghasilkan ion Zn²⁺.

 Tabung ke-4. Berwarna merah muda pekat, menghasilkan ion OH⁻.

Pada cawan terdapat 5 buah, 1 paku tidak dililit logam lain dan 4 paku yang telah
dililit oleh logam lain, yaitu logam Zn, Cu, Mg, dan Sn. Hasilnya sebagai berikut.
 Paku yang tidak dililit logam lain. Menghasilkan warna biru gelap
menunjukkan adanya ion Fe²⁺ dan warna hijau gelap menunjukkan adanya
ion Fe³⁺. Terjadi reaksi oksidasi sehingga mengindikasikan terjadinya
korosi.

 Paku yang dililit logam Mg. Mg disini bertindak sebagai anode karena
memiliki potensial sel yang lebih rendah dibanding Fe. Terdapat
gelembung gas disekitar paku yang menunjukkan adanya gas H₂. Warna
merah muda pekat menunjukkan adanya ion OH⁻ dari hasil reaksi pada
katode. Berdasarkan hasil reaksi pada anode, Mg mengalami oksidasi
sehingga dapat melindungi paku dari korosi.

 Paku yang dililit logam Zn. Zn bertindak sebagai anode karena memiliki
potensial sel yang lebih rendah dibanding Fe. Terdapat gumpalan
berwarna agak kekuningan menunjukkan adanya ion Zn²⁺. Warna merah
muda pekat menunjukkan adanya ion OH⁻ dari hasil reaksi pada katode.
Berdasarkan hasil reaksi pada anode, Zn mengalami oksidasi sehingga
dapat melindungi paku dari korosi.

 Paku yang dililit logam Cu. Cu bertindak sebagai katode karena memiliki
potensial sel yang lebih tinggi dibandingkan Fe. Warna merah muda pekat
menunjukkan adanya ion OH⁻ dari hasil reaksi pada katode. Warna biru
tua menunjukkan adanya ion Fe²⁺ dari hasil reaksi pada anode. Dari hasil
reaksi oada anode, Cu mengalami reduksi sehingga tidak dapat melindungi
paku dari korosi.

 Paku yang dililit logam Sn. Sn bertindak sebagai katode karena memiliki
potensial sel yang lebih tinggi dibandingkan Fe. Warna merah muda pekat
menunjukkan adanya ion OH⁻ dari hasil reaksi pada katode. Warna biru
tua menunjukkan adanya ion Fe²⁺ dari hasil reaksi pada anode. Dari hasil
reaksi oada anode, Sn mengalami reduksi sehingga tidak dapat melindungi
paku dari korosi.
VIII. Kesimpulan

Korosi pada besi terjadi akibat adanya reaksi oksidasi pada besi. Korosi tersebut
dapat dicegah dengan melapisi besi dengan logam yang potensial elektrode nya
lebih negatif daripada besi.
Korosi Besi (I)

Pertanyaan :

1. Apakah tabung dimana tabung berkarat terdapat oksigen dan air?


Ya, karena jenis logam didalam tabung cukup reaktif sehingga
logam teroksidasi oleh udara (O2) di sekitarnya dan terdapat bagian yang
berinteraksi langsung dengan pereduksi air (H2O).

2. Apakah tabung dimana paku tidak berkarat terdapat oksigen dan air?
Tidak, karena paku di dalam tabung tersebut tidak mengalami
korosi.

3. Berdasarkan kegiatan di atas, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi


perkaratan besi?
1) Oksigen, berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami
reduksi pada bagian logam yang bertindak sebagai katode. Semakin
banyak oksigen di suatu tempat maka akan semakin cepat korosi
logam terjadi.
2) Air, semakin sering logam terkena air maka semakin cepat logam
tersebut mengalami korosi.
3) Faktor dari bahan, meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya.
4) Faktor dari lingkungan, meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi)
terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-
organik maupun organik.

4. Jelaskan terbentuk atau tidak terbentuk karat pada masing-masing tabung


pada kegiatan di atas!
Pada bagian yang terbentuk karat terjadi karena ketika air
mendidih di masukkan dan kemudian ditutup maka penguapan air
terkumpul dan tidak melayang – layang ke udara, sehingga logam dengan
cepat berinteraksi dengan uap air atau dapat dilihat dari asal / kandungan
O2 yang dari tiap – tiap tabung. Dan setelah air didinginkan , air tersebut
akan kehilangan oksigen terlarut, ini juga mempercepat terjadinya korosi.
Sedangkan pada tabung lainnya penyebab korosi berasal dari suhu,
kelembapan, udara dan tingkat keasaman. Pada tabung ini air dimasukan
begitu saja dan dibiarkan terbuka. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan
korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi.
Pada tabung yang tidak terbentuk karat terjadi karena pada tabung
yang hanya diisi oleh kapas (dapat menyerap air) ditutup sehingga udara
tidak mengalami perputaran dan tak ada uap air. Karena tabungnya
ditutup, akhirnya udara tidak dapat menguap dan mengalami pelepasan ke
udara yang lebih bebas. Sedangkan pada tabung lainnya yang berisikan
minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks sehingga tidak dapat
membuat paku menjadi berkarat.

5. Buatlah kesimpulan tentang percobaan anda!


Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara logam dengan zat di lingkungannya. Faktor terjadinya korosi adalah
pencemaran udara, suhu, kelembapan, dan keberadaan zat kimia yang
bersifat korosif. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa korosi dapat disebabkan oleh air dan oksigen.
Korosi Besi (II)

Pertanyaan :

1. Sebutkan logam yang bertindak sebagai anode dan logam yang bertindak
sebagai katode pada percobaan b.3-5 diatas!
Pada paku yang dililit magnesium (Mg) dan seng (Zn), yang
berperan sebagai anode adalah magnesium (Mg) dan seng (Zn) sedangkan
besi (Fe) berperan sebagai katode.
Pada paku yang dililit dengan timah (Sn) dan tembaga (Cu), yang
berperan sebagai anode adalah besi (Fe) sedangkan timah (Sn) dan
tembaga (Cu) berperan sebagai katode.
2. Dengan menggunakan daftar potensial elektrode apakah hasil percobaan
b.3-5 diatas sesuai dengan yang diharapkan? Jelaskan!
Mg : -2,37
Zn : -0,76
Fe : -0,44
Sn : -0,14
Cu : +0,34
Seperti yang ditunjukkan pada data potensial elektrode diatas, hasil
percobaan yang diperoleh telah sesuai yang diharapkan karena pelapisan
dengan logam magnesium dan seng terjadi reduksi pada besi, sedangkan
pada pelapisan dengan timah dan tembaga terjadi oksidasi pada besi.
3. Logam manakah yang dapat melindungi dan logam mana yang dapat
mempercepat korosi besi? Apakah logam tersebut mempunyai potensial
elektrode lebih positif atau lebih negative disbanding potensial elektrode
besi?
Logam yang dapat membantu mencegah korosi adalah magnesium
(Mg) dan seng (Zn) karena memiliki Eo sel yang lebih negatif daripada
besi. Sedangkan, logam yang dapat membantu mempercepat korosi adalah
timah (Sn) dan tembaga (Cu) karena memiliki Eo sel yang lebih positif
daripada besi.
4. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini!
Korosi pada besi terjadi akibat adanya reaksi oksidasi pada besi.
Korosi tersebut dapat dicegah dengan melapisi besi dengan logam yang
potensial elektrode nya lebih negatif daripada besi.
Daftar Pustaka

Ruslan, Damrayani. 2012. Laporan Penelitian Korosi Besi.


http://damrayani.blogsp ot.co.id/2012/02/laporan-penelitian-korosi-besi.html,
diunggah pada 11 November 2017 pukul 23.33 WIB.

Chairunnisah, dkk. 2014. Laporan Kimia Tentang Besi/Paku.


http://anisneztart.blogsp ot.co.id/2015/01/laporan-kimia-tentang-kor osi-
besipaku.html, diunggah pada 11 November 2017 pukul 23.58 WIB.

http://tianingsihtia.blogspot.co.id/2015/02/korosi-besi_7.html, diunggah pada 11


November 2017 pukul 23.48 WIB

https://nestiituagnes.wordpress.com/2010/10/23/percobaan-korosi/, diunggah pada


12 November 2017 pukul 00.10 WIB
A. Daftar Hadir Proses Penyelesaian Laporan Tetap Praktikum
No. Nama Siswa Nomor Absen Tanda Tangan
1. Caren Michele 05
2. Elbert Antonio 10
3. Jesse Elrica Latief 21
4. Kevin Nicholas Yapito 24
5. Merry Yohanes Lauw 31
6. Saeh Muhammad 37

B. Hasil Penilaian
No. Keterangan Yang di Nilai Nilai
1. Kelengkapan data halaman sampul dan di salin (skor 2)
2. Menuliskan nomor praktikum (skor 3)
3. Menuliskan judul praktikum (skor 5)
4. Menuliskan tujuan praktikum (skor 7)
5. Landasan teori (skor 20)
6. Menuliskan alat dan bahan (skor 5)
7. Menuliskan prosedur kerja (skor 10)
8. Menuliskan data hasil pengamatan (skor 10)
9. Jawaban pertanyaan dan pembahasan (skor 20)
10. Analisis dan kesimpulan (skor 10)
11. Menyertakan dokumen foto/gambar (skor 5)
12. Menuliskan daftar pustaka (skor 3)
Total Nilai

Palembang, 13 November 2017


Guru Pembimbing Praktikum

F. Untung Supriyanto, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai