Anda di halaman 1dari 12

A.

Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan korosi pada besi.

B. Teori percobaan
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya,
sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang
logam, ada pula definisi lain yang mengatakan bahwa korosi merupakan rusaknya logam karena
adanya zat penyebab korosi. . Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara
alami pada permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH). Pasivitas dari
lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya adanya penurunan
pH atau alkalinitas dari lingkungan ataupun serangan dari ion-ion klorida. Pada proses korosi
terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi
pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang
dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat
rapuh serta berpori. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari
peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi
mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida
atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dinama besi
mengalami oksidasi.
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku sebagai
katode, dimana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V atau
O2(g) + 2H+(aq) + 4e → 2H2O(l) E0 = + 1,23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . nH2O, yaitu karat besi. Maka reaksi
yang terjadi :
Anode : 2Fe(s) → 2Fe2+(aq) + 4e E0 = + 0,44 V
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V
Rx Sel : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH-(aq) E0 reaksi = 0,84 V
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq)
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang
bertindak sebagai katode bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau
perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Dari reaksi terlihat bahwa
korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang
kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata
dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak
dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga),
serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
Penghambat terjadinya korosi.
1. Pembuatan logam homogen
Pada pembuatan logam dalam industri diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin
dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu
bagian, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya
korosi.
2. Pelapisan dengan cat
Pelapisan logam dengan cat bertujuan untuk mencegahkontak antara permukaan logam dengan
udara yang mengandung oksigen dan uap air.
3. Pelapisan dengan logam lain
Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena
potensial reduksi Cu dan Sn lebih positif (Eº Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan Eº Sn2+ | Sn = -0,14
Volt) daripada potensial reduksi besi (Eº Fe2+ | Fe = -0,44 Volt). Namun bila lapisan ini bocor
sehingga lapisan Cu dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan
Sn, logam lain yang dapat digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt).
4. Cara proteksi katodik
Jika logam besi dihubungkan dengan seng (Zn), besi tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal
ini disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi dimana potensial reduksi Zn (Eº
Zn2+ | Zn = -0,76 Volt) lebih negatif daripada potensial reduksi Fe (Eº Fe 2+ | Fe = -0,44 Volt).
Seng bereaksi dengan O2 dan H2O dalam lingkungan yang mengandung CO2 dan membentuk
seng karbonat. Seng karbonat berfungsi untuk melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara ini
disebut juga cara katode pelindung. Logam Magnesium (Mg) yang termasuk alkali tanah banyak
digunakan untuk keperluan ini.

C. Alat dan bahan


1. 4 buah tabung reaksi 6. Air yang sudah didihkan
2. 4 buah paku 7. Minyak tanah
3. Air suling atau aquades 8. Amplas
4. Kristal CaCl2 9. Prop atau sumbat karet
5. Kapas 10. Rak tabung reaksi
D. Cara kerja
1. Ambillah 4 tabung reaksi lalu beri label 1-4 dan kemudian ;
a. Tambahlah 5 mL air suling ke dalam tabung 1,
b. Tambahkan 2 gram Kristal CaCl2 lalu beri kapas kering ke dalam tabung 2,
c. Tambahkan air yang sudah didihkan ke dalam tabung 3 hingga hamper penuh,
d. Tambahkan kira-kira 10 mL minyak tanah ke dalam tabung 4.
2. Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke
dalam tabung reaksi pada prosedur 1 di atas.
3. Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
4. Simpanlah tabung-tabung tersebut selama 3 hari, kemudian amati apa yang terjadi
E. Data hasil pengamatan
Hasil pengamatan
Hari ke-
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
1 + - + -
2 + - + -
3 + - + -

F. Analisis hasil pengamatan


1. Pada tabung berapakah paku mengalami perkaratan?
Jawab : pada tabung pertama yang berisi paku dan 5 mL air suling (aquades), dan
tabung ketiga yang berisi paku dan air yang sudah didihkan.
2. Pada tabung berapa paku tidak mengalami perkaratan?
Jawab : pada tabung kedua yang berisi paku dan 2 gram Kristal CaCl2 dan kapas, dan
tabung keempat yang berisi paku dan 10 mL minyak tanah.
3. Pada tabung berapa paku cepat mengalami perkaratan? Mengapa demikian!
Jawab : pada tabung pertama yang berisi paku dan air suling (aquades). Hal ini terjadi karena
seperti yang kita ketahui bahwa faktor utama penyebab terjadinya korosi adalah adanya air dan
oksigen. Pada tabung pertama yang berisi aquades, terdapat air dan oksigen terlarut. Selain itu,
keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang berada di udara dapat berikatan
dengan aquades, akibatnya keadaan tabung menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi dapat
terjadi pada paku di tabung pertama.
4. Apa fungsi kalsiumklorida anhidrat pada tabung 2?
Jawab : kalsiumklorida anhidrat pada tabung 2 berfungsi untuk membantu meningkatkan kadar
kalsium air, yang pada gilirannya meminimalkan potensi terjadinya korosi, karena kalsium
klorida padat dapat menghilangkan air terlarut.
5. Bagaimana kandungan oksigen terlarut pada air yang sudah didihkan!
Jawab : air yang telah didihkan tersebut akan kehilangan kandungan oksigen terlarutnya, karena
pada proses pemanasan akan terjadi penguapan.
6. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi besi!
Jawab : Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran
bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik
yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi
pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH
dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan
naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam
yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah
dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi
galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah
terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan
yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa
putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan
korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada
kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong
bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, satu sama lain dengan material pipa. Kombinasi
faktor-faktor dan pengaruhnya terhadap reaksi-reaksi korosi akan membantu menentukan berapa
besarnya kecepatan jalannya korosi. Bila faktor berubah, maka kecepatan korosipun berubah.
7. Jelaskan proses terjadinya korosi pada besi!
Jawab : Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang
terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi
pembentukan karat :
Anode : Fe Fe2+ + 2e-
Katode : O2 + 4H+ + 4e- 2H2O
Logam Fe yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi menjadi ion
Fe2+ . Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung
tetesan air ini disebut anode.
Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui tetesan air, sedangkan elektron
mengalir dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi O2 dari udara
dan menghasilkan air. Ujung tetesan yang merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut
katode. Sebagian O2 dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang
membentuk karat besi (Fe2O3.nH2O).
8. Korosi adalah peristiwa sel elektrokimia alam. Tuliskan reaksi sel volta dalam proses
perkaratan besi!
Jawab : anode : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- x2
katode : O2(aq) + 2H2O(I) + 4e- → 4OH-(aq) x1
redoks : 2Fe + O2 +2H2O → 2Fe2+ + 4OH-
reaksi lengkap : 2Fe + O2 +2H2O → 2Fe(OH)2

G. Kesimpulan
1. Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat
berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup, karena perkaratan pada
paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air.
2. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH
naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki
seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan
korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.

Judul : Percobaan Korosi Pada Logam ( Paku )


Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi dan faktor-faktor
apa saja yang dapat mempercepat korosi

Landasan Teori:
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya,
sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang
logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan..Dalam
kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3·xH2O.
Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak
sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak
sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe → Fe2+ + 2 e–
Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi.
Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.

a. Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat
membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau jembatan.
Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-
alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan cara dicat
atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang
terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi).
Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2) Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan sebagai anode.
Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di
sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut mudah
teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara
menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak
teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi
dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium
(Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang
besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah bagian
dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya : Fe → 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal
pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron
4e- yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- —–> 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran
zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.

Reaksi perkaratan besi


a. Anoda: Fe(s) → Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
2 H2O + O2 + 4e- → 4OH-
b. 2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe → 3Fe2+ + 4OH- + H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari
bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan,
bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik.
Faktor yang mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila
konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting,
karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan
dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh
karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik,
kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin
besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) +
2e- → H2
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur
air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah
memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat
menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat
dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan
menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan
aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan
menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya.
CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi
sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat
mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika
terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk
berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
B. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Kelas XII IPA U2, pada tanggal 14 November 2012
Alat dan Bahan Praktikum
1) Percobaan korosi paku
a. Alat
 5 buah gelas plastik
 Plastik 3 biji
 Paku ukuran besar yang masih mengkilap.
 Karet
b. Bahan
 Air suling
 Larutan NaCl ( air garam)
 Minyak Goreng
 Air panas
Prosedur Kerja
1) Menyelidiki Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
1. Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Alat : 5 buah gelas plastik, kapas, paku ukuran besar yang masih mengkilap.
Bahan : Air suling, larutan NaCl, air panas
2. Beri label setiap gelas dengan tulisan :
 Gelas 1 (udara kosong)
 Gelas 2 (air garam)
 Gelas 3 (air suling)
 Gelas 4 ( air panas)
Gelas 5 (minyak goring)
3. Menuangkan semua larutan ke dalam gelas dengan tinggi kira-kira 3 cm.
 Gelas I : memasukan paku ke dalam gelas yang kosong dan ditutup oleh Plastik
 Gelas II : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi larutan NaCl dan ditutup oleh plastik ,
dengan posisi semua terkena larutan
 Gelas III : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H2O ( air suling ) , dengan posisi semua
bagian terkena air dengan keadaan terbuka.
 Gelas IV : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H2O( air) mendidih dengan posisi
semua bagian terkena air dan ditutup oleh plastik
 Gelas V : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi minyak goreng , dengan posisi semua
bagian terkena air dalam keadaan terbuka
4. Simpan tabung ( gelas aqua) tersebut selama ±7 hari
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut
6. Buat Kesimpulan dari percobaan.
Hasil Pengamatan

Perubahan pada gelas


Nama
Ket.
Gelas Sebelum Setelah 7 hari Has
il
Tidak ada karat Udara kosong Pen
1 gam
( tertutup) ata
Paku menghitam dan ada Paku dalam air garam n

serbuk kuning yang melekat (NaCl) :


2 di paku. ( tertutup)
1.
Paku masih Air tidak berubah warna Pak
mengkilat dan air tetapi menjadi agak keruh u
yan
masih jernih Paku menghitam dan ada Paku dalam aqua ( bening) g
serbuk kuning yang melekat ( terbuka) dim
3 asuk
di paku. an
Air menjadi berwarna kuning ke
dala
Sedikit serbuk kuning Paku dalam air panas m
4 wad
( tertutup)
ah
Paku dalam minyak goring kos
Paku masih
5 ong
Tidak ada karat ( terbuka)
mengkilat tertu
tup
mengalami korosi sedikit karena adanya suhu.

2. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air garan yang tertutup mengalami korosi
karena larutan air garam terdapat O2 dan H2O
3. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air bening yang terbuka mengalami korosi
karena adanya O2 dan H2O
4. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas dalam keadaan tertutup
mengalami korosi karena terdapat H2 O
5. yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak dalam keadaan terbuka tidak mengalami
korosi karena tidak ada O2.
Korosi yang terjadi pada Paku
Pembahasan
1. Paku yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada gelas( III ) yang berisi air dan paku
serta wadah yang terbuka
2. Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( II ) yang berisi air garam dan
paku serta wadah yang tertutup tetapi korosi pada gelas II lebih banyak.
3. Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( IV ) yang berisi air panas dan
paku dengan wadah yang tertutup
4. Paku yang mengalami sedikit korosi terdapat pada wadah kosong karena pengaruh suhu
5. Paku dalam wadah minyak tidak mengalami korosi karena tidak ada air dan oksigen.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan jika KOROSI terjadi
karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya beberapa factor yang
menyebabkan korosi terjadi , adapun factor itu adalah :
 Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya,
jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam tertentu yang
cukup reaktif, seperti besi (Fe).
 Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O) , sehingga jika lebih
mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2 )
 Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya HCl, dan
larutan lainya dari asam halida.
 Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk bereduksi sehingga
kejadian korosi dapat dicegah
 Ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial
terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bilamasih bersih dari oksida.I .

Anda mungkin juga menyukai