Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENGAMATAN

FAKTOR – FAKTOR YANG


MENYEBABKAN KOROSI

OLEH :

IRFAN SETIAWAN (14)


MEGANRIZKI FADHILAH IRSAADI (17)
SITI NUR FADILAH (30)
TRISTA DWI ANDRINITA (31)

XII – IPA 3

SMA NEGERI 13 SURABAYA


 TUJUAN :
Untuk mengetahui faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi.

 ALAT & BAHAN :


1. Botol aqua kosong 10
2. Paku ukuran sedang yang masih baru 10 buah
3. Spidol
4. Amplas
5. Air garam
6. Cuka
7. Minyak goreng
8. Air mineral (CLEO)

 LANDASAN TEORI :
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi
senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung
air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di
udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau
biasa disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Pada proses
pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen
(O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Persamaan reaksi pembentukan karat.

Anode : Fe → Fe2+ + 2e-


Katode : O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–

Korosi merupakan proses elektrokimia. Karat logam umumnya berupa


oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O 3. nH 2O,
suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi
mengalami oksidasi.

Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e- Eº = +0.44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu


yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e- ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
atau
+ -
O2(g) + 4H (aq) + 4e ↔ 2H2O(aq) Eº = +1.23 V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi


membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen
dan air.

 LANGKAH KERJA :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan paku dan diamplas.
3. Menyiapkan botol aqua kosong dengan masing – masing diberi nama
sesuai cairan yang akan dimasukkan
2 botol pertama : KOSONG
2 botol kedua : AIR MINERAL (CLEO)
2 botol ketiga : CUKA
2 botol keempat : AIR GARAM
2 botol kelima : MINYAK GORENG
4. Pada botol berlabel KOSONG, memasukkan paku kedalam botol.
Botol pertama tidak tertutup dan botol kedua tertutup rapat.
5. Pada botol berlabel AIR MINERAL (CLEO), menuangkan air mineral
dengan tinggi kira – kira 2 cm kemudian paku dimasukkan. Botol
pertama tidak tertutup dan botol kedua tertutup rapat.
6. Pada botol berlabel CUKA, menuangkan cuka dengan tinggi kira – kira
2 cm kemudian paku dimasukkan. Botol pertama tidak tertutup dan
botol kedua tertutup rapat.
7. Pada botol berlabel AIR GARAM, menuangkan air garam dengan
tinggi kira – kira 2 cm kemudian paku dimasukkan. Botol pertama
tidak tertutup dan botol kedua tertutup rapat.
8. Pada botol berlabel MINYAK GORENG, menuangkan minyak goreng
dengan tinggi kira – kira 2 cm kemudian paku dimasukkan. Botol
pertama tidak tertutup dan botol kedua tertutup rapat.
9. Mengamati perubahan yang dialami oleh paku dan cairan yang ada di
dalamnya selama 2 hari.
10.Mencatat perubahan yang terjadi selama waktu pengamatan.
 PEMBAHASAN :
Dari pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang
paling cepat mengalami korosi adalah botol AIR MINERAL terutama yang
terbuka dan botol air mineral yang tertutup, lalu hari kedua diikuti
dengan botol AIR GARAM tutup terbuka dan tertutup, kemudian botol
KOSONG terbuka dan tertutup, juga CUKA terbuka dan tertutup. Paku
yang berada dalam botol minyak goreng baik yang terbuka ataupun yang
tertutup tidak mengalami perubahan sama sekali.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur
bahan, bentuk kristal, unsur – unsur yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dsb. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat
pencemaran udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat – zat kimia yang
bersifat korosif dsb. Bahan – bahan korosif terdiri atas asam, basa, serta
garam, baik dalam bentuk senyawa maupun organik. Penguapan dan
pelepasan bahan – bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
mempercepat proses korosi. Flour, Hidrogen Flourida beserta senyawa –
senyawanya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini
umumnya dipakai untuk sintesa bahan – bahan organik. Amoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan
industri. Pada suhu dan tekanan normal bahan ini berada dalam bentuk
gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
Reaksi perkaratan besi
a. Anoda: Fe(s) → Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
2 H2O + O2 + 4e- → 4OH-
b 2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe → 3Fe2+ + 4OH- + H2
. Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O

Faktor yang mempengaruhi Korosi


Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa
faktor, antara lain:
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan
korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan
penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS.
Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh
karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada
umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7
semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang
berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2
4. Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah
kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa →
logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah
teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat
lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam
yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana
aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka
akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di
pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan
korosi cepat terjadi.

 KESIMPULAN :
Jadi, dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, unsur –
unsur yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dsb. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat – zat kimia
yang bersifat korosif dsb. Bahan – bahan korosif terdiri atas asam, basa, serta garam,
baik dalam bentuk senyawa maupun organik. Udara dalam ruangan yang terlalu asam
atau basa dapat mempercepat proses korosi. Korosi juga memerlukan O2 dan H2O
karena korosi akan terjadi lebih cepat jika suau logam bereaksi dengan oksigenmaka
oksigen tersebut akan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif (seperti:Fe),
juga korosi akan terjadi cepat jika pereduksinya adalah air. Peranan udara sangat
berpengaruh dalam peristiwa korosi.
 BUKTI PENGAMATAN :
SEBELUM

SESUDAH
TERBENTUKNYA GELEMBUNG PADA PAKU YANG DI DALAM
LARUTAN CUKA

HASIL

Anda mungkin juga menyukai