Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-nya penyusun
dapat menyelasaikan makalah tentang korosi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.dan juga penyusun berterima kasih kepada Ibu Sari Febriani S.Pd. selaku guru
pembimbing mata pelajaran kimia yang telah memberi tugas ini.penyusun sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambahkan wawasan tentang KOROSI. Penyusun
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik,saran,dan usulan makalah yang
telah penyusun buat di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri
maupun orang yang membacanya.sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………
2.TUJUAN………………………………………………………………………………………………………
BAB II
1. PENGERTIAN KOROSI…………………………………………………………………………………
2. PENYEBAB TERJADINYA KOROSI………………………………………………………………..
3. REAKSI KIMIA/SENYAWA…………………………………………………………………………..
4. PENCEGAHAN TERJADINYA KOROSI…………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………...iii
1.KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………iv
BAB I
PENDAHULUAN
lingkungan asam, udara, embun, air tawar, air laut, air danau, air sungai dan air
tanah.
Sama halnya dengan dengan tulang manusia yang menjadi rapuh karena
penuaan, logam yang terkorosi juga menjadi rapuh akibat proses perkaratan
sel korosi oleh galvanik. Konsep ini kemudian berkembang dan digunakan untuk
menjelaskan fenomena korosi basah dan fenomena korosi kering seperti yang
masih terus dilakukan baik di dunia kerja maupun di dunia pendidikan. Di dunia
dalam melihat fenomena korosi yang terjadi pada logam. Salah satu cara untuk
melihat fenomena korosi yang terjadi pada suatu logam adalah dengan melakukan
praktikum di laboratorium.
1.2 Tujuan
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi : 4Fe2+(aq)
+ O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq) Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan dan bagian mana yang bertindak sebagai katode bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi
memerlukan oksigen dan air.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan
dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi
pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat
dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan
panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).
5. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam
yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
6. Metalurgi
Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang
terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni
timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom
unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah.
Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah
anode.
7. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi
pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu
menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.
C.REAKSI KIMIA/SENYAWA
proses reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut: Anoda : { Fe (s) Fe2+
(aq) + 2 e } 2x Katoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e 2 H2O (l) Redoks : 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq)
Fe2+ (aq) + 2 H2O (l) Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk
proses korosi ini adalah Eo sel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H+
sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3.
Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk
besi(III) oksida: 4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8 H+(aq) Hidrat besi(III)
oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah: O2 (g)
+ 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq) Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus
menerus, sebab lapisan senyawa besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah
ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih
negatif dibandingakn besi, proses korosi lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al2O3,
yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak
dengan udara luar.
D.PENCEGAHAN KOROSI
Berdasarkan proses terjadinya korosi, maka ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah korosi, yaitu perlindungan mekanis dan perlindungan elektrokimia.
1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan mekanis ialah mencegah agar permukaan logam tidak bersentuhan
langsung dengan udara. Untuk jangka waktu yang pendek, cara ini dapat dilakukan dengan
mengoleskan lemak pada permukaan logam. Untuk jangka waktu yang agak lama, dapat
dilakukan dengan pengecatan. Salah satu cat pelindung yang baik ialah meni (Pb3O4) karena
selain melindungi secara mekanis juga memberi perlindungan elektrokimia. Selain pengecatan,
perlindungan mekanis dapat pula dilakukan dengan logam lain, yaitu dengan cara penyepuhan.
Untuk perlindungan agar barang-barang yang terbuat dari besi tidak cepat rusak, maka
besi (E° = –0,44 volt) lebih baik dilapis dengan seng (E° = –0,76 volt) daripada dilapis dengan
timah (E° = –0,14 volt).
Apabila terjadi goresan atau di permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan
partikel-partikel lain, terjadilah sel volta mini dengan Zn sebagai anodenya dan Fe sebagai
katodenya.Zn akan teroksidasi terlebih dahulu karena harga E°-nya lebih kecil daripada Fe,
sehingga korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam) tidak terjadi.
Apabila terjadi goresan atau lapisan mengelupas kedua logam akan muncul di
permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain terjadilah sel volta mini.
Di sini Fe akan bertindak sebagai anode karena E0 Fe lebih kecil daripada E° Sn, hingga Fe akan
teroksidasi lebih dulu. Di sini akan terjadi proses korosi elektrolitik. Oleh karena itu, pelat besi
yang dilapisi timah akan cepat berlubang-lubang daripada besi Galvani. Hanya dari segi
keindahan, besi yang dilapisi dengan NiCr dan Sn tampak lebih bagus daripada besi yang dilapisi
Zn.
2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan elektrokimia ialah mencegah terjadinya korosi elektrolistik (reaksi
elektrokimia yang mengoksidasi logam).Perlindungan elektrokimia ini juga disebut
perlindungan katode (proteksi katodik) atau pengorbanan anode (anodaising). Cara ini
dilakukan dengan menghubungkan logam pelindung, yaitu logam yang lebih tidak mulia (E°-nya
lebih kecil). Logam pelindung ini ditanam di dalam tanah atau air dekat logam yang akan
dilindungi. Di sini akan terbentuk “sel volta raksasa” dengan logam pelindung bertindak sebagai
anode.
a. Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam
yang lebih aktif, misalnya Mg yang dihubungkan dengan kawat batang
magnesium akan mengalami oksidasi dan mg yang rusak dapat diganti dalam
jangka waktu tertentu,sehingga pipa yang terbuat dari besi terlindung dari
korosi.
b. Untuk melindungi menara-menara raksasa dari pengkaratan, maka bagian kaki
menara dihubungkan dengan lempeng magnesium yang ditanam dalam tanah.
Dengan demikian menara besi akan menjadi katode magnesium dan lempeng
Mg sebagai anodenya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.