Anda di halaman 1dari 14

KOROSI

Disusun Oleh :

Annisa Sarrassati (03) / XII IPA 4

Fawwaz Pratangga (10) / XII IPA 4

Hafiz Voleta Wibowo (12) / XII IPA 4

Puella Oriana S. (24) / XII IPA 4

Ratriamy Cahyandari (26) / XII IPA 4

SMA Negeri 9 Yogyakarta

Th. 2019/2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Korosi. Shalawat serta
salam kami limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. yang telah membawa kita
dari alam kegelapan menuju alam terang benerang dan dari alam kebodohan menuju
alam kepintaran.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru kami Suparlan selaku guru
Kimia yang telah membimbing kami dalam pembuatan Makalah ini dan memberikan
kami kesempatan untuk menjelaskannya.

Kami berharap Makalah yang kami ambil dari beberapa sumber ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf atas ke tidak sempurnaan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami harap kepada semua pihak maupun
bagi pembaca dapat memberi kritik dan saran, karena kita tidak bisa belajar tanpa
kesalahan.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Yogyakarta, November 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………..
Pembahasan………………………………………………………………...
1. Pengertian Korosi……….……………………………...…………..
2. Penyebab Korosi…………………………………………………..
3. Faktor yang Mempercepat Korosi.…………………………..……..
4. Cara Pencegahannya………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………….
PENGERTIAN KOROSI

Pengertian korosi secara umum adalah rusaknya benda-benda logam yang


disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara
elektrokimia lho, misalnya pada proses perkaratan besi yang membentuk oksida besi.
Secara elektrokimia, proses perkaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam
besi oleh oksigen yang berasal dari udara.
Korosi pada besi terjadi karena kontak dengan air. Pada besi tersebut ada yang
menjadi anode dan ada yang menjadi katode.

Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang mudah


mengalami korosi. Logam-logam lain yang mempunyai nilai potensial elektrode
lebih besar dari 0,4 V akan sulit mengalami korosi, sebab dengan potensial tersebut
akan menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan oksigen di udara.
Logam-logam perak, platina, dan emas mempunyai potensial elektrode lebih besar
dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.
PENYEBAB TERJADINYA KOROSI

1. Uap air

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah
satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang
banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya
proses korosi.

2. Oksigen

Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan


terjadinya korosi. Korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air
(H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran
karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut.
Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam
dengan atom karbon (C), atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anoda
dan atom C sebagai katoda.

Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan
air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks
pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang
mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.

3. Larutan Garam

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk


melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan
air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan
korosi yang utama.
4. Permukaan logam

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-


kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode.
Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar
terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode
dan katode.

5. Keberadaan zat pengotor

Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya


reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang
teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi
reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa
korosi semakin dipercepat.

6. Kontak dengan elektrolit

Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat


mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan.
Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran
elektron sehingga korosi meningkat.

7. Temperatur

Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa


korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur
maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan
demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang
disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas
atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat
gesekan atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan
bermotor).

8. Tingkat keasaman (pH)

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7


semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung
pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H.

Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih


banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan
logam semakin besar.

9. Permukaan logam.

Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda


potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang
terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.

10. Efek galvanic coupling

Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-


atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu
terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial
pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam
yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian
rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui
peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
11. Mikroba

Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan


peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba
tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu
menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida,
bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.

FAKTOR YANG MEMPERCEPAT KOROSI

1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah
satu faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak
mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk


terjadinya transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk
diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan
air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut
merupakan penyebab korosi yang utama.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-


kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode.
Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit
terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode sulit
terbentuk.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada


lingkungan berair atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara
langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan
elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi,
serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut
mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai
contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan
menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.
CARA PENCEGAHAN KOROSI

1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya


dengan membuat lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan
gas CO2.
2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air.
Pencegahan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengecatnya
Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan oksigen
dan air. Hanya jika cat tergores atau terkelupas, maka korosi mulai
terjadi dan dapat menyebar di bawah cat yang masih utuh. Contoh
yang menggunakan teknik ini adalah pada kapal, jembatan dan mobil.
b. Memberi oli atau minyak

Lapisan oli bisa mencegah kontak langsung besi dengan


oksigen dan air dan harus dioleskan secara berkala. Contoh yang
menggunakan teknik ini adalah pada bagian bergerak dari mesin,
seperti mesin mobil.

c. Memberi lapisan plastik

Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan oksigen


dan air. Hanya jika plastik terkelupas, korosi mulai terjadi. Contoh
yang menggunakan teknik ini adalah pada barang-barang dapur,
seperti rak pengering.

d. Galvanisasi

Galvanisasi yaitu melapisi logam dengan seng (contohnya atap


seng). Lapisan seng (Zn) dapat mencegah kontak langsung logam
dengan oksigen dan air. Disamping itu, Zn yang teroksidasi ,emjadi
Zn(OH)2 dapat bereaksi lebih lanjut dengan CO2 di udara membentuk
lapisan oksida Zn(OH)2.xZnCO3 yang sangat kuat. Apabila lapisan Zn
tergores, Zn masih dapat melindungi besi karena Zn (Eo=-0,76 V)
lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo=-0,44 V). Contoh cara
mencegah korosi dengan teknik ini adalah pada besi penopang untuk
konstruksi bangunan dan jembatan.

e. Elektroplating

Elektroplating adalah pelapisan logam dengan logam lain


menggunakan metode elektrolisis. Sebagai contoh, pelapisan dengan
logam nikel (veernikel), krom (contohnya: kran air), timah (misalnya
kaleng makanan), dan timbal (contohnya pipa air minum).

f. Pelapisan krom/Cr

Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan


oksigen dan air. Di samping itu, Cr teroksidasi membentuk lapisan
oksida Cr2O3 yang sangat kuat sehingga dapat melindungi logam Fedi
bawahnya. Apabila tergores, lapisan Cr masih dapat melindungi besi
karena Cr (Eo= -0,74V) lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo= -
0,44 V).

g. Pelapisan timah/Sn

Lapisan Sn dapat mencegah kontak langsung logamdengan


oksigen dan air. Akan tetapi, Sn (Eo= -0,14 V) kurang reaktif
dibanding Fe (Eo= -0,44 V). Jadi, apabila lapisan Sn tergores, maka
besi di bawahnya mulai korosi.
h. Sherardizing

Sherardizing adalah mereaksikan logam dengan asam fosfat


sehingga permukaan logam tertutup dengan fosfat (Fe3(PO4)2).
Sebagai contoh, badan mobil.

3. Perlindungan Katodik

Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan


logam yang akan dilindungi dengan logam lain yang mempunyai potensial
elektrode yang sangat rendah (biasanya Mg). Ketika terjadi oksidasi, logam
yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung
sehingga oksidasi akan berlangsung pada logam pelindung tersebut. Oleh
karena logam pelindung teroksidasi, maka lama-kelamaan dapat habis dan
harus selalu diganti dengan yang baru secara periodik.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://blog.ruangguru.com/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya
2. https://brainly.co.id/tugas/1720547
3. https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox?projector=1

Anda mungkin juga menyukai