Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI

A. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui proses perkaratan paku dengan berbagai perlakuan.
2. Mengetahui factor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami korosi
3. Mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.

ALAT dan BAHAN :


1. Paku ( 3 cm) 6 buah
2. Gelas aqua
3. Air kran
4. Air hangat
5. Cuka (Asam asetat/ CH3COOH) 2 sendok makan
6. Garam ( NaCl) 2 sendok makan
7. Plastik
8. Karet
9. Kertas label
10. Selotip
11. Pena

B. PROSEDUR KERJA
1. Langkah pertama kami menyiapkan 6 buah gelas aqua
2. Langkah selanjutnya kami menyiapkan larutan garam dengan menggunakan air
kran dan garam sebanyak 2 sendok makan . Selain itu., kami menyiapkan larutan
cuka dengan menggunakan air kran dan 2 sendok makan cuka.
3. Kemudian , setiap gelas aqua dimasukan 1 buah paku kedalam air kran, air hangat,
larutan cuka, larutan garam, gelas tanpa air dan tanpa penutup, serta botol tanpa
air tetapi menggunakan penutup dari plastik dan karet sebagai pengikat
4. Kami menempelkan label pada setiap gelas aqua berdasarkan larutan atau bahan
yang akan diuji
5. Disimpan di tempat yang aman
6. Dan diamati selama 6 hari

C. WAKTU dan TEMPAT :


Waktu membuat : Kamis, 07 Okttober 2021
Waktu : Jumat, 08 Oktober -13 Oktober 2021 (Mulai
pengamatan)
Tempat : Gura muka ( di rumah Irayani Yakobs)
D. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan :

Hasil pengamatan
Gelas (Hari ke-)
1 2 3 4 5 6
Air kran + + ++ ++ ++ +++
Air hangat + + ++ ++ ++ +++
Larutan cuka - - - - - -
Larutan garam - - - - - -
Gelas tertutup (Tanpa - + ++ ++ ++ +++
air)
Gelas terbuka (Tanpa + + ++ ++ +++ +++
Air)

Keterangan :
+ : Sedikit berkarat
++ : Berkarat
+++ : Sangat berkarat
- : Tidak berkarat

2. Pembahasan :
Dalam pembahasan terbagi atas dua, yaitu :
 PEMBAHASAN UMUM MENGENAI KOROSI
1. Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa senyawa yang tidak
dikehendaki, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air atau peristiwa
teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara. Korosi juga merupakan proses
elektrokimia. Contoh korosi yang sering ditemukan adalah perkaratan besi. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) Atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi korosi

 Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi.
Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi.

 Elektrolit

Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer
muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya
air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat
korosi.

 Permukaan logam yang tidak rata

Logam yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan
oleh terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada
yang berperan sebagai anoda dan katoda. Jika kamu memiliki logam di rumah, jangan lupa
untuk selalu membersihkannya dan sesekali kondisikan agar logam bisa tetap licin.

 Terbentuknya sel elektrokimia

Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang
saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan
potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia,
logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi
oksidasi.

 Mikroba

Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada
logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang
mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida
3. Cara pencegahan korosi
1. Mengontrol atmosfer agar tidak lembab dan banyak oksigen, misalnya dengan membuat
lingkungan udara bebas dari oksigen dengan mengalirkan gas CO2.
2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara dan juga air. Pencegahan ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Mengecatnya
Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya jika
cat tergores atau terkelupas, maka korosi mulai terjadi dan dapat menyebar di
bawah cat yang masih utuh. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada
kapal, jembatan dan mobil.
 Memberi oli atau minyak
Lapisan oli bisa mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air dan harus
dioleskan secara berkala. Contoh yang menggunakan teknik ini adalah pada
bagian bergerak dari mesin, seperti mesin mobil.
 Memberi lapisan plastik
Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan oksigen dan air. Hanya
jika plastik terkelupas, korosi mulai terjadi. Contoh yang menggunakan teknik ini
adalah pada barang-barang dapur, seperti rak pengering.
 Galvanisasi
Galvanisasi yaitu melapisi logam dengan seng (contohnya atap seng). Lapisan
seng (Zn) dapat mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air.
Disamping itu, Zn yang teroksidasi ,emjadi Zn(OH)2 dapat bereaksi lebih lanjut
dengan CO2 di udara membentuk lapisan oksida Zn(OH)2.xZnCO3 yang sangat
kuat.
 Elektroplating
Elektroplating adalah pelapisan logam dengan logam lain menggunakan metode
elektrolisis. Sebagai contoh, pelapisan dengan logam nikel (veernikel), krom
(contohnya: kran air), timah (misalnya kaleng makanan), dan timbal (contohnya
pipa air minum).
 Pelapisan krom/Cr
Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan oksigen dan air.

3. Perlindungan katodik

Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan


dilindungi dengan logam lain yang mempunyai potensial elektrode yang sangat rendah
(biasanya Mg). Ketika terjadi oksidasi, logam yang dilindungi akan segera menarik
elektron dari logam pelindung sehingga oksidasi akan berlangsung pada logam pelindung
tersebut. Oleh karena logam pelindung teroksidasi, maka lama-kelamaan dapat habis dan
harus selalu diganti dengan yang baru secara periodik.
 PEMBAHASAN MENGENAI PENELITIAN HASIL PRAKTEK

#. Berdasarkan percobaan dan penelitian selama 6 hari dapat dilihat zat atau larutan mana
saja yang dapat menyebabkan korosi dengan cepat, lambat dan tidak mengalami korosi. Paku
yang paling cepat berkarat atau mengalami korosi merupakan paku yang dicelupkan/
dimasukan ke air kran, air hangat, gelas terbuka tanpa air dan gelas tertutup tanpa air. Hal ini
membuktikan bahwa korosi dapat terjadi paling cepat apabila terdapat lingkungan bebas dan
terdapat uap air. Pada gelas tertutup terdapat uap air yang membuat pakunya berkarat, hal ini
mungkin terjadi karena adanya udara yang terperangkap saat kami akan menutup gelas
tersebut dan mungkin terdapat kesalahan teknis tim kami yang kurang mengikat rapat
tutupnya sehingga memungkinkan uap air untuk masuk kedalam gelas dan membuat paku
menjadi berkarat.

#. Letak paku yang belum berkarat terdapat pada gelas larutan cuka dan garam. Pada air
garam dapat dilihat bahwa air dan paku terdapat seperti kumpulan warna bewarna
kekuningan. Hal ini karena salah satu hal yang membuktikan suatu logam mengalami
perkaratan adalah adanya mikroba, yang mampu mendegrasi logam mealui reaksi redoks
untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Paku yang direndam dalam air
cuka terlihat lebih bersih dari sebelum dilakukan perendaman, terdapat banyak buih buih
kecil di dekat paku dan terlihat paku semakin hitam dari hari ke hari. Pada air cuka paku
melapuk karena air cuka mengandung larutan asam lemah yang bersikap pelapukan pada besi

#. Paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang direndam air hangat dan air biasa. Hal
ini terjadi karena Permukaan besi yang mengalami kontak dengan air (H2O) merupakan
bagian besi yang berperan sebagai anoda. Oksigen dalam air melakukan oksidasi pada logam
besi sehingga membentuk ion Fe2+. Kemudian elektron bergerak ke permukaan logam besi
lainnya yang bertindak sebagai katoda. Elektron pada katoda tersebut mereduksi oksigen
pada besi. Hasil oksidasi tersebut akan membentuk lapisan oksida besi (Fe2O3.H2O) yang
bersifat merusak, berpori, dan rapuh, yang kita kenal sebagai karat besi.

#. Paku yang paling lambat mengalami perkaratan adalah gelas tertutup, jika dilihat dari table
pengamatan gelas tertutup dapa hari pertama belum terjadi reaksi perkaratan, namun akan
mengalami perkaratan dalam beberapa waktu.
E. KESIMPULAN

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat yang ada di lingkungannya. Korosi dapat membuat logam yang kuat
dan mengkilap menjadi berlubang, rapuh, dan berubah warna menjadi coklat kemerahan.
Contoh korosi yang sering ditemukan adalah perkaratan besi.

Berdasarkan percobaan dan penelitian selama 6 hari dapat dilihat zat atau larutan mana
saja yang dapat menyebabkan korosi dengan cepat, lambat dan tidak mengalami korosi.
Paku yang paling cepat berkarat atau mengalami koosi merupakan paku yang dicelupkan/
dimasukan ke air kran, air hangat, gelas terbuka tanpa air dan gelas tertutup tanpa air.
Letak paku yang belum berkarat terdapat pada gelas larutan cuka dan garam.
H. LAMPIRAN
Hari pembuatan

4. Larutan cuka

- Hari Pertama (Pengamatan ) 5. Gelas tertutup tanpa air


1. Air hangat

2. Air kran
6. Gelas terbuka tanpa air

3. Larutan Garam
- Hari kedua
1. Air hangat

6. Gelas terbuka tanpa air

2. Air kran

-Hari ketiga
3. Larutan garam
1. Air hangat

4. Larutan cuka

2. Air kran

5. Gelas tertutup tanpa air


3. Larutan garam
- Hari ke-empat
1. Air hangat

2. Air kran
4. Larutan cuka

3. Larutan garam

5. Gelas tertutup tanpa air

4. Larutan cuka

6. Gelas terbuka tanpa air

5. Gelas tertutup tanpa air


6. Gelas terbuka tanpa air 4. Larutan cuka

-Hari Kelima
5. Gelas tertutup tanpa air
1. Air Hangat

2. Air kran
6. Gelas terbuka tanpa air

3. Larutan garam
4. Larutan cuka

- Hari ke-enam
1. Air hangat

5. Gelas tertutup tanpa air

2. Air kran

6. Gelas terbuka tanpa air

3. Larutan garam

Anda mungkin juga menyukai