Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

“Korosi pada Paku”

Disusun oleh:
Audie Febriani

XII.MIA 3
JURUSAN MATEMATIKA & IPA
SMA KORPRI BEKASI
2020
I. TEORI
I.1 Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi
lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam
dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada
dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah,
akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

I.2 Contoh Peristiwa Koroso dalam Kehidupan Sehari-hari


 Karat pada besi
 Pudarnya warna mengkilap pada perak
 Munculnya warna kehijaun pada tembaga
I.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Korosi
Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut:
1. Konsentrasi H 2 O dan O 2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat
berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi,
perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini salah satu komponen dan oksigen
yang masing-masing berperan sebagai media korosi dan agen pengoksidasi
besi.
2. Ph
Pada suasana yang lebih asam, pH <7, reaksi korosi yang lebih cepat, reaksi
yang lebih cepat, reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan
dengan potensi reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral atau
basa.
3. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada korosi medium akan
mempercepat korosi pada penggunaan ion-ion elektrolit membantu
menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di
daerah anode melalui reaksi reduksi pada daerah katode.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini laju reaksi
kimia meningkat seiringnya bertambahnya suhu.
5. Kopling galvanik
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak
mudah teroksidasi, potensi reduksi lebih positif), maka akan timbul beda
potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anoda) ke
logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat
mengalami korosi jika dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang
reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek penggandengan galvanik.

I.4 Faktor-Faktor yang Dapat Mencegah Korosi

Melumuri dengan minyak


Mencegah kontak langsung anta suatu benda dengan air atau udara.
Mengecat
Menghindarkan kontak langsung antara suatu benda dengan udara yang
lembab.
Galvanisasi
Suatu proses pelapisan logam dengan seng (Zn) untuk mencegah korosi.
Lapisan seng (Zn) ini dapat mencegah kontak langsung antara logam dengan
oksigen dan air.
Elektroplating
Proses pelapisan permukaan suatu benda yang terbuat dari logam dengan
menggunakan logam lain secara elektrokimia, yaitu menggunakan prinsip
elektrolisis.
Perlindungan Katodik
Perlindungan katodik dilakukan dengan cara menghubungkan logam yang akan
dilindungi dengan logam lain yang mempunyai potensial reduksi standar lebih
kecil.

II. METODE PENGAMATAN


2.1 Alat
 4 gelas aqua
 1 gelas + tutup
 Sendok
 5 paku tidak berkarat
Bahan
 Garam
 Cuka
 Sabun Colek
 Air biasa

2.2 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan alat dan bahannya di gelas masing-masing
- gelas 1 masukkan air biasa dengan posisi gelas terbuka
- gelas 2 masukkan cuka
- gelas 3 masukkan air biasa dengan posisi gelas tetututp
- gelas 4 masukkan garam + air (kemudian diaduk dengan sendok)
- gelas 5 masukkan sabun colek + air (kemudian diaduk dengan sendok)
3. Kemudian masukkan 1 paku di masing-masing gelas
4. Setelah itu, beri label nama di setiap gelas
5. Catat dan lakukan pengamatan
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Tabel Pengamatan

No Objek Hari Ke-


. Pengamatan
1 2 3 4 5 6
1. Larutan air garam Tidak Sedikit Berkara Berkarat Sangat Sangat
Berkarat Berkarat t Berkarat Berkarat
2. Cuka Tidak Tidak Sedikit Sedikit Berkarat Berkarat
Berkarat Berkarat Berkara Berkarat
t
3. Larutan air sabun Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
colek Berkarat Berkarat Berkara Berkarat Berkarat Berkarat
t
4. Air biasa (wadah Tidak Sedikit Berkara Berkarat Sangat Sangat
terbuka) Berkarat Berkarat t Berkarat Berkarat
5. Air biasa (wadah Tidak Sedikit Berkara Berkarat Sangat Sangat
tertutup) Berkarat Berkarat t berkarat Berkarat

III.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 6 hari tersebut, dapat
diketahui bahwa pada masing-masing gelas mengalami korosi yang berbeda-
beda. Dimulai dari hari pertama dan berlanjut sampai hari seterusnya dengan
jumlah korosi bertambah, sedangkan pada gelas yang berisi air sabun colek
tidak mengalami korosi. Setiap paku mengalami korosi dengan kecepatan
yang berbeda pada setiap larutan.
Urutan kecepatan korosi yang ditimbulkan:
1. Air garam
2. Air biasa (wadah terbuka)
3. Air biasa (wadah tertutup)
4. Air cuka
5. Air sabun
Pada air biasa dengan wadah terbuka, setelah paku dimasukkan ke
dalam gelas platik berisi air biasa, air yang mengandung oksigen terlarut
sehingga menyebabkan korosi pada paku, dan paku selama 6 hari menjadi
berkarat dan  karatnya ada yang mengelupas sehingga airnya menjadi
kuning kecoklatan, karena tingkat korosi pada paku tinggi. Dengan
demikian paku tersebut  mengalami korosi.
Pada air garam, terdapat kandungan air (H2O) dan oksigen (O2) yang
menyebabkan korosi. Proses dipercepat oleh kandungan NaCl yang
bersifat elektrolit. Perubahan warna garam menjadi kuning karat di
dasarnya dikarenakan karena tingkat korosi pada paku yang sangat tinggi.
Pada air biasa dengan wadah tertutup, penyebab terjadinya korosi
karena adanya air yang mengandung oksigen terlarut. Paku yang ditutup
rapat, korosi dipercepat karena adanya pengikatan udara dengan menutup
rapat gelas. Warna air sedikit berubah, karena air tidak terkontaminasi
udara lain yang dapat lebih mengikat korosi dari paku tersebut.
Pada cuka, Melihat keadaan paku setelah di rendam selama 6 hari
berubah menjadi hitam, larutan jernih, terdapat gelembung
yang ,menempel pada paku. Ternyata, paku tersebut sebenarnya
mengalami korosi secara keseluruhan walaupun korosi yang terjadi pada
paku di dalam larutan lain umumnya berwarna kuning-kemerahan, paku di
dalam air cuka akan semakin berwarna hitam dan lama-lama akan
mengalami keropos. Jadi bisa disimpulkan, bahwa paku yang di rendam
dengan air cuka lebih lama, akan sangat cepat mengalami korosi saat air
cuka sudah habis. Karena oksigen bisa terfokus untuk memberi korosi
pada paku saat air cuka sudah habis.
Pada air sabun colek, tidak dapat mengalami perkaratan. Selain itu,
salah satu sifat sabun yaitu litium, yang berfungsi sebagai bebas korosif.
Sehingga paku dalam air sabun tidak mengalami korosi dan air nya keruh.

III.3 Kesimpulan
1. Paku yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada gelas yang berisi
larutan garam + air.
2. Paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas yang berisi Air biasa
(wadah terbuka) namun air nya banyak berwarna kuning.
3. Paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas yang berisi air biasa
(wadah tertutup) tetapi air nya sedikit kuning.
4. Paku yang sedikit mengalami korosi terdapat pada gelas yang berisi cuka.
5. Paku yang tidak sama sekali mengalami korosi terdapat pada gelas yang
berisi air + sabun colek.

IV. SUMBER
IV.1 Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
https://www.studiobelajar.com/korosi/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-kelas-12-
pengertian-faktor-faktor-dan-pencegahan/

IV.2 Lampiran

Hari ke- 1
Hari ke- 2

Air Air (ditutup) Cuka Air sabun Air garam

Hari ke- 3

Air Air (ditutup) Cuka Air sabun Air garam

Hari ke- 4

Air Air (ditutup) Cuka Air Sabun Air garam

Hari ke- 5

Air Air (ditutup) Cuka Air sabun Air garam


Hari ke- 6

Air Air (ditutup) Cuka Air sabun Air garam

Anda mungkin juga menyukai