Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KOROSI PADA BESI

DISUSUN OLEH :

Sadam alharitsi /21/ XII MIPA 4

SMA Negeri 2 Kota Bogor


Jalan Keranji Ujung 1 Komplek Budi Agung, Kel. Sukaresmi, Kec. Tanah Sareal Kota

Bogor (16165) Telp. (0251) 8318761-8326192, Fax. (0251) 8318761 Website:

http;//.sman2kotabogor.sch.id Email: smandabogor@yahoo.co.id

2020 / 2021
I. Tujuan

1. Siswa dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami
korosi.
2. Siswa dapat mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.

II. Dasar Teori

Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
dalam lingkungan yang mengandung air atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas
oksigen di udara. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai
katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau
baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
III. Alat dan Bahan
Alat :

1. Amplas
2. Gelas plastik 9 buah
3. karet
4. label
5. Gunting

Bahan :

1. Air putih
2. Minyak jelantah atau minyak tanah
3. Paku besi ukuran 7 cm , 9 buah
4. Kawat seng
5. Kawat tembaga
6. 1 sdm garam
7. Cuka
8. Silika gel

IV. Langkah Kerja

1. Bersihkan paku dengan amplas hingga warna menjadi lebih putih dan halus
2. Siapkan label untuk memberi keterangan pada gelas plastik, dengan keterangan
sebagai berikut :
a. Gelas 1 : Gelas Kosong
b. Gelas 2 : Minyak Tanah
c. Gelas 3 : Air
d. Gelas 4 : Air + garam
e. Gelas 5 : Silika Gel
f. Gelas 6 : 2 ml cuka dan 98 ml air
g. Gelas 7 : Air penuh
h. Gelas 8 : Air dan Paku dililit logam Zn
i. Gelas 9 : Air dan Paku dililit logam Cu
3. Masukkan paku ke gelas kosong
4. Isi minyak tanah pada gelas ke 2 sampai sekiranya paku dapat tenggelam, lalu
masukkan paku
5. Isi air pada setengah gelas pada gelas 3, lalu masukkan paku
6. Masukkan 1 sdm garam ke gelas 4 lalu isi dengan air sampai setengah gelas, lalu
masukkan paku
7. Masukkan silika gel ke gelas 5, lalu masukkan paku
8. Tuang 2ml cuka dan 98 ml air pada gelas 6, lalu masukkan paku
9. Isi gelas 7 dengan air sampai penuh, masukkan paku. Lalu, tutup dengan plastik dan
karet
10. Isi air pada gelas 8 sebanyak setengah gelas, lalu masukkan paku yang telah dililit
logam Zn
11. Isi air pada gelas 9 sebanyak setengah gelas, lalu masukkan paku yang telah dililit
logam Cu
12. Amati perubahannya selama 4 hari.

V. Tabel Hasil Pengamatan

Gelas Hari ke 1 Hari ke 4

1 Belum ada perubahan Paku sedikit berkarat

2 Belum ada perubahan Paku sedikit berkarat

3 Belum ada perubahan Paku sedikit berkarat

4 Belum ada perubahan Adanya karat pada ujung paku dan


berwarna hitam
5 Belum ada perubahan Paku sedikit berkarat

6 Belum ada perubahan Paku mengalami karat ,paku berubah


warna menjadi hitam dan air berubah
warna
7 Belum ada perubahan Terdapat karat pada paku
8 Belum ada perubahan Paku tidak berkarat

9 Belum ada perubahan Paku mengalami korosi karena


terdapat karat , tembaga idak
mengalami perubahan , air berubah
warna

VI. Analisis Data

Pada gelas pertama, paku mengalami sedikit perkaratan karena paku hanya berhubungan
dengan O2 saja, sehingga sangat lambat mengalami korosi. Pada gelas kedua yang berisi
minyak tanah, paku tidak akan berkarat karena larutan minyak tanah tidak mengandung
oksigen dan akan menghalangi kontak langsung dengan antara logam di paku O2. Pada
gelas ketiga yang berisi air, paku akan mudah berkarat karena paku berada dalam
medium yang mengandung O2 dan H2O. pada gelas keempat yang berisi larutan garam,
paku akan mudah berkarat karena larutan garam mempunyai konsentrasi yang lebih
tinggi dibanding air biasa. Jika konsentrasi lebih tinggi maka akan lebih cepat berkarat.
Pada gelas kelima yang berisi silika gel, akan sulit untuk berkarat karena O 2 akan dihisap
oleh silika gel sehingga logam sulit untuk beroksidasi dengan O 2. Pada gelas keenam
yang berisi larutan cuka, paku akan menghitam karena air cuka mengandung asam lemah
yang bersifat pelapukan pada besi. Pada gelas ketujuh yang berisi air dan ditutup oleh
plastik, akan cepat mengalami korosi karena, paku berada pada di dalam air (H2O). Udara
yang berada di atas air dapat masuk ke dalam air sehingga air berada dalam medium yang
mengandung O2 dan H2O. Pada gelas kedelapan yang berisi paku dililit logam Zn dan air,
tidak akan berkarat karena logam Zn adalah logam yang digunakan untuk mengatasi
korosi pada besi. Pada gelas kesembilan yang berisi paku dililit logam Cu dan air, akan
mudah berkarat karena terjadi kontak metalik antara 2 logam yang memiliki perbedaan
potensial reduksi sehingga memenuhi prinsip sel galvani untuk terjadi transfer muatan

VII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan berdasarkan video tersebut, dapat kita lihat bahwa paku
yang terendam pada larutan cuka lebih mudah untuk berkarat. Dapat disimpulkan bahwa
pH
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan korosi, semakin rendah tingkat pH
pada larutan tersebut maka akan semakin cepat proses korosi itu terjadi.
Selain paku yang di rendam oleh larutan cuka, paku yang direndam oleh larutan lain
pun dapat berkarat, walaupun jumlah karat yang dihasilkan berbeda – beda. Hal itu dapat
dibuktikan bahwa proses korosi ini juga dapat dipengaruhi karena adanya kontak
langsung
antara logam dengan lingkungan yang berair dan karena adanya faktor oksigen juga.
Untuk mengurangi karat pada paku / logam dapat dilakukan dengan cara menghindari
logam / paku tersebut pada air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga
logam
dapat berkarat. Contohnya bisa menggunakan silika gell atau tidak merendam logam
dengan air .

Anda mungkin juga menyukai