Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar teori


Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama
terjadi dalam lingkungan yang mengandung air , atau peristiwa teroksidasinya suatu
logam oleh gas oksigen di udara .Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada
besi atau biasa di sebut dengan karat Besi yang mengalami korosi membentuk karat
dengan rumus Fe203.XH20 . Pada proses pengamatan, besi bertindak sebagai
preduksi dan oksigen (02) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Persamaan reaksi pembentukan karat:
Anode:Fe2+2e- 0 Fe Katode : 2H20 0 02 + 4H++4e-
Karat di sebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan
mempercepat proses pengaratan berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-
hari korosi di sebut perkaratan . Contoh yang paling lazim adalah perkaratan besi.

1.2. Tujuan percobaan


1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi ( karat)
besi.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkarata
2.1. Alat dan bahan
Gelas kimia
Paku
Minyak tanah
Air
Garam
Cuka
Plastik
Logam seng (zen)
Tembaga
Oli
BAB III

3.1. Prosedur Kerja


Susunlah alat dan bahan seperti berikut:
A. Paku
B. Paku di celupkan dalam minyak tanah
C. Paku di celupkan dalam air
D. Paku di celupkan dalam larutan garam ( air + garam )
E. Paku di celupkan dengan oli
F. Paku di celupkan dalam larutan cuka ( air +cuka)
G. Paku di celupkan air yang di isi menutupi seluruh bagian paku kemudian
tutupi plastik
H. Paku yang sudah di lilitkan dengan lempengan seng (Zn) kemudian di
celupkan ke dalam air
I. Paku yang sudah di lilitkan dengan tembaga (Cu) dari kawat kemudian
di celupkan dalam air
Simpan alat dan bahan tersebut di tempat yang aman .
Amati logam paku pada masing-masing gelas setiap harinya
Catat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No Hari Kondisi
A. 1. Tidak ada perubahan
2. Tidak ada perubahan
3. Tidak ada perubahan
4. Tidak ada perubahan
5. Tidak ada perubahan
6. Tidak ada perubahan
7. Tidak ada perubahan
B. 1. Tidak ada perubahan
2. Tidak ada perubahan
3. Tidak ada perubahan
4. Tidak ada perubahan
5. Tidak ada perubahan
6. Tidak ada perubahan
7. Tidak ada perubahan
C. 1. Tidak ada perubahan
2. Ada perubahan sedikit
3. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tapi sedikit
4. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tapi sedikit
5. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tapi sedikit
6. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tapi sedikit
7. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tapi sedikit
D. 1. Tidak ada perubahan
2. Ada perubahan sedikit
3. Di gelas kimia terdapat gelembung-gelembung
4. Di gelas kimia terdapat gelembung-gelembung
5. Air berubah menjadi keruh
6. Air berubah menjadi keruh
7. Air sedikit berwarna hijau karena adanya lumut
E. 1. Tidak ada perubahan
2. Paku sedikit berkarat
3. Paku sedikit berkarat
4. Paku lebih banyak berkarat
5. Paku lebih banyak berkarat
6. Paku lebih banyak berkarat
7. Paku berkarat
F. 1. Tidak ada perubahan
2. Paku sedikit berubah warna
3. Paku sedikit berubah warna
4. Airnya bening tetapi mengeluarkan gelembung, warna paku
sedikit hitam
5. Airnya bening tetapi mengeluarkan gelembung, warna paku
sedikit hitam
6. Airnya bening tetapi mengeluarkan gelembung, warna paku
sedikit hitam
7. Gelembung semakin banyak dan warna pakunya semakin hitam
G. 1. Tidak ada perubahan
2. Ada perubahan sedikit
3. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tetapi sedikit
4. Airnya berubah menjadi keruh, pakunya berkarat tetapi sedikit
5. Air semakin keruh dan pakunya semakin berkarat
6. Air semakin keruh dan pakunya semakin berkarat
7. Air semakin keruh dan pakunya semakin berkarat
H. 1. Tidak ada perubahan
2. Tidak ada perubahan
3. Tidak ada perubahan
4. Paku yang dililitkan dengan seng tidak mengalami Perubahan
tetapi paku yang tidak dililitkan dengan Seng mengalami
perkaratan
5. Paku yang dililitkan dengan seng tidak mengalami Perubahan
tetapi paku yang tidak dililitkan dengan Seng mengalami
perkaratan
6. Paku yang dililitkan dengan seng tidak mengalami Perubahan
tetapi paku yang tidak dililitkan dengan Seng mengalami
perkaratan
7. Paku yang dililitkan dengan seng tidak mengalami Perubahan
tetapi paku yang tidak dililitkan dengan Seng mengalami
perkaratan
I. 1. Tidak ada perubahan
2. Tidak ada perubahan
3. Paku tidak mengalami perubahan tetapi air menjadi lebih keruh
4. Paku yang tidak dililit dengan tembaga sedikit berkarat
5. Paku yang tidak dililit dengan tembaga sedikit berkarat
6. Air lebih keruh dan paku yang tidak dililitkan tembaga lebih
banyak karat
7. Air lebih keruh dan paku yang tidak dililitkan tembaga lebih
banyak karat
BAB V
PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan selama lima hari kami mendapati bahwa pada medium
aqua terbuka pada paku A (tanpa air) tidak terjadi korosi, pada paku B (minyak tanah)
tidak terjadikorosi, pada paku C (air yang sudah dimasak) terjadi korosi dan membuat air
pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning, pada paku D (air + garam) terjadi
korosi dan air menjadi keruh, paku E (oli) tidak terjadi korosi, pada paku F (air + cuka)
terjadi korosi, pada paku G (gelasdi tutupi plastik dan karet) terjadi korosi dan air menjadi
keruh, pada paku H (paku diliitkan lempengan seng) terjadi korosi, paku I (paku dililitkan
tembaga) terjadi korosi.
Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku yang tidak terkena air
tidak mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi antara paku di air biasa/ air panas / air
garam dengan paku di air cuka. Korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di air biasa/
air panas / air garam berwarna kuning dan air juga berubah menjadi kuning, karena korosi
tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen.
BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak
mengalami korosi terjadi pada paku A dan D , Hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak
langsung antara oksigen dan air serta plastic merupakan pencegahan agar tidak terjadi
korosi . Dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adalah adanya
kontak antara udara dan air. Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi
terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi
dapat berkarat . Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi
dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Faktor-faktor yang menyebabkan korosi:
1. Air
2. Oksigen
Faktor-faktor yang dapat mempercepat terjadinya korosi:
Elektrolit
Permukaan besi Cara mengatasi korosi:
Sacrificial protection ( pengorban anode)
Chromium plating ( pelapisan dengan kromium )
Galvanisasi ( pelapisan dengan zink )
Tin plating ( pelapisan dengan timah)
Dibalut dengan plastic
Melumuri dengan oli atau minyak
Di cat

Anda mungkin juga menyukai