PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari, korosi atau yang biasa disebut karat sangat merugikan.
Kerugian yang ditimbulkan korosi mencapai sekitaran 13,5 triliun rupian per tahun. Kerugian
yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian peralatan
industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung
seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi yang
umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam.
Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti
seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain
pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada
komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga. Oleh karena itu, cara pencegahan
dari korosi sangat diperlukan untuk menghindari kerugian yang ditimbulkan oleh korosi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku besi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menyampaikan pengaruh berbagai cairan terhadap korosi pada paku.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui penyebab dan pencegahan korosi.
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi,
yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan
untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai
proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga
disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi.
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana
beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda,
dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron menuju besi itu sendiri.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal dari
udara dan reduksi oksigen. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
Atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :
1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada bagian besi
yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu
tempat maka akan semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi.
Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering logam (besi)
terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu,
keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi
korosi besi. Dalam hal ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab)
akan mempercepat korosi.
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi
logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan
yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat
memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Botol plastik
2. 6 biji paku
3. Amplas
4. Tali
5. Air mineral
7. Larutan garam
8. Cuka
9. Air hujan
B. Langkah Kerja
2. Amplas paku
3. Tuangkan cairan (air mineral, air mendidih, larutan garam, cuka, air hujan, minyak goreng)
kedalam masing-masing botol
4. Ikat paku dengan benang, kemudian masukkan paku kedalam masing-masing botol yg sudah
diberi cairan
HASIL PENELITIAN
1. Air mineral
Hari 2 :Terjadi penambahan sedikit karat hingga bagian atas tengah paku dan abagian pangkal paku.
Hari 3 :Terjadi penambahan karat sehingga hampir ke semua bagian atas paku.
Hari 4 :Terjadi sangat sedikit penambahan karat pada bagian tengah paku
Hari 5 :Terjadi penambahan karat sehingga hampir menyelimuti seluruh bagian asdsasd paku,
kecuali pangkal bawah paku
2. Air mendidih
Hari 2 : Terjadi penambahan karat sehingga hampir menyelimuti bagian ujung asasas ujung paku dan
sedikit keatas
Hari 3 : Terjadi sangat sedikit penambahan karat pada bagian bawah dan timbul asd asda sangat
sedikit karat pada pangkal paku
Hari 4 : Terjadi penambahan karat sehingga menyelimuti bagaian ujung paku dan asasa sa
penambahan karat pada pangkal paku.
Hari 5 : Terjadi penambahan karat sehingga hampir ke tengah paku dan terjadi asdsa d penambahan
karat yang berada di pangkal paku.
Terjadi sangat sedikit perubahan warna air terutama pada bagian dasar.
3. Larutan garam
Hari 4 : Terjadi penambahan karat hingga keseluruh bagian atas paku dan hampir asdasds
menyelimuti paku.
Terjadi sangat sedikit perubahan warna air terutama pada bagian dasar
4. Minyak goreng.
6. Air cuka
ANGGARAN BIAYA
NO BENDA PENGELUARAN
1 Paku 6 Buah Rp. 6.000,-
DOKUMENTASI