Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Praktikum percobaan korosi pada paku

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kimia


Guru Pengajar : Nenden Nataliawati, S.Pd

Kelas : XII-MIA 2
Kelompok 3
 Erika Garniyati
 Siti Suminar Rosmiati
 AfifFajar Yusuf
 Bambang Dimas Nugraha
 Agung Budiana
 IntanPratiwi

SMA NEGERI 3 SUMEDANG


JL. Cipadung No.54 Sumedang Tlp/fax. (0261)201150

Email : sman3sumedang@yahoo.co.id Website : www.sman3-sumedang.sch.id


 Tanggal percobaan
Praktikum dilaksanakan selama 2 minggu dimulai dari hari Selasa,1 November
2016 – 15 November 2016.

 Judul Percobaan
Praktikum percobaan korosi pada paku.

 Tujuan praktikum
Mengetahui proses korosi pada paku dan juga mengetahui berat karat yang
dihasilkan dari sifat korosi tersebut dan juga tidak lupa faktor – faktor yang
memengaruhinya.
 Dasar Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron
antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah
oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat.
Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan
hidrogen harus disebut dengan oksidasi.
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan
pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan
lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron menuju
besi itu sendiri.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan
struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang
lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda
standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak
faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila
masih bersih dari oksida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan
kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami
kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam
pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu
mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor
metalurgi dan faktor lingkungan.

 Alat dan bahan


o Alat :
 5 buah tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 2 buah karet gelang
 Plastik
 Timbangan
o Bahan :
 5 batang paku besi
 Silica gel
 Air 10 ml (2x)
 Minyak 10 ml
 Larutan garam 0,6 gr/10 ml

 Langkah kerja
o Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
o Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
o Beri identitas aqua gelas tersebut dari A-E
o Perlakuan paku setiap tabung reaksi sebagai berikut :
 Pada tabung reaksi A: diisi paku saja dengan silica gel keadaan
terbuka
 Pada tabung reaksi B: diisi paku dan air biasa.
 Pada tabung reaksi C: diisi paku dan air dan di tutup
 Pada tabung reaksi D diisi paku dan minyak di beri tutup dengan
plastik yang telah di sediakan dan di ikatkan dengan karet gelang.
 Pada aqua gelas E : diisi paku dan air serta ditambah garam 1 sendok
makan.
o Setelah semua selesai letakkan ke 5 tabung reaksi tersebut di tempat yang
baik yang tidak terkena sinar matahari
o Kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi selama 1 minggu

 Tabel Hasil Pengamatan


Identitas Perubahan yang terjadi
tabung reaksi
A Hari ke-1: Tidak terjadi perkaratan pada paku. Paku
belum mengalami perkaratan.
Hari ke-2: Bercak-bercak karat mulai terlihat pada paku.
Hari ke-3: Bercak-bercak karat mulai terlihat pada paku.
Hari ke-4: Karat mulai menyebar hampir keseluruh bagian
paku, tetapi masih berupa bintik-bintik.
Hari ke-5: Karat terlihat semakin jelas dan semakin banyak
Hari ke-6:karat semakin banyak
Hari ke-7: Karat terlihat semakin banyak pada seluruh
permukaan paku, tetapi karat yang terbentuk ini masih berupa
lapisan tipis.
B Hari ke-1: Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat
menempel pada paku. Warna air mulai berubah menjadi
kuning kecoklatan.
Hari ke-2: Warna air semakin coklat. Karat pada paku
semakin banyak. Terlihat sedikit endapan karat pada dasar
gelas.:
Hari ke-3 Warna air semakin coklat. Karat pada paku semakin
banyak. Terlihat sedikit endapan karat pada dasar gelas.:
Hari ke-4: Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat.
Endapan karat di dasar gelas mulai bertambah.Hari ke-5:
Karat semakin banyak. Warna air semakin coklat dan air
mulai terlihat pekat. endapan pada dasar gelas semakin
banyak.Hari ke-6: Karat semakin bertambah banyak. Warna
air semakin coklat dan air mulai terlihat semakin memekat.
Endapan pada dasar gelas juga semakin banyak.
Hari ke-7: Karat semakin bertambah banyak dibagian
atas,sedangkan disisi bawah mulai tertutupi karatan.dan warna
air semakin coklat pekat. Endapan pada dasar gelas juga
semakin banyak.
C Hari ke-1: Mulai terjadi perkaratan. Sebagian karat menempel
pada paku. Air mulai berubah menjadi kuning kecoklatan,
tetapi warna air lebih muda jika dibandingkan dengan gelas B
Hari ke-2: Pada bagian yang terendam karat semakin banyak
dan warna air terlihat semakin tua karena karat yang larut
dalam air semakin banyak. Pada bagian yang tidak terendam
mulai tampak sedikit bercak-bercak karat.
Hari ke-3: Pada bagian yang terendam karat semakin banyak
dan warna air terlihat semakin tua karena karat yang larut
dalam air semakin banyak. Pada bagian yang tidak terendam
mulai tampak sedikit bercak-bercak karat.
Hari ke-4: Karat yang menempel pada paku yang terendam
maupun karat yang larut dalam air semakin bertambah
banyak. Warna air semakin mencoklat. Pada bagian yang
tidak terendam mengalami pertambahan karat juga.
Hari ke-5: Karat pada bagian yang terendam semakin
bertambah banyak. Air mulai sedikit memekat. Warna air
semakin coklat. Endapan pada dasar gelas sudah terlihat.
Hari ke-6: Karat pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam semakin bertambah banyak. Air mulai
semakin memekat. Warna air semakin coklat dan terlihat
kotor. Endapan pada dasar gelas mulai bertambah.
Hari ke-7: Karat pada bagian yang terendam maupun yang
tidak terendam semakin bertambah banyak. Air semakin
memekat. Warna air semakin coklat
D Hari ke-1: Tidak terjadi perkaratan pada paku. Paku belum
terjadi perubahan apapun.
Hari ke-2: Tidak terjadi perkaratan pada paku. Paku belum
terjadi perubahan apapun.
Hari ke-3: : Tidak terjadi perkaratan pada paku. Paku belum
terjadi perubahan apapun
Hari ke-4:
Hari ke-5:
Hari ke-6:
Hari ke-7: Paku terlihat semakin gelap dan warnanya juga
menjadi semakin hitam
E Hari ke-1: Terjadi sedikit perkaratan. Sebagian karat
menempel pada paku.
Hari ke-2: Bintik-bintik karat mulai tampak pada paku.
Hari ke-3: Bintik-bintik karat mulai tampak pada paku.
Hari ke-4: Karat bertambah banyak dan menyebar keseluruh
bagian paku. Namun tidak terlalu jelas terlihat karena masih
berupa bintik-bintik.
Hari ke-5: Karat mulai bertambah dan terlihat semakin jelas.
Hari ke-6: Karat semakin jelas dan bertambah pada seluruh
bagian paku Hari ke-7: Paku semakin terlihat jelas dan juga
bertambah banyak karatannya
Hari A B C D E
1 22,8 29,7 29,8 28,8 30,2
2 22,8 29,7 29,7 28,8 30,2
3 21,9 29,6 29,8 28,8 30,2
4 21,7 29,7 29,8 28,7 30,1
5 21,6 29,6 29,8 28,8 30,1
6 21,6 29,7 29,7 28,9 30,2
7 21,6 29,7 29,8 28,8 30,2
8 21,7 29,8 29,8 28,7 30,3
9 21,6 29,9 29,9 28,7 30,3
10 21,5 29,9 29,9 28,7 30,3
11 21,5 30,1 30.1 28,8 30,3
12 21,4 30,1 30,1 28,9 30,4

Jenis tabung Isi tabunng Masa Masa paku Masa awal


tabung
A Silica gel 2,6
B Air
C Air ditutup
D Minyak ditutup
E Larutan NaCl

 Pembahasan

Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan


oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Contoh korosi
yang paling sering terjadi adalah perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang
di dalamnya besi bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang
terhidrasi (Fe2O3.nH2) . Proses perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu
oksidasi besi oleh oksigen yang berasal dari udara dan reduksi oksigen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :


1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi pada bagian
besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka semakin banyak oksigen di
suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi.
2. Air dan kelembaban udara
Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering logam
(besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Selain itu,
keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi
korosi besi. Dalam hal ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab)
akan mempercepat korosi
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat
korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa
peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam
dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.
Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang perkaratan besi tersebut dan juga menyelidiki
faktor-faktor (oksigen, air dan keelektrolitan) yang mempengaruhinya serta membuktikan
kebenaran teori yang kami dapat, kami melakukan penelitian selama 14 hari dengan
membuat 8 kondisi berbeda pada masing masing tabung reaksi.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi. kami menemukan
bahwa dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Keberadaan oksigen (O2)
b) Keberadaan H2O
c) Keelektrolitan larutan
Pengaruh factor-faktor tersebut kami simpulkan dengan mengamati tingkat keparahan
karat pada masing masing tabung yang telah dikondisikan berbeda tersebut.

 Kesimpulan

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di
mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan
kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami
kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam
pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu
mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor
metalurgi dan faktor lingkungan.

 Daftar pustaka

Rufaida Anis Dyah, Waldjinah dan Wulandari Erna Tri. 2013. KIMIA untuk
SMA/MA Kelas XII. Klaten: PT Intan Pariwara
http://permatasarinur.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-kimia-korosi.html
 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai