Kelas : XII-MIA 2
Kelompok 3
Erika Garniyati
Siti Suminar Rosmiati
AfifFajar Yusuf
Bambang Dimas Nugraha
Agung Budiana
IntanPratiwi
Judul Percobaan
Praktikum percobaan korosi pada paku.
Tujuan praktikum
Mengetahui proses korosi pada paku dan juga mengetahui berat karat yang
dihasilkan dari sifat korosi tersebut dan juga tidak lupa faktor – faktor yang
memengaruhinya.
Dasar Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron
antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah
oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat.
Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan
hidrogen harus disebut dengan oksidasi.
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan
pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan
lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron menuju
besi itu sendiri.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan
struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang
lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda
standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak
faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila
masih bersih dari oksida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan
kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami
kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam
pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu
mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor
metalurgi dan faktor lingkungan.
Langkah kerja
o Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
o Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
o Beri identitas aqua gelas tersebut dari A-E
o Perlakuan paku setiap tabung reaksi sebagai berikut :
Pada tabung reaksi A: diisi paku saja dengan silica gel keadaan
terbuka
Pada tabung reaksi B: diisi paku dan air biasa.
Pada tabung reaksi C: diisi paku dan air dan di tutup
Pada tabung reaksi D diisi paku dan minyak di beri tutup dengan
plastik yang telah di sediakan dan di ikatkan dengan karet gelang.
Pada aqua gelas E : diisi paku dan air serta ditambah garam 1 sendok
makan.
o Setelah semua selesai letakkan ke 5 tabung reaksi tersebut di tempat yang
baik yang tidak terkena sinar matahari
o Kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi selama 1 minggu
Pembahasan
Kesimpulan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di
mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
Atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan
kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami
kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam
pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu
mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor
metalurgi dan faktor lingkungan.
Daftar pustaka
Rufaida Anis Dyah, Waldjinah dan Wulandari Erna Tri. 2013. KIMIA untuk
SMA/MA Kelas XII. Klaten: PT Intan Pariwara
http://permatasarinur.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-kimia-korosi.html
Dokumentasi