Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH LOGAM ALKALI

KIMIA ANORGANIK II

Dosen Pengampu: Pangaloan Saleman R., S. Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK II:

Delima Febrianti 12110720024

Fatimah Azzahra 12110725098

Khairunisa 12110722404

Ria Diljannah 12110723448

KELAS 4 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

TAHUN 1444 H/ 2023


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala


berkat Ridho-Nya penulis mampu merampungkan makalah ini dengan tepat pada waktu nya.
Tidak lupa juga penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
Shallallahu `alaihi Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya
yang selalu istiqomah sampai akhir zaman. Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Anorganik II dengan judul “Logam Alkali”.

Akhirul kata, penulis sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan dan
kesilafan dalam pemilihan kata- kata. Oleh karena itu, penulis sangat berharap kritik dan
saran konstruktif demi penyempurnaan makalah ini kedepan nya agar lebih baik lagi.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memenuhi tugas Mata Kuliah yang di berikan
kepada penulis dan semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 08 Maret 2023

TIM PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber dan Ekstraksi Logam Alkali................................................................................
B. Ekstraksi Logam Alkali dari Mineralnya..........................................................................
C. Sifat fisik dan Sifat Kimia Logam Alkali.........................................................................
D. Penggunaan Logam Alkali dan Senyawa..........................................................................
E. Karakteristik Senyawa Oksida, Peroksida Logam Alkali.................................................
F. Sintesis Hidroksida Garam-garam Okso, dan Halida dari Logam Alkali.........................
G. Sifat-sifat Hidroksida, Garam-garam Okso dan Halida dari Logam Alkali......................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logam-logam alkali: Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr adalah merupakan anggota unsur-
unsur golongan 1 dalam SPU yang mana logam-logam ini mempunyai konfigurasi
elektron valensi pada keadaan dasar ns1. Logam-logam ini cukup lunak sehingga dapat
dipotong dengan mudah dengan menggunakan pisau atau spatula (walaupun litium
menunjukkan ketahanan terhadap pemotongan). Tetapi perbedaan yang paling nyata
logam-logam ini berwarna keperakan (kecuali sesium yang ringan dan berwarna kuning
keemasan. Sama seperti logam-logam lainnya, logam-logam alkali memiliki konduktifitas
listrik dan panas yang tinggi. Diskusi tentang logam-logam ini biasanya tidak melibatkan
Fr karena hanya isotop buatan dari Fr yang dikenal, yaitu 223
Fr87 dengan waktu paruh
paling panjang (t1/2 = 21,8 menit).

Unsur golongan IA (kecuali hidrogen) disebut juga logam alkali Logam alkali
melimpah dalam mineral dan terdapat di air laut. -Khususnya Na (natrium), di kerak bumi
termasuk- logam terbanyak keempat setelah Al, Fe, dan Ca. Walaupun keberadaan ion
natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah usaha untuk mengisolasi logam
ini dari larutan air garamnya gagal sebab kereaktifannya yang tinggi pada air.
Secara harfiah “alkali” berarti basa. Alkali dapat
menghasilkanl a r u t a n yang bersifat basa apabila dilarutkan
d a l a m a i r d a n s i f a t b a s a larutannya semakin kuat dari atas kebawah.
Logam alkali adalah golonganlogam yang paling reaktif. Pada umumnya, sifat-sifat
logam terkenal dengan bentuk padatan keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak
reatif.Akan tetapi sifat-sifat logam tersebut berbanding terbalik denga sifat-
sifatlogam alkali yaitu, sangat lunak, rapatan massa rendah, sangat reaktif,
danm e r u p a k a n k o n d u k t o r l i s t r i k d a n p a n a s y a n g b a i k . P a d a s y s t e m
p r i o d i k   unsur, logam alkali ini berada pada golongan IA (kecuali hydrogen)
yangterdiri dari 6 logam yaitu, litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
rubidium(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fs). Logam alkali yang jumlahnya
terdapat paling banyak adalah natrium dan kalium. Natrium dan kalium ditemukanoleh
Humphry Davy (1778-1829) pada tahun 1807.

1
Litium ditemukan olehJohann Arfvedson (1792-1841) pada tahun 1817.
Sesiumm dan rubidiumditemukan pada tahun 1861 oleh Robert Bunsen (1811-
1899). Fransium d i t e m u k a n p a d a t a h u n 1 9 3 9 d a n m e r u p a k a n u n s u r
y a n g p a l i n g l a n g k a ditemukan di Bumi.
Walaupun berupa logam, density logam-logam ini termasuk rendah jika dibandingkan
dengan density logam pada umumnya. Logam-logam golongan 1 bereaksi dengan unsur-
unsur non-logam membentuk garam-garam ionik.

Tabel 1. 1. Titik Lebur, Titik Didih, dan Density Logam-logam Golongan 1

Unsur Titk Lebur (0C) Titik Didih Density ΔHatomisasi


(0C) (gr/cm3)
(kJ. mol-1)

Li 180,5 1326 0,53 162

Na 97,8 883 0,97 108

K 63,7 756 0,86 90

Rb 39,0 688 1,53 8278

Cs 28,6 690 1,90

Oleh karena reaktifitas logam-logam ini tinggi, maka unsur-unsur ini tidak pernah
ditemukan dalam keadaan unsur bebas, dan secara umum ditemukan dalam bentuk ion-
ion +1 yang sangat stabil. Logam-logam ini umumnya ditemukan selalu dalam bentuk
persenyawaan berupa mineral-mineral di perut bumi, misalnya, natrium ditemukan secara
luas sebagai NaCl dalam deposit garam dan air laut. Reaktifitasnya yang tinggi
mengharuskan logam-logam alkali disimpan dalam minyak mineral untuk mencegah
reaksinya dengan oksigen. Rubidium dan sesium harus ditangani di dalam atmosfir inert
pada setiap saat untuk mencegahnya bereaksi dengan oksigen, nitrogen, dan kelembaban.
Reduksi ion +1 logam alkali menjadi unsur netral secara umum tidak bisa dilakukan
dengan cara-cara kimia biasa, tetapi dapat dilakukan dengan mudah secara elektrolisis
dari garam-garam netralnya. Contoh: 2 NaCl(l) → 2 Na(l) + Cl2(g) (1)

Pembuatan K, Rb, dan Cs dengan cara mengelektrolisis leburan garam-garamnya


menghadapi kendala dan menyebabkan frustrasi karena titik lebur dan titik didih

2
logamnya yang relatif rendah dan cenderung menguap pada temperatur reaksi. Tetapi,
uap natrium dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut

KCl(l) + Na(g) → NaCl(l) + K(g) (2)

Semua logam golongan alkali mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah yang
secara umum menurun dari atas ke bawah. Oleh karena rendahnya titik lebur Na, maka
natrium cair digunakan sebagai pendingin pada reaktor nuklir. Alloy dari logam ini juga
menunjukkan titik lebur yang agak rendah dan beberapa dari alloy ini terdapat sebagai
liquid pada temperatur kamar. Alloy dari Na-K mengandung 22,8% Na menunjukkan
sifat eutektik yang meleleh pada -12,30C dan telah diusulkan sebagai pengganti natrium
murni sebagai fluida pendingin reaktor.

Semua logam golongan 1 larut dalam amonia yang sangat murni dan membentuk
larutan biru cantik yang dapat menghantar listrik. Alasan yang paling dapat diterima
untuk fenomena ini adalah bahwa logam-logam di dalam amonia cair terionisasi
membentuk kation dan elektron. Contohnya,

K(s) → K+ + e- (3)

Elektron yang dihasilkan pada reaksi ionisasi di atas terikat ke molekul-molekul pelarut
NH3, yang menyebabkan terjadinya solvasi seperti ion-ion normal. Elektron-elektron
tersolvasi inilah yang memberikan warna biru cantik dari larutan dan yang juga
menghasilkan daya hantar listrik.

Akhirnya Na (natrium) dan juga Kalium (1807) bisa diisolasi dengan mengelektrolisis
garam leleh KOH atau NaOH oleh H. Davy di abad ke-19. Kemudian- Li (litium)
ditemukan sebagai unsur baru di tahun 1817, dan Davy segera setelah itu mengisolasinya
dari Li2O dengan metode elektrolisis. Setelah itu pada tahun 1861, Rb (rubidium) dan Cs
(cesium), ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi. Fr (fransium) yang
merupakan unsur keenam golongan alkali ditemukan dengan menggunakan teknik
radiokimia tahun 1939. Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat.
Kecuali Cs (cesium) yang  berbentuk cair jika suhu lingkungan pada saat pengukuran
melebihi 28oC.

Meskipun mereka adalah logam paling kuat, tetapi secara fisik mereka lunak bahkan
bisa diiris menggunakan  pisau. Hal ini karena mereka hanya memiliki satu elektron
valensi pada kulit terluarnya. Sedangkan jumlah kulitnya makin bertambah dari atas ke

3
bawah dalam tabel unsur periodik. Sehingga ikatan antar logamnya lemah. Unsur - unsur
golongan IA terdiri dari hidrogen (H), natrium (Na), kalium(K), rubidium (Rb), sesium
(Cs) dan fransium (Fr). Kecuali hidrogen semua unsur - unsur dalam golongan ini lebih
dikenal dengan istilah Logam Alkali. Dinamakan logam karena memiliki sifat-  sifat
logam seperti mempunyai permukaan mengkilap serta mempunyai daya hantar panas dan
listrik yang baik. Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa
hidroksida yang bersifat alkali atau basa. Logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga
selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Logam alkali melimpah dalam
mineral dan di air laut.
Khususnya, natrium, Na, di kerak bumi adalah keempat setelah Al, Fe, dan Ca.
Walaupun keberadaan ion natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, sejumlah usaha
untuk mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal sebab kereaktifannya yang
tinggi pada air. Kalium (1807) dan tidak lama setelahnya natrium diisolasi dengan
mengelektrolisis garam leleh KOH atau NaOH oleh H. Davy di abad ke-19.
Litium Li ditemukan sebagai unsur baru di tahun 1817, dan Davy segera setelah itu
mengisolasinya dari Li2O dengan elektrolisis. Rubidium, Rb dan Cesium Cs, ditemukan
sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi tahun 1861. Fransium, Fr, ditemukan
dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939, kelimpahan alaminya sangat
rendah.

B. Rumusan Masalah

C. Apa saja
sumber logam
alkali yang
4
berada di
alam ?
D. 2.
E.Bagaimana
ekstraksi logam
alkali dari
mineralnya ?
F. 3.
5
G. Bagaimana
sifat fisika dan
sifat kimia yang
dimiliki logam
alkali ?
H. 4.
I. Bagaimana
pemakaian
logam alkali
6
dan senyawanya
?5.Bagaimana
karakteristik
senyawa
oksida,
peroksida, dan
superoksida
dari logam
alkali ?
7
6.Bagaimana
sintesis
hidroksida
garam-garam
okso (karbonat,
bikarbonat,
nitrat, nitrit,
sulfat, bisulfit)
dan halida dari
8
logam alkali ?
7.Bagaimana
sifat-sifat
hidroksida,
garam-garam
okso dan halida
dari
logamalkali ?

9
J. 3.Tujuan
Penulisan
K. 1.Dapat
menjelaskan
sumber logam
alkali yang
berada di
alam.2.Dapat
menjelaskan
10
ekstrasi logam
alkali dari
mineralnya.3.D
apat
menjelaskan
sifat fisika dan
sifat kimia
yang dimiliki
logamalkali.4.
11
Dapat
menjelaskan
pemakaian
logam alkali
dan
senyawanya.5.
Dapat
membedakan
senyawa
12
oksida,
peroksida, dann
superoksida
darilogam
alkali6.Dapat
menjelaskan
sintesis
hidroksida
garam-garam
13
okso
(karbonat, bikar
bonat, nitrat,
nitrit, sulfat,
bisulfit) dan
halida dari
logam
alkali.7.Dapat
menjelaskan
14
sifat-sifat
hidroksida,
garam-garam
okso dan
halidadari
logam alkali

15
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber dan Ekstraksi Logam Alkali


Semua unsur yang tergolong dalam unsur alkali ini termasuk kedalam
golongan IA. Unsur unsur logam alkali yang terletak pada golongan Ia dalam system
periodic unsur, meliputi (Li) litium, (Na) natrium, (K)kalium, (Rb)Rubidium, (Cs)
Cesium, dan (Fr) fransium. Logam alkali memliliki kecenderungan melepaskan
electron. Unsur logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga hanya di jumpai dalam
bentuk senyawa di alam. (Alti, 2023)
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-
garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut
diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber
utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam
tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-
mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.(Marvila et al., 2021)
Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam
bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium
diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat
radioaktif(Gentner & Mulvey, 2021)
Berikut kelimpahan unsur unsur di Kulit bumi:
Unsur % Massa Unsur % Massa
Oksigen 49.20 Klor 0.19

16
Silicon 25.67 Fosfor 0.11
Aluminium 7.50 Mangan 0.09
Besi 4.71 Karbon 0.08
Kalsium 3.39 Belerang 0.06
Natrium 2.63 Barium 0.04
Kalium 2.40 Nitrogen 0.03
Magnesium 1.93 Fluor 0.03
Hidrogen 0.87 Stronsium 0.02
Titanium 0.58 Unsur lain 0.47

Salah satu unsur alkali yang banyak di alam adalah Natrium dalam bentuk ion
Na+ yang banyak ditemukan di air laut dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari
hari, contohnya sebagai garam dapur (NaCl). Kelimpahan unsur Na dan K cukup
tinggi dan menduduki urutan ke enam dan ke tujuh di kulit bumi.
Natrium dan Kalium terdapat di alam litosfer dalam jumlah besar, Umumnya
sebagai day posit garam Batuan Nacl dan Karnalit KCL, MgCl2,6H2O,
litium,rubidium dan cesium kelimpahannya lebih rendah dan terdapat dalam mineral
Silikat lithium dan Natrium sebagai orang bebas diperoleh dengan cara reduksi
elektrolit lelehan garam klorida nya. Sistem harus bebas air karena adanya air maka
justru air yang akan tereduksi. Dalam campuran Halida Halida logam kation
mempunyai potensial Reduksi paling negatif akan di endapkan lebih dulu.
Natrium dan kalium sangat melimpah sedangkan lithium rubidium dan
Cesium kelimpahannya sangat sedikit. kelimpahan logam Alkali hanya sedikit adalah
fransium. Hal ini disebabkan fransium merupakan unsur radioaktif yang
memancarkan sinar beta dengan waktu paruh yang pendek sekitar 21 menit,
kemudian segera berubah menjadi unsur thorium. Logam fransium dihasilkan dari
unsur aktinum dengan memancarkan sinar Alpha.(Alti, 2023)
Adapun kelimpahan Alkali di alam yaitu:
Unsur Kelimpahan mineral/senyawa logam alkali
Sebagai mineral silikat,spodumene {LiAl (SiO3)2} dan Lipidolit
Lithium
{Li2Al2(SiO3)3FeOH2}
Sebagai Nacl banyak terdapat di dalam air laut,borak {Na2B4O7.10H2O}
Natrium trona {Na2Co3.NaHCO3.H2O} saltpeter {NaNO3} dan Mirabilit
{Na2SO4}
Sebagai sylvit {KCL}, sylvinite {campuran KCL dan NaCl} Karnalit
Kalium
{garam rangkap KCL.MgCl2.H20}
Rubidium Sebagai pengotor dalam Lepidolit {Rb2 (FOH)2Al2(SiO3)3}
Sesium Sebagai pollusit {Cs4A4Si9O26.H2O}

17
Sedikit sekali ,berasal dari peluruhan Aktinium (Ac). Bersifat radioaktif
Fransium
dengan waktu paruh 21.8 menit

B. Ekstraksi Logam Alkali dari Mineralnya


Logam-logam alkali sangat reaktif untuk dapat diperoleh dalam keadaan
bebasnya. Senyawa-senyawanya merupakan diantara yang paling stabil terhadap
panas, sehingga dekomposisi termal tidak berdampak. Karena logam-logamnya
adalah yang paling atas terdapat pada seri elektrokimia, logam-logam ini bereaksi
dengan air sehingga menggantikan satu unsur dari larutan dengan unsur yang lebih
tinggi pada seri elektrokimia akan tidak berhasil. Logam-logam ini merupakan
redukstor kimia paling kuat yang dikenal dan tidak dapat dibuat dengan mereduksi
oksidanya. Elektrolisis terhadap larutan akua untuk memperoleh logammnya juga
tidak sukses kecuali katoda merkuri yang digunakan, namun yang diperoleh adalah
amalgama dan untuk memisahkan logam murninya dari amalgama merupakan suatu
kesulitan.
Logam-logam ini dapat disolasi dengan elektrolisis terhadap leburan garamnya
biasanya leburan halida dan sering dengan penambahan aditif untuk menurunkan titik
leburnya.
Kehadiran logam di alam hanyalah salah satu aspek dari proses; logam ini juga harus
diekstraksi. Metalurgi adalah ekstraksi logam. Konsentrasi bijih adalah langkah
pertama dalam ekstraksi logam.
1. Konsentrasi Bijih
Bijih mengandung banyak kontaminan yang harus dimurnikan. Konsentrasi
adalah proses menghilangkan kontaminan dari bijih. Pemisahan gravitasi,
pencucian hidrolik, dan flotasi buih adalah semua metode konsentrasi.
2. Logam dengan tingkat reaktivitas tinggi
Logam di atas skala reaktivitas, seperti natrium, magnesium, kalsium, dan
sebagainya, tidak dapat diproduksi dari senyawanya dengan pemanasan
dengan karbon karena terlalu reaktif. Logam semacam itu diperoleh melalui
reduksi elektrolitik.
3. Logam dengan tingkat reaktivitas sedang
Logam di tengah deret reaktivitas, seperti timbal, seng, tembaga, dan
sebagainya, cukup reaktif dan biasanya ditemukan sebagai karbonat atau
sulfida. Panas digunakan untuk mengubah bijih sulfida menjadi oksida dengan
adanya udara yang melimpah. Memanggang adalah proses dimana kotoran
belerang keluar sebagai gas. Bijih karbonat dikalsinasi untuk menghilangkan
kotoran seperti karbonat dan kelembaban. Kalsinasi adalah proses yang
mengubah bijih menjadi oksida dengan memanaskannya secara cepat dengan
adanya udara berlebih.
4. Logam dengan tingkat reaktivitas rendah
Logam dengan reaktivitas rendah diletakkan di bagian bawah rangkaian
reaktivitas. Pemanasan saja dapat mereduksi logam-logam ini menjadi logam.
Misalnya, pemanasan digunakan untuk mengekstraksi merkuri dari
mineralnya, cinnabar (HgS). Pemanasan juga dapat digunakan untuk
mengekstraksi tembaga dari bijih sulfidanya (Cu 2 S).(Setiadhy & Pd, 2015)

18
C. Sifat fisik dan Sifat Kimia Logam Alkali
1. Sifat fisis
Sifat fisika atau sifat fisis yaitu sifat yang berhubungan dengan perubahan
fisik atau penampilan suatu zat maupun unsur. Sifat fisis ini biasanya dapat diukur
dan diamati.
Sifat fisis dari golongan alkali, yaitu:
a. Logam-logam Li, Na, K, dan Rb berwarna putih keperakan, tetapi Cs
berwarna
b. kuning keemasan.
c. Energi ikatan dalam kisi logam relatif rendah dan ini menyebabkan logam-
logam tersebut lunak. Semua logam alkali lunak, Li adalah yang paling
tidak lunak.
d. Konduktivitas listrik dan panas yang tinggi.(Farida, 2018)
e. Atom-atom unsur alkali mempunyai jari-jari atom terbesar dibandingkan
atom lain yang terletak dalam satu perioda. Besarnya jari-jari atom
tersebut akan menyebabkan rendahnya berat jenis unsur-unsur tersebut.
Jika atom unsur alkali melepaskan elektron terluarnya akan terbentuk
muatan positif, muatan positip inti dalam ion alkali akan menjadi lebih
besar dari muatan negatif elektronnya sehingga tarikan inti menjadi lebih
efektif oleh karenanya jari-jari ion yang terbentuk menjadi lebih kecil
dibandingkan jari-jari atomnya.
f. Elektronegatifitas unsur-unsur alkali lebih rendah. Dari Li ke Fr
elektronegatifitasnya semakin menurun sehingga bila logam alkali
membentuk ikatan dengan unsur lain yang elektro-negatifitasnya jauh
lebih tinggi akan terbentuk senyawa ionik.
g. Titik lebur dan titik leleh unsur-unsur alkali relatif sangat rendah dan
semakin menurun dengan meningkatnya ukuran atom. Hal ini sesuai
dengan sifat logam alkali yang lunak kecuali litium yang mempunyai titik
lebur yang berbeda dibandingkan unsur alkali yang lain.(Sriatun, 2012)

2. Sifat kimia
Sifat kimia yaitu sifat zat yang berkaitan dengan kemampuan suatu zat
untuk bereaksi atau mengalami perubahan tertentu.
a. Tingkat hidrolisis ion logam berkurang dengan meningkatnya nomer atom
untuk unsur-unsur satu golongan, hal ini dikarenakan pengaruh rasio
muatan terhadap ukuran (rapat muatan) dari kation, makin besar rapat
muatan suatu kation akan makin besar kemampuannya untuk mengikat air.

19
b. Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan kimia
kecuali N2, reaktifitasnya meningkat dengan berkurangnya harga potensial
ionisasi unsur-unsur tersebut.
c. Dapat bereaksi dengan air, oksigen, dan halogen.(Sriatun, 2012)

D. Penggunaan Logam Alkali dan Senyawa


Logam alkali dan senyawanya memiliki banyak penggunaan dalam berbagai
bidang, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Litium
a. Litium digunakan untuk membuat berbagai jenis paduan logam (alloy).
Rendahnya densitas litium dimanfaatkan untuk membuat alloy.
b. Paduan litium dengan logam lain menghasilkan logam yang ringan dan kuat,
sehingga digunakan untuk membuat pesawat terbang.
c. Litium juga digunakan untuk pembuatan baterai karena dapat menghasilkan
potensial listrik yang besar, namun ringan dan kompak.
d. Litium stearat C17H35COOLi digunakan untuk campuran minyak pelumas
otomotif agar tahan air dan tidak mengeras pada suhu rendah dan tetap stabil
pada suhu tinggi.

2. Natrium
a. Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur,
NaOH, Na2CO3.
b. Natrium hidrosida atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri
pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kilang minyak digunakan untuk
menghilangkan belerang, dan ekstraksi aluminium dari bijihnya. Dalam
laboratorium digunakan untuk menyerap gas karbondioksida atau gas-gas lain
yang bersifat asam, dalam beberapa reaksi organik NaOH merupakan pereaksi
yang penting misalnya pada reaksi hidrolisis.
c. Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat pembersih (cleanser)
peralatan rumah tangga, industri gelas.
d. Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue, campuran pada minuman
dalam botol (beverage) agar menghasilkan.
e. Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi dalam pembuatan senyawa
nitrat yang lain.
f. Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses diazotasi), pencegahan
korosi.
g. Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat pencahar (cuci perut), zat
pengering untuk senyawa organik.
h. Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.
i. Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
j. Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam glauber: digunakan
oleh industri pembuat kaca.
k. Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
l. Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
m. Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat rematik.

20
n. Na-sitrat, zat anti beku darah.
o. Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).
p. Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).

3. Kalium
a. Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2 pada alat bantuan
pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk ke dalam alat dan bereaksi
dengan KO2 menghasilkan O2 .
b. Kalium klorida (KCl), pupuk, bahan pembuat logam kalium dan KOH .
c. Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi, elektrolit batu baterai
batu alkali.
d. Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf (sedative), pembuat plat
potografi.
e. KClO3, bahan korek api, mercon, zat peledak, ditambahkan pada garam dapur
sebagai sumber iodium sehingga dikenal sebagai garam beriodium.
f. K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri.
g. K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator).
h. KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan.
i. Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat HNO3 .
j. K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih.
k. K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk tartar).(Syamsidar, 2013)

4. Rubidium
a. Rubidium digunakan dalam pembuatan fotosel dan pembersihan sisa gas dari
tabung vakum.
b. Rubidium juga digunakan dalam turbin uap, dalam jam atom, dalam beberapa
jenis kaca, produksi superoksida dengan membakar oksigen, dan dengan ion
kalium dalam beberapa penggunaan biologis.
c. Garam rubidium digunakan dalam gelas, keramik, dan kembang api untuk
memberikan warna ungu.

5. Cesium
a. Fungsi format cesium sebagai fluida pengeboran untuk melumasi mata bor,
untuk membawa potongan batuan ke permukaan, dan untuk menjaga tekanan
pada pembentukan selama pengeboran sumur.
b. Cesium berbasis jam atom mengamati transisi elektromagnetik dalam struktur
hyperfine dari caesium-133 atom dan menggunakannya sebagai titik referensi.
c. Cesium uap generator termionik daya pengangkat rendah yang mengubah
energi panas menjadi energi listrik. Dalam converter tabung vakum dua
elektroda, alat ini menetralkan muatan ruang yang dibangun di dekat katoda
untuk meningkatkan aliran arus.
d. cesium klorida (CsCl), sulfat (Cs2SO4), dan trifluoroacetate (Cs (O2CCF3))
yang umumnya digunakan dalam biologi molekuler untuk ultrasentrifugasi
gradien densitas.
e. Senyawa cesium digunakan untuk meningkatkan efektivitas dari beberapa
logam katalis-ion yang digunakan dalam produksi bahan kimia, seperti asam

21
akrilat, antrakuinon, etilen oksida, metanol, anhidrida ftalat, stirena , metil
metakrilat monomer, dan berbagai olefin.

E. Karakteristik Senyawa Oksida, Peroksida Logam Alkali


Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen.
Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam
minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa
oksida logam. Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-
macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih,
maka terbentuk peroksida. (Syamsidar, 2013)
Sebagian besar logam bereaksi dengan gas dioksigen membentuk ion oksida
O . Tetapi untuk logam alkali, selain membentuk oksida, juga dapat membentuk
2

peroksida, O22-, kecuali litium yang hanya membentuk oksida biasa (normal) menurut
persamaan reaksi:
4Li (S) + O2 (g) → 2 Li2O (S)
Natrium misalnya, bereaksi dengan dioksigen menghasilkan natrium dioksida(2-),
Na2O2, yang biasa disebut Natrium Peroksida menurut persamaan reaksi: (Kristian H.
Sugiyarto, 2010)
2Na (S) + O2 (g) → Na2O2 (S)
F. Sintesis Hidroksida Garam-garam Okso, dan Halida dari Logam Alkali

Bila logam-logam golongan 1 dipanaskan dalam udara berlebih atau dalam O2,
produk utama dapat diperoleh tergantung pada logamnya, misalnya, litium oxida, Li2O,
natrium peroksida, Na2O2, dan superoksida, KO2, RbO2, dan CsO2

pembentukan oksida 4 Li + O2 → 2 Li2O (11)


pembentukan peroksida 2 Na + O2 → Na2O2 (12)
pembentukan superoksidaK + O2 → KO2 (13)

Oksida-oksida Na2O, K2O, Rb2O, dan Cs2O yang tidak murni dapat diperoleh dengan
menggunakan udara terbatas, tetapi lebih baik dibuat dengan cara peruraian termal
peroksida atau superoksida. Warna oksida-oksida bervariasi mulai dari putih hingga
oranye; Li2O dan Na2O membentuk kristal berwarna putih, sementara K2O berwarna
kuning pucat, Rb2O berwarna kuning, dan Cs2O berwarna oranye. Semua oksida adalah
basa kuat; kebasaan meningkat dari Li2O ke Cs2O. Peroksida dari litium dapat diperoleh
dengan aksi H2O2 pada larutan etanolik LiOH, tetapi akan terurai pada pemanasan.
Natrium peroksida (digunakan secara luas sebagai oksidator) dibuat dengan cara
pemanasan logam Na di atas wadah Al di udara, bila murni, akan terbentuk Na 2O2 yang
tak berwarna dan warna kuning biasanya muncul dikarenakan adanya sejumlah kecil
NaO2. Superoksida dan peroksida mengandung ion paramagnetik [O 2]- dan ion
diamagnetik [O2]2-. Superoksida mempunyai momen magnetik ≈ 1,73 µB konsisten
dengan adanya satu elektron tak berpasangan.

22
Oksidasi sebagian dari Rb dan Cs pada temperatur rendah menghasilkan suboksida
seperti Rb6O, Rb9O2, Cs7O, dan Cs11O3. Struktur senyawa-senyawa ini mengandung unit-
unit oktahedral dari ion-ion logam dengan oksigen berada di pusat. Rumus suboksida
tidak sesuai dengan bilangan oksidasi. Tiap-tiap senyawa mengandung ion M + dan ion
O2-, dan rumus Rb6O lebih baik ditulis sebagai (Rb+)6(O2-).4e-, yang menunjukkan adanya
elektron bebas.
Oksida, peroksida, dan superoksida logam alkali bereaksi dengan air sesuai dengan
persamaan-persamaan reaksi berikut:

M2O + H2O → 2 MOH (14)


M2O2 + 2 H2O → 2 MOH + H2O2 (15)
2 MO2 + 2 H2O → 2 MOH + H2O2 + O2 (16)

Salah satu penggunaan KO2 adalah dalam masker pernafasan dimana KO2 menyerap H2O
yang menghasilkan O2 untuk pernafasan dan KOH untuk menyerap CO2 yang dikeluarkan
ketika kita bernafas

KOH + CO2 → KHCO3 (17)

Natrium peroksida bereaksi dengan CO2 menghasilkan Na2CO3, menyebabkannya cocok


digunakan untuk pembersihan/pemurnian udara di dalam ruang terisolasi, misalnya, di
dalam kapal selam; KO2 beraksi dengan cara yang sama tetapi lebih efektif.
Walaupun semua peroksida logam alkali terurai pada pemanasan sesuai persamaan
reaksi
M2O2(s) → M2O(s) + ½ O2(g) (18)
kestabilan termalnya tergantung pada ukuran kation; Li2O2 adalah peroksida yang paling
kurang stabil, sementara Cs2O2 adalah yang paling stabil. Kestabilan dari superoksida
(dengan mengacu pada M2O2 dan O2) mengikuti kecenderungan yang sama.
Ozonida, MO3, mengandung ion [O3]- yang bersifat paramagnetik dan bentuk
molekulnya bengkok, yang dikenal untuk semua logam alkali. Garam-garam KO3, RbO3,
dan CsO3 dapat dibuat dari peroksida atau superoksida dengan mereaksikannya dengan
ozon, tetapi metode ini gagal, atau menghasilkan produk reaksi rendah, untuk LiO 3 dan
NaO3. Ozonida-ozonida ini telah dapat dibuat baru-baru ini dalam amonia cair dengan
cara interaksi CsO3 dengan resin penukar ion yang dimasukkan dengan ion Li + atau Na+.
Ozonida bersifat eksplosif berbahaya. Resin penukar ion terdiri dari satu fase padat
(misalnya, zeolite) yang mengandung gugus asam atau basa yang dapat mempertukarkan
kation dan anion dari larutan yang dibersihkan melalui resin; aplikasi yang penting adalah
dalam pemurnian air.

23
1. 6. 2. Hidroksida
Pada tahun 2002, ≈45 Mt NaOH (caustic soda) digunakan di seluruh dunia dan kira-
kira 1/3 dari jumlah tersebut dibuat di AS. NaOH digunakan dalam kimia organik dan
anorganik dimanapun dibutuhkan alkali yang murah, dan penggunaan oleh industri dapat
dilihat pada gambar 10.2b, hal 259. NaOH padat (TL=591K) sering ditangani sebagai
flake atau pellet, dan larut dalam air dengan mengeluarkan panas yang lumayan besar.
Kalium hidroksida (TL=633K) sangat mirip dengan NaOH dalam pembuatan dan sifat-
sifat. KOH lebih larut dibanding NaOH dalam EtOH, yang mana KOH menghasilkan ion
etoksida konsentrasi rendah dan hal ini menyebabkan naiknya penggunaan KOH etanolik
dalam sintesis organik.

C2H5OH + [OH]- == [C2H5O]- + H2O (19)

Struktur kristal hidroksida-hidroksida golongan 1 biasanya rumit, tetapi bentuk KOH


pada temperatur tinggi mempunyai kisi NaCl dengan ion [OH] - mengalami rotasi yang
membentuk pseudo-spherical.
Reaksi-reaksi hidroksida logam alkali dengan asam dan oksida asam tidak
memberikan hal yang khusus. Namun demikian, reaksi-reaksi dengan CO sangat menarik
karena hidroksida-hidroksida ini menghasilkan bentuk logam (metanoat), seperti pada
reaksi berikut

450K

NaOH + CO HCO2Na (20)

Banyak unsur-unsur non-logam mengalami disproporsionasi bila direaksikan dengan


alkali aqueous; P4 menghasilkan PH3 dan [H2PO2]-, S8 menghasilkan S2- dan campuran
oksoanion, dan Cl2 bereaksi menghasilkan Cl- dan [OCl]- atau [ClO3]-. Unsur-unsur non-
logam tidak membentuk hidrida yang stabil, dan logam-logam amfoter, bereaksi dengan
MOH aqueous menghasilkan H2 dan anion-anion okso, misalnya, reaksi

2 Al + 2 NaOH + 6 H2O → 2 Na[Al(OH)4] + 3 H2 (21)

1. 7. Garam dari Asam-asam Okso: Karbonat dan Hidrogenkarbonat


Sifat kebanyakan garam-garam dari asam-asam okso dari logam alkali tergantung
pada ada atau tidak adanya anion okso pada kation; maka kita cenderung mendiskusikan
tentang asam-asam okso dibawah asam yang tepat. Namun demikian, disini hanya
ditelaah karbonat dan hidrogenkarbonat dengan alasan kepentingannya. Sementara

24
Li2CO3
sedikit larut
dalam air,
karbonat-
karbonat
lainnya dari
logam-logam
golongan 1
sangat larut.
Di banyak
negara,
natrium
karbonat
(soda ash)
dan natrium hidrogenkarbonat (secara umum disebut natrium bikarbonat) dibuat dengan
proses Solvay (gambar 10.5, hal 267),

tetapi hal ini menjadi superseded dimana sumber-sumber alami dari mineral-mineral
trona, Na2CO3.NaHCO3.2H2O, tersedia dalam jumlah banyak, misalnya, di AS. Gambar
di atas menunjukkan bahwa NH3 dapat didaur ulang, tetapi kebanyakan limbah CaCl2
dibuang (misalnya, ke laut) atau digunakan untuk menyapu salju dari jalanan. Pada tahun
2001, ≈35 Mt natrium karbonat diproduksi di seluruh dunia, 10,3 Mt di AS. AS (eksportir
Na2CO3) menghabiskan ≈6,4 Mt natrium karbonat pada tahun 2003; penggunaannya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Natrium hidrogenkarbonat, walaupun merupakan produk langsung dari proses Solvay,


juga dibuat dengan cara melewatkan CO2 melalui Na2CO3 aqueous atau dengan cara
melarutkan trona dalam H2O yang dijenuhkan dengan CO2. Penggunaannya antara lain,

25
sebagai pembuat foam (busa), zat additif makanan (misalnya, baking powder), dan
sebagai effervescent dalam produk-produk farmasi. Perusahaan Solvay kini telah
mengembangkan suatu proses untuk menggunakan NaHCO3 dalam mengontrol polusi,
misalnya, dengan netralisasi SO2 atau HCl dalam emisi industri atau limbah lainnya.
Terdapat beberapa perbedaan yang bisa dicatat antara Na+ dan garam logam alkali lain
[CO2]2- dan garam [HCO3]-. Sementara NaHCO3 dapat dipisahkan dalam proses Solvay
dengan cara pengendapan, tapi tidak sama untuk KHCO 3. Oleh karena itu, K2CO3
diproduksi tidak melalui KHCO3, tetapi dengan reaksi KOH dengan CO 2. K2CO3 telah
lama digunakan pada pembuatan kaca dan keramik tertentu. Diantara penggunaannya,
KHCO3 digunakan sebagai buffer dalam pengolahan air dan pada produksi minuman
anggur. Litium karbonat hanya sedikit larut dalam air, “LiHCO3” hingga kini belum dapat
diisolasi. Kestabilan termal karbonat-karbonat logam golongan 1 meningkat dari atas ke
bawah dengan naiknya rM+, energi kisi menjadi satu faktor yang krusial, dapat dilihat
pada reaksi di bawah. Kecenderungan dalam kestabilan berlaku untuk semua seri dari
garam-garam okso dari logam-logam alkali.

M2CO3 → M2O + CO2 (22)

Struktur NaHCO3dan KHCO3 dalam keadaan padat menunjukkan adanya ikatan hidrogen.
Dalam KHCO3, anion-anion bergabung membentuk pasangan

(gambar a), sementara dalam NaHCO3 terdapat rantai yang infinite (gambar b). Dalam
tiap kasus di atas, ikatan-ikatan hidrogen adalah asimetris. Natrium silikat juga
merupakan produk komersial yang penting.

G. Sifat-sifat Hidroksida, Garam-garam Okso dan Halida dari Logam Alkali

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

27
DAFTAR PUSTAKA

Alti, A. R. (2023). KIMIA DASAR II (Cetakan Pe). PT GLOBAL EKSEKUTIF


TEKNOLOGI.
Farida, I. (2018). Kimia Anorganik Karakteristik Logam Blok-S dan -P.
Gentner, T. X., & Mulvey, R. E. (2021). Alkali-Metal Mediation: Diversity of Applications
in Main-Group Organometallic Chemistry. Angewandte Chemie - International
Edition, 60(17), 9247–9262. https://doi.org/10.1002/anie.202010963
Kristian H. Sugiyarto, R. D. (2010). Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marvila, M. T., Azevedo, A. R. G. de, & Vieira, C. M. F. (2021). Reaction mechanisms of
alkali-activated materials. Revista IBRACON de Estruturas e Materiais, 14(3), 1–26.
https://doi.org/10.1590/s1983-41952021000300009

28
Setiadhy, H., & Pd, S. (2015). Keterangan : ALKALI & ALKALI TANAH. November 2014,
2015.
Sriatun, S. S. et al. (2012). Kimia Unsur. In Angewandte Chemie International Edition. UPT
UNDIP Press Semarang.
Syamsidar. (2013). Dasar Reaksi Anorganik. Alauddin University Press.

29

Anda mungkin juga menyukai