Anda di halaman 1dari 34

Faktor Yang Paling Mempengaruhi Terjadinya Korosi

Disusun Oleh :

Liwinamtia Salsabilah

M Farhan Hilman

M Ridho Sampurna

Sabilla Maghfira

Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Palembang

Tahun Ajaran 2018 /2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, kepada seluruh umat manusia,
yang atas izin-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini yang
berjudul “faktor yang paling mempengaruhi terjadinya korosi” ini dapat selesai
tepat pada waktunya.

Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat mengembangkan


pengetahuan sains para kaum pelajar untuk lebih maju dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Kemudian tak lupa kami berterima kasih pada berbagai pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini sampai makalah ini dapat
terselesaikan.

Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 1 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 01

A. Latar Belakang........................................................................................................... 01

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 02

C. Maksud dan Tujuan.................................................................................................. 02

D. Manfaat.................................................................................................................... 02

BAB II LANDASAN TEORITIS..................................................................................... 03

A. DASAR TEORI............................................................................................................. 03

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI ................................................................ 04

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................. 07

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .............................................................................. 07

B. METODOLOGI PENGAMBILAN DATA ....................................................................... 07

C. SAMPEL PENELITIAN ................................................................................................. 07

D. METODE ANALISIS DATA ............................................................................................. 07

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................... 09

A. HASIL PENGAMATAN................................................................................................... 09

B. PEMBAHASAN.............................................................................................................. 12

BAB V PENUTUP....................................................................................................... 14

A. KESIMPULAN................................................................................................................ 14

B. SARAN.......................................................................................................................... 14

LAMPIRAN........................................................................................................................ 15

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi merupakan satu-satunya planet yang terdapat kehidupan di
dalamnya. Kehidupan di bumi tidak lepas dari adanya sesuatu yang memacu
terjadinya kehidupan, dan salah satu faktor yang memacu kehidupan tersebut
beriringan dengan adanya reaksi kimia. Sudah kita ketahui, reaksi kimia memiliki
pengaruh yang besar bagi kehidupan. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang
selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia . Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutus ikatan kimia , walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi elementer-elementer.1 Salah satu contoh
akibat dari reaksi kimia yaitu, Korosi.
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena reaksi kimia antara
logam dengan zat-zat di lingkungannya yang membentuk senyawa yang tak
dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi yang dikenal dengan sebutan
perkaratan. Oleh karena itu, istilah korosi dan perkaratan sering dianggap sama.
Korosi dikenal menghasilkan ganti yang tidak sedikit. Bahkan, Hasil penelitian
yang digunakan pada tahun 2002 di Amerika Serikat, yang menyebabkan
gangguan yang mendorong industri, infrastruktur, hingga perangkat transportasi di
Negara adidaya itu mencapai 276 miliar dolar AS. Ini berarti 3,1 persen dari
Produk Domestik Bruto (PDB) -nya. nyata, negara-negara di daerah tropis seperti
Indonesia. Namun, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang
jumlah kerugian setiap tahunnya. Oleh karena itu, kami perlu tahu apa saja faktor
yang memacu korupsi, agar itu dapat diminimalisir bahkan dimusnahkan. Faktor-
faktor penyebab terjadinya korosi/ faktor-faktor yang mempercepat terjadinya
korosi, antara lain :

1IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book") (1997). Online corrected
version: (2006–) "chemical reaction".

1
1. Air dan kelembaban udara
2. Elektrolit
3. Permukaan logam yang tidak rata
4. Terbentuknya sel elektrokimia

Maka dari itu, dalam pengamatan imi kami menggunakan objek berupa paku dan
beberapa cairan karena objek tersebut berhubungan dengan faktor penyebab
terjadinya korosi. Cairan tersebut berupa : cairan air biasa, cairan air hangat,
cairan cuka makan, larutan air gula, dan larutan air garam.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah : “Apa
faktor yang paling mempengaruhi terjadinya korosi?”

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Mengetahui faktor erat penyebab terjadinya korosi
2. Mengurangi tindakan yang memacu terjadinya korosi
3. Agar hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat dimanfaatkan dan
digunakan oleh pihak sekolah, sebagai bahan referensi untuk
meminimalisir kerugian akibat korosi

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Agar dapat menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik SMA Negeri 6
Palembang terhadap penyebab terjadinya korosi.
2. Mengetahui kadar korosi suatu larutan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DASAR TEORI


Korosi adalah proses alami, yang mengubah logam halus menjadi bentuk
yang lebih stabil secara kimia, seperti oksidanya, hidroksida, atau sulfida. Ini
adalah penghancuran bahan secara bertahap (biasanya logam) oleh reaksi kimia
dan / atau elektrokimia dengan lingkungan mereka. Rekayasa korosi adalah
bidang yang didedikasikan untuk mengendalikan dan menghentikan korosi.
Dalam penggunaan kata yang paling umum, ini berarti oksidasi elektrokimia
logam dalam reaksi dengan oksidan seperti oksigen atau sulfat. Karat,
pembentukan oksida besi, adalah contoh terkenal korosi elektrokimia. Jenis
kerusakan ini biasanya menghasilkan oksida (s) atau garam (s) dari logam asli,
dan menghasilkan warna oranye yang khas. Korosi juga dapat terjadi pada
material selain logam, seperti keramik atau polimer, meskipun dalam konteks ini,
istilah "degradasi" lebih umum. Korosi menurunkan sifat yang berguna dari bahan
dan struktur termasuk kekuatan, penampilan dan permeabilitas terhadap cairan
dan gas.
Banyak paduan struktural hanya dari paparan uap air di udara, tetapi
prosesnya dapat sangat dipengaruhi oleh paparan zat tertentu. Korosi dapat
terkonsentrasi secara lokal untuk membentuk lubang atau retak, atau dapat meluas
di area yang luas kurang lebih merata permukaan. Karena korosi adalah proses
yang dikendalikan difusi, itu terjadi pada permukaan yang terbuka. Akibatnya,
metode untuk mengurangi aktivitas permukaan yang terbuka, seperti konversi
passivasi dan kromat, dapat meningkatkan ketahanan korosi material. Namun,
beberapa mekanisme korosi kurang terlihat dan kurang dapat diprediksi.2
Besi yang berhubungan dengan karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut

2
https://en.wikipedia.org/wiki/Corrosion Pada Tanggal` 1 November 2018 Pukul 12:45 WIB

3
dalam udara bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan
karat:
Anoda : Fe²⁺ + 2E⁻ → Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H⁺ + 4E⁻

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI


2.2.1 Air (H20) dan Udara (O2)
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu
faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak
mengandung uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya


korosi. Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi
redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi
besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Oksigen dari udara yang larut
dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Jika jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam
semakin banyak, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan
logam tersebut. Semakin banyak air dan oksigen maka akan semakin cepat
terjadinya korosi

2.2.2 Larutan Garam Elektrolit


Merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu
mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh oksigen di udara. Air
hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka
air hujan dan air laut merupakan faktor yang dapat mempercepat korosi. Proses ini
disebabkan oleh kenaikan konduktivitas larutan garam dimana larutan garam lebih
konduktif sehingga menyebabkan laju korosi juga akan lebih tinggi. Sedangkan
pada kondisi kelautan garam dapat mempercepat laju korosi logam karena larutan

4
garamnya lebih konduktif. Konsentrasi elektrolit yang besar dapat meningkatkan
laju aliran elektron sehingga laju korosi meningkat.

2.2.3 Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan
menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa
putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan
kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida (Fe2S2 ) hasil reduksi sulfat (SO42-) oleh
bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila
sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi
korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung
besi

2.2.4 Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi
redoks semakin besar Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur
dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas
secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).

2.2.5 PH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin
besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu:

2H+(Aq) + 2E- → H2

5
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.3

3 http://www.academia.edu/8316389/MAKALAH_KOROSI Pada Tanggal 30 Oktober 2018 Pukul 19:35

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 6 Palembang.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 24 Oktober 2018 – 1 November 2018

3.2 Metodologi Pengambilan Data

3.2.1 Metode Kepustakaan

Metode kepustakaan digunakan untuk menambah referensi


sehingga dapat dipergunakan untuk membantu penulis melakukan
penelitian. Kepustakaan dapat diambil dari buku dan internet
(website).

3.3 Sampel Penelitian

3.3.1 Sampel

Metode pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan


jumlah yang telah ditentukan. Sementara untuk menentukan jumlah
sampel, Penulis menentukan jumlah sebanyak 5 caiaran yang
berbeda yang terdiri dari larutan garam, larutan gula, air cuka, air
panas dan air dingin

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Data Deskriptif Kualitatif

Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan


menginterpretasi variable yang diteliti dengan apa adanya.

7
Penelitian deskriptif juga biasa dikenal dengan penelitian non
eksperimen karena tidak melakukan kontrol dan manipulasi
terhadap variable yang akan diteliti. Penelitian ini seringkali
menguji suatu hipotesis yang berkaitan dengan keadaan sekarang
dengan melaporkan hasil penelitian secara apa adanya.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


Tabel Hasil Percobaan
Hari Keadaan paku dalam gelas berisi
ke- Larutan garam Larutan gula Air dingin Air panas Cuka makan

1 Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada
perubahan perubahan Perubahan perubahan perubahan
2 Paku mulai Belum ada Bagian bawah Paku mulai Paku mulai
sedikit perubahan paku mulai sedikit sedikit berkarat
berkarat berkarat berkarat
3 Perkaratan Paku mulai Bagian tengah Korosi Muncul
semakin sedikit paku mulai keseluruhan gelembung,
banyak terjadi berkarat mengalami dan air paku
pada paku korosi berubah jadi menghitam, air
kekuningan berwarna kuning
4 Korosi Korosi terus Korosi terus Korosi terus Gelembung
keseluruhan, berlanjut dan berlanjut tanpa berlanjut terus
terjadi berpusat di ada perubahan keseluruhan bermuculan,
penguapan bagian atas yang dan tidak ada paku
dan tengah signifikan perubahan menghitam, air
pada air semakin
berwarna kuning
5 Korosi terus Paku mulai Paku mulai Korosi terjadi Jumbah
berlanjut dan menghitam, menghitam, air lebih banyak, gelembung
penguapan air tidak mulai berubah air tidak bertambah,
terus terjadi berubah warna menjadi berubah sekitar paku
kuing mulai

9
menghitam, air
menjadi
berwarna kuning
pekat.
6 Korosi terus Korosi terus Korosi terus Korosi Gelembung
berlanjut pada berlanjut dan berlanjut tanpa bertambah terus bertambah,
paku, tidak ada paku berubah ada perubahan banyak di paku semakin
perbahan pada menjadi yang seluruh bagian menghitam, air
air serta warna hitam . signifikan dari paku. semakin
pengupan terus paku dan air berwarna kuning
terjadi pekat.

Tabel perkembangan pada keadaan dan lingkungan paku


A. Larutan Garam
Hari ke Perubahan
1 Belum ada perubahan pada paku dan air.
2 Mulai terjadi sedikir perkaratan, belum ada perubahan pada
lingkungan sekitar paku.
3 Perkaratan terus terjadi pada paku, beum ada perubahan pada
lingkungan sekitar
4 Terjadi perkaratn diseluruh bagian paku,terjadi penguapan disekitar
paku
5 Perkaratan terus bertambah dan penguapan disekitar paku terus terjadi
6 Jumlah bagian berkarat terus bertambah pada paku dan penguapan
terus terjadi, air disekitar paku belum mengalami perubahan.
B. Larutan Gula
Hari ke Perubahan
1 Belum ada perubahan pada paku dan air.
2 Belum ada perubahan pada paku dan air.
3 Mulai terjadi sedikir perkaratan, belum ada perubahan pada

10
lingkungan sekitar paku.
4 Perkaratan berfokus pada bagian atas dan tengah paku, belum ada
perubahan pada air disekitar paku.
5 Sebagian paku mulai menghitam tanpa ada perubahan warna air
6 Bagian yang menghitam pada paku terus bertambah tanpa ada
perubahan pada air disekitarnya.
C.Air Dingin
Hari ke Perubahan
1 Belum ada perubahan pada paku dan air.
2 Mulai terjadi sedikir perkaratan di bagian bawah paku , belum ada
perubahan pada lingkungan sekitar paku
3 Bagian tengah paku mulai berkarat tanpa ada perubahan pada
lingkungan sekitarnya
4 Jumlah bagian paku yang berkarat semakin bertambah, air disekitar
paku tidak berubah
5 Sebagian dari paku mulai menghitam dan terjadi perubahan warna
pada air menjadi sedikit kekuningan
6 Jumah bagian yang enghitam pada paku terus bertambah tanpa ada
perubahan pada air disekitarnya
D. Air Panas
Hari ke Perubahan
1 Belum ada perubahan pada paku dan air.
2 Mulai terjadi sedikir perkaratan, belum ada perubahan pada
lingkungan sekitar paku
3 Keseluruhan dari bagian paku mulai berkarat dan air disekitarnya
berubah menjadi kekuningan
4 Jumlah bagian yang berkarat pada paku terus bertambah tanpa ada
perubahan lanjut pada air.
5 Perkaratan pada paku terus bertambah tanpa mengubah warna air lebih
lanjut

11
6 Perkaratan terus terjadi pada paku tanpa ada perubahan yang
signifikan pada air
E. Cuka Makan (CH3COOH)
Hari ke Perubahan
1 Beum ada perubahan pada paku dan air.
2 Mulai terjadi sedikir perkaratan, belum ada perubahan pada
lingkungan sekitar paku
3 Paku mulai menghitam, air disekitar paku mulai berubah warna
menjadi kuning , dan muncu gelembung-gelembung disekitar paku.
4 Paku semakin menghitam, air terus berubah warna menjadi lebih
kuning, jumlah gelembung yang muncul terus bertambah
5 Air disekitar paku semaking menjadi berwarna kuning pekat, bagian
hitam pada paku terus bertambah, gelembung disekitar paku terus
bertambah
6 Gelembung-gelembung disekitar paku terus bertambah, warna air terus
berubah menjadi kuning pekat, paku terus menghitam

4.2 Pembahasan
Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang
disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan
lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering terjadi adalah perkaratan besi,
yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya besi bergabung dengan
oksigen dan air membentuk besi oksida yang terhidrasi (Fe2O3.nH2) . Proses
perkaratan besi merupakan proses elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen
yang berasal dari udara dan reduksi oksigen.
Hal ini di karenakan asam lebih cepat menyebabkan korosi Faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi:
1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami reduksi
pada bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan hal ini, maka

12
semakin banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan semakin cepat korosi besi
(logam) di dalamnya terjadi.
2. Air dan kelembaban udara
Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin
sering logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut
mengalami korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan
kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam hal ini, udara yang banyak
mengandung uap air (udara yang lembab) akan mempercepat korosi
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat
mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses
korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air
laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal
yang terbuat dari logam.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan mengenai korosi. Kami
menemukan bahwa dalam proses korosi terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Keberadaan oksigen (O2)
b) Keberadaan H2O
c) Keelektrolitan larutan
Dari hasil pengamatan selama 6 hari kami mendapati bahwa pada gelas
pada paku (air biasa) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat air
pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning ,pada paku (air yang sudah
dimasak) terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya
menjadi kuning, pada paku E( larutan garam ) terjadi korosi secara keseluruhan
dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning serta
terjadi penguapan, sedangkan pada paku F(air cuka) CH3COOH terjadi korosi
secara keseluruhan dengan keadaan paling cepat terjadinya korosi di bandingkan
dengan keadaan lain tetapi paku berwarna hitam.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dalam makalah kami yang berjudul “ Faktor Yang
Paling Mempengaruhi Terjadinya Korosi ”

“ maka dapat kami simpulkan bahwa paku dapat berkarat karena adanya reaksi
okesigen dalam air dengan logam, serta tidak terjadi pengkaratan pada paku yang
terendam cuka dapur karena cuka asam asetat . Dan dapat disimpulkan bahwa :

1. korosi pada logam besi disebarkan karan adanya oksigen


2. korosi dapat diegah dengan melapisi dengan bahan anti korosi
5.2 Saran

Adapun saran dari kami mengenai tindak lanjut makalah kami adalah ;

1. Lakukan pratikum tersebut dengan prosedur yang tertulis


2. Lakukan pengamatan dan pencatatan data setiap hari secara berturut turut
dengan waktu yang sama.

14
LAMPIRAN

Hari Kedua
Larutan Garam

Larutan Gula

15
Air dingin

Air panas

16
Cuka makan

17
Hari Ketiga
Larutan Garam

Larutan Gula

18
Air Dingin

Air Panas

19
Cuka Makan

20
Hari Keempat
Larutan Garam

Larutan Gula

21
Air Dingin

Air Panas

22
Cuka Makan

23
Hari Kelima
Larutan Garam

Larutan Gula

24
Air Dingin

Air Panas

25
Cuka Makan

26
Hari Keenam
Larutan Garam

Larutan Gula

Air Dingin

27
Air Panas

28
Cuka Makan

29
DAFTAR PUSTAKA

IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book") (1997). Online
corrected version: (2006–) "chemical reaction".

https://www.scribd.com/document/22075509/Degradasi-Fungsi-Sistem-Industri-Akibat-Korosi-
Mikrobiologi Pada Tanggal 1 November 2018 Pukul 13:00 WIB

https://en.wikipedia.org/wiki/Corrosion Pada Tanggal 1 November 2018 Pukul 12:45 WIB

http://www.academia.edu/8316389/MAKALAH_KOROSI Pada Tanggal 30 Oktober 2018 Pukul


19:35

30

Anda mungkin juga menyukai