Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGARUH KOROSI PADA PAKU

Finda Nur Lailiyah, Ni Luh Eva Pradnyaningsih


2043211096, 2043211106
Departemen Statistika Bisnis, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak
Korosi dalam istilah sehari-hari biasa dikenal sebagai peristiwa perkaratan. Korosi ini sebenarnya merupakan
peristiwa terjadinya perusakan material, terutama logam, karena pengaruh lingkungan serta akibat reaksi kimia yaitu pada
suhu tinggi antara logam dan gas atau terjadi korosi elektrokimia yang terjadi di air atau udara basah. Korosi biasa terjadi
di dalam paku yang berbahan dasar besi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Percobaan kali ini akan
disajikan hasil percobaan tentang pengaruh korosi pada paku besi dengan tujuan agar dapat mengetahui proses korosi
pada paku dengan berbagai perlakuan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu meletakkan paku pada gelas
plastik yang diberi berbagai macam larutan kemudian mengamati perubahan pada cairan dan paku tersebut selama 7 hari
dengan variabel responnya adalah massa paku yang hilang. Percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa paku yang
direndam dalam larutan garam, air mendidih, air minum isi ulang, dan air bak mandi memiliki laju korosi yang paling
cepat dan paku yang direndam dalam air cuka dan air jeruk nipis tidak mengalami korosi.
Kata Kunci – Besi, Logam, Korosi, Paku

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar


PENDAHULUAN
dapat mengetahui proses perkaratan paku dengan
Logam adalah unsur yang mempunyai sifat fisik berbagai perlakuan, dapat mengetahui faktor-faktor apa
umum seperti berwujud padat, bertitik leleh tinggi, saja yang menyebabkan paku mengalami korosi, serta
lentur (tidak mudah patah), mudah dibentuk, penghantar dapat mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.
panas dan listrik yang baik, dan dapat dibuat paduan
antar sesama logam [1]. Logam memiliki banyak jenis METODE
yang berbeda namun kondisi logam semakin berkurang
dari waktu ke waktu karena adanya kontak dengan A. Sumber Data
kekuatan alam. Ini biasanya disebut sebagai karat atau Sumber data yang digunakan pada praktikum ini
korosi dan dapat menimbulkan dampak negatif. Korosi merupakan sumber data primer yang diperoleh dengan
berasal dari kata latin “Corrodere” yang berarti pengamatan secara langsung perubahan dari paku
perusakan atau hancurnya benda-benda yang terbuat selama 7 hari. Pengambilan data dilakukan pada hari
dari logam atau berkarat. Korosi atau bisa disebut
Rabu sampai Selasa tanggal 27 April sampai dengan 3
perkaratan merupakan peristiwa terjadinya perusakan
material, terutama logam, karena pengaruh lingkungan Mei 2022 bertempat di Kota Surabaya.
serta akibat reaksi kimia yaitu pada suhu tinggi antara B. Langkah Analisis
logam dan gas atau terjadi korosi elektrokimia yang Adapun prosedur yang dilakukan dalam
terjadi di air atau udara basah [2]. Peristiwa korosi ini penelitian ini adalah sebagai berikut.
seringkali terjadi di kehidupan sehari-hari seperti pada 1. Menyiapkan alat dan bahan seperti paku, gelas, dan
barang logam atau besi. Besi adalah unsur sifat ikatan larutan yang digunakan sebagai variabel (air
logam berat magnetik lunak berwarna putih-perak yang mendidih, larutan garam, air cuka, air jeruk nipis, air
mudah dibentuk dan mudah berkarat di udara lembab, minum isi ulang, dan air bak mandi).
terbentuk dalam bentuk murni di meteorit dan
2. Memberi label pada masing-masing masing gelas.
digabungkan di sebagian besar batuan beku [3]. Besi
yang mengalami korosi akan menimbulkan banyak 3. Masukkan air panas pada gelas A, air garam pada
kerugian diantaranya yaitu kehilangan nilai jual dan gelas B, air jeruk nipis pada gelas C, air minum isi
fungsi komersialnya. ulang pada gelas D, air hujan pada gelas E dan air
Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktikum cuka pada gelas F
ini dengan menggunakan benda yang sering digunakan 4. Masukkan paku pada masing-masing gelas, dengan
sehari-hari yaitu paku kayu. Paku adalah logam keras setiap gelas berisi 1 paku
berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang 5. Tutup gelas F dengan plastik dan ikat dengan karet
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan agar rapat.
menembus keduanya [4]. Percobaan kali ini akan 6. Amati dan catat perubahan selama 1 minggu.
difokuskan oleh masalah korosi tersebut dan akan
dipaparkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
korosi.
HASIL dan PEMBAHASAN Hari ke-7: Seluruh bagian paku sudah
terkorosi
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada Air Bak Hari ke-1: Mulai timbul korosi pada paku
paku diperoleh hasil sebagai berikut. Mandi bagian atas
Hari ke-2: Korosi bertambah pada paku bagian
Tabel 1. Hasil Pengamatan Paku Selama 7 Hari
bawah dan air sudah mulai menguning
Identitas Perubahan yang terjadi Hari ke-3: Terjadi perubahan, mulai timbul
Gelas korosi pada paku bagian tengah
Air Hari ke-1: Belum terjadi perubahan Hari ke-4: Paku mengalami korosi lebih
Mendidih Hari ke-2: Terjadi perubahan, mulai timbul banyak
korosi pada paku bagian atas Hari ke-5: Air menjadi berwarna sedikit
Hari ke-3: Terjadi perubahan, mulai timbul oranye karena paku berkorosi lebih banyak
sedikit korosi pada paku bagian bawah dari hari sebelumnya
Hari ke-4: Terjadi perubahan, mulai timbul Hari ke-6: Air berkurang karena mengalami
korosi pada paku bagian tengah penguapan
Hari ke-5: Air menjadi lebih kuning karena Hari ke-7: Paku sudah terkorosi di seluruh
paku terkorosi lebih banyak bagian
Hari ke-6: Terdapat bagian atau serbuk paku
yang telah jatuh pada bawah gelas Berdasarkan hasil pengamatan selama 7 hari
Hari ke-7: Korosi bertambah banyak di didapatkan hasil bahwa medium paku pada air mendidih
seluruh bagian paku terjadi korosi dan airnya menjadi lebih kuning, pada
Larutan Hari ke-1: Air mulai menguning larutan garam paku juga mengalami korosi dan airnya
Garam Hari ke-2: Terjadi perubahan, mulai timbul berubah menjadi sedikit berwarna oranye, pada air cuka
korosi pada paku bagian bawah paku tidak mengalami korosi da warna air tidak berubah
Hari ke-3: Terjadi korosi pada paku bagian namun air di dalam gelas berkurang menjadi lebih
tengah dan warna air berubah menjadi sedikit sedikit, pada air jeruk paku juga tidak mengalami korosi
oranye
tetapi volume air berkurang menjadi lebih sedikit, pada
Hari ke-4: Korosi bertambah pada paku bagian
atas air minum isi ulang paku mengalami korosi dan air
Hari ke-5: Korosi pada paku bertambah menjadi keruh serta berwarna oranye, pada air bak
banyak hingga berjatuhan di bawah gelas mandi paku mengalami korosi dan air berubah warna
Hari ke-6: Mengalami korosi hampir di menjadi oranye. Setelah dibandingkan secara
seluruh bagian paku keseluruhan ternyata paku yang paling cepat mengalami
Hari ke-7: Seluruh bagian paku sudah korosi adalah paku pada air mendidih, larutan garam,air
terkorosi isi ulag, dan air bak mandi hal ini terjadi karena pada
Air Cuka Hari ke-1: Belum terjadi perubahan paku tersebut dipengaruhi oleh oksigen dan zat elektrolit
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan (garam). Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
berekasi dengan udara disekitarnya, jadi korosi akan
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi dengan
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi namun air mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti
sedikit berkurang besi (Fe), Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya
Hari ke-7: Tidak terjadi korosi dan air masih adalah air (H2O). Semakin sering logam (besi) terkena
terlihat bening namun air berkurang lebih air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami
banyak korosi, dan faktor yang terakhir yaitu zat elektrolit pada
Air Jeruk Hari ke-1: Belum ada perubahan larutan garam yang merupakan zat yang dapat
Nipis Hari ke-2: Belum terjadi perubahan mempercepat korosi pada paku, proses ini disebabkan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
oleh kenaikan konduktivitas larutan garam dimana
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi namun air larutan garam lebih konduktif sehingga menyebabkan
sedikit berkurang laju korosi akan lebih cepat. Untuk paku yang tidak
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi dan air mengalami korosi terdapat pada paku yang terendam
berkurang lebih banyak dalam air cuka dan air jeruk nipis hal ini terjadi karena
Hari ke-7: Tidak terjadi korosi dan volume air asam memperlambat/mencegah terjadinya korosi
menjadi lebih sedikit apabila tidak berinterikasi dengan O2 hal ini terbukti saat
Air Hari ke-1: Belum ada perubahan paku muncul ke permukaan (tidak lagi terendam), paku
Minum Hari ke-2: Terjadi perubahan, mulai timbul yang muncul ke permukaan tersebut hanya dalam
Isi Ulang korosi pada paku bagian atas beberapa jam saja sudah mengalami perkaratan yang
Hari ke-3: Air menjadi keruh dan berubah
warna menjadi kekuningan
cukup parah.
Hari ke-4: Terjadi perubahan, timbul korosi
pada paku bagian bawah KESIMPULAN
Hari ke-5: Terjadi perubahan, mulai timbul
korosi pada paku bagian tengah Setelah melakukan percobaan dan pengamatan di
Hari ke-6: Air menjadi lebih keruh dan atas dapa disimpulkan bahwa korosi adalah proses suatu
berwarna oranye karena paku terkorosi lebih logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi
banyak juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa
oksida logam atau logam karbonat. Faktor yang
menyebabkan terjadinya korosi antara lain: oksigen, air,
keektrolitan larutan, permukaan logam, sel
elektrokimia. Paku yang direndam dalam air mendidih,
larutan garam, air minum isi ulang dan air bak mandi
lebih cepat berkarat daripada paku yang direndam di air
cuka dan jeruk nipis. Akan tetapi apabila paku yang
direndam di air cuka setelah itu diangkat akan
mengalami perkaratan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fatih, Ahmad. 2012. Kamus Kimia.
Yogyakarta: Panji Pustaka.

[2] Supardi, R. 1997. Korosi. Edisi Pertama.


Bandung: Penerbit Tarsito.

[3] WEbster, Merriam. 2004. Merriam Webster's


Collegiate Dictionary. United States of America:
Merriam Webster Incorporated.

[4] Tanubrata, Maksum. 2015. Bahan-Bahan


Konstruksi dalam Konteks Teknik Sipil. 11(2). 76-168.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi
a. Pengamatan pada hari pertama c. Pengamatan pada hari ketiga

b. Pengamatan pada hari kedua d. Pengamatan pada hari keempat


e. Pengamatan pada hari kelima g. Pengamatan pada hari ketujuh

f. Pengamatan pada hari keenam

Anda mungkin juga menyukai