Anda di halaman 1dari 18

Tugas Kimia

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya


Korosi

Nanda Siti Fauziah


XII.3 IPA
MA ISHLAHUL AMANAH
2021
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
b. RUMUSAN MASALAH
c. TUJUAN PENELITIAN
d. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
a. ALAT DAN BAHAN
b. CARA KERJA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
a. KESIMPULAN
b. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa
perkaratan, korosi ini sebenarnya merupakan peristiwa oksidasi logam
oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya. Proses
korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat
dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga
mengalami korosi

Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan


lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan, sistem
ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau
senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan
salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.

Paku adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya
sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari paku
ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi.

b. Rumusan Masalah
1. Pada gelas manakah paku menjadi berkarat? Jelaskan!

2. Kesimpulan apa yang kalian peroleh dari praktikum ini?

c. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
korosi (karat) besi.

2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya

d. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.

2. Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).

3. Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.

4. Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan


praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi
korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam
pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa
logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal
menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan
bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,
1991).

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran


elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi
berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-
proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap
sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan
hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain
dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum
bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi
oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada
pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai


hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam
bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian
listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel
elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor
atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi :

1. Faktor Metalurgi

Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu


logam dapat tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang
dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang paling mudah
terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi,
ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.

Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :

a. Jenis logam dan paduannya

Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap


korosi.Sebagai contoh, aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada
lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam
lainnya dapat dengan mudah terkorosi.

b. Morfologi dan homogenitas

Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka
paduan tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang
berbeda-beda pada tiap daerahnya.

c. Perlakuan panas

Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur


kristal atau perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada
temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat akan menyebabkan
terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain
itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila
tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya
korosi retak tegang.

d. Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan

Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang


baik setelah proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah
fabrikasi memiliki tegangan sisa atau endapan inklusi maka
memudahkan terjadinya retak.

2. Faktor Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:

a. Komposisi kimia

Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan


jenis korosi yang berbeda-beda.Misalkan antara air laut dan air tanah
memiliki sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion
klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi.Gambar berikut
menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan
korosi terhadap paduan tembaga.

b. Konsentrasi

Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi


kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat
pada laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4
encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut
dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju
korosi dapat dilihat pada gambar berikut.

Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang


berbeda akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik.
Daerah anodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang
rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang
tinggi.

c. Temperatur

Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur
tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.

d. Gas, cair atau padat

Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda.


Misalkan pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi
akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan
penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-
beda.Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan,
sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk
dilakukan proteksi katodik.

e. Kondisi biologis

Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan


terjadinya korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak
di tanah.Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi
konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu
material.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Alat dan Bahan

1. Alat :

- Gelas kaca

- Penutup gelas/sumbat gabus

- Kompor

2. Bahan :

a. Paku besi
b. Air

b. Cara kerja

- Siapkan tiga buah gelas dan beri label A,B, dan C

- Isilah gelas A dengan air mendidih. Biarkan gelas B dalam keadaan


kosong dan isikan air biasa pada gelas C

- Masukkan paku kedalam masing-masing gelas dan tutup rapat gelas A


dan B, sementara itu gelas C dibiarkan terbuka

- Biarkan selama 3 hari dan catat apa yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan

Label Gelas Hari-ke Keadaan Paku


A Hari-1 Mulai terjadi
perkaratan.
Sebagian karat
menempel pada
paku, dan
sebagian lagi
larut dalam air.
Air mulai
berubah
menjadi kuning
kecoklatan,
tetapi warna air
lebih muda jika
dibandingkan
dengan gelas C
B Hari-1 Tidak terjadi
perkaratan.
Paku masih
dalam kondisi
awalnya.
C Hari-1 Terjadi sedikit
perkaratan.
Sebagian karat
menempel pada
paku dan
sebagian lagi
larut dalam air.
Warna air mulai
berubah
menjadi kuning
kecoklatan.
A Hari-2 Hanya bagian
yang terendam
yang mengalami
perkaratan dan
jumlah karat
mulai
bertambah
dibanding hari
sebelumnya.
Bagian yang
tidak terendam
belum
mengalami
perkaratan
B Hari-2 Paku terlihat
semakin bersih
disbanding hari
sebelumnya
C Hari-2 Karat semakin
banyak. Warna
air semakin
menua
(mendekati
coklat muda)
A Hari-3 Warna air
semakin coklat.
Karat pada paku
semakin banyak.
Terlihat sedikit
endapan karat
pada dasar
gelas.
B Hari-3 Paku terlihat
semakin bersih
dan menghitam
C Hari-3 Karat semakin
bertambah
banyak. Karat
yang larut di
dalam air juga
semakin banyak.
Warna air
semakin tua dan
terlihat sedikit
endapan karat
pada dasar gelas

b. Pembahasan

Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang


disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan
lingkungannya. Contoh korosi yang paling sering terjadi adalah
perkaratan besi, yaitu suatu reaksi kimia kompleks yang di dalamnya
besi bergabung dengan oksigen dan air membentuk besi oksida yang
terhidrasi (Fe2O3.nH2) . Proses perkaratan besi merupakan proses
elektrokimia, yaitu oksidasi besi oleh oksigen yang berasal dari udara
dan reduksi oksigen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi :

1. Oksigen

Oksigen berperan dalam proses korosi karena oksigen mengalami


reduksi pada bagian besi yang bertindak sebagai katode. Berdasarkan
hal ini, maka semakin banyak oksigen di suatu tenmpat maka akan
semakin cepat korosi besi (logam) di dalamnya terjadi.
2. Air dan kelembaban udara

Seperti halnya oksigen, air juga berperan dalam proses korosi. Semakin
sering logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam
tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang
dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi besi. Dalam
hal ini, udara yang banyak mengandung uap air (udara yang lembab)
akan mempercepat korosi.

Zat elektrolit

Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat
mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu
proses korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu
juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya
korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan

1. Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara


bebas.Korosi juga merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak
dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau
logam karbonat.

2. Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi :

ü Oksigen

ü Air

ü Keektrolitan larutan

ü Permukaan logam

ü Sel elektrokimia

Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan, yakni:

- Sediakan alat dan bahan dengan lengkap.

- Jangan lalai dengan kewajibannya untuk mengamati dan mencatat


perubahan yang terjadi pada gelas setiap hari

- Ikuti petunjuk yang berlaku.


- Untuk mencegah dan mengatasi korosi sebaiknya melakukan
pelapisan misalnya dengan cat untuk mencegah kontak dengan O2 &
H2O, menggunakan perlindungan katode dengan menggunakan logam
lain yang lebih reaktif sebagai pelindung logam/ sebagai korban,
menyuplai listrik dari luar dan menggunakan perlindungan anode
dengan menyuplai arus anodik dari luar dengan alat potensiostat.

Anda mungkin juga menyukai