Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERCOBAAN PENGARUH KADAR PH

DAN OKSIGEN DALAM PROSES

KOROSI KAWAT

Disusun Oleh :

1. Devan Cahya P.G. (10)


2. Evan Sebastian A. (12)
3. Gabira Sukma H. (14)
4. Natalie Netania S. (26)
5. Natarisya G. (27)
XII PMIIA 2

SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan percobaan yang berjudul
"Pengaruh Kadar pH dan Oksigen terhadap proses korosi kawat”

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ary


Priharwatiningsih S.Pd, M.Pd selaku guru mata pelajaran kimia yang telah
memberikan arahan kepada penulis dalam mengerjakan laporan ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Laporan ini berisi tentang faktor kadar pH dan oksigen terhadap pengaruh
proses korosi kawat.

Jika ada kekurangan pada laporan ini, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

18 September 2022

Penulis

1I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................5
1.4 Hipotesis................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
2.1 Dasar Teori............................................................................................6
2.2 Tempat dan Waktu.................................................................................6
2.3 Alat dan Bahan......................................................................................6
2.4 Langkah Kerja.......................................................................................7
2.5 Variabel..................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................8
3.1 Hasil Penelitian......................................................................................8
3.1.1 Tabel Pengamatan..............................................................................8
3.2 Pembahasan...........................................................................................9
BAB IV...............................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................10
4.1 Kesimpulan..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
LAMPIRAN.......................................................................................................12

1I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan suatumaterial (terutama
logam) karena bereaksi dengan lingkungannya, dengan bereaksi ini
sebagian logam akan ”hilang” menjadi suatu senyawa yang lebih stabil
(Anonim, 2003).
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan
logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan
pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan
yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah
Fe2O3.xH2O.
Reaksi korosi berhubungan dengan reaksi redoks-oksidasi. Pada
peristiwa ini terjadi potensial listrik yang berbeda antara zat-zat pengotor
pada besi dan baja permukaan normal yang tidak mengandung campuran.
Permukaan besi yang mengandung zat pengotor lebih mudah menangkap
elektron sehingga berfungsi sebagai anode atau juga katode. Dalam reaksi
ini, besi bertindak sebagai anode.
Bila hal ini dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata
adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari
besi lainnya. Siapa diantara kita tidak kecewa bila bodi mobil
kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada.
Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu,
sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi (Salmanhadi, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengaruh kadar pH terhadap proses korosi kawat?
b. Bagaimana pengaruh oksigen terhadap proses korosi kawat?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui kondisi tercepat untuk terjadinya korosi
b. Mengetahui pengaruh pH dan kadar O2 pada kawat dalam reaksi
korosi

1.4 Hipotesis
Apabila pH semakin kecil proses korosi juga akan semakin cepat, dan juga
proses korosi juga akan dipercepat jika adanya oksigen (O2)

1I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Pengertian Korosi
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai
zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,korosi disebut perkaratan.
Pengertian umum korosi adalahdegradasi material akibat reaksi
elektrokimia denganlingkungannya. Secara umum metal kembali kedalam
keadaanawal sebagai bijih besi dan kehilangan seluruh properties metalik
yang dimilikinya. (Wikipedia, 2014)
Faktor Penyebab Korosi
 Oksigen (O2)
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi seperti laju
korosi pada mild steel alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena
adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe → Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 → OH
 Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif,
sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi,
laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan
meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.

2.2 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di labolatorium kimia SMA Negeri 2 Yogyakarta
pada tanggal 13 September – 16 September 2022.

2.3 Alat dan Bahan


Alat :
● Alat tulis 
● Tang
● Gunting
Bahan :
● Kawat bendrat (2 m)
● Air 
● Gelas plastik (6 buah)
● Plastik wrap
● Label nama

1I
● Deterjen cair
● Pembersih keramik

2.4 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Beri label pada setiap gelas (Asam dibuka : A1, asam ditutup : A2;
Basa dibuka : B1, basa ditutup : B2; Netral dibuka: C1, netral ditutup
C2)
3. Isi setiap gelas plastik dengan cairan yang sudah disiapkan (Pembersih
keramik, detergen cair, air).
4. Potong kawat sesuai ukuran gelas plastik, kemudian tekuk kawat
hingga membentuk huruf “U”
5. Masukkan kawat yang sudah dibentuk lalu kaitkan dengan gelas
plastik
6. Tutup gelas plastik dengan plastik wrap pada gelas A2, B2, C2
7. Taruh pada tempat yang sama, kemudian amati dan catat hasil
percobaan pada tabel

2.5 Variabel
● Variabel bebas : Jenis cairan yang dipakai (Asam, basa, netral)
● Variabel terikat : Korosi pada kawat
● Variabel kontrol : Jumlah air yang dipakai, jenis kawat yang dipakai.

1I
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian


3.1.1Tabel Pengamatan

Tabel 1.1 Progress Korosi

Yang
Asam Basa Netral
Diamati
Hari

1 2 1 2 1 2
Cup
Terbuka Tertutup Terbuka Tertutup Terbuka Tertutup

Kawat - - - - - -
1
Warna
BM BM MM MM BG BG
Larutan

Kawat +1 +0,8 +0,7 +0,5 - -


2
Warna
BM BM MM MM BG BG
Larutan

Kawat +2 +1,8 +1,7 +1,5 +1,3 +1,6


3
Warna
BK BK MM MM AK AK
Larutan

Kawat +3,2 +3 +2,4 +2,1 +2,4 +2,6


4
Warna
H H MM MM AK AK
Larutan

Keterangan :

BM : Biru Muda AK : Agak Kekuningan

BK : Biru Kekuningan Skala Korosi

H : Hijau <+1 : Korosi ringan


+1,1 - 2 : Korosi sedang
MM : Merah Muda
>+2,1 : Korosi berat
BG : Bening

1I
3.2 Pembahasan
Dari tabel data pengamatan, dapat diperoleh informasi bahwa :
Di hari pertama, setelah dilakukan percobaan, belum dapat terlihat
perubahan. Belum terlihat adanya perubahan warna pada larutan dan
belum ada tanda-tanda korosi pada keenam kawat pada setiap gelas
plastik.
Hari kedua, setelah dilakukan pengamatan, sudah terlihat hasil pada
beberapa gelas terutama larutan asam dan basa. Pada larutan asam di gelas
tertutup dan terbuka mengalami korosi ringan dan memiliki warna biru
muda, larutan asam ini memiliki skala korosi +1 (pada gelas terbuka) dan
+0,8 (pada gelas tertutup). Pada larutan basa di gelas tertutup dan terbuka
mengalami korosi ringan dan memiliki warna merah muda, larutan basa ini
memiliki skala korosi +0,7 (pada gelas terbuka) dan +0,5 (pada gelas
tertutup). Namun pada larutan netral terlihat kedua gelas terlihat tidak
memiliki perubahan apapun, kawat belum mengalami korosi dan warna
larutan tetap bening.
Hari ketiga, setelah dilakukan pengamatan, percobaan korosi kawat di
semua gelas dan jenis larutan sudah mengalami perubahan. Semua kawat
yang direndam di semua jenis larutan (asam, basa, netral) dan semua gelas
(yang terbuka maupun yang tertutup) mengalami korosi sedang. Warna
pada larutan asam berubah menjadi biru kekuningan, larutan asam ini
memiliki skala korosi +2 (pada gelas terbuka) dan +1,8 (pada gelas
tertutup). Warna pada larutan basa tetap sama (merah muda), larutan basa
ini memiliki skala korosi +1,7 (pada gelas terbuka) dan +1,5 (pada gelas
tertutup). Warna pada larutan netral berubah menjadi agak keruh, larutan
netral ini memiliki skala korosi +1,3 (pada gelas terbuka) dan +1,6 pada
larutan terutup.
Hari keempat, pada hari yang keempat ini, pengamatan terakhir untuk
percobaan korosi. Dapat ditarik hasil akhir bahwa korosi pada kawat di
setiap jenis larutan mengalami korosi berat. Dari data diatas dapat
diketahui pada larutan asam dengan gelas terbuka mengalami korosi paling
berat dengan skala korosi +3,2 warna larutan menjadi hijau. Pada larutan
asam gelas tertutup di dapatkan skala korosi +3 warna larutan menjadi
hijau. Larutan netral pada gelas tertutup menunjukan skala korosi +2,6 dan
pada gelas terbuka menunjukan skala korosi +2,4. Larutan basa pada gelas
terbuka menunjukan skala korosi +2,4 dan pada gelas terbuka menunjukan
skala korosi +2,1. Pada larutan netral dan larutan basa tidak mengalami
perbuahan warna larutan.

1I
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa pH dan
oksigen (O2) merupakan faktor yang mempengaruhi korosi pada kawat.
Pada larutan asam, basa, dan netral didapati bahwa kawat yang
mengalami korosi paling banyak dan cepat adalah kawat pada larutan asam
yang terbuka. Hal ini dikarenakan larutan asam atau yang memiliki pH
lebih kecil dari 7 mampu membuat korosi lebih cepat terjadi dibandingkan
larutan yang tidak asam sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif
tetapi laju korosinya lebih rendah. Kemudian, faktor lainnnya semakin
banyak jumlah oksigen dan air yang kontak dengan kawat, maka korosi
akan semakin cepat terjadi.
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam,
yakni oksida-kosida berikut akan terjadi :
Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O
Ion Fe teroksidasi membentuk Fe2+ atau Fe3+ sedangkan ion OH akan
bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+
dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar (SOx, NOx).
Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil
reaksi akhir terbentuk Fe2O3.x(H2O). Maka, agar tidak terjadi korosi pada
besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air.

1I
DAFTAR PUSTAKA

Faktor-Faktor yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi. (14 November 2021).


Diakses pada 19 September 2022, dari Kompas.com:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/14/211500423/faktor-
faktor-yang-dapat-mempercepat-terjadinya-korosi

Korosi dan Pencegahan Korosi. (23 April 2022). Diakses pada 19 September 2022,
dari mplk.politanikoe.ac.id: https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-
topik-kuliah/28-kimia-dasar/842-korosi-dan-pencegahan-korosi

Elisa, E. (15 Juni 2021). Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Laju Korosi. Diakses
pada 19 September 2022, dari educhannel.id:
https://educhannel.id/blog/artikel/faktor%E2%80%93faktor-yang-
mempengaruhi-laju-korosi.html

Korosi. (n.d.). Diakses pada 19 September 2022, dari studiobelajar.com/:


https://www.studiobelajar.com/korosi/

Korosi dan Pencegahannya. (n.d.). Diakses pada 19 September 2022, dari


ebook.itenas.ac.id:
http://ebook.itenas.ac.id/repository/22e46c1f7415da750402d06d436a30a
2.pdf

1I
LAMPIRAN
● Foto-foto langkah kerja percobaan

● Foto hasil hari ke-1

● Foto hasil hari ke-2

● Foto hasil hari ke-3

● Foto hasil hari ke-4

1I
1I

Anda mungkin juga menyukai