Anda di halaman 1dari 40

BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI

Bab ini II berisi tentang tujuan, teori dasar, alat dan bahan, metodologi
praktikum, data pengamatan, perhitungan, persamaan reaksi, analisa dan
pembahasan dan kesimpulan.

2.1. Tujuan Praktikum


1. Mempelajari cara pengukuran potensial korosi dalam berbagai larutan
(lingkungan).
2. Mempelajari dan memahami penggunaan diagram Pourbaix (diagram
potensial-pH).
3. Mempelajari pengaruh berbagai larutan terhadap laju korosi.
4. Mempelajari alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum.
5. Mempelajari Proses pembuatan Larutan.

2.2. Teori Dasar


Pada bagian teori dasar ini menjelaskan tentangan pengertian korosi, Jenis
Jenis korosi dan mekanisme korosi.
2.2.1 Pengertian Korosi
Korosi adalah proses reaksi kimia dan elektrokimia antara logam dan
lingkungannya yang menyebabkan logam tersebut turun sifat-sifatnya. Dalam
kehidupan sehari-hari korosi disebut perkaratan, contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah
berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. dimana
senyawa itu merupakan suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Adapun pengaruh lingkungan terhadap korosi sebagai berikut:
1. Lingkungan Air
Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan
mempengaruhi tingkat korosi pada logam. Reaksinya bukan hanya antara logam
dengan oksigen saja, tetapi juga dengan uap air yang menjadi reaksi elektrokimia.
Karena air berfungsi sebagai:

7
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

a. Pereaksi. Misalnya pada besi akan berwarna cokelat karena terjadinya besi
hidroksida.
b. Pelarut. Produk-produk korosi akan larut dalam air seperti besi klorida atau
besi sulfat.
c. Katalisator. Besi akan cepat bereaksi dengan O2 dari udara sekitar bila ada uap
air.
d. Elektrolit lemah. Sebagai penghantar arus yang lemah atau kecil.
Korosi pada lingkungan air bergantung pada pH,  kadar oksigen dan
temperatur. Misalnya pada baja tahan karat pada suhu 300-500oC bisa bertahan
dari karat. Namun pada suhu yang lebih tinggi 600-650oC baja tahan karat akan
terserang korosi dengan cepat. Demikian juga dengan penambahan kadar O 2
dalam air maka akan mempercepat laju korosi pada logam.

1. pH
Menurut penelitian Whitman dan Russel ternyata pH dari suatu elektrolit
sangat mempengaruhi pada proses terjadinya korosi pada besi. Pengaturan pH
dilakukan dengan pembubuhan KOH pada air yang pH 6-14 dan pembubuhan
asam pada 7-0.
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH >
13.
2. Kadar Oksigen
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti
laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan,
temperatur dan kandungan klorida.
3. Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika
reaksi kimia akan meningkat. Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur
terhadap laju korosi pada Fe.
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 8
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

4. Lingkungan Udara
Temperatur, kelembaban relatif, partikel-partikel abrasif dan ion-ion agresif
yang terkandung dalam udara sekitar, sangat mempengaruhi laju korosi. Dalam
udara yang murni, baja tahan karat akan sangat tahan terhadap korosi. Namun
apabila udara mulai tercemari maka serangan korosi dapat mudah terjadi
Pada lingkungan air laut, dengan konsentrasi garam NaCl atau jenis garam-
garam yang lain seperti KCl akan menyebabkan laju korosi logam cepat.

2.2.2 Jenis jenis Korosi


1. Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
Korosi sumur yaitu korosi lubang/rongga yang akan timbul pada logam,
korosi ini lebih berbahaya dari pada korosi merata karena pada permukaan korosi
ini tidak terlihat. Korosi sumuran ini sangat kecil dan mudah tertutup oleh hasil
korosi. Demikian pula, serangan yang dilokalisasi biasanya terlindungi oleh celah
yang ada pada bagian logam di bawah endapan atau antara logam dengan logam
lainnya. Jadi korosi ini sering tidak terdeteksi sampai kebocoran menembus
ketebalan dinding.Penyebab terjadinya korosi sumuran yaitu:
a) kerusakan setempat
b) Lingkungannya mengandung Cl

2. Korosi Celah (Crevice Corrosion)


Korosi ini terjadi antara celah-celah antara dua logam dimana ada cairan
yang korosi, korosi celah ini biasanya terjadi pada celah sempit antara 5-100 µm.
Biasanya celah ini terjadi akibat sambungan peralatan mekanik, retakan bagian
mesin dan lain-lain. Akibat celah ini maka terjadi perbedaan konsentrasi oksigen,
di mana pada celah kekurangan oksigen sehingga reaksi katodik terhalang,
akibatnya pada celah kelebihan ion positif logam yang segera dinetralisir oleh ion
begatif seperti klorida misalnya dari elektrolit (media korosif). Mekanisme yang
sama juga terjadi pada garis air sehingga banyak dijumpai bagian pasang/surut air
laut menyebabkan korosi pada tiang dermaga.

3. Korosi Erosi (Errosion Corrosion)


Korosi ini sebenarnya tidak termasuk dalam bagian korosi elektrokimia,

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 9


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

karena mekanismenya lebih cenderung pada akibat mekanis. Penyebab korosi ini
adanya aliran pada media korosif (elektrolit) sehingga selalu menganggu
keseimbangan reaksi korosi elektrokimia (ion terlarut terikut yang mengalir) dan
laju yang mengikat.

4. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)


Korosi ini terjadi apabila dua buah logam yang berbeda, memiliki
potensial yang berbeda saling kontak/bersentuhan, dimana logam dengan
potensial lebih rendah melepaskan elektronnya menuju logam pasangannya yang
potensialnya lebih tinggi sehingga logam yang kekurangan elektron mengalami
oksidasi (terskorosi) dan logam dengan potensial lebih tinggi menjadi lebih
bersifat katodik.

2.2.3 Mekanisme Korosi


Diagram Pourbaix
Daerah kestabilan logam dan oksida/hidroksida logam serta daerah prediminan
ion logam sebagai fungsi potensial dan pH untuk setiap logam pada 25 0C telah
dikonstruksi oleh Pourbaix dan sejawatnya (lihat Pourbaix, M., Atlas Chemical in
Aqueous Solution, NACE). Diagram ini telah digunakan secara luas untuk
menerangkan mekanisme korosi logam dan cara pengendaliannya berdasarkan
thermodinamika
Proses korosi besi terjadi bila potensial antar muka naik ke dalam daerah
predominan ion Fe. Apabila potensial antar muka berada dalam daerah kestabilan
Fe2O3. Korosi baja mungkin berlangsung dengan lambat karena berbentuk film
oksida/hidroksida protektif yang memperlambat laju korosi baja. Dengan
memperhatikan diagram ini juga dapat diterangkan mekanisme passivator dalam
mempasifkan logam baja dilingkungannya

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 10


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Gambar 2.1 Contoh diagram pourbaix


(sumber: link.springer.com)

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya


suatu proses korosi adalah :
a. Air dan kelembapan udara
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses
korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembap) akan
mempercepat proses korosi.
b. Kondisi lingkungan/ media
Lingkungan di mana benda konstruksi akan dibuat dan digunakan juga
merupakan salah satu faktor dalam proses dan kecepatan korosi.
Material di lingkungan air laut akan sangat berbeda dengan material di
lingkungan air tawar. Korosi yang timbul akan dipengaruhi oleh
media korosif yang terkandung pada lingkungan tersebut.
c. Adanya oksigen
Pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan.
d. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-
kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anoda dan katoda.
Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak
sebagai anoda dan katoda.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 11


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

2.3. Metodologi Penelitian


Pada bagian Metodologi penelitiian menjelaskan tentang skema proses,
penjelasan skema proses dan gambar proses.

2.3.1. Skema Proses


A. Pembuatan Larutan NaCl 150 ml 3%

Siapkan alat dan bahan

Hitung massa NaCl

Timbang NaCl

Masukkan NaCl kedalam gelas kimia

Tambahkan Aqua dm

Aduk larutan hingga homogen

Berikan label nama

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.2 Skema proses pembuatan larutan NaCl 150 ml 3%

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 12


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

B. Pembuatan Larutan HCl 150 ml 0,5 M

Siapkan alat dan bahan

Hitung volume HCl

Masukkan HCl kedalam gelas kimia

Tambahkan aqua dm

Aduk larutan hingga homogen

Berikan label nama

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.3 Skema proses pembuatan larutan HCl 150 ml 0,5 M

C. Pembuatan Larutan KOH 150 ml 0.5 ml

Siapkan alat dan bahan

Hitung massa KOH

Timbang KOH

Masukkan KOH kedalam gelas kimia

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 13


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Tambahkan Aqua dm

Aduk larutan hingga homogen

Berikan label nama

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.4 Skema proses pembuatan larutan KOH 150 ml 0.5 ml

D. Pembuatan Larutan H 2 O 150 ml

Siapkan alat dan bahan

Hitung massa H 2 O

Masukan H 2 O ke gelas kimia

Berikan label nama

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 2.4 Skema proses pembuatan larutan H 2 O 150 ml

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 14


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

E. Pengujian Korosi Berbagai Larutan

Siapkan alat dan bahan

Bersihkan spesimen uji secara mekanik

Timbang dan ukur dimensi spesimen uji

Siapkan larutan dan spesimen uji

Lakukan Rinsing, Degreasing, Pickling

Celupkan kedalam alkohol

Masukkan spesimen uji didalam larutan yang ditentukan

Ukur potensial dan pH larutan selama 7 hari

Bersihkan dan keringkan spesimen uji

Timbang dan ukur dimensi spesimen uji

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 15


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Gambar 2.5 Skema proses pengujian korosi berbagai larutan

2.3.2. Penjelasan Skema Proses


A. Pembuatan Larutan NaCl
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Massa NaCl dhitung.
3. Massa NaCl ditimbang.
4. NaCl dimasukkan kedalam gelas kimia.
5. Aqua dm ditambahkan kedalam gelas kimia yang berisi NaCl.
6. Larutan diaduk hingga homogen.
7. Label nama diberikan pada gelas kimia.
8. Kemudian larutan dianalisa.
9. Terakhir ditarik kesimpulan.

B. Pembuatan Larutan HCl


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Volume HCl dhitung.
3. HCl dimasukkan kedalam gelas kimia.
4. Aqua dm ditambahkan kedalam gelas kimia yang berisi HCl.
5. Larutan diaduk hingga homogen.
6. Label nama diberikan pada gelas kimia.
7. Kemudian larutan dianalisa.
8. Terakhir ditarik kesimpulan.

C. Pembuatan Larutan KOH


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Massa KOH dhitung.
3. Massa KOH ditimbang.
4. KOH dimasukkan kedalam gelas kimia.
5. Aqua dm ditambahkan kedalam gelas kimia yang berisi KOH.
6. Larutan diaduk hingga homogen.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 16


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

7. Label nama diberikan pada gelas kimia.


8. Kemudian larutan dianalisa.
9. Terakhir ditarik kesimpulan.

D. Pembuatan Larutan H 2 O
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Massa H 2 O dhitung.
3. Massa H 2 O ditimbang.
4. KOH dimasukkan kedalam gelas kimia.
5. Label nama diberikan pada gelas kimia.
6. Kemudian larutan dianalisa.
7. Terakhir ditarik kesimpulan.

E. Pengujian Korosi Berbagai Larutan


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Permukaan spesimen uji dibersihkan secara mekanik menggunakan
amplas kasar dan amplas halus.
3. Dimensi spesimen uji diukur dan ditimbang.
4. Larutan dan spesimen uji disiapkan.
5. Lakukan proses rinsing, degreasing dan pickling pada spesimen
uji.
6. Spesimen uji dicelupkan kedalam alkohol.
7. Spesimen uji dimasukkan kedalam larutan uji yang telah
ditentukan konsentrasinya.
8. Spesimen uji diukur potensialnya dan larutan diukur pH nya,
pengamatan tersebut dilakukan setiap 1×24 jam selama 7 hari.
9. Spesimen uji dibersihkan dan dikeringkan.
10. Setelah percobaan selesai, dimensi spesimen uji diukur dan
ditimbang.
11. Kemudian dilakukan analisa.
12. Terakhir ditarik kesimpulan.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 17


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

2.3.3. Gambar Proses


A. Pembuatan Larutan NaCl

Alat dan bahan disiapkan.

Massa NaCl ditimbang


Aqua dm ditambahkan kedalam gelas kimia yang berisi NaCl.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 18


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Larutan diaduk hingga homogen.

Label nama diberikan pada gelas kimia.

Gambar 2.6 Gambar proses pembuatan larutan NaCl


(sumber: laboratorium kimia dan korosi teknik metalurgi)

B. Pembuatan Larutan HCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 19


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Alat dan bahan disiapkan.

Massa HCl ditimbang

Aqua dm ditambahkan kedalam gelas kimia yang berisi HCl

Larutan diaduk hingga homogen.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 20


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Label nama diberikan pada gelas kimia.

Gambar 2.7 Gambar proses pembuatan larutan HCl


(sumber: laboratorium kimia dan korosi teknik metalurgi)

C. Pembuatan Larutan KOH

Siapkan alat dan bahan

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 21


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Timbang KOH

Masukkan KOH kedalam gelas kimia

Aduk larutan hingga homogen

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 22


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Berikan label nama

Gambar 2.8 Gambar proses pembuatan larutan KOH


(sumber: laboratorium kimia dan korosi teknik metalurgi)

D. Pembuatan Larutan H 2 O

Siapkan alat dan bahan

Timbang

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 23


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Masukkan H 2 O kedalam gelas kimia

Aduk larutan hingga homogen

Berikan label nama

Gambar 2.9 Gambar proses pembuatan larutan H 2 O


(sumber: laboratorium kimia dan korosi teknik metalurgi)

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 24


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

E. Pengujian Korosi Berbagai Larutan

Siapkan alat dan bahan

Permukaan spesimen uji dibersihkan secara mekanik


menggunakan amplas kasar dan amplas halus.

Siapkan larutan dan spesimen uji

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 25


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Ukur potensial dan pH larutan selama 7 hari

Bersihkan dan keringkan spesimen uji

Gambar 2.10 Gambar proses pengujian korosi berbagai larutan


(sumber: laboratorium kimia dan korosi teknik metalurgi)

2.4. Alat dan Bahan


2.4.1. Alat
1. Neraca Analitik :1 buah
2. Vernier Calliper :1 buah
3. pH Meter :1 buah
4. Multimeter :1 buah
5. Reference Electrode Ag/AgCl :1 buah
6. Gelas Kimia :4 buah
7. Gelas Ukur :1 buah
8. Spatula :1 buah
9. Botol Semprot :1 buah
10. Batang Pengaduk :1 buah
11. Kaca Arloji :1 buah
12. Pipet volume :1 buah

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 26


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

13. Pipet filler :1 buah

2.4.2. Bahan
1. Kawat Tembaga :4 buah
2. Alkohol :150 ml
3. Aqua Dm :150 ml
4. HCl 0,5 M :150 ml
5. NaCl 0,5 M :150 ml
6. KOH 0,5 M :150 ml
7. H 2 O :150 ml
8. Amplas :Secukupnya
9. Spesimen :4 buah
10. Tissue :Secukupnya

2.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


2.5.1 Pengumpulan data
a. Pembuatan larutan NaCl 3% 150 mL
Tabel 2. 1 Pembuatan larutan NaCl 3% 150 mL
Massa Larutan yang dibuat Massa
Nama
Molekul yang
Larutan Konsentrasi Volume
Relatif (Mr) ditimbang
NaCl 58,5 g/mol 1,1077 M 150 mL 9,72 gr

b. Pembuatan larutan HCl 0,5 M 150 mL


Tabel 2. 2 Pembuatan larutan HCl 0,5 M 150 mL
Massa Larutan yang dibuat Massa
Nama
Molekul yang
Larutan Konsentrasi Volume
Relatif (Mr) ditimbang
HCl 36,46 g/mol 0,5 M 150 mL 6,62 mL

c. Pembuatan larutan KOH 0,5 M 150 mL

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 27


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Tabel 2. 3 Pembuatan larutan KOH 0,5 M 150 mL


Massa Larutan yang dibuat Massa
Nama
Molekul yang
Larutan Konsentrasi Volume
Relatif (Mr) ditimbang
KOH 56 g/mol 0,5 M `50 mL 4.2 gr

d. Data pengamatan dimensi dan massa spesimen


Tabel 2. 4 Data pengamatan dimensi spesimen
No Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)
Larutan (M)
. p0 p1 l0 l1 t0 t1
1 NaCl 51 49,4 33,7 31 3,06 2,7
2 HCl 52,42 52,1 31,34 31,3 3 2,7
3 KOH 47,63 47,4 32,1 31,6 3 2,9
4 H2O 49,3 49 33 32,7 3 2,7

Tabel 2. 5 Data pengamatan massa spesimen


Luas (mm2) Berat (mg)
No. Larutan (M)
A0 A1 W0 W1 W
1 NaCl 3955,764 3496,96 38688 37748 940
2 HCl 3694,2256 3711,78 38978 37576 1402
3 KOH 3536,226 3453,88 34324 34306 18
4 H2O 3758,06 3627,78 36764 36674 9

e. Data pH dan potensial


Tabel 2. 6 Data pH dan potensial
No
Tanggal Larutan (M) Potensial (V) pH
.
1 31/10/2021 NaCl 0,536 9,21
2 HCl 0,463 1
3 KOH 0,334 13,47

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 28


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

4 H2O 0,343 8,38


5 NaCl 0,651 6,97
6 HCl 0,434 1,40
01/11/2021
7 KOH 0,094 13,53
8 H2O 0,595 5,15
9 NaCl 0,635 7,01
10 HCl 0,338 1,40
02/11/2021
11 KOH 0,105 13,83
12 H2O 0,589 5,28
13 NaCl 0,658 6,75
14 HCl 0,116 2,43
03/11/2021
15 KOH 0,107 13,92
16 H2O 0,608 7,25
17 NaCl 0,660 7,06
18 HCl 0,225 3,86
04/11/2021
19 KOH 0,126 13,82
20 H2O 0,627 6,80
21 NaCl 0,649 6,94
22 HCl 0,169 3,95
05/11/2021
23 KOH 0,105 14,15
24 H2O 0,602 6,83
25 NaCl 0,657 6,14
26 HCl 0,190 3,39
06/11/2021
27 KOH 0,099 13,31
28 H2O 0,630 6,13

f. Data pengamatan visual


Tabel 2. 7 Data pengamatan visual
No. Tanggal Larutan G E K WLa WLo
1 31/10/2021 NaCl X ✓ X Kuning Perak

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 29


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

pudar
Kuning
2 HCl ✓ X ✓ Kuning
jingga
3 KOH ✓ X X Bening Perak
4 H2O X X X Bening Perak
Kuning
5 NaCl X ✓ ✓ Perak
sedikit jingga
Jingga
6 HCl ✓ ✓ ✓ Bening
01/11/2021 kecoklatan
7 KOH X ✓ X Bening Perak
Kuning
8 H2O X ✓ ✓ Hitam
pudar
Kuning
9 NaCl X ✓ ✓ Hitam
pudar
Hitam dan
10 HCl ✓ X ✓ Bening
02/11/2021 jingga
11 KOH X ✓ ✓ Bening Perak
Kuning ke Hitam dan
12 H2O X ✓ ✓
jingga jingga
13 NaCl X ✓ ✓ Jingga Hitam
✓ ✓ ✓ Hitam dan
14 HCl Bening
03/11/2021 jingga
15 KOH X ✓ X Bening Perak
16 H2O X ✓ ✓ Jingga pudar Hitam
17 NaCl X ✓ ✓ Jingga pudar Hitam
X ✓ ✓ Kuning Hitam dan
18 HCl
pudar jingga
04/11/2021
19 KOH X ✓ X Bening Perak
X ✓ ✓ Kuning
20 H2O Hitam
pudar

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 30


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

21 NaCl X ✓ ✓ Jingga Hitam


X ✓ ✓ Hitam dan
22 HCl Kuning
05/11/2021 jingga
23 KOH X ✓ X Bening Perak
24 H2O X ✓ ✓ Jingga pudar Hitam
25 NaCl X ✓ ✓ Jingga pudar Hitam
X ✓ ✓ Hitam dan
26 06/11/2021 HCl Kuning
jingga
27 KOH X ✓ X Bening Perak
X ✓ ✓ Kuning ke Hitam dan
28 H2O
jingga jingga

Keterangan:
G = Gelembung
E = Endapan
K = Korosi
WLa = Warna Larutan
WLo = Warna logam

g. Data spesimen sebelum pencelupan dan setelah pencelupan


Tabel 2. 8 Data spesimen sebelum dan setelah pencelupan
Gambar spesimen sebelum Gambar spesimen setelah
No
Larutan pencelupan pencelupan
.
Depan Belakang Depan Belakang

1 NaCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 31


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

2 HCl

3 KOH

4 H2O

2.5.1 Pengolahan data

1. Pembuatan larutan
a. NaCl 3% 150 mL
Diketahui:
V = 150 mL
Mr = 58,5 g/cm3
% massa = 3 %
 = 2,16 g/cm3
Ditanya: berat (gram)?
Jawab:
1000 x ρ x % massa
M=
Mr
1000 x 2,16 g/ cm 3 x 3%
M=
58,5 g/mol
M = 1,1077 M
gr 1000
1,1077 M= x
58,5 g/mol 150 mL
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 32
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

gr = 9,72 gram
b. HCl 35% 150 mL
Diketahui:
V = 150 mL
 = 1,18 g/cm3
Mr = 36,46 gr/mol
% massa = 35%
Ditanya: volume (mL)?
Jawab:
1000 x ρ x % massa
M=
Mr
1000 x 1,18 g/ cm 3 x 35%
M=
36,46 g/mol
M = 11,327 M
V1 xM1 = V2 + M2
V1 x 11,327 = 150 mL x 0,5 M
V1 = 6,62 mL
c. KOH 0,5 M 150 mL
Diketahui:
V = 150 mL
M KOH = 0,5 M
Mr = 56 g/mol
gr 1000
0,5 M = x
56 g /mol 150 mL
gr = 4,2 gram

2. Luas permukaan awal spesimen


a. NaCl 3% 150 mL
A0 = 2 (p0 x l0) + 2 (p0 x t0) + 2 (l0 x t0)
A0 = 2 (51 x 33,7) + 2 (51 x 3,06) + 2 (33,7 x 3,06)
A0 = 3437,4 + 312,12 + 206,244
A0 = 3955,764 mm2 = 6,1314 inch2
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 33
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

b. HCl 35 % 150 mL
A0 = 2 (p0 x l0) + 2 (p0 x t0) + 2 (l0 x t0)
A0 = 2 (52,42 x 31,34) + 2 (52,42 x 3) + 2 (31,34 x 3)
A0 = 3285,6856 + 314,52 + 94,02
A0 = 3694,2256 mm2 = 5,7261 inch2
c. KOH 0,5 M 150 mL
A0 = 2 (p0 x l0) + 2 (p0 x t0) + 2 (l0 x t0)
A0 = 2 (47,63 x 32,1) + 2 (47,63 x 3) + 2 (32,1 x 3)
A0 = 3,057.846 + 285.78 + 192.6
A0 = 3536,226 mm2 = 5,4812 inch2
d. H2O 150 mL
A0 = 2 (p0 x l0) + 2 (p0 x t0) + 2 (l0 x t0)
A0 = 2 (49,3 x 33,1) + 2 (49,3 x 3) + 2 (33,1 x 3)
A0 = 3263,66 + 295,8+ 198,6
A0 = 3758,06 mm2 = 5,8250 inch2

3. Luas permukaan akhir spesimen


a. NaCl 3% 150 mL
A1 = 2 (p1 x l1) + 2 (p1 x t1) + 2 (l1 x t1)
A1 = 2 (49,4 x 31) + 2 (49.4 x 2.7) + 2 (31 x 2.7)
A1 = 3062,8 + 266,76 + 167,4
A1 = 3496,96 mm2 = 5,4203 inch2
b. HCl 35 % 150 mL
A1 = 2 (p1 x l1) + 2 (p1 x t1) + 2 (l1 x t1)
A1 = 2 (52,1 x 31,3) + 2 (52,1 x 2,7) + 2 (31,3 x 2,7)
A1 = 3261,46 + 281,3 + 169,02
A1 = 3711,78 mm2 = 5,7533 inch2
c. KOH 0,5 M 150 mL
A1 = 2 (p1 x l1) + 2 (p1 x t1) + 2 (l1 x t1)
A1 = 2 (47,4 x 31,6) + 2 (47,4 x 2,9) + 2 (31,6 x 2,9)
A1 = 2,995,68 + 274,92 + 83,28

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 34


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

A1 = 3453,88 mm2 = 5,3535 inch2


d. H2O 150 mL
A1 = 2 (p1 x l1) + 2 (p1 x t1) + 2 (l1 x t1)
A1 = 2 (49 x 32,7) + 2 (49 x 2,7) + 2 (32,7 x 2,7)
A1 = 3204,6 + 264,6+ 176,58
A1 = 3627,78 mm2 = 5,6231 inch2

4. Kehilangan berat pada spesimen


a. NaCl 3% 150 mL
W = W0 – W1
W = 193,44 – 188,74
W = 4,7 karat = 940 mg
b. HCl 35% 150 mL
W = W0 – W1
W = 194,89 – 187,88
W = 7,01 karat = 1402 mg
c. KOH 0,5 M 150 mL
W = 171,62 – 171,53
W = W0 – W1
W = 0,09 karat = 18 mg
d. H2O 150 mL
W = W0 – W1
W = 183,82 – 183,37
W = 0,45 karat = 9 mg

5. Laju korosi
a. NaCl 3% 150 mL
Diketahui: A0 = 6,1314 inch2
W = 940 mg
Fe = 7,874 g/cm3
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 35
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

t = 168 jam
Ditanya: Laju korosi?
Jawab:
534 x W
Laju korosi =
ρxAxt
534 x 940 mg
Laju korosi= = 61.8878 mpy
7,874 g/ cm 3 x 6,1314 inch 2 x 168 jam
b. HCl 35% 150 mL
Diketahui: A0 = 5,7261 inch2
W = 3426 mg
Fe = 7,874 g/cm3
t = 168 jam
Ditanya: Laju korosi?
Jawab:
534 x W
Laju korosi =
ρxAxt
534 x 1402 mg
Laju korosi= 3
= 98.83 mpy
7,874 g/ cm x 5,7261 inch 2 x 168 jam
c. KOH 0,5M 150 mL
Diketahui: A0 = 5,4812 inch2
W = 18 mg
Fe = 7,874 g/cm3
t = 168 jam
Ditanya: Laju korosi?
Jawab:
534 x W
Laju korosi =
ρxAxt
534 x 18 mg
Laju korosi= = 1,3257 mpy
7,874 g/ cm3 x 5,4812 inch 2 x 168 jam
d. H2O 150 mL
Diketahui: A0 = 5,8250 inch2
W = 9 mg

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 36


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Fe = 7,874 g/cm3


t = 168 jam
Ditanya: Laju korosi?
Jawab:
534 x W
Laju korosi =
ρxAxt
534 x 9 mg
Laju korosi= = 0,6237 mpy
7,874 g/ cm 3 x 5,8250 inch 2 x 168 jam

6. Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen


a. NaCl 3% 150 mL
Tabel 2. 9 Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen NaCl 3% 150 mL
Hari ke- Potensial (V) Hasil Konversi (V)
1 0,536 0,339
2 0,651 0,454
3 0,635 0,438
4 0,658 0,461
5 0,660 0,463
6 0,649 0,452
7 0,657 0,46
VH = Vpengukuran - Vstandar
VH = Vpengukuran – 0,197 V
Hari ke-1 VH = 0,536 – 0,197 = 0,339 V
Hari ke-2  VH = 0,651 – 0,197 = 0,454 V
Hari ke-3  VH = 0,635 – 0,197 = 0,438 V
Hari ke-4  VH = 0,658 – 0,197 = 0,461V
Hari ke-5  VH = 0,660 – 0,197 = 0,463 V
Hari ke-6 VH = 0,649 – 0,197 = 0,452 V
Hari ke-7 VH = 0,657 – 0,197 = 0,46 V

b. HCl 35% 150 mL


Tabel 2. 10 Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen HCl 35% 150 mL

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 37


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Hari ke- Potensial (V) Hasil Konversi (V)


1 0,463 0,239
2 0,434 0,237
3 0,338 0,141
4 0,116 -0,081
5 0,225 0,028
6 0,169 -0,028
7 0,190 -0,07
VH = Vpengukuran - Vstandar
VH = Vpengukuran – 0,197 V
Hari ke-1 VH = 0,463 – 0,197 = 0,239 V
Hari ke-2  VH = 0,434 – 0,197 = 0,237 V
Hari ke-3  VH = 0,338 – 0,197 = 0,141 V
Hari ke-4  VH = 0,116 – 0,197 = -0,081V
Hari ke-5  VH = 0,225 – 0,197 = 0,028 V
Hari ke-6 VH = 0,169 – 0,197 = -0,028 V
Hari ke-7 VH = 0,190 – 0,197 = -0,07 V

c. KOH 0,5 M 150 mL


Tabel 2. 11 Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen KOH 0,5 M 150 mL

Hari ke- Potensial (V) Hasil Konversi (V)


1 0,334 0,137
2 0,094 -0,103
3 0,105 -0,092
4 0,107 -0,90
5 0,126 -0,071
6 0,105 -0,092
7 0,099 -0,098
VH = Vpengukuran - Vstandar
VH = Vpengukuran – 0,197 V
Hari ke-1 VH = 0,334 – 0,197 = 0,137 V

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 38


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Hari ke-2  VH = 0,094– 0,197 = -0,103 V


Hari ke-3  VH = 0,105– 0,197 = -0,092 V
Hari ke-4  VH = 0,107– 0,197 = -0,90 V
Hari ke-5  VH = 0,126– 0,197 = -0,071 V
Hari ke-6 VH = 0,105– 0,197 = -0,092 V
Hari ke-7 VH = 0,099– 0,197 = -0,098 V

d. H2O 150 mL
Tabel 2. 12 Konversi Ag/AgCl ke Hidrogen

Hari ke- Potensial (V) Hasil Konversi (V)


1 0,343 0,146
2 0,595 0,398
3 0,589 0,392
4 0,608 0,411
5 0,627 0,430
6 0,602 0,405
7 0,630 0,433
VH = Vpengukuran - Vstandar
VH = Vpengukuran – 0,197 V
Hari ke-1 VH = 0,343 – 0,197 = 0,146 V
Hari ke-2  VH = 0,595– 0,197 = 0,398 V
Hari ke-3  VH = 0,589– 0,197 = 0,392 V
Hari ke-4  VH = 0,608– 0,197 = 0,411V
Hari ke-5  VH = 0,627– 0,197 = 0,430 V
Hari ke-6 VH = 0,602– 0,197 = 0,405 V
Hari ke-7 VH = 0,630– 0,197 = 0,433 V

7. Diagram pourbaix tiap larutan 7 titik


a. NaCl 3% 150 mL

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 39


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Gambar 2. 1 Diagram pourbaix NaCl 3% 150 mL

Keterangan:
Tabel 2. 13 Keterangan diagram pourbaix NaCl 3% 150 mL
Warna Hari ke- Potensial (V) pH
1 0,339 9,21
2 0,454 6,97
3 0,438 7,01
4 0,461 6,75
5 0,463 7,06
6 0,452 6,94
7 0,46 6,14

b. HCl 35% 150 mL

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 40


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Gambar 2. 2 Diagram pourbaix HCl 35% 150 mL

Keterangan:
Tabel 2. 14 Keterangan diagram pourbaix HCl 35% 150 mL
Warna Hari ke- Potensial (V) pH
1 0,239 1
2 0,237 1,40
3 0,141 1,40
4 -0,081 2,43
5 0,028 3,86
6 -0,028 3,95
7 -0,07 3,39

c. KOH 0,5 M 150 mL


Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 41
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

Gambar 2. 3 Diagram pourbaix KOH 0,5 M 150 mL

Keterangan:
Tabel 2. 15 Keterangan diagram pourbaix KOH 0,5 M 150 mL
Warna Hari ke- Potensial (V) pH
1 0,137 13,47
2 -0,103 13,53
3 -0,092 13,83
4 -0,90 13,92
5 -0,071 13,82
6 -0,092 14,15
7 -0,098 13,31

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 42


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

d. H2O 150 mL

Gambar 2. 4 Diagram pourbaix H2O 150 mL

Keterangan:
Tabel 2. 16 Keterangan diagram pourbaix H2O 150 mL
Warna Hari ke- Potensial (V) pH
1 0,146 8,38
2 0,398 5,15
3 0,392 5,28
4 0,411 7,25
5 0,430 6,80
6 0,405 6,83
7 0,433 6,13

2.6.2 Persamaan Reaksi


1. Pembuatan Larutan NaCl 3,5%
−¿ ¿
+¿+Cl(aq) ¿
NaCl(s) → Na(aq)

NaCl( s) + H 2 O ( l) → NaCl( aq) + H 2 O ( l)


−¿ ¿
2 +¿+2 e ¿
2. Reaksi anoda : Fe( s) → Fe( aq)
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 43
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

−¿ ¿
−¿→ 4 OH (aq) ¿
Reaksi katoda : O2( g) +2 H 2 O(l) + 4 e
3. Rinsing

Fe(s) + H 2 O(l) → Fe(s) + H 2 O(aq)


4. Degreassing

Fe(s) +lemak + NaOH (aq) → Fe(s) + RCOONa+ gliserol


5. Pickling

Fe( s) + Fe2 O3 (s )+ HCl ( aq) → Fe( s )+ FeCl2 ( aq) + H 2 O(aq)


6. Spesimen dengan larutan

Fe(s) + NaCl(aq)+ H 2 O (aq) → FeCl(s) + NaOH (aq)+ H 2(g )


7. Reaksi Korosi

Fe + NaCl + H2O → FeCl2 + NaOH + H2


3Fe + 4H2O → Fe3O4 + 4H2
Fe + oksida(Fe2O3) + HCl → Fe+ FeCl2 + H2O

2.7 Analisa dan Pembahasan


Proses pengujian korosi dengan berbagai larutan ini menggunakan
spesimen JIS S45C yaitu dengan kepanjangan dari JIS itu sendiri adalah Japanese
industrial standard saat melakukan proses pengujian korosi dengan larutan
Spesimen yang dibutuhkan yaitu 4 buah baja yaitu baja JIS S45C lalu di lakukan
pengamplasan dari amplas yang kasar hingga menggunakan amplas yang
berukuran halus yaitu dari 100 mesh, 320 mesh, 800 mesh, dan 1200 mesh.
Kegunaan dari amplas kasar itu sendiri adalah untuk membersih kan
kotoran yang menempel pada spesimen baja dan kegunaan dari amplas yang halus
adalah untuk menghilangkan bekas goresan goresan yang dilakukan pada saat
pengamplasan dengan aplas yang kasar
Faktor Faktor yang mempengaruhi korosi pada saat pengujian adalah
lingkungan, waktu pengujian, dan larutan uji.pada saat spesimen telah dimasukan
dalam gelas kimia hari pertama yaitu spesimen yang di masukan kedalam NaCl

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 44


BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

mengalami endapan tetapi tidak ada gembung dan korosi belum terjadi,sedangkan
di HCL reaksi gelembung terjadi dan korosi mulai tampak di spesimen tetapi tidak
mengalami endapan, di KOH hanya terjadi reaksi gelembung, dan di H 2 O tidak
ada reaksi sama sekali.
Pada hari ke 7 spesimen yang dimasukan kedalam larutan NaCl mengalami
endapan dan spensimen terkorosi dan perubahan warna menjadi hitam sedangkan
warna dari larutan nya adalah jingga pudar, pada NaCl ini seluruh permukaan
pada spesimen mengalami korosi yang artinya jenis korosi ini adalah korosi
merata.
Pada spesimen yang di masukan kedalam larutan HCl perubahan yang
terjadi yaitu spesimen mengalami endapan dan korosi warna yang di timbulkan
pada spesimen yaitu hitam dan jingga sedangkan pada larutannya sendiri
berwarna kuning
Kemudian spesimen yang dimasukan kedalam larutan KOH mengalami
endapan dan tidak terkena korosi warna yang ditumbulkan pada spesimennya
yaitu perak dan warna pada larutan nya yaitu bening yang di artikan laju korosi
pada KOH termasuk laju korosi yang lambat
Kemudian di spesimen yang dimasukan kedalam larutan H 2 O mengalami
endapan dan korosi warna yang ditimbulkan pada spesimen yaitu berwarna hitam
dan jingga sedangkan pada larutannya berwana kuning ke jingga, dan spesimen
mengalami korosi di seluruh permukaannya
Laju korosi tebesar yaitu berada di HCI, karena HCI merupakan asam kuat
dan masa perendaman yang semakin lama membuat laju korosi semakin tinggi
dikarenakan tingginya kadar pH pada larutan HCL.

2.8 Kesimpulan dan saran

2.8.1. Kesimpulan
1. Standarisai yang digunakan pada pengujian ini yaitu ASTM G1,
ASTM G15, ASTM 31, ISO 8501.
2. Larutan uji yang di pakai yaitu NaCl 3%, HCL 0,5 M, KOH 0,5,
dan H 2 O .
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 45
BAB II PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP KOROSI KELOMPOK 4

3. Larutan yang paling mengalam korosi adalah larutan HCL.


4. Pengukuran yang digunakan yaitu menggunakan pH meter dan
Multitester.

2.8.2. Saran
1. Pada saat pengamatan spesimen uji setiap 1 × 24 jam selama 7
hari lebih tepat waktu agar hasil pengamatannya lebih maksimal.
2. Pada saat pengukuran potensial dan pH lebih teliti lagi agar
tidak terjadi kesalahan.
3. Pada saat pengukuran berat dan dimensi spesimen uji lebih teliti
dalam membaca ukuran pada alat ukurnya.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2021/2022 46

Anda mungkin juga menyukai