Bab V ini berisi tentang tujuan, teori dasar, alat dan bahan, metodologi
praktikum, data pengamatan, perhitungan, persamaan reaksi, analisa dan
pembahasan dan kesimpulan.
98
BAB V PENGUJIAN KOROSI POTENSIODINAMIK KELOMPOK 4
Arus yang diperlukan untuk menggeser potensial ke arah anodik dari potensi
korosi Ecorr dapat beberapa kali lipat lebih besar dari arus yang diperlukan untuk
mempertahankan potensi pada nilai pasif. Arus akan mencapai puncaknya pada
nilai potensial pasivasi. Untuk menghasilkan pasivasi, rapat arus kritis (icc) harus
dilampaui. Potensi anodik kemudian harus dipertahankan di wilayah pasif tanpa
membiarkannya jatuh kembali ke wilayah aktif atau masuk ke wilayah transpasif,
dimana lapisan film anodik pelindung dapat rusak dan bahkan rusak total. Oleh
karena itu, meskipun kerapatan arus yang tinggi mungkin diperlukan untuk
menyebabkan pasif (> icc), hanya kerapatan arus kecil yang diperlukan untuk
mempertahankannya, dan bahwa di wilayah pasif laju korosi sesuai dengan
kerapatan arus pasif (ip) Perlindungan anodik memiliki fitur unik. Misalnya, arus
yang diterapkan biasanya sama dengan laju korosi pada sistem terlindung. Jadi,
proteksi anodik tidak hanya melindungi tetapi juga menawarkan sarana langsung
untuk memantau laju korosi suatu sistem. Keuntungan utama proteksi anodik
adalah kebutuhan arus rendah, penurunan besar laju korosi (biasanya 10.000 kali
lipat atau lebih) dan dapat diaplikasikan pada asam kuat, panas dan media korosif
tinggi lainnya. Penting untuk ditekankan bahwa perlindungan anodik hanya dapat
diterapkan pada logam dan paduan yang memiliki karakteristik aktif-pasif seperti
titanium, baja tahan karat, baja, dan paduan berbasis nikel .
Selain itu, perlindungan anodik hanya dapat digunakan dalam lingkungan yang
berperilaku atau dipahami secara relatif baik karena komposisi elektrolit dan
suhunya dapat sangat mempengaruhi perilaku pasif/aktif logam atau paduan.
Kecenderungan relatif untuk pasivasi sangat bergantung pada interaksi antara
logam dan lingkungannya dan dapat bervariasi secara ekstensif dengan
perubahan di keduanya. Kehadiran di lingkungan pengotor yang menghambat
pembentukan film pasif atau mempercepat degradasinya seringkali merugikan.
Tambahkan Aqua dm
Kesimpulan
Gambar 5.3 Skema proses pembuatan larutan NaOH
Kesimpulan
Gambar 5.4 Skema proses pengujian korosi potensiodinamik
praktikum kali ini spesimen uji yang digunakan yaitu elektroda plat platina
dikarekan logam yang paling kurang raktif terhadap laju korosi dan tahan terhadap
suhu tinggi, plat platina ini memiliki sifat konduktor yang baik untuk penghantar
listrik.
Fungsi dari alat sholder yaitu untuk melelehkan kawat timah untuk
menyatukan Plat platina dengan kabel, dan fungsi dari kutek yaitu untuk melapisi
resin agar lebih kuat ketika sudah di lapisi oleh kutek
Mekanisme yang terjadi pada pengujian potensidinaik ini yaitu mengalirkan
listik melalui kabel WE, CR, RE dan kabel di masukan kedalam labu satu persatu
kemudian kabel dikaitakan ke spesimen lalu pengujian ditunggu selama 10 menit
Fenomenda yang terjadi pada saat pengujian ini yaitu adanya gelembung
gelembung pada spesimen plat platina pada saat pengujian baru dilakukan
gelembung yang dihasilkan sangat banyak dan cepat, Kemudian ketika pengujian
sudah selesai Gelembung yang dihasilkan berkuran dan lambat.
Faktor factor yang mempengaruhi pada pengujian potensiadinamik yaitu
waktu pada saat pengujian dilakukan yaitu 500 detik karna waktu berpengaru pada
kesetabilan, kemudian getaran sangat berpengaru pada saat pengujian, Jika meja
yang dipakai tersentuh atau terkena getaran akan mempengaruhi pengujian, dan
akan Tidak akan mendapatkan hasil akhir yang maksimal.
Pengujian korosi potensiodinamik ini menghasilkan sebuah kurva potensial
korosi dan arus korosi. Dari kurva yang dihasilkan dapat dianalisa ketika arus
korosi lama kelamaan semakin tinggi, maka potensi spesimen uji terjadinya korosi
juga akan semakin tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa ketika arus korosi
semakin tinggi maka potensial terjadinya korosi akan semakin tinggi.
5.7.2. Saran