Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

TEKNIK PENGENDALIAN KOROSI


PROTEKSI KATODIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum
Teknik pengendalian korosi
Dosen Pembimbing : Pak Nurcahyo dan Pak Rony

Kelompok : Lima (5)


Nama Mahasiswa : Luthfiana Nurfauziah (181411082)
Naufal Rafi Prabawa (181411083)
Paqih Purnama Alam (181411084)
Putri Utami Dita Cahya (181411085)
Kelas / Prodi : 2C / D3 TEKNIK KIMIA
Tanggal Praktikum : 24 Februari 2020
Tanggal pengumpulan : 2 Maret 2020

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem perpipaan merupakan salah satu aspek penting yang mendukung proses produksi
di dunia industri termasuk industri minyak dan gas bumi. Sistem perpipaan terdiri dari beberapa
jaringan pipa yang digunakan sebagai alat distribusi. Sesuai dengan Standar teknik perpipaan
yang dipakai di Indonesia dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi Nomor 300.K/38/M-PE/1997, pipa penyalur minyak dan gas bumi harus ditimbun di
dalam tanah. Hal ini juga mengacu pada standar internasional tentang pemasangan pipa,
contohnya ASME B31.8 yang berjudul Gas Transmission and Distribution Piping System.
Penempatan jaringan pipa dalam tanah dapat menyebabkan korosi pada pipa, hal ini terjadi
karena dalam tanah terdapat mineral-mineral yang dapat menyebabkan atau bahkan memacu
terjadinya korosi pada pipa. Untuk mengendalikan atau memperlambat terjadinya korosi pada
jaringan pipa tersebut maka sistem pengendalian yang dapat dilakukan pada umumnya adalah
pemasangan coating dan dilengkapi dengan penerapan metode proteksi katodik.

Metode proteksi katodik terdiri dari dua jenis, yaitu metode proteksi anoda korban
(sacrificial anode) dan arus paksa (impressed current). Prinsip proteksi katodik adalah
membanjiri struktur yang dilindungi oleh arus eksternal. Sumber arus yang digunakan pada
metoda anoda korban berasal dari logam yang kurang mulia yang dihubungkan dengan
konduktor logam pada struktur yang dilindungi (untuk sacrificial anode).

Sistem proteksi katodik anoda korban adalah salah satu metode penanggulangan korosi
yang dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda korban terhadap material yang akan
diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel
korosi din logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif berperan sebagai anoda.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian korosi

Pengertian Korosi Material logam yang biasa dijumpai sehari-hari berasal dari proses
pembentukan dari bijihnya. Bijih logam digabungkan satu sama lain sehingga membentuk
material logam yang memiliki energi yang tinggi. Bijih-bijih tersebut biasanya berupa oksida
logam seperti hematit (Fe;O,) untuk besi atau bauksit (AlO,.H2O) untuk aluminium. Menurut
salah satu prinsip termodinamika, sebuah material selalu mengarah pada keadaan energi yang
paling rendah. Begitu juga pada material logam, kebanyakan logam tidak stabil secara
termodinamik dan cenderung akan mencari keadaan energi yang lebih rendah, yang berupa
oksida atau beberapa senyawa lainnya. Proses yang melibatkan perubahan logam ke arah oksida
dengan energi rendah disebut korosi.

Beberapa pendapat menjelaskan mengenai definisi korosi, namun pada umumnya korosi
dapat diartikan sebagai proses degradasi logam yang diakibatkan oleh reaksi dengan
lingkungannya.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi. Korosi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Korosi basah, yaitu proses korosi yang terjadi pada lingkungan berair.
2. Korosi dalam larutan garam.
3. Korosi kering, biasanya terjadi pada suhu tinggi.

2.2 Elektrokimia Korosi

Elektrokimia merupakan reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer elektron antara
elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).

Proses korosi merupakan reaksi elektrokimia yang terjadi pada material logam Reaksi
korosi melibatkan proses pelepasan elektron (oksidasi) dari logam [persamaan (1)] dan proses
penerimaan elektron oleh beberapa reaksi reduksi, seperti reduksi oksigen atau air [persamaan
(2) dan (3), secara berurutan]

2Fe -2Fe + 2e

O, + 2H;0 + 4e40H

21:0+ 2e-H+20

Pada proses korosi, reaksi oksidasi sering disebut sebagai reaksi anodik dan reaksi
reduksi disebut sebagai reaksi katodik. Reaksi oksidasi menyebabkan hilangnya struktur logam,
dengan diikuti pelepasan electron yang selanjutnya diterima oleh reaksi reduksi untuk
mempertahankan kenetralan muatan. Apabila terdapat muatan negative dalam jumlah besar di
antara logam dan elektrolit, proses korosi dapat dicegah.

Reaksi elektrokimia (oksidasi dan reduksi) mengacu pada reaksi setengah sel. Kedua
reaksi tersebut dapat terjadi pada daerah yang sama atau terpisah. Reaksi elektrokimia yang
terjadi pada daerah terpisah disebut sebagai sel korsi diferental Sel Sel korosi diferensial dapat
dilihat pada Gambar 2.1. Bangian logam yang mengalami oksidasi disebut sebagai anoda atau
bagian anodik. Pada bagian ini, arus listrik searah (diartikan sebagai aliran muatan positif)
mengalir dari permukaan logam menuju elektrolit disertai dengan pelepasan ion logam. Arus ini
mengalir dalam elektrolit ke bagian oksigen, air, atau beberapa jenis lainnya mengalami reduksi.
Bagian in bisa disebut sebagai katoda atau bagian katodik. Berikut adalah empat komponen
penting dari sel korosi diferensial.

a. Anoda
Anoda merupakan bagian yang melepaskan elektron (oksidasi).
b. Katoda
Katoda merupakan bagian yang menerima elektron (reduksi).
c. Penghantar listrik
Penghantar listrik dapat berupa konduktor yang dapat menghubungkan arus listrik
antara anoda dan katoda
d. Elektrolit tanah.
Elektrolit merupakan media yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya air dan
tanah

Korosi dalam tanah yang dialami


saluran pipa dan struktur lainnya sering
disebabkan oleh sel korosi diferensial. Sel korosi diferensial meliputi sel aerasi diferensial yang
melibatkan perbedaan jumlah konsentrasi oksigen dalam tanah. Sel tersebut dihasilkan oleh
perbedaan alami pada permukaan pipa atau zat kimin dalam tanah Korosi galvanic merupakan
salah satu bentuk sel korosi diferensial yang terjadi karena dua logam berbeda terhubungkan
secara elektrik dan ditempatkan di lingkungan korosif
2.3 Metode Penanggulangan Korosi

Berikut adalah lima metoda penanggulangan korosi yang biasa dilakukan

1) Pemilihan material yang tepat


Pemilihan material disesuaikan dengan biaya, ketersediaan, dan karakteristik
material.
2) Perancangan material yang tahan terhadap lingkungan tertentu
Perancangan material meliputi perubahan unsur paduan, pemurnian, perlakuan panas,
dan pendinginan
3) Pengubahan lingkungan yang korosif
Pengubahan lingkungan dapat dilakukan dengan penambahan inhibitor ke dalam
media korosi sehingga dapat menghambat reaksi anodik dan katodik.
4) Pemutusan interaksi antara material dengan lingkungan
Pemutusan interaksi antara material dengan lingkungan dapat dilakukan dengan
penambahan lapisan pada pipa sebagai isolator atau biasa disebut coating
5) Pengubahan potensial logam dengan metode proteksi katodik dan anodik Pemilihan
metode penanggulangan korosi biasanya dipertimbangkan berdasarkan beberapa
aspek, yang meliputi aspek ekonomi, kualitas, lingkungan dan keamanan proteksi.
Dua atau lebih dari kelima metode tersebut biasanya digunakan secara bersamaan Hal
tersebut dilakukan untuk memperoleh proteksi yang lebih baik.

2.4 Sistem Proteksi Katodik

Sistem proteksi katodik banyak digunakan untuk memproteksi struktur baja yang berada
di dalam tanah dan lingkungan air laut, dan sedikit digunakan pada kondisi tertentu) untuk
penempatan baja dalam air tawar.

Dalam banyak kasus, penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan dengan coating.
Tujuannya adalah untuk melindungi buja pada saat coating mengalami kerusakan.

Pada saat ini, penerapan system proteksi katodik telah meningkat secara cepat dengan
banyaknya penerapan di area eksplorasi serta produksi minyak dan gas yang benda di offshore.
Metode proteksi ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk memproteksi
bagian material yang terendam oleh air, terutama air laut.

Prinsip utama sistem proteksi katodik adalah menekan urus eksternal ke dalam material
sehingga potensial material turun ke daerah imun. Dengan kata lain, material yang digunakan
sebagai katoda dalam sel elektrokimia terpolarisasi secara katodik seperti yang digambarkan
pada kurva E- log I dalam Gambar 2.2

Berdasarkan Gambar 2.2 terlihat bahwa io katoda lebih rendah daripada ia yang dimiliki
oleh anoda korban begitu juga dengan nilai potensialnya. Dengan adanya arus eksternal yang
dialirkan dari anoda ke katoda, katoda menjadi terproteksi dan rapat arus korosi katoda menjadi
lebih rendah daripada io, yaitu ikor Arus eksternal dapat dihasilkan dengan dua cara yang berbeda,
yaitu:

a) menggunakan logam yang kurang mulia dalam bentuk anoda korban yang
dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang dilindungi,
b) menggunakan sumber arus eksternal, biasanya sebuah rectifier. Sehun
elektroda referensi dapat digunakan untuk mengontrol rectifier.

2.5 Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda Korban

Proteksi katodik metode anoda korban dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda
korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar
berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang dihubungkan adalah logam
lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga berperan sebagai anoda. Elektron akan
mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron
di katoda. Dengan adanya penerimaan elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan
terproteksi dari proses korosi.
Berikut adalah kelebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda korban.
1. Pemasangan relatif mudah dan murah.
2. Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.
3. Distribusi arus merata.
4. Cocok satu daerah berstruktur padat
5. Tidak membutuhkan biaya operasional
6. Perawatan mudah
7. Resiko overprotection rendah
Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut:
1. Keluaran arus terbatas
2. Tidak clektif bila resistivitas elektrolit tinggi.
3. Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besir.
Sistem proteksi katodik anoda korban biasanya diterapkan pada perlindungan fungi dalam
tanah, jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel listrik dan komunikasi dalam tanah, tangki air
panas dan struktur kapal laut.
Dalam perancangan sistem proteksi katodik metode anoda korban, terdapat tiga kriteria yang
ditetapkan oleh NACE (National Association of Corrosion Engineers) yaitu:
1. -850mV terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan,
2. -850mV potensial polarisasi terhadap CSE,
3. polarisasi minimum 100mV
2.6Anoda korban
2.6.1 Jenis Anoda Korban dan karakteristiknya
Penentuan material yang digunakan sebagai anoda korban dilakukan berdasarkan
kemampuan material tersebut dalam menurunkan potensial logam yang diproteksi mencapai
daerah imun dengan cara membanjiri struktur dengan arus searah melalu lingkungan. Faktor
lainnya yaitu biayanya murah, mampu dibentuk sesuai ukuran, dan dapat terkorosi secara merata.
Anoda korban yang biasa digunakan adalah magnesium (Mg), seng (Zn), dan aluminium (AI).

Pemakaian anoda Mg digunakan untuk lingkungan yang mempunyai resistivitas tinggi.


Hal ini disebabkan pada lingkungan ini diperlukan anoda yang tinggi keluaran anus per satuan
berat dan potensial elektrodanya sangat negatif. Anoda Mg banyak digunakan untuk proteksi
pipa dalam tanah.

Pemakaian anoda Al banyak digunakan di lingkungan air laut dan harganya relatif murah
dibandingkan anoda lain. Anoda Zn merupakan anoda korban yang paling banyak digunakan di
lingkungan air laut dan mempunyai efisiensi yang tinggi.

2.6.2 Backfill Anoda Korban

Pemain anoda korban yang diterapkan untuk proteksi katodik di dalam tanah perlu
menggunakan pembungkus yang disebut backfill. Backfill merupakan kantong kecil yang berisi
campuran material dengan komposisi 75% gypsum, 20% bentonit, dan 5% natrium sulfat.
Campuran ini menghasilkan resistivitas 50 Ohm.cm apabila Campuran dijenuhkan dengan air.
Backfill ini berfungsi untuk:

 memberikan lingkungan yang merata, schingga keluaran (output) arus anoda dapat
diperkirakan tetap
 menurunkan resistivitas dari fasa anoda dengan tanah,
 mencegah kontak langsung antara anoda dengan tanah

2.7 Metode Survey dan Teknik Evaluasi

Berbagai metode dan teknik pengujian dapat digunakan pada jaringan pipa bawah tanah
selama survey lapangan

2.7.1 Pengumpulan Data

Sebelum memulai survey lapangan, pengumpulan data mengenai pipa yang akan
diproteksi harus dilakukan. Hal ini dapat memberikan data penting mengenai kondisi korosi dan
perencanaan proteksi.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelum merencanakan dan
memulai survei lapangan.

• Bahan pipa baju (termasuk tingkatan baja), besi cor, besi tempa, dan lain-lain.
• Apakah permukaannya dilapisi coating atau tidak? Jika dilapisi, apa bahan pelapis
dan spesifikasi pelapisan yang digunakan?
• Apakah terdapat kebocoran pada coating? Jika ya, informasi tentang lokasi dan
tanggal terjadinya kebocoran sangatlah penting.
• Diameter pipa dan ketebalan dinding
• Penentuan lokasi pemasangan test box untuk tujuan uji korosi. Apakah yang
digunakan kawat yang dilas, atau sekrup mekanis?
• Rute peta jaringan pipa dalam tanah yang rinci sehingga dapat memberikan data yang
dibutuhkan sebanyak mungkin.
• Lokasi yang memungkinkan terdapat sumber-sumber arus menyimpang buatan
manusia (seperti system transportasi listrik DC atau operasi pertambangan) yang
dapat mempengaruhi jaringan pipa yang diteliti.

2.7.2 Survey Resistivitas Tanah

Indikasi mengenai kecenderungan arus yang mengalir dapat diketahui dengan penentuan
resistivitas tanah Tanah dengan resistivitas yang tinggi dapat memberikan banyak aliran arus.
Penentuan resistivitas tanah dengan sering sangatlah penting ketika membuat sebuah survey
yang detail mengenai perpipaan. Selain dalam menafsirkan seberapa parahnya daerah korosif,
profil resistivitas tanah juga sangat membantu selanjutnya dalam pemilihan tempat untuk
instalasi proteksi katodik.

2.8 Perhitungan proteksi katodik metode anoda korban


2.8.1 Perhitungan proteksi katodik metode anoda korban

Keterangan : A = luas permukaan pipa


D = diameter pipa
L = panjang pipa

2.8.2 Pemilihan kebutuhan arus proteksi


Kebutuhan arus proteksi : 0,4 mA/m2 untuk 10 tahun umur proteksi.
2.8.3 Perhitungan keperluan arus proteksi total
I = i. A
Keterangan : I = arus proteksi total
i = arus proteksi
A = luas permukaan pipa
2.8.4 Penentuan umur proteksi
Umumnya ,umur proteksi dalam rancangan /design adalah 10-20 tahun
2.8.5 Perhitungan berat anoda total (Wt)
Wt = ( I umur proteksi . 8760)/ µ. C)
Keterangan : I = arus proteksi total
µ = faktor utilitas = 0,8
C = kapasitas ; 1230 AH/Kg
2.8.6 Pemilihan ukuran anoda
2.8.7 Perhitungan tahanan anoda
ρ 4L
Rh= (ln −1)
2 πL D
Keterangan : Rh = tahanan anoda horizontal
ρ = resintivitas tanah
L = panjang anoda
D = diameter anoda

=2
√ 0,6 Xa
π

2.8.8 Perhitungan keluaran arus anoda


Ia = (EA – EM)/ RA
Keterangan : Ea = potensial anoda
Em = potensial struktur atau potensial proteksi
Ra = tahanan anoda
2.9 Perancangan intalasi anoda korban
Instalasi sistem proteksi anoda korban lebih sederhana dibandingkan dengan sistem
proteksi arus terpasang. Proses instalasi anoda korban melibatkan penguburan sebuah anoda
paket tunggal di daerah saluran pipa, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4
Paket anoda magnesium menghasilkan 17-lb , 20 lb atau 32-lb dapat digunakan untuk
jenis aplikasi di dalam tanah dengan resistivitas tinggi, sedangkan anoda seng dapat digunakan
untuk resistivitas rendah. Untuk umur proteksi yang lebih lama, dibutuhikan berat anoda yang
lebih besar.

Ketika beberapa anoda magnesium atau seng harus dipasang pada satu lokasi biaya pada
pluter-coating, anoda dapat dihubungkan ke kawat header. Kawat header hunn dihawa ke test bor
untuk pemantauan dan pengukuran potensial proteksi secara periodik. Hal ini diilustrasikan oleh
Gambar 2.5
Anoda-anoda yang dipasang harus ditempatkan dalam susuan garis lurus untuk ketahanan
pemasangan. Posisi anoda dapat tegak lurus terhadap pipa, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.5, atau sejajar dengan pipa. Jarak penempatan anoda magnesium tabungan minimal
harus 15 kaki dari pipa sedangkan untuk seng, jarak ini dapat dikurangi sampai 5 kaki untuk

kinerja optimal atau lebih dekat jika terdapat sedikit ruang. Jika area tempat pemasangan anoda
sangat terbatas, anoda dapat ditempatkan dalam lubang di samping pipa dengan lubang yang
cukup dalam sehingga dapat memberikan jarak yang semai antara pipa dan anoda. Hal ini
diilustrasikan pada Gambar 2.6

Untuk penempatah anoda gabungan dengan jenis instalasi ini diperlukan lubang yang
sangat dalam Kedalaman yang disarankan adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Hal
ini dibenarkan oleh fakta bahwa dengan unoda yang lebih dalam ke bumi (dengan resistivitas
tanah baik) efek radien potensial pada pipa dapat menjadi kurt kuat dibandingkan dengan anoda
yang lebih dekat ke permukaan bumi dan pada jarak lateral yang sebanding dari pipa
Keuntungan lain dari jenis instalasi ini adalah bahwa anoda yang ditempatkan secara dalam dana
menghasilkan output arus yang merata, terkait dengan kelembaban tanah. Selain itu, instalasi
jenis ini dapat melindungi anoda dari kerusakan akibat penggalian permukaan tanah untuk tujuan
lain.

Tiga ilustrasi sebelumnya membahas mengenai penggunaan anoda paket dimana setiap
anoda dan material backfilling dipasang sebagai satu kesatuan. Baik anoda seng maupun
magnesium sebagian tersedia dalam bentuk tanpa backfill Untuk pemasangan anoda dan backfill
didalan sebuah lubang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Anoda dan backfill yang dipasang secara terpisah lebih sering digunakan untuk instalasi
anoda ganda daripada untuk instalasi anoda tunggal. Keuntungan dari jenis instalasi ini adalah
bahwa backfill yang dipasang secara terpisah dan dipadatkan di sekitar anoda benar-benar
mengisi semua rongga di lubang anoda. Hal ini meminimalkan kemungkinan backfill menjauh
dari anoda dan mengurangi efektivitas jangka panjang dari anoda. Kemungkinan ini lebih besar
jika anoda paket digunakan, karena ketika wadah backfill memburuk, backfill akan masuk ke
dalam rongga yang tanpa sadar mungkin telah tertinggal di sekitar atau di bawah paket.

Pada resistivitas tanah tertentu, anoda korban perlu dipasang secara horizontal untuk
kinerja yang efektif. Baik anoda paket maupun anoda terpisah dan backfill dapat diinstal. Ketika
menempatkan anoda paket secara horizontal di sebuah parit, haruslah hati-hati ketika melakukan
backfilling untuk memastikan bahwa tanah benar-benar mengelilingi anoda paket, sehingga tidak
ada ruang kosong. Tanah yang ada kemudian dapat digunakan untuk mengurug backfill pada
lubang tersebut (setelah membuat semua koneksi timah anoda dan mengisolasinya),

Test box untuk beberapa lokasi anoda dapat dipasang seperti ditunjukkan pada Gambar
2.8. Beberapa terminal pada test box dibutuhkan untuk mengukur arus dari anoda (menggunakan
millivoltmeter seperti yang ditunjukkan) tanpa mengganggu sirkuit. Terminal test pipa dan anoda
dapat dipasang terpisah, seperti yang ditunjukkan dalam gambar, memungkinkan untuk
mengukur potensial pipa secara akurat.

Pada instalasi anoda korban, semua kabel yang terhubung ke anoda harus dilindungi. Ini
berarti bahwa jika ada tembaga yang terbuka, tidak akan menimbulkan

korosi dan menyebabkan pemutusan kawat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN


- Simulator sistem proteksi katodik metode anoda korban dalam sistem perpipaan
- Avometer
- Elektroda CuSO4
- Anoda reference
- Transformator
- Recifer
- Test box
- Control panel

3.2 PROSEDUR KERJA


2.1 Persiapan
1. Pastikan elektroda CuSO4 dalam keadaan baik
2. Pastikan transformator dan recifer sudah terhubung pada sumber (PLN)
3. Mengukur output tranformator menggunakan AVO meter dengan cara untuk kabel
positif (+) tancapkan pada tanah dan untuk kabel negative (-) tempelkan pada pipa
4. Atur transformator agar memberikan nilai -1,1 V pada AVO meter

3.3 Sacrificial Anode


1. Carilah test box yang mempunyai 3 kabel, 2 kabel konektor ke pipa dan 1 kabel
konektor ke anoda korban
2. Tancapkan/kontakan elektroda CuSO4 pada tanah, usahakan jangan terlalu dekat
dengan test box yang akan di uji dan jangan di atas jalur perpipaan.

3.3.1 Pengukuran Potensial Natural Pipa


1. Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari
pipa) pada test box
2. Hubungkan terminal hitam (dari pipa) dan terminal merah (pada elektroda) dengan
AVO meter
3. Amati dan catat nilai potensial natural pipa
4. Sambungkan kembali terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam
(dari pipa) menggunakan kabel jumper yang terdapat di test box

3.3.2 Pengukuran Potensial Anoda Korban


1. Lepaskan sambungan terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari
pipa) pada test box
2. Hubungkan terminal hitam (dari anoda korban) dan terminal merah (pada elektroda)
dengan AVO meter
3. Amati dan catat nilai potensial anoda korban
4. Sambungkan kembali terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam
(dari pipa) menggunakan kabel jumper yang terdapat di test box

3.3.3 Pengukuran Potensial Pipa Terproteksi


1. Terminal merah (dari anoda korban) dengan terminal hitam (dari pipa) harus dalam
keadaan terhubung (proteksi sedang berjalan)
2. Hubungkan terminal hitam (dari pipa) dan terminal merah (pada elektroda) dengan
AVO meter
3. Amati dan catat nilai potensial yang tertera pada AVO meter
4. Setelah selesai tutup kembali test box

3.3.4 Impressed Current


1. Cariral test box yang mempunyai 1 kabel (terhubung pada pipa)
2. Tancapkan/kontakan elektroda CuSO4 pada tanah, usahakan jangan terlalu dekat
dengan test box yang akan di uji dan jangan di atas jalur perpipaan.
3. Hunbungkan kabel hitam (ke kabel yang terhubung pada pipa) dan kabel merah (ke
elektroda CuSO4 dengan AVO meter
4. Amati dan catat nilai potensial yang tertera pada AVO meter
5. Ulangi pada semua test box yang sejenis
6. Tutup kembali test box

3.4 Pipa Tidak Terhubung Dengan Jembatan


1. Tentukan tempat yang akan diuji pada pipa maupun jembatan dan beri label
2. Bersihkan permukaan yang akan diuji
3. Tancapkan/kontakan elektroda CuSO4 pada tanah
4. Uji potensial pada tempat yang sudah ditentukan menggunakan AVO meter
5. Hubungkan kabel hitam pada pipa/jembatan dan kabel merah pada elektroda CuSO4
6. Amati dan catat nilai potensial yang tertera pada AVO meter
7. Uji semua titik

3.4.1 Pipa Terhubung Dengan Jembatan


1. Hubungkan pipa dengan jembatan menggunakan kabel
2. Tentukan tempat yang akan diuji pada pipa maupun jembatan dan beri label
3. Bersihkan permukaan yang akan diuji
4. Tancapkan/kontakan elektroda CuSO4 pada tanah
5. Uji potensial pada tempat yang sudah ditentukan menggunakan AVO meter
6. Hubungkan kabel hitam pada pipa/jembatan dan kabel merah pada elektroda CuSO4
7. Amati dan catat nilai potensial yang tertera pada AVO meter
8. Uji semua titik

3.5 Insulator Join


1. Tentukan tempat yang akan diuji pada pipa dan beli label pada titik tersebut
2. Bersihkan permukaan yang akan diuji
3. Tancapkan/kontakan elektroda CuSO4 pada tanah
4. Uji potensial pada tempat yang sudah ditentukan menggunakan AVO meter
5. Hubungkan kabel hitam pada pipa dan kabel merah pada elektroda CuSO4
6. Amati dan catat nilai potensial yang tertera pada AVO meter
7. Uji semua titik

DIAGRAM ALIR/FLOWSHEET

Persiapan

Pastikan transformator dan recifer


Siapkan Elektroda CuSO4
terhubung pada sumber (PLN)

Pastikan pada AVO meter cercatan


Ukur output transformator
-1,1V

Percobaan Secara keseluruhan


Tancapkan/kontakan Elektroda
Beri label dan bersihkan permukaan
CuSO4 tidak terlalu jauh dengan pipa
yang akan diuji
yang akan diuji

4 Metode (SA, ICCP, Pipa dan


Jembatan, Insulator Join)

Hubungkan kabel hitam titik yang


Amati dan catat nilai yang tertera
akan diuji dan kabel merah pada
pada AVO meter
elektroda CuSO4

Sacrificial Anode

Tancapkan/kontakan Elektroda
CuSO4 tidak terlalu jauh dengan pipa
yang akan diuji

Potensial Natural Pipa.


Potensial Anoda Korban. Pipa Terproteksi. Kabel
Lepaskan kabel jumper dari
Lepaskan kabel jumper dari jumper dalam keadaan
terminal hitam dan merah
terminal hitam dan merah terhubung

Hubungkan terminal hitam Hubungkan terminal hitam Hubungkan terminal hitam


(dari pipa) dan terminal (dari anoda korban) dan (pada pipa) dan terminal
merah (pada elektroda) terminal merah (pada merah (pada elektroda)
dengan AVO meter elektroda) dengan AVO meter dengan AVO meter

Amati dan catat nilai yang Amati dan catat nilai yang Amati dan catat nilai yang
tertera pada AVO meter tertera pada AVO meter tertera pada AVO meter
Sambungkan kembali kabel Sambungkan kembali kabel
jumper jumper

Impressed Current

Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah
Hunbungkan kabel hitam (ke kabel yang
terhubung pada pipa) dan kabel merah
(ke elektroda CuSO4) dengan AVO
meter
Amati dan catat nilai yang
tertera pada AVO meter

Pipa dan Jembatan

Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah
Hubungkan pipa dan
Pilih titik yang akan diuji
jembatan menggunakan
dan bersihkan permukaanya
kabel
(pipa maupun jembatan)

Hubungkan kabel hitam Pilih titik yang akan diuji


pada pipa/jembatan dan dan bersihkan permukaanya
kabel merah pada elektroda (pipa maupun jembatan)
CuSO4

Hubungkan kabel hitam


pada pipa/jembatan dan
Amati dan catat yang tertera
kabel merah pada elektroda
pada AVO meter
CuSO4

Amati dan catat yang tertera


Insulator Join
pada AVO meter

Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah

Pilih titik yang akan diuji dan


bersihkan permukaanya

Hubungkan kabel hitam pada


pipa dan kabel merah pada
elektroda CuSO4

Amati dan catat yang tertera


pada AVO meter
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 SACRIFICIAL ANODE (SA)


DIA GR A M PENGECEKA N NILA I POTENSIA L
PIPA DENGA N METODE SA

PIPA (mv) ANODE (mv) PIPA TERPROTEKSI (mv)


2000

1800 1735

1600

1400
1215 1211
1200
1028
1000
800

600 520
376 376
400 281
170
200

0
PIPA KE 1 PIPA KE 2 PIPA KE 3

Keterangan :
 Pipa 1
Pipa = korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi
 Pipa 2
Pipa = sangat korosi
Anoda = sudah habis
Proteksi = tidak terproteksi
 Pipa 3
Pipa = sangat korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi

4.2 IMPRESS CURENT CATODIK PROTECTION


DIA GR A M PENGECEKA N NILA I POTENIA L PIPA
DENGA N METODE ICCP
POTENSIAL PIPA (mv)
1200

1011 1020
1000

800

600

400 358

200

0
PIPA 1 PIPA 2 PIPA 3

Keterangan :
 Pipa 1 = terproteksi
 Pipa 2 = terproteksi, train point pipa
 Pipa 3 = tidak terproteksi karena ada yang terpotong

4.3 PIPA DIHUBUNGKAN DENGAN JEMBATAN


DIA GR A M PENGECEKA N NILA I POTENSIA L
PIPA dan jembatan
KONDISI AWAL (mv) SETELAH DIHUBUNGKAN (mv)
1200

980 976 993 984 967


1000 948

800

600

400
294 304

200

0
A (PIPA) B (JEMBATAN) C (PIPA) D (JEMBATAN)

Keterangan :
 Kondisi awal = tidak ada kebocoran, artinya jembatan terproteksi
 Kondisi setelah pipa dihubungkan dengan jembatan = terjadi kebocoran namun
jembatan masih terproteksi

4.4 INSULATOR JOIN


DIA GR A M PENGECEKA N NILA I POTENSIA L
insulator join
1 (mv) 2 (mv)
1200

982 982 982


1000

800

588
600 552

400 350

200

0
A B C

Keterangan :
 A1A2 = terjadi kebocoran
 B1B2 = tidak ada kebocoran
 C1C2 = tdak ada proteksi

BAB V

PEMBAHASAN
Paqih Purnama Alam – 181411084

Pada praktikum kali ini dilakukan metode perlindungan baja dalam upaya
pencegahan terjadinya korosi menggunakan petode proteksi katodik. Proteksi katodik
dibagi menjadi dua metode yaitu metode anoda korban atau sacrificial anode dan
impressed current.

Korosi merupakan degradasi logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya,


karena secara alamiah logam akan kembali menuju kondisi termodinamis yang lebih
stabil sebagai senyawanya. Korosi terjadi apabila terdapat logam di dalam, dimana logam
tersebut memiliki daerah yang bersifat anodic dan katodik, proses korosi reaksi anodic
dan katodik harus bereaksi serempak agar terjadi, jika salah satu tidak bereaksi, maka
korosi tidak akan terjadi.
Prinsip proteksi katodik ialah, memperlakukan struktur logam yang diproteksi sebagai
katoda, dengan jalan menglairkan arus listrik melalui elektrolit ke logam yang diproteksi.

Pada lingkungan tanah yang normal nilai potensial standar proteksi katodik
minimal (-0,85 V/CSE) dan maksimal ( -1,2 V/CSE) yang artinya jika pada saat
pengambilan data pipa baja memperoleh nilai diantara (-0,85) sampai (-1,2) V/CSE
artinya besi tersebut sedang dalam keadaan terproteksi, dapat dilihat dari data yang telah
kami peroleh terdapat pipa yang terproteksi dan pipa yang tidak terproteksi

Untuk pipa dan jembatan, kebocoran arus dapat diukur menggunakan AVO meter
dimana pipa yang sudah terproteksi dan jembatan (tidak terproteksi) diukur nilai
potensialnya, jika hasil pengukuran menunjukan hasil yang tidak berbeda jauh antara pipa
dan jembatan ( terproteksi nilai potensial diantara -0,85 sampai -1,2 V/CSE) maka
terdapat kebocoran arus dari pipa terproteksi ke jembatan, jika terdapat perbedaan sangan
jauh antara pipa terproteksi dan jembatan (tidak terproteksi) artinya tidak ada kebocoran
arus. Dapat dilihat dari data yang telah kami peroleh antara pipa yang tidak terhubung
dengan jembatan dan pipa yang terhubung dengan jembatan.

Untuk Insulator Join, insulator join berfungsi untuk memutuskan arus dari pipa
(bawah) dan pipa (atas) (lempengan) sama halnya seperti pipa dan jembatan, jika
potensial yang terukur sama antara pipa bawah dan pipa atas maka insulator join tersebut
sudah tidak berfungsi. Dapat dilihat dari data yang kami peroleh.

Naufal Rafi Prabawa - 181411083

Pada praktikum kali ini dilakukan metode perlindungan pipa dalam upaya
pencegahan terjadinya korosi menggunakan petode proteksi katodik. Proteksi katodik
dibagi menjadi dua metode yaitu metode anoda korban atau sacrificial anode dan
impressed current.
Korosi merupakan degradasi logam akibat berinteraksi dengan
lingkungannya, karena secara alamiah logam akan kembali menuju kondisi
termodinamis yang lebih stabil sebagai senyawanya. Korosi terjadi apabila terdapat
logam di dalam, dimana logam tersebut memiliki daerah yang bersifat anodic dan
katodik, proses korosi reaksi anodic dan katodik harus bereaksi serempak agar terjadi,
jika salah satu tidak bereaksi, maka korosi tidak akan terjadi.
Prinsip proteksi katodik ialah, memperlakukan struktur logam yang
diproteksi sebagai katoda, dengan jalan menglairkan arus listrik melalui elektrolit ke
logam yang diproteksi.

a.Sacrificial Anode
pada pipa yang digunakan pada praktikum memiliki potensial yang berbeda,
diantaranya : pada pipa 1 : -0.52V (terjadi korosi) ;pada pipa 2 :-0,281V (sangat
terkorosi) ; dan pada pipa 3 : 0,17V (pipa sudah sangat terkorosi).
Anoda yang digunakan untuk melindungi baja ialah magnesium, dengan
potensial anoda pada pipa 1 : -1,75V (kondisi masih bagus) ; anoda pada pipa 2 : -0,376
V (sudah habis) dan anoda pada pipa 3 : -1,215 V (masih bagus). dengan nilai tersebut,
pipa yang masih terlindungi adalah pipa ke-3, karena memiliki potensial sel yang
lebih rendah dibandingkan baja, sehingga anoda korban tersebut lebih aktif
dibanding logam yang dilindungi.

Anoda korban secara alami menghasilkan arus DC yang dihasilkan dari pasangan
galvanic antara logam baja dengan logam magnesium. Melalui prinsip inilah baja
terlindungi. pipa yang tanpa proteksi memiliki nilai potensial sel -0,376V. Nilai
tersebut menunjukkan nilai potensial sel tanpa perlindungan, karena umumnya logam
yang dilindungi dengan anoda korban memiliki potensial sel dengan nilai diantara
rentang -0.88 V s/d -1.100 V. Sedangkan nilai potensial pipa yang terlindungi ialah
-1,211 V. Nilai yang berada di atas -1 volt ini menunjukkan anoda korban melindungi
logam dengan baik.

Luthfiana Nurfauziah - 181411082

Pada praktikum kali ini, kami melakukan empat macam proteksi katodik, yaitu
Sacrificial Anode atau biasa disebut sebagai anoda korban, Impressed Current,
Insulation Joint dan Jembatan perpipaan.
1. Anoda Korban (Sacrificial Anode)

Untuk memproteksi besi dalamtanah dilakukan metoda sacrificial anode (anoda


korban). Terdapat beberapa jenis anoda korban berdasarkan tempat penyimpanan besi,
diantaranya dengan magnesium murni untuk besi yang disimpan di tanah biasa,
aluminium untuk besi yang disimpan di bawah laut, dan seng untuk besi yang
disimpan dalam tanah dengan resistivitas rendah/pH ekstrem.
Berdasarkan percobaan, pipa 1 yg terjadi pada pipa yang tida diproteksi yaitu korosi
karena pipa tida terproteksi, yang terjadi pada anoda potensial tinggi sehingga anoda
masih bagus untuk digunakan proteksi, sehingga pipa yang proteksi masih terproteksi
oleh anoda. Pada pipa 2 yang terjadi pada pipa yang tidak diproteksi yaitu sangat
korosi karena memang tidak di proteksi sehingga sangat korosi, anoda yang ada sudah
habis dan tidak bisa memproteksi pipa yang akan diproteksi sehingga potensial pipa
kecil dan mengakibatkan pipa terkorosi. Pada pipa 3 yang terjadi pada pipa yang tidak
terkorosi yaitu sangat terkorosi, anoda masih bagus sehingga pipa terproteksi.

2. Impressed Current
Proteksi dapat dilakukan dengan impressed current (arus paksa), yaitu mengaliri arus
melalui tanah dengan elektroda yaitu besi. Penggunaan elektroda besi dilakukan
karena tanah yang dialiri arus adalah tanah biasa.
Berdasarkan percobaan pipa 1 dan pipa 2 terpoteksi terbukti dengan besarnya
potensialnya yang membuktikan bahwa pipa terproteksi, sedangkan pipa 3 tidak
terproteksi karwna arus ada yang terpotong sehingga pipa tidak terproteksi.

3. Jembatan Pipa
Berdasarkan percobaan saat jembata dan pipa terproteksi tidak dihubungkan
potensian jembatan di jauh dibawah potensial pipa yang menandakan bahwa pipa
terproteksi dan jembatan tidak terproteksi. Sedangkan saat dihubungkan jembatan
dengan kabel besi potensial jembatan dan pipa terproteksi hampir sama yang
menandakan bahwa jembatan ikut terptoteksi seperti pipa yang terproteksi
4. Insulator Joint
Pada insulating join, potensial pada bagian bawah selalu lebih besar daripada potensial
pada bagian atas. Hal itu karena arus mengalir melalui bawah yang di tahan dengan
insulator yang menyebabkan semakin atas potensial semakin berkurang dan semakin
kurang terproteksi jika tidak ada kebocoran.
Pada percobaan, pipa A1A2 dengan potensial yang hampir sama menandakan
kebocoran karena seharusnya insulator menahan proteksi yang seharusnya potensial
bawah lebih besar dari potensial pipa atas. Pada B1B2 tidak ada kebocoran terbukti
pada potensial atas lebih kecil dari pada potensial bawah tetapi pipa masih terproteksi.
Pada C1C2 tidak ada kebocoran dan potensial semakin berkurang sehingga pipa
setelah insulator tidak terproteksi.

Putri Utami Dita Cahya – 181411085


Korosi terjadi karena adanya kontak antara logam dengan lingkungan yan bersifat
korosif, korose terjadi karena reaksi elektrokimia yang terdiri dari reaksi oksidasi dan
reduksi, dimana logamengalami oksidasi dan lingkungan mengalami reduksi.
Adapun beberapa metode untuk mencegah terjadinya korosi pada logam yaitu
dengan melakukan coating, proteksi katodik. Pada praktikum kali ini metode yang
dipilih untuk mencegah terjadinya korosi pada logam adalah metode proteksi katodik.
Proteksi katodik terdiri dari 2 jenis yaitu anoda korban (SA) dan arus paksa searah
(ICCP) pada prinsipnya anoda korban adalah metode mencegah korosi dengan
membanjiri permukaan logam dengan arus elektron sementara arus paksa adalah
dengan engubah arus bolak balik menjadi arus searah dengan bantuan rectifier. Nilai
potensial standar proteksi katodik minimal -850 mV/CSE dan maksimal -1200
mV/CSE yang artinya jika pada saat pengambilan data pipa baja memperoleh nilai
diantara -850 mV/CSE sampai -1200 mV/CSE artinya besi dalam keadaan terproteksi
Pada pengukuran anoda korban dilakukan pengecekan pada 3 textbox , digunakan
elektroda jenis Cu dan anoda Mg. Dan hasilnya sebagai berikut:
 textbox 1
Pipa = korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi
 textbox 2
Pipa = sangat korosi
Anoda = sudah habis
Proteksi = tidak terproteksi
 texbox 3
Pipa = sangat korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi
Pada pegukuran ICCP dilakukan pengukuran kepada 3 pipa, pipa 1 dan pipa 2
dalam kondisi terproteksi karena nilai potensialnya diantara -850 mV/CSE sampai
-1200 mV/CSE sementara pipa 3 nilainya dibawah -850 mV/CSE artinya pipa terebut
mengalami korosi.
Pada pengukuran pipa dan jemabatan dilakukan pengukuran dan didapat hasil
sebagai berikut Kondisi awal tidak ada kebocoran, artinya jembatan terproteksi .
Kondisi setelah pipa dihubungkan dengan jembatan terjadi kebocoran namun jembatan
masih terproteksi.
pada pengukuran insulator join didapat data sebagai berikut
A1A2 = terjadi kebocoran,karena nilai potensial antara A1 dan A2 sama
B1B2 = tidak ada kebocoran
C1C2 = tdak ada proteksi,karena nilai potensial A1 dan A2 dibawah -850
mV/CSE

BAB VI
SIMPULAN

 Elektroda yang digunakan adalah cuso4 karena merupakan larutan jenuh


elektrolit
 Anoda yang digunkan adalah magnesium (Mg) karena memiliki keaktifan dalam
tanah
 Nilai potensial standar proteksi katodik minimal -850 mV/CSE dan maksimal
-1200 mV/CSE yang artinya jika pada saat pengambilan data pipa baja
memperoleh nilai diantara -850 mV/CSE sampai -1200 mV/CSE artinya besi
dalam keadaan terproteksi,apabila nilai potensialnya dibawah -850 mV/CSE
maka logam mengalami korosi

DAFTAR PUSTAKA
Indarti, retno : jobheet praktikum pengendalian korosi, proteksi katodik dengan
sistem anoda korban, Teknik kimia : POLBAN
Ngatin,agustinus,dkk.2002.eknik pengendalian korosi. Bandung : jurusan teknik
kimia politeknik negeri bandung
Http://wikipedia.org/korosi.html
http://wikipedia.org/proteksi_katodik.html
http://wikipedia.org/proteksi_anode.html

Anda mungkin juga menyukai