2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem perpipaan merupakan salah satu aspek penting yang mendukung proses produksi
di dunia industri termasuk industri minyak dan gas bumi. Sistem perpipaan terdiri dari beberapa
jaringan pipa yang digunakan sebagai alat distribusi. Sesuai dengan Standar teknik perpipaan
yang dipakai di Indonesia dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi Nomor 300.K/38/M-PE/1997, pipa penyalur minyak dan gas bumi harus ditimbun di
dalam tanah. Hal ini juga mengacu pada standar internasional tentang pemasangan pipa,
contohnya ASME B31.8 yang berjudul Gas Transmission and Distribution Piping System.
Penempatan jaringan pipa dalam tanah dapat menyebabkan korosi pada pipa, hal ini terjadi
karena dalam tanah terdapat mineral-mineral yang dapat menyebabkan atau bahkan memacu
terjadinya korosi pada pipa. Untuk mengendalikan atau memperlambat terjadinya korosi pada
jaringan pipa tersebut maka sistem pengendalian yang dapat dilakukan pada umumnya adalah
pemasangan coating dan dilengkapi dengan penerapan metode proteksi katodik.
Metode proteksi katodik terdiri dari dua jenis, yaitu metode proteksi anoda korban
(sacrificial anode) dan arus paksa (impressed current). Prinsip proteksi katodik adalah
membanjiri struktur yang dilindungi oleh arus eksternal. Sumber arus yang digunakan pada
metoda anoda korban berasal dari logam yang kurang mulia yang dihubungkan dengan
konduktor logam pada struktur yang dilindungi (untuk sacrificial anode).
Sistem proteksi katodik anoda korban adalah salah satu metode penanggulangan korosi
yang dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda korban terhadap material yang akan
diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel
korosi din logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif berperan sebagai anoda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Korosi Material logam yang biasa dijumpai sehari-hari berasal dari proses
pembentukan dari bijihnya. Bijih logam digabungkan satu sama lain sehingga membentuk
material logam yang memiliki energi yang tinggi. Bijih-bijih tersebut biasanya berupa oksida
logam seperti hematit (Fe;O,) untuk besi atau bauksit (AlO,.H2O) untuk aluminium. Menurut
salah satu prinsip termodinamika, sebuah material selalu mengarah pada keadaan energi yang
paling rendah. Begitu juga pada material logam, kebanyakan logam tidak stabil secara
termodinamik dan cenderung akan mencari keadaan energi yang lebih rendah, yang berupa
oksida atau beberapa senyawa lainnya. Proses yang melibatkan perubahan logam ke arah oksida
dengan energi rendah disebut korosi.
Beberapa pendapat menjelaskan mengenai definisi korosi, namun pada umumnya korosi
dapat diartikan sebagai proses degradasi logam yang diakibatkan oleh reaksi dengan
lingkungannya.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi. Korosi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Korosi basah, yaitu proses korosi yang terjadi pada lingkungan berair.
2. Korosi dalam larutan garam.
3. Korosi kering, biasanya terjadi pada suhu tinggi.
Elektrokimia merupakan reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer elektron antara
elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).
Proses korosi merupakan reaksi elektrokimia yang terjadi pada material logam Reaksi
korosi melibatkan proses pelepasan elektron (oksidasi) dari logam [persamaan (1)] dan proses
penerimaan elektron oleh beberapa reaksi reduksi, seperti reduksi oksigen atau air [persamaan
(2) dan (3), secara berurutan]
2Fe -2Fe + 2e
O, + 2H;0 + 4e40H
21:0+ 2e-H+20
Pada proses korosi, reaksi oksidasi sering disebut sebagai reaksi anodik dan reaksi
reduksi disebut sebagai reaksi katodik. Reaksi oksidasi menyebabkan hilangnya struktur logam,
dengan diikuti pelepasan electron yang selanjutnya diterima oleh reaksi reduksi untuk
mempertahankan kenetralan muatan. Apabila terdapat muatan negative dalam jumlah besar di
antara logam dan elektrolit, proses korosi dapat dicegah.
Reaksi elektrokimia (oksidasi dan reduksi) mengacu pada reaksi setengah sel. Kedua
reaksi tersebut dapat terjadi pada daerah yang sama atau terpisah. Reaksi elektrokimia yang
terjadi pada daerah terpisah disebut sebagai sel korsi diferental Sel Sel korosi diferensial dapat
dilihat pada Gambar 2.1. Bangian logam yang mengalami oksidasi disebut sebagai anoda atau
bagian anodik. Pada bagian ini, arus listrik searah (diartikan sebagai aliran muatan positif)
mengalir dari permukaan logam menuju elektrolit disertai dengan pelepasan ion logam. Arus ini
mengalir dalam elektrolit ke bagian oksigen, air, atau beberapa jenis lainnya mengalami reduksi.
Bagian in bisa disebut sebagai katoda atau bagian katodik. Berikut adalah empat komponen
penting dari sel korosi diferensial.
a. Anoda
Anoda merupakan bagian yang melepaskan elektron (oksidasi).
b. Katoda
Katoda merupakan bagian yang menerima elektron (reduksi).
c. Penghantar listrik
Penghantar listrik dapat berupa konduktor yang dapat menghubungkan arus listrik
antara anoda dan katoda
d. Elektrolit tanah.
Elektrolit merupakan media yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya air dan
tanah
Sistem proteksi katodik banyak digunakan untuk memproteksi struktur baja yang berada
di dalam tanah dan lingkungan air laut, dan sedikit digunakan pada kondisi tertentu) untuk
penempatan baja dalam air tawar.
Dalam banyak kasus, penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan dengan coating.
Tujuannya adalah untuk melindungi buja pada saat coating mengalami kerusakan.
Pada saat ini, penerapan system proteksi katodik telah meningkat secara cepat dengan
banyaknya penerapan di area eksplorasi serta produksi minyak dan gas yang benda di offshore.
Metode proteksi ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk memproteksi
bagian material yang terendam oleh air, terutama air laut.
Prinsip utama sistem proteksi katodik adalah menekan urus eksternal ke dalam material
sehingga potensial material turun ke daerah imun. Dengan kata lain, material yang digunakan
sebagai katoda dalam sel elektrokimia terpolarisasi secara katodik seperti yang digambarkan
pada kurva E- log I dalam Gambar 2.2
Berdasarkan Gambar 2.2 terlihat bahwa io katoda lebih rendah daripada ia yang dimiliki
oleh anoda korban begitu juga dengan nilai potensialnya. Dengan adanya arus eksternal yang
dialirkan dari anoda ke katoda, katoda menjadi terproteksi dan rapat arus korosi katoda menjadi
lebih rendah daripada io, yaitu ikor Arus eksternal dapat dihasilkan dengan dua cara yang berbeda,
yaitu:
a) menggunakan logam yang kurang mulia dalam bentuk anoda korban yang
dihubungkan dengan konduktor logam pada struktur yang dilindungi,
b) menggunakan sumber arus eksternal, biasanya sebuah rectifier. Sehun
elektroda referensi dapat digunakan untuk mengontrol rectifier.
Proteksi katodik metode anoda korban dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda
korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar
berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang dihubungkan adalah logam
lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga berperan sebagai anoda. Elektron akan
mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron
di katoda. Dengan adanya penerimaan elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan
terproteksi dari proses korosi.
Berikut adalah kelebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda korban.
1. Pemasangan relatif mudah dan murah.
2. Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.
3. Distribusi arus merata.
4. Cocok satu daerah berstruktur padat
5. Tidak membutuhkan biaya operasional
6. Perawatan mudah
7. Resiko overprotection rendah
Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut:
1. Keluaran arus terbatas
2. Tidak clektif bila resistivitas elektrolit tinggi.
3. Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besir.
Sistem proteksi katodik anoda korban biasanya diterapkan pada perlindungan fungi dalam
tanah, jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel listrik dan komunikasi dalam tanah, tangki air
panas dan struktur kapal laut.
Dalam perancangan sistem proteksi katodik metode anoda korban, terdapat tiga kriteria yang
ditetapkan oleh NACE (National Association of Corrosion Engineers) yaitu:
1. -850mV terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan,
2. -850mV potensial polarisasi terhadap CSE,
3. polarisasi minimum 100mV
2.6Anoda korban
2.6.1 Jenis Anoda Korban dan karakteristiknya
Penentuan material yang digunakan sebagai anoda korban dilakukan berdasarkan
kemampuan material tersebut dalam menurunkan potensial logam yang diproteksi mencapai
daerah imun dengan cara membanjiri struktur dengan arus searah melalu lingkungan. Faktor
lainnya yaitu biayanya murah, mampu dibentuk sesuai ukuran, dan dapat terkorosi secara merata.
Anoda korban yang biasa digunakan adalah magnesium (Mg), seng (Zn), dan aluminium (AI).
Pemakaian anoda Al banyak digunakan di lingkungan air laut dan harganya relatif murah
dibandingkan anoda lain. Anoda Zn merupakan anoda korban yang paling banyak digunakan di
lingkungan air laut dan mempunyai efisiensi yang tinggi.
Pemain anoda korban yang diterapkan untuk proteksi katodik di dalam tanah perlu
menggunakan pembungkus yang disebut backfill. Backfill merupakan kantong kecil yang berisi
campuran material dengan komposisi 75% gypsum, 20% bentonit, dan 5% natrium sulfat.
Campuran ini menghasilkan resistivitas 50 Ohm.cm apabila Campuran dijenuhkan dengan air.
Backfill ini berfungsi untuk:
memberikan lingkungan yang merata, schingga keluaran (output) arus anoda dapat
diperkirakan tetap
menurunkan resistivitas dari fasa anoda dengan tanah,
mencegah kontak langsung antara anoda dengan tanah
Berbagai metode dan teknik pengujian dapat digunakan pada jaringan pipa bawah tanah
selama survey lapangan
Sebelum memulai survey lapangan, pengumpulan data mengenai pipa yang akan
diproteksi harus dilakukan. Hal ini dapat memberikan data penting mengenai kondisi korosi dan
perencanaan proteksi.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelum merencanakan dan
memulai survei lapangan.
• Bahan pipa baju (termasuk tingkatan baja), besi cor, besi tempa, dan lain-lain.
• Apakah permukaannya dilapisi coating atau tidak? Jika dilapisi, apa bahan pelapis
dan spesifikasi pelapisan yang digunakan?
• Apakah terdapat kebocoran pada coating? Jika ya, informasi tentang lokasi dan
tanggal terjadinya kebocoran sangatlah penting.
• Diameter pipa dan ketebalan dinding
• Penentuan lokasi pemasangan test box untuk tujuan uji korosi. Apakah yang
digunakan kawat yang dilas, atau sekrup mekanis?
• Rute peta jaringan pipa dalam tanah yang rinci sehingga dapat memberikan data yang
dibutuhkan sebanyak mungkin.
• Lokasi yang memungkinkan terdapat sumber-sumber arus menyimpang buatan
manusia (seperti system transportasi listrik DC atau operasi pertambangan) yang
dapat mempengaruhi jaringan pipa yang diteliti.
Indikasi mengenai kecenderungan arus yang mengalir dapat diketahui dengan penentuan
resistivitas tanah Tanah dengan resistivitas yang tinggi dapat memberikan banyak aliran arus.
Penentuan resistivitas tanah dengan sering sangatlah penting ketika membuat sebuah survey
yang detail mengenai perpipaan. Selain dalam menafsirkan seberapa parahnya daerah korosif,
profil resistivitas tanah juga sangat membantu selanjutnya dalam pemilihan tempat untuk
instalasi proteksi katodik.
=2
√ 0,6 Xa
π
Ketika beberapa anoda magnesium atau seng harus dipasang pada satu lokasi biaya pada
pluter-coating, anoda dapat dihubungkan ke kawat header. Kawat header hunn dihawa ke test bor
untuk pemantauan dan pengukuran potensial proteksi secara periodik. Hal ini diilustrasikan oleh
Gambar 2.5
Anoda-anoda yang dipasang harus ditempatkan dalam susuan garis lurus untuk ketahanan
pemasangan. Posisi anoda dapat tegak lurus terhadap pipa, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.5, atau sejajar dengan pipa. Jarak penempatan anoda magnesium tabungan minimal
harus 15 kaki dari pipa sedangkan untuk seng, jarak ini dapat dikurangi sampai 5 kaki untuk
kinerja optimal atau lebih dekat jika terdapat sedikit ruang. Jika area tempat pemasangan anoda
sangat terbatas, anoda dapat ditempatkan dalam lubang di samping pipa dengan lubang yang
cukup dalam sehingga dapat memberikan jarak yang semai antara pipa dan anoda. Hal ini
diilustrasikan pada Gambar 2.6
Untuk penempatah anoda gabungan dengan jenis instalasi ini diperlukan lubang yang
sangat dalam Kedalaman yang disarankan adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Hal
ini dibenarkan oleh fakta bahwa dengan unoda yang lebih dalam ke bumi (dengan resistivitas
tanah baik) efek radien potensial pada pipa dapat menjadi kurt kuat dibandingkan dengan anoda
yang lebih dekat ke permukaan bumi dan pada jarak lateral yang sebanding dari pipa
Keuntungan lain dari jenis instalasi ini adalah bahwa anoda yang ditempatkan secara dalam dana
menghasilkan output arus yang merata, terkait dengan kelembaban tanah. Selain itu, instalasi
jenis ini dapat melindungi anoda dari kerusakan akibat penggalian permukaan tanah untuk tujuan
lain.
Tiga ilustrasi sebelumnya membahas mengenai penggunaan anoda paket dimana setiap
anoda dan material backfilling dipasang sebagai satu kesatuan. Baik anoda seng maupun
magnesium sebagian tersedia dalam bentuk tanpa backfill Untuk pemasangan anoda dan backfill
didalan sebuah lubang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Anoda dan backfill yang dipasang secara terpisah lebih sering digunakan untuk instalasi
anoda ganda daripada untuk instalasi anoda tunggal. Keuntungan dari jenis instalasi ini adalah
bahwa backfill yang dipasang secara terpisah dan dipadatkan di sekitar anoda benar-benar
mengisi semua rongga di lubang anoda. Hal ini meminimalkan kemungkinan backfill menjauh
dari anoda dan mengurangi efektivitas jangka panjang dari anoda. Kemungkinan ini lebih besar
jika anoda paket digunakan, karena ketika wadah backfill memburuk, backfill akan masuk ke
dalam rongga yang tanpa sadar mungkin telah tertinggal di sekitar atau di bawah paket.
Pada resistivitas tanah tertentu, anoda korban perlu dipasang secara horizontal untuk
kinerja yang efektif. Baik anoda paket maupun anoda terpisah dan backfill dapat diinstal. Ketika
menempatkan anoda paket secara horizontal di sebuah parit, haruslah hati-hati ketika melakukan
backfilling untuk memastikan bahwa tanah benar-benar mengelilingi anoda paket, sehingga tidak
ada ruang kosong. Tanah yang ada kemudian dapat digunakan untuk mengurug backfill pada
lubang tersebut (setelah membuat semua koneksi timah anoda dan mengisolasinya),
Test box untuk beberapa lokasi anoda dapat dipasang seperti ditunjukkan pada Gambar
2.8. Beberapa terminal pada test box dibutuhkan untuk mengukur arus dari anoda (menggunakan
millivoltmeter seperti yang ditunjukkan) tanpa mengganggu sirkuit. Terminal test pipa dan anoda
dapat dipasang terpisah, seperti yang ditunjukkan dalam gambar, memungkinkan untuk
mengukur potensial pipa secara akurat.
Pada instalasi anoda korban, semua kabel yang terhubung ke anoda harus dilindungi. Ini
berarti bahwa jika ada tembaga yang terbuka, tidak akan menimbulkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DIAGRAM ALIR/FLOWSHEET
Persiapan
Sacrificial Anode
Tancapkan/kontakan Elektroda
CuSO4 tidak terlalu jauh dengan pipa
yang akan diuji
Amati dan catat nilai yang Amati dan catat nilai yang Amati dan catat nilai yang
tertera pada AVO meter tertera pada AVO meter tertera pada AVO meter
Sambungkan kembali kabel Sambungkan kembali kabel
jumper jumper
Impressed Current
Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah
Hunbungkan kabel hitam (ke kabel yang
terhubung pada pipa) dan kabel merah
(ke elektroda CuSO4) dengan AVO
meter
Amati dan catat nilai yang
tertera pada AVO meter
Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah
Hubungkan pipa dan
Pilih titik yang akan diuji
jembatan menggunakan
dan bersihkan permukaanya
kabel
(pipa maupun jembatan)
Tancapkan/kontakan
elektroda CuSO4 pada tanah
1800 1735
1600
1400
1215 1211
1200
1028
1000
800
600 520
376 376
400 281
170
200
0
PIPA KE 1 PIPA KE 2 PIPA KE 3
Keterangan :
Pipa 1
Pipa = korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi
Pipa 2
Pipa = sangat korosi
Anoda = sudah habis
Proteksi = tidak terproteksi
Pipa 3
Pipa = sangat korosi
Anoda = masih bagus
Proteksi = masih terproteksi
1011 1020
1000
800
600
400 358
200
0
PIPA 1 PIPA 2 PIPA 3
Keterangan :
Pipa 1 = terproteksi
Pipa 2 = terproteksi, train point pipa
Pipa 3 = tidak terproteksi karena ada yang terpotong
800
600
400
294 304
200
0
A (PIPA) B (JEMBATAN) C (PIPA) D (JEMBATAN)
Keterangan :
Kondisi awal = tidak ada kebocoran, artinya jembatan terproteksi
Kondisi setelah pipa dihubungkan dengan jembatan = terjadi kebocoran namun
jembatan masih terproteksi
800
588
600 552
400 350
200
0
A B C
Keterangan :
A1A2 = terjadi kebocoran
B1B2 = tidak ada kebocoran
C1C2 = tdak ada proteksi
BAB V
PEMBAHASAN
Paqih Purnama Alam – 181411084
Pada praktikum kali ini dilakukan metode perlindungan baja dalam upaya
pencegahan terjadinya korosi menggunakan petode proteksi katodik. Proteksi katodik
dibagi menjadi dua metode yaitu metode anoda korban atau sacrificial anode dan
impressed current.
Pada lingkungan tanah yang normal nilai potensial standar proteksi katodik
minimal (-0,85 V/CSE) dan maksimal ( -1,2 V/CSE) yang artinya jika pada saat
pengambilan data pipa baja memperoleh nilai diantara (-0,85) sampai (-1,2) V/CSE
artinya besi tersebut sedang dalam keadaan terproteksi, dapat dilihat dari data yang telah
kami peroleh terdapat pipa yang terproteksi dan pipa yang tidak terproteksi
Untuk pipa dan jembatan, kebocoran arus dapat diukur menggunakan AVO meter
dimana pipa yang sudah terproteksi dan jembatan (tidak terproteksi) diukur nilai
potensialnya, jika hasil pengukuran menunjukan hasil yang tidak berbeda jauh antara pipa
dan jembatan ( terproteksi nilai potensial diantara -0,85 sampai -1,2 V/CSE) maka
terdapat kebocoran arus dari pipa terproteksi ke jembatan, jika terdapat perbedaan sangan
jauh antara pipa terproteksi dan jembatan (tidak terproteksi) artinya tidak ada kebocoran
arus. Dapat dilihat dari data yang telah kami peroleh antara pipa yang tidak terhubung
dengan jembatan dan pipa yang terhubung dengan jembatan.
Untuk Insulator Join, insulator join berfungsi untuk memutuskan arus dari pipa
(bawah) dan pipa (atas) (lempengan) sama halnya seperti pipa dan jembatan, jika
potensial yang terukur sama antara pipa bawah dan pipa atas maka insulator join tersebut
sudah tidak berfungsi. Dapat dilihat dari data yang kami peroleh.
Pada praktikum kali ini dilakukan metode perlindungan pipa dalam upaya
pencegahan terjadinya korosi menggunakan petode proteksi katodik. Proteksi katodik
dibagi menjadi dua metode yaitu metode anoda korban atau sacrificial anode dan
impressed current.
Korosi merupakan degradasi logam akibat berinteraksi dengan
lingkungannya, karena secara alamiah logam akan kembali menuju kondisi
termodinamis yang lebih stabil sebagai senyawanya. Korosi terjadi apabila terdapat
logam di dalam, dimana logam tersebut memiliki daerah yang bersifat anodic dan
katodik, proses korosi reaksi anodic dan katodik harus bereaksi serempak agar terjadi,
jika salah satu tidak bereaksi, maka korosi tidak akan terjadi.
Prinsip proteksi katodik ialah, memperlakukan struktur logam yang
diproteksi sebagai katoda, dengan jalan menglairkan arus listrik melalui elektrolit ke
logam yang diproteksi.
a.Sacrificial Anode
pada pipa yang digunakan pada praktikum memiliki potensial yang berbeda,
diantaranya : pada pipa 1 : -0.52V (terjadi korosi) ;pada pipa 2 :-0,281V (sangat
terkorosi) ; dan pada pipa 3 : 0,17V (pipa sudah sangat terkorosi).
Anoda yang digunakan untuk melindungi baja ialah magnesium, dengan
potensial anoda pada pipa 1 : -1,75V (kondisi masih bagus) ; anoda pada pipa 2 : -0,376
V (sudah habis) dan anoda pada pipa 3 : -1,215 V (masih bagus). dengan nilai tersebut,
pipa yang masih terlindungi adalah pipa ke-3, karena memiliki potensial sel yang
lebih rendah dibandingkan baja, sehingga anoda korban tersebut lebih aktif
dibanding logam yang dilindungi.
Anoda korban secara alami menghasilkan arus DC yang dihasilkan dari pasangan
galvanic antara logam baja dengan logam magnesium. Melalui prinsip inilah baja
terlindungi. pipa yang tanpa proteksi memiliki nilai potensial sel -0,376V. Nilai
tersebut menunjukkan nilai potensial sel tanpa perlindungan, karena umumnya logam
yang dilindungi dengan anoda korban memiliki potensial sel dengan nilai diantara
rentang -0.88 V s/d -1.100 V. Sedangkan nilai potensial pipa yang terlindungi ialah
-1,211 V. Nilai yang berada di atas -1 volt ini menunjukkan anoda korban melindungi
logam dengan baik.
Pada praktikum kali ini, kami melakukan empat macam proteksi katodik, yaitu
Sacrificial Anode atau biasa disebut sebagai anoda korban, Impressed Current,
Insulation Joint dan Jembatan perpipaan.
1. Anoda Korban (Sacrificial Anode)
2. Impressed Current
Proteksi dapat dilakukan dengan impressed current (arus paksa), yaitu mengaliri arus
melalui tanah dengan elektroda yaitu besi. Penggunaan elektroda besi dilakukan
karena tanah yang dialiri arus adalah tanah biasa.
Berdasarkan percobaan pipa 1 dan pipa 2 terpoteksi terbukti dengan besarnya
potensialnya yang membuktikan bahwa pipa terproteksi, sedangkan pipa 3 tidak
terproteksi karwna arus ada yang terpotong sehingga pipa tidak terproteksi.
3. Jembatan Pipa
Berdasarkan percobaan saat jembata dan pipa terproteksi tidak dihubungkan
potensian jembatan di jauh dibawah potensial pipa yang menandakan bahwa pipa
terproteksi dan jembatan tidak terproteksi. Sedangkan saat dihubungkan jembatan
dengan kabel besi potensial jembatan dan pipa terproteksi hampir sama yang
menandakan bahwa jembatan ikut terptoteksi seperti pipa yang terproteksi
4. Insulator Joint
Pada insulating join, potensial pada bagian bawah selalu lebih besar daripada potensial
pada bagian atas. Hal itu karena arus mengalir melalui bawah yang di tahan dengan
insulator yang menyebabkan semakin atas potensial semakin berkurang dan semakin
kurang terproteksi jika tidak ada kebocoran.
Pada percobaan, pipa A1A2 dengan potensial yang hampir sama menandakan
kebocoran karena seharusnya insulator menahan proteksi yang seharusnya potensial
bawah lebih besar dari potensial pipa atas. Pada B1B2 tidak ada kebocoran terbukti
pada potensial atas lebih kecil dari pada potensial bawah tetapi pipa masih terproteksi.
Pada C1C2 tidak ada kebocoran dan potensial semakin berkurang sehingga pipa
setelah insulator tidak terproteksi.
BAB VI
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Indarti, retno : jobheet praktikum pengendalian korosi, proteksi katodik dengan
sistem anoda korban, Teknik kimia : POLBAN
Ngatin,agustinus,dkk.2002.eknik pengendalian korosi. Bandung : jurusan teknik
kimia politeknik negeri bandung
Http://wikipedia.org/korosi.html
http://wikipedia.org/proteksi_katodik.html
http://wikipedia.org/proteksi_anode.html