PENDAHULUAN
DASAR TEORI
2.1 Anoda Korban
Proteksi katodik metode anoda korban dapat dilakukan dengan menghubungkan
anoda korban terhadap material yang akan diproteksi. Material yang akan diproteksi
diatur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang
dihubungkan adalah logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga
berperan sebagai anoda. Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel
penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron di katoda. Dengan adanya penerimaan
elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan terproteksi dari proses korosi.
Berikut adalah kelebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda korban
1. Pemasangan relatif mudah dan murah.
2. Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.
3. Distribusi arus merata.
4. Cocok untuk daerah berstruktur padat.
5. Tidak membutuhkan biaya operasional.
6. Perawatan mudah.
7. Resiko overprotection rendah.
Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut.
1. Keluaran arus terbatas.
2. Tidak efektif bila resistivitas elektrolit tinggi.
3. Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besar.
Sistem proteksi katodik anoda korban biasanya diterapkan pada perlindungan
tangki dalam tanah, jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel listrik dan
komunikasidalam tanah, tangki air panas dan struktur kapal laut.
Dalam perancangan sistem proteksi katodik metode anoda korban, terdapat tiga
kriteria yang ditetapkan oleh NACE (National Association of Corrosion Engineers),
yaitu:
1. -850mV terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan,
2. -850mV potensial polarisasi terhadap CSE,
3. polarisasi minimum 100mV.
Prinsip dari metode anoda korban ini adalah melindungi logam dengan cara
mengorbankan logam yang lebih reaktif, dimana mekanisme prosesnya adalah sama
dengan proses korosi galvanik, yaitu perpindahan elektron dari logam yang lebih reaktif
(potensial lebih negatif) ke logam yang dilindungi (potensial lebih positif) melalui
elektrolit yang korosif dengan penghubung konduktor. Dimana meterial anoda yang bisa
digunakan dalam metode anoda korban adalah logam-logam yang mempunyai potensial
lebih negatif atau reaktif terhadap lingkungan dari potensial baja, misalnya paduan
aluminium, seng dan magnesium.
Berbeda dengan system anoda korban, sumber arus pada system arus tanding
berasal dariluar, biasanya berasal dari DC dan AC yang dilengkapi dengan penyearah
arus (rectifier), dimana kutub negative dihubungkan ke struktur yang dilindungi dan
kutub positif dihubungkan ke anoda. Arus mengalir dari anoda melalui elektrolit ke
permukaan struktur, kemudian mengalir sepanjang struktur dan kembali ke rectifier
melalui konduktor elektris. Karena struktur menerima arus dari elektrolit, maka struktur
menjadi terproteksi. Keluaran (output) arus rectifier diatur untuk mengalirkan arus yang
cukup sehingga dapat mencegah arus korosi yang akan meninggalkan daerah anoda pada
struktur yang dilindungi. Dengan keluaran arus dari anoda ini maka anoda tersebut
terkonsumsi. Untuk itu maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju konsumsinya lebih
rendah dari magnesium, zinc dan alumunium yang biasa dipakai untuk system tersebut,
umumnya digunakan paduan kombinasi bahan yang khusus. Tipikal system arus tanding
dapat dilihat pada gambar 2.
Sistem arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang besar atau yang
membutuhkan arus proteksi yang lebih besar dan dipandang kurang ekonomis jika
menggunakan anoda korban. System ini dapat dipakai untuk melindungi struktur baik
yang tidak dicoating, kondisi coating yang kurang baik maupun yang kondisi coatingnya
baik.
Kelebihan system arus tanding adalah dapat didesain untuk aplikasi dengan
tingkat
fleksibilitas yang tinggi karena mempunyai rentang kapasitas output arus yang luas.
Artinya kebutuhan arus dapat diatur baik secara manual maupun secara otomatis dengan
merubah tegangan output sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan lain dari system ini,
dengan hanya memasang system di salah satu tempat dapat memproteksi struktur yang
cukup besar.
Kekurangan dari system ini yaitu memerlukan perawatan yang lebih banyak
dibanding
system anoda korban sehingga biaya operasional akan bertambah. System ini juga
mempunyai ketergantungan terhadap kehandalan pemasok energy (rectifier) sehingga
kerusakan pada system ini akan berakibat fatal terhadap kinerja system proteksi.
Kekurangan yang lain system arus tanding adalah cenderung lebih mahal karena peralatan
dan bahan yang digunakan lebih banyak. Disamping itu ada kemungkinan dapat
menimbulkan masalah efek interferensi arus terhadap struktur disekitarnya.
Prinsip dari metode anoda arus tanding ini adalah melindungi logam dengan cara
mengalirkan arus lisrtik searah yang diperoleh dari sumber luar, biasanya dari penyearah
arus (transformer rectifier), dimana kutub negatif dihubungkan ke logam yang dilindungi
dan kutub positif dihubungkn ke anoda. Dimana meterial anoda yang bisa digunakan
dalam metode arus tanding adalah logam yang konduktif dan mempunyai sifat inert atau
semi consumable, Platina-titanium, Ferro silicon, baja karbon, ferro silicon crhom, PA-
Ag, grafit.
METODOLOGI
ANODA KORBAN
3.1. Alat
Alat utama yang dipakai untuk praktikum adalah:
1. Simulator Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda Korban Dalam Sistem
Perpipaan
2. Avometer
3.2. Bahan
Elektroda CuSO4
3.3. Rancangan Percobaan
Bandingkan hasil
pengukuran dengan
Evaluasi hasil Selesai
batas proteksi
standar
3.4. Pelaksanaan Percobaan
3.4.1. Prosedur Pengukuran Potensial Natural Pipa
Lepaskan sambungan Hubungkan terminal hitam
terminal merah (dari (dari pipa) dengan avometer
anoda korban) dengan (menggunakan elektroda
terminal hitam (dari pipa) pembanding CSE yang
pada testbox ditancanpakan ke tanah).
Sambungkan kembali terminal merah Amati dan catat nilai potensial anoda
dengan terminal hitam pada testbox korban yang tertera pada avometer
untuk keperluan proteksi.
Terminal merah (dari anoda korban) Hubungkan terminal hitam (pipa yang
dengan terminal hitam (dari pipa) diproteksi) dengan avometer
harus dalam keadaan terhubung (menggnakan elektroda pembanding
(proteksi sedang berjalan) CSE yang ditancapkan ke tanah)
pengukura output
persapan alat dan Pembuatan larutan
dan input
bahan jenuh CuSO4
trasnformator
pengukuran potesial
prtoteksi akibat
pengaruh posisi
groundbed
3.3. Pelaksanaan Percobaan
Mengukur potensial
menguhubungkan
input trafo
Transformator dengan
menggunakan AVO
sumber arus
meter
menghubungkan output
merangkai keseluruhan positif rectifier pada
sistem impressed current grundbed dan negatif
pada pipa
mengukur potensial
proteksi pipa dengan set output transformator
menggunakan AVO meter pada 220V dn output
di setiap est box rectifier 2v
impressed current
3.3.3 Pengukuran Potensial Proteksi akibat pengaruh panjang
groundbed yang tertancap ke dalam tanah
lakukan variasi
kedalaman penancapan lakukan pengukuran
groundbed mulai dari potensial mennggunakan
8,16,24,32,40 hngga 56 AVO meter
cm
lakukan pngukuran
ulang dan varoasikan piteial proteksi
jarak groundbed dari menggunakan AVO
153,198,243 cm meter disemua test box
Impressed current
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
0.77
0.76
0.75
0.74
0.73
0.72
0.71
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (t), Menit
1.6
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1
0 5 10 15 20
Kedalaman (x), cm
2. Berdasarkan jarak groundbed terhadap pipa
5.1 Pembahasan
Willy Vernando Eka Putra (161411031)
LAMPIRAN
https://dokumen.tips/documents/laporan-proteksi-katodik-1.html
http://gilankhelang.blogspot.co.id/2011/07/proteksi-katodik-cathodic-protection.html
https://dokumen.tips/documents/laporan-proteksi-katodik-1.html