Anda di halaman 1dari 7

Fixed and Fluidized Bed

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2/2C D3-Teknik Kimia

1. Danang Rafirda (1731410119)


2. Dwika Hapsari N. (1731410141)
3. Fitatul Wahyu Q. (1731410056)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

JURUSAN TEKNIK KIMIA

2018
BAB I
FIXED AND FLUIDIZED BED

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari melaksanakan praktikum ini adalah

1.2 Tinjauan Pustaka


Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan (bed) dalam suatu
reactor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran fluida ke dalamnya, baik
berupa liquid maupun gas (Amsar dkk, 2015). Fluidisasi adalah metoda pengontakan
butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan
butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Ketika laju
alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di mana unggun padatan akan
tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada keadaan ini masing-masing butiran
akan terpisahkan satu sama lain sehingga dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada
kondisi butiran yang dapat bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai suatu cairan
dengan viskositas tinggi, misalnya adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai
sifat hidrostatik dan sebagainya. fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
antara lain laju alir fluida, jenis fluida, ukuran partikel, bentuk partikel, jenis dan densitas
partikel, faktor interlock antar partikel, porositas unggun, distribusi aliran, distribusi
bentuk ukuran partikel serta diameter kolom (Ardani dkk, 2013).
Fluidized bed adalah bed partikel padat yang mana digerakkan oleh hembusan
aliran gas ke atas, kecepatan aliran gas harus lebih besar untuk menyebarkan partikel
(fluidized bed) tetapi partikel tersebut tidak keluar dari unggun. Unggun tersebut memiliki
sifat seperti cairan, yang terlihat seperti mendidih dan memperlihatkan kemampuan
mengapung dan tekanan hidsrotatik. Fluidized bed terdiri atas 4 bagian, yaitu air plenum,
air distributor, bed, dan freeboard. Fungsi dari freeboard adalah digunakan untuk
melepaskan partikel yang terlempar ke atas bed dan menyempurnakan pembakaran dari
partikel kecil yang belum terbakar sempurna di dalam bed. Air plenum sebagai ruang
kosong untuk saluran udara atau gas yang akan memfluidisasi unggun tersebut,
sedangkan air distributor adalah alat untuk mendistribusi udara/ gas agar unggun
terfluidisasi merata di sepanjang permukaan unggun (Iswara dkk, 2016).
Berdasarkan jenis – jenis fluida yang digunakan, fluidisasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu: fluidisasi partikulat dan fluidisasi gelembung (bubbling
fluidization).

a. Pencampuran fluida cair dengan partikel

Merupakan fluidisasi yang terjadi pada fluida cair, misalnya fluidisasi pasir dengan
air. Partikel – partikel ini bergerak menjauh satu sama lain dan gerakannya bertambah
hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi densitas rata – rata pada suatu kecepatan
tertentu sama di segala arah hamparan. Proses fluidisasi ini bercirikan akspansi
hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan tinggi.

b. Pencampuran gas dengan partikel


Merupakan fluidisasi yang terjadi pada fluida gas. Pada fluidisasi ini kebanyakan gas
akan mengalir dalam gelembung atau rongga-rongga kosong yang tak berisikan zat
padat, dan hanya sebagian kecil gas itu mengalir dalam saluran-saluran yang terbentuk
diantara partikel. Partikel itu akan bergerak tanpa aturan dan didukung oleh fluida.
Sifat ketakseragaman hamparan pada mulanya diperkirakan disebabkan oleh
penggumpalan atau agregasi partikel, tetapi kenyataannya tidak ada bukti yang
menunjukkan partikel itu melekat satu sama lain. Gelembung yang terbentuk
berperilaku hampir seperti gelembung udara di dalam air atau gelembung uap di dalam
zat cair yang mendidih.
Tahapan fluidisasi dapat dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu: hamparan
tetap (fixed bed), hamparan fluidisasi gelembung (bubbling fluidized bed), gelembung
besar (slugging) dan hamparan turbulen (turbulent bed) :
a. Hamparan Tetap (Fixed Bed)
Pada saat udara dimasukkan dibawah plat distributor dengan laju lambat, dan naik
melalui hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan pada partikel. Jika
kecepatan itu perlahan dinaikkan, penurunan tekanan pada partikel. Jika kecepatan itu
perlahan dinaikkan, penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel – partikel itu
masih tidak bergerak dan tinggi hamparanpun tidak berubah. Kondisi ini dikenal
dengan fixed bed.
Gambar I.1 Hamparan diam (Fixed bed)
b. Hamparan Fluidisasi Gelembung (Bubbling Fluidized Bed)
Hamparan kecepatan aliran udara pada fixed bed meningkat sampai kecepatan udara
mencapai titik kritis yang dikenal dengan kecepatan minimum fluidisasi (minimum
fluidization velocity), penurunan tekanan melintas hamparan itu akan mengimbangi
gaya gravitasi yang dialaminnya, dengan kata lain mengimbangi gaya bobot
hamparan. Partikel mulai akan bergerak dan gas yang mengalir melalui hamparan
yang berbentuk gelembung, dan disebut bubbling fluidized bed.

Gambar I.2 Bubbling fluidized bed


c. Gelembung Besar (Slugging)
Bila kecepatan udara yang melalui hamparan zat padat meningkat, gelembung-
gelembung cenderung bersatu dan menjadi besar (slug). Pada saat gelembung naik
melalui hamparan fluidisasi sebagai slug, fenomena ini diistilahkan dengan slugging.
Jika menggunakan kolom berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal,
gelembung – gelembung yang beriringan bergerak ke puncak kolom dan dipisahkan
oleh zat padat.
Gambar I.3 Slugging
d. Hamparan Turbulen (Turbulent Bed)
Ketika kecepatan udara melewati bubbling fluidized bed telah meningkat diatas
kecepatan minimum gelembung, hamparan partikel akan meluas. Peningkatan
kecepatan tersebut mengakibatkan perubahan pada susunan partikel. Dengan
kecepatan udara yang tinggi mengakibatkan gelembung kehilangan identitasnya dan
mengubah bentuk perluasan hamparan. Partikel kemudian terlempar ke puncak kolom
diatas hamparan sehingga mendapatkan permukaan hamparan yang tinggi. Hamparan
tersebut disebut dengan turbulent bed. Tahapan ini diaplikasikan pada circulating
fluidized bed (Winaya, 2016).

Gambar I.4 Turbulent bed

1.3 Metodologi Percobaan


Percobaan ini dilakukan untuk
1.3.1 Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel I.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Fixed and fluidized Pasir 0,2 mm
bed
piknometer Pasir silika 0,2 mm
Penggaris Pasir silika 0,355
mm

Aquades

1.3.2 Skema Kerja


Prosedur percobaan praktikum Fixed and Fluidized Bed adalah sebagai berikut:

Menimbang tabung kosong

Memasukkan partikel (sesuai variabel) ke dalam


tabung sampai ketinggian yang sudah ditentukan

Menimbang tabung yang sudah diisi dengan partikel

Memeriksa manometer dalam kondisi 0

Memastikan semua selang rapat

Menyalakan kompresor untuk menyuplai udara ke


dalam tabung

Mencatat beda ketinggian tekanan pada manometer

Mencatat beda ketinggian tekanan pada tabung

Menghitung densitas partikel dengan bantuan


piknometer pada setiap variabel

Gambar I.5 Diagram alir praktikum Fixed and fluidized bed

1.4 Hasil dan Pembahasan


1.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Fixed and Fluidized Bed, maka dapat disimpulkan bahwa:

1.6 Referensi
Amsar dkk. 2015. Inovasi Alat Bioreaktor Dengan Sistem Fluidisasi dalam Pembuatan
Etanol dari Molasses. Jurnal Reka Buana. Vol. 1, No. 1.
Ardani, Reza K dkk. 2013. Review Pengaruh Hidrodinamika pada Fluidized Bed Dryer.
Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2, No. 1.
Iswara, Mochammad A. I dkk. 2016. Penentuan Kecepatan Minimum Fluidisasi dan
Bubbling Batu Bara di Dalam Fluidized Bed dengan Simulasi CFD. Jurnal ESDM.
Volome 8 nomor 1 halaman 51-57.
Winaya, Nyoman S. 2016. Teknik Fluidisasi. Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai