O
L
E
H
KELOMPOK 6 :
1. TASCHA DWI OCTRIVHIA (062240412437)
2. EMIL TRI APRIYANI (062240412425)
DOSEN PEMBIMBING :
lr. Sahrul Effendy A,M.T.
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Karunia-Nya tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“REAKTOR KIMIA,KOLOM DISTILASI DAN KRISTALIZER”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah
PENGENALAN PABRIK dengan dosen pembimbing kami lr. Sahrul
Effendy A,M.T.
Di samping itu, tim penulis juga berharap makalah ini mampu
memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan mahasiswa pada
khususnya dan pihak lainnya.
Dengan terselenggara nya makalah ini, tim penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan memberikan
bantuan dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat tim penulis
sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan tim
penulis demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1
DAFTAR ISI ..............................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................
12
BAB III KESIMPULAN ............................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
31
LAMPIRAN ...............................................................................................
47
BAB I
2
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri,
1999). Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktorfaktor yang
mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita menginginkan
membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi (Masel, 2002). Faktorfaktor
yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi
dan katalis (Syukri, 1999). Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan
memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan
faktor lainnya. Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat
ditentukan dengan mempelajari kinetika kimianya (Syukri, 1999).
Pereaksi kimia , reaktan, atau reagen adalah bahan atau bahkan alat yang
menyebabkan atau di konsumsi dalam suatu reaksi kimia. Adapun alat pereaksi
kimia yang turut serta dalam reaksi kimia sebagai alat atau media dalam suatu proses
reaksi kimia yang terjadi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka makalah ini
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep mahasiswa rendah yang juga dipengaruhi oleh kemampuan
mahasiswa tentang alat-alat pereaksi kimia (reaktor kimia, kolom distilasi,
kristalizer) masih rendah.
2. Kurangnya pengetahuan tentang alat-alat pereaksi kimia.
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang alat-alat pereaksi kimia .
4. Manfaat
3
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan diatas, maka diharapkan makalah
ini mempunyai manfaat yang penting bagi mahasiswa :
1. Mendapatkan tambahan ilmu baru tentang sudut pandang kimia terkhususnya alat-
alat pereaksi kimia.
2. Mendapatkan tambahan pengetahuan, dan wawasan mahasiswa .
BAB II
PERALATAN YANG DI TINJAU
1. Reaktor Kimia
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika.
Jenis reaktor sangat beragam, karena itulah pada makalah ini hanya dibahas
salah satu jenis reaktor, yakni reaktor kimia.
4
Reaktor Kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam
ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala
industri. Tidak seperti skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran komersil
industri perlu perhitungan yang teliti karena menyangkut jumlah massa dan
energi yang besar.
Perbedaan antara reaktor kimia dengan reaktor nuklir adalah pada Reaktor
kimia, tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya perubah dari satu
bahan ke bahan lain, sementara pada reaktor nuklir ada perubahan massa yang
berubah menjadi energi yang sangat besar.
5
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
memilih jenis reaktor tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya.
Gambar 1. Jacket
Gambar 2. Internal Coil 6
4. Jenis- jenis Reaktor Kimia
Secara umum terdapat dua jenis utama reaktor kimia yang dibedakan
berdasarkan bentuknya, antar lain:
Reaktor tangki atau bejana
Reaktor pipa
Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch.
Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg (stabil) namun kadang-kadang bisa
juga beroperasi secara transien (berubah-ubah/tidak stabil). Biasanya keadaan reaktor
yang transien adalah ketika reaktor pertama kali dioperasikan, misalnya: setelah
perbaikan atau pembelian baru, di mana komponen produk masih berubah terhadap
waktu.
Biasanya bahan yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas,
namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan dalam reaksi, misalnya:
katalisator, reagent inert. Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan direaksikan
akan berbeda-beda bergantung pada mekanisme reaksinya.
Untuk memudahkan dalam mempelajari jenis-jenis reaktor kimia, maka jenis
reaktor kimia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi, misalnya :
berdasarkan bentuk, keadaan proses, keadaan operasi, penggunaan, dan fasa.
Sebenarnya klasifikasi ini dapat bermacam-macam dan bukan merupakan aturan
baku, namun dalam makalah ini penulis mencoba untuk menggabungkan beberapa
sumber sehingga diharapkan dapat lebih mudah dipahami. Lebih jelasanya klasifikasi
tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :
7
A. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan bentuk
8
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran
yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.
2. Reaktor adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya.
Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat
dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan –rA
besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis
9
Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Proses
Keadaan proses dalam industri terdapat tiga jenis, yakni: Batch, Semi batch,
dan Kontinyu. Berdasarkan tiga jenis proses ini juga dapat digunakan dalam
membedakan jenis reaktor yang digunakan, antara lain:
1. Reaktor batch
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi
berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran
produk, Batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, farmasi dan
fermentasi.
Reaktor jenis ini memiliki ciri tidak terdapat aliran inlet atau outlet
selama operasi, memiliki pengaduk untuk mencampur reaktan, dan dalam
prosesnya harus berutan (tidak dapat dilakukan bersamaan) antara mengisi
bahan baku, operasi, pengeluaran produk, cleaning, dan conditioning untuk
mengolah bahan baku berikutnya.
2. Reaktor semi-batch
Reaktor semi-batch umumnya berbentuk tangki berpengaduk, cara
operasinya adalah dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi ke dalam
reaktor, sedangkan zat pereaksi yang lain atau sisanya dimasukan secara
kontinyu ke dalam reaktor.
Ada material yang masuk selama operasi ytanpa dipindahkan. Reaktan
yang masuk bisa dihentikan, dan produk bisa dipindahkan selama operasi
waktu tertentu. Tidak beroperasi secara steady state.
Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan
sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO 2 yang dihasilkannya
dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi
cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi
dengan cairan di tangki yang diam (batch).
3. Reaktor kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran (inlet/outlet)
yang terdiri dari campuran homogen/heterogen. Reaksi kontinyu di operasikan
pada kondisi steady, dimana arus aliran masuk sama dengan arus aliran keluar.
10
2.Kolom Distilasi
11
Packed Tower
Tray column
Tray column bentuknya yang sama dengan packed column tetapi tidak memiliki
packing, melainkan plate-plate yang fungsinya memperbesar kontak antar komponen
sehingga bisa dipisahkan menurut rapat jenisnya. Plate memiliki lubang untuk aliran
udara dari bawah seperti saringan santan kelapa. Kolom ini memiliki kapasitas yang
tinggi, efisiensinya tinggi, pressure dropnya sedang, dan tingkat korosi rendah. Selain
itu, biaya instalasi dan perawatan plate column murah.
Jumlah tahapan plate disusun berdasarkan tingginya kesulitan pemisahan
komponen yang akan dipisahkan dan perhutungan neraca massa dan neraca
kesetimbangan. Plate column dipilih karena bisa menangani laju alir liquid dan gas
yang besar, mudah dibersihkan karena bisa dipasang manhole, lebih mudah untuk
mengambil produk, dan lebih terjamin efisiensinya kerjanya
Towe Column
12
C. Cara Kerja Kolom Distilasi
Pemisahan dengan proses distilasi ini akan berlangsung dengan dasar hukum
thermodinamika dalam prosesnya penguapan komponen yang mudah menguap
akan terkonsentrasi di fase uap ketika uap yang lebih banyak mengandung
komponen yang mudah menguap atau volatile komponen ketahap berikutnya dan
terjadi kontak dengan fase cair sehingga proses vaporisasi Kondensat
berlangsung dan dapat mengakibatkan konsentrasi komponen mudah menguap
maka konsentrasi berada di fase uap. Berdasarkan prinsip maka proses distilasi
hanya bisa dilakukan untuk memisahkan komponen-komponen yang memiliki
perbedaan titik didih dan tidak bisa digunakan untuk memisahkan komponen
yang memiliki titik didih yang berdekatan atau sama.
3.Kristalizer
A. Definisi Kristallizer
Kristallizer merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat dan bahan
cair, dimana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut dari cairan larutan ke
fase kristal padat. Pemisahan secara Kristallizer dilakukan untuk memisahkan zat
padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya.
13