STUDI KASUS
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JAYABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya makalah pada mata kuliah teknik reaksi kimia II dengan judul “Pra
Rancangan Pabrik Asam Format dari Metil Format dan Air dengan Kapasitas 12.000
ton/tahun”. Tidak lupa penulis sampakan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya
secara materil dan nonmateril yang penulis dapatkan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
Teknik Reaksi Kimia II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberi informasi bagi
penulis dan pembaca tentang reaktor batch pipa cair .
Dalam penyunan makalah ini penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Ir.
Lubena, MT,. selaku dosen mata kuliah Teknik Reaksi Kimia II yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah kelompok ini.
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
BAB III 21
PEMBAHASAN 21
3.2 Kesimpulan 24
DAFTAR PUSTAKA 26
PENDAHULUAN
Reaktor adalah jantung dari setiap rancangan proses yang dipilih. Disinilah terjadinya
reaksi yang dipakai untuk mengolah bahan baku menjadi produk. Pemilihan reaktor
merupakan tahapan vital dalam setiap perancangan proses, sangat penting untuk memastikan
equipment yang dipilih mampu untuk mendapatkan hasil dan selektivitas yang diinginkan
ketika dijalankan dengan kapasitas penuh.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan reaktor antara lain:
pemilihan jenis reaktor (batch atau kontinyu/alir), penentuan kondisi operasinya (suhu,
tekanan, dan konsentrasi), fase bahan selama berlangsungnya reaksi (gas, cair, padat, atau
campuran ketiganya) yang bersifat homogen atau heterogen, penggunaan katalis atau tidak,
serta efek panas reaksi yang terjadi (eksotermis atau endotermis), serta kondisi proses
maupun kelengkapan alat yang diperlukan terutama untuk pertukaran panas antara reaktor
dengan sekeliling (adiabatis atau non-adiabatis).
Berdasar bentuknya, reaktor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reaktor tangki atau
reaktor pipa. Pada umumnya reaktor pipa dioperasikan secara kontinyu dan dianggap
berlangsung pada kondisi ideal, alran gas atau cairan di dalam pipa berupa plug flow.
Berdasar proses (reaksi) yang berlangsung, reaktor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
reaktor batch dan reaktor alir (continuous flow).
Pada reaktor batch, campuran bahan di dalam reaktor selalu uniform dan susunannya
atau komposisi bahannya setiap saat berubah. Saat dilakukan reaksi di dalam reaktor batch,
zat pereaksi dimasukkan sekaligus dan reaksi dihentikan setelah waktu tertentu dan mencapai
konversi yang diinginkan.Umumnya reaktor batch dipakai untuk reaksi-reaksi fase cair yang
memerlukan waktu reaksi cukup lama (proses fermentasi) maupun proses-proses dengan
kapasitas produksi kecil (industri obat-obatan atau zat warna).
Plug Flow Reactor atau reaktor alir pipa adalah salah satu dari jenis reaktor yang
berbentuk pipa lurus, didalam pipa tersebut fluida direaksikan dengan sisteam steady state
(tanpa adanya akumulasi dalam reaktor tersebut). Asumsi utama yang digunkan pada model
reaktor ini adalah fluida tercampur sempurna pada setiap bagian dalam reaktor. Reaksi kimia
berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa konversi akan semakin tinggi.
Namun tidak semudah ini menaikkan konversi, dalam RAP konversi terjadi secara gradien,
pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu
jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan
makin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa
yang dibutuhkan adalah tak terhingga. Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai
reaktor batch pipa dengan bahan baku cair.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada reaktor batch, bahan-bahan dimasukkan pada tahap awal lalu proses berhenti
ketika konversi reaksi atau kapasistas produk telah tercapai. Reaktor batch cocok
digunakan pada produksi skala kecil dengan kebutuhan jenis dan tingkat produk yang
beragam. Dalam proses batch diharapkan mampu untuk memproduksi berbagai macam
produk dalam reaktor yang sama.
1. Mudah untuk memproduksi beragam jenis produk dan produk dengan grade yang
beragam
2. Lebih mudah dalam kontrol kualitas produk
3. Kapasitas produk yang fleksibel
4. Unit equipment lebih mudah dibersihkan dan dijaga dalam kondisi steril
5. Mudah digunakan untuk pengembangan dan riset komposisi bahan
6. Biaya investasi yang rendah untuk volume produksi yang kecil
Reaktor Batch alir pipa (RAP) digunakan untuk mereaksikan suatu reaktan dalam
hal ini fluida dan mengubahnya menjadi produk dengan cara mengalirkan fluida tersebut
dalam pipa. (Levenspiel, 1999)
Reaktor RAP adalah reaktor dimana zat cair bekerja dengan kecepatan tinggi dan
mengalir melalui suatu tabung (tube) tanpa membentuk arus yang berputar dalam aliran
cepat. RAP pada dasarnya sama dengan pipa, dan desainnya relatif mudah. Reaktor
biasanya dilengkapi dengan membran untuk meningkatkan hasil produk dalam reaktor.
Pada reaktor RAP sempurna, semua material yang masuk ke reaktor akan bergerak
keluar reaktor pada waktu yang sama, pencampuran dan reaksi yang terjadi hanya pada
material-material yang masuk ke reaktor secara serentak, zat pereaksi dan zat hasil
memiliki kecepatan yang sama dan semuanya keluar reaktor bersamaan.
Gambar 4. Grafik waktu tinggal dan konsentrasi reaktor RAP
Reaksi yang umum digunakan dalam reaktor ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi
kimia terjadi di sepanjang pipa, sehingga semakin panjang pipa, semakin tinggi tingkat
konversi hasil. Dalam reaktor RAP(tubular), proses reaksi berlangsung melalui reaktor,
dimana konversi reaktan terbentuk di seluruh reaktor tubular. Namun, tidak mudah untuk
meningkatkan tingkat konversi. Laju reaksi awal sangat cepat, tetapi setelah selang
panjang tertentu, jumlah reagen akan berkurang. Dengan bertambahnya panjang pipa,
kecepatan reaksi akan menjadi lebih lambat dan lebih lambat. (Annisa Ridha Nahara.,
dkk, 2021)
Dalam sebuah RAP, satu atau lebih pereaksi (fluida) dipompakan melalui sebuah
pipa atau tabung dan reaksi kimia terjadi sepanjang RAP. Pada reaktor ini kecepatan
reaksi pada masukkan RAP dengan kecepatan sangat tinggi. Beberapa aspek penting pada
reaktor RAP adalah:
1. Di dalam RAP, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga waktu tinggal
(τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir melalui reaktor
ideal disebut plug. Saat plug mengalir sepanjang RAP, fluida bercampur sempurna
dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug
dengan volume berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisahpisah (hampir
seperti batch reactor) saat mengalir turun melalui pipa RAP.
2. Pereaksi dapat dimasukkan dalam RAP melalui lokasi yang berbeda dari infeed.
Dengan cara ini efisiensi tinggi dapat diperoleh atau ukuran dan biaya RAP dapat
dikurangi.
3. Sebuah RAP mempunyai efisiensi lebih tinggi dari pada RATB pada volume yang
sama. Pada space time yang sama, suatu reaksi akan menghasilkan konversi RAP
yang lebih tinggi dari pada RATB.
4. untuk reaksi-reaksi dapat terjadi hot spot pada tempat pemasukan, hot spot terjadi
ketika reaksi berlangsung eksotermis dan panas terkumpul pada satu titik area inlet
reaktor.
Untuk reaktor ideal (well-mixed), tidak ada distribusi kecepatan di dalam reaktor:
Untuk dapat menentukan waktu reaksi (t), diperlukan bentuk persamaan kecepatan reaksi
(rA) yang tergantung pada jenis reaksi yang berlangsung. Misal ditinjau reaksi fase cair (A
→ B) dan volume larutan tetap dengan persamaan kecepatan reaksi orde satu (r A = k CA)
atau orde dua (rA= k CA2). Hubungan konstanta kecepatan reaksi (k) dengan suhu (T)
umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan Arrhenius:
Keterangan simbol :
Tujuan dari penentuan ini untuk mendapatkan nilai kecepatan reaksi yang berguna
untuk mendapatkan waktu reaksi pada reaktor. Persamaan Arrhenius:
Keterangan simbol :
Sehingga menjadi,
pada reaktor RAP, kecepatan molar umpan (F A0) konstan, tetapi kecepatan reaksi (rA)
bergantung pada konsentrasi (CA0) atau konversi umpan (XA). Persamaan neraca massa
menjadi:
atau
dan
Keterangan simbol :
= waktu tinggal
Natrium hidroksida direaksikan dengan karbon monoksida pada suhu 180oC dan
tekanan 1,5-1,8 Mpa membentuk sodium format. Sodium format yang terbentuk kemudian
direaksikan dengan asam sulfat pada tekanan atmosferis, dalam reaktor berpengaduk pada
suhu 35oC membentuk asam format dan garam. Yield dari asam format adalah 90%-95%
terhadap CO.
Perbedaan dari macam-macam proses pembuatan Asam Format diatas dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel 1. Perbedaan Masing-Masing Proses Produksi Asam Format
PROSES 3
NaOH = $ 0,4 Na2SO4 = $ 0,1 = $ 1,3 - $ 80,8
CO = $ 80 CHOOH = $ 1,2 = $ -79,5
PROSES 4 H2SO4 = $ 0,4 Total = $ 1,3
Total = $ 80,8
Keterangan :
Proses 1 : Oksidasi Hidrokarbon Fasa Cair
Proses 2 : Hidrolisis Formamid
Proses 3 : Hidrolisis Metil Format
Proses 4 : Pembuatan Sodium Format
Berdasarkan beberapa proses pembuatan Asam Format diatas, maka dipilih yaitu
proses hidrolisis Metil Format. Proses ini dipilih berdasarkan beberapa alasan bahwa :
1. Proses hidrolisis tidak membutuhkan katalis sehigga lebih ekonomis
2. Salah satu bahan baku mudah diperoleh dan murah yaitu air
3. Menghasilkan produk samping metanol yang dapat dijual
4. Dapat dioperasikan pada suhu dan tekanan yang rendah sehingga mudah dalam
penanganan
5. Kemurnian yang dihasilkan 85%
Reaktor yang digunakan yaitu Reaktor Batch Pipa Cair dikarenakan bahan baku yang
digunakan berfase cair dan mudah larutnya bahan baku metil format dan air, dengan tekanan
3 atm, 80oC. Reaktor ini mereaksikan Metil Format (C 4H4O2) dengan air (H2O) menghasilkan
Asam Formiat (HCOOH) dan Metanol (CH3OH) sebagai hasil samping.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut:
HCOOCH3(l) + H2O(l) HCOOH(l) + CH3OH(l)
Kondisi operasi pada proses pembuatan Asam Format dari Metil Format dan Air
dijalankan pada suhu 80˚C dan tekanan 3 atm di dalam Reaktor Alir Pipa. Pada kondisi ini,
fase bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan sama, yaitu fase cair. Maka
reaksi ini disebut dengan reaksi homogen. Reaksi ini berlangsung secara batch di mana
reaktan diisikan pada awalnya dan reaksi berlangsung seiring waktu. Reaktan ditempatkan ke
dalam reaktor dan kemudian dibiarkan bereaksi, dan produk terbentuk di dalam reaktor.
Produk dan reaktan yang tidak bereaksi kemudian dikeluarkan dan proses diulangi. Reaksi
yang dijalankan bersifat Irreversible (tidak dapat balik). Perbandingan mol reaktan Metil
Formiat dan air masuk reaktor adalah 1:6. Pada kondisi ini konversi yang dicapai yaitu 85 %.
Dengan kondisi operasi suhu 80 ˚C dan tekanan 3 atm (Mc Ketta,1975). Data kinetika
didekati dari data percobaan sebagai berikut :
Kecepatan reaksi hidrolisis –rA = k’.[A]
Pada percobaan ini reaksi diasumsi sebagai reaksi Orde 2 karena mol air terhadap
metil formiat dibuat sangat berlebih yaitu 6 : 1.
Dimana, k’ = konstanta kecepatan reaksi dari percobaan (1/s)
[B]* = konsentrasi air pada percobaan (Molar)
k1 = konstanta kecepatan reaksi ke arah kanan (1/s.Molar)
k2 = konstanta reaksi pada 80 ˚C(1/s.Molar)
K’ = konstanta kecepatan reaksi ke arah kiri
Data yang diperoleh :
[B]* = 32,290 Molar
Tabel 3. Hasil percobaan menentukan konstanta kecepatan reaksi
T (°C) k’ (1/s)
45,7 0,00233
54,7 0,0036
(Keusch, 2003)
Nilai k’ pada suhu 80 ˚C,dihitung dengan persamaan Arrhenius dapat ditulis sebagai berikut :
1. Ea = - RT ln (k/A), untuk suhu 45,7 °C
Ea = - 8,31 J/K.mol x 318,7 K ln (0,0023 s-1/A)
16.089,01 = Ea – 2.648,397 ln A (1)
Sehingga dari persamaan Arrhenius diperoleh nilai k’ pada suhu 80 °C sebagai berikut:
45.856,99 J/mol = - 8,31 J/K.mol x 353 K ln (k’/76.114,95)
12.885,24 = -2.933,43 ln k’
ln k’ = - 4,39
k’ = 0,0124/s
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai k’ = 0,0124/s
k’ = k1.[B]*
k1 = k’/ [B]* = 0,000384/s.Molar K’ = k1/k2
k2 = k1/K’ = 0,0019/s.Molar
Mula-mula 1 6 - -
4.2 Saran
Untuk mencapai kondisi laju reaksi ideal pada penggunaan Reaktor Batch Pipa cair
perlu memperhatikan kondisi operasi Reaktor pada saat beroperasi serta bahan baku yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA