Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAYABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang karena nikmat dan karunia-Nya lah penyusun dapat
menyusun makalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Teknik Reaksi Kimia 2. Makalah
ini berjudul Perancangan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk.
Besar harapan penyusun agar makalah ini dapat menjadi sumber tambahan ilmu bagi setiap
pembaca, menjadi wacana penambah wawasan, dan memperluas pengetahuan umumnya bagi
pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan serta kekeliruan, untuk
itu penyusun memohon maaf dan saran serta kritik yang membangun dari pembaca sangat
penyusun harapkan. Akhir kata penyusun mengucapkan Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
i |Perancangan RATB
DAFTAR ISI
I. Produk ............................................................................................................................... 4
ii |Perancangan RATB
ABSTRAK
Etil asetat, yang juga dikenal dengan nama acetic ether, adalah pelarut yang banyak
digunakan pada industri cat, thinner, tinta, plastik, farmasi, dan industri kimia organik. Etil
asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris CH3COOC2H5. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari cara merancang reaktor untuk produksi etil
asetat dengan target produksi 10.000 ton per tahun, dengan perhitungan neraca massa dan
neraca panas sebagai data tambahan dalam menentukan desain reaktor yang sesuai. Pada
perancangan ini, etanol dan asam asetat digunakan sebagai reaktan dengan laju alir 19,73
kmol/jam & 39,46 kmol/jam. Dari hasil perhitungan didapatkan dimensi reaktor yang
dibutuhkan adalah reaktor alir tangki berpengaduk dengan diameter 7 meter dan tinggi 14 meter.
Dalam teknik kimia, Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi
kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di teknik
kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga
didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang besar dengan biaya yang minimum,
baik itu biaya modal maupun operasi. Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh
dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau
diambil, harga bahan baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa
karena adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya
gesekan (pengadukan cairan), dan sebagainya.
Gambaran Umum
Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch. Biasanya bahan
yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga
padatan yang diikutkan dalam reaksi (misal: katalisator, regent, inert). Tentu saja perlakuan
terhadap bahan yang akan direaksikan akan berbeda.
Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:
Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan yang terpisah dari
ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga menyebabkan tiga model
perhitungan di atas tidak lagi akurat.
Waktu tinggal
Volume (V)
Temperatur (T)
Tekanan (P)
Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, ,Cn)
Koefisien perpindahan panas (h, U), dll
1 |Perancangan RATB
RATB dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinyu). Di RATB, satu atau
lebih reaktan masuk ke dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang
sama (produk) dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan
sempurna dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui
dengan membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan
perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat diketahui.
Reaktor berlangsung secara berkelanjutan, sehingga jumlah yang masuk setara dengan
jumlah yang ke luar reaktor jika tidak tentu reaktor akan berkurang atau bertambah isinya.
Perhitungan RATB mengasumsikan pengadukan terjadi secara sempurna sehingga semua
titik dalam reaktor memiliki komposisi yang sama. Dengan asumsi ini, komposisi keluar
reaktor selalu sama dengan bahan di dalam reaktor.
Seringkali, untuk menghemat digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri
daripada menggunakan reaktor tunggal yang besar. Sehingga reaktor yang di belakang
akan memiliki komposisi produk yang lebih besar dibanding di depannya.
Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil yang tak terbatas model perhitungan
akan menyerupai perhitungan untuk RAP.
RATB adalah salah satu reaktor ideal yang berbentuk tangki alir berpengaduk yang biasa
digunakan untuk reaksi homogen atau reaksi yang terjadi dalam satu fase saja. Contohnya:
1. cair-cair
2. gas-gas
Sehingga untuk reaksi fase gas (non katalitik) reaksinya berlangsung cepat, contohnya pada
reaksi pembakaran. Sedangkan untuk reaksi fase cair (katalitik) reaksinya dalam sistem koloid.
Pada RATB kecepatan volumetrik umpan yang masuk sama dengan kecepatan volumetrik
hasil (produk) keluar, sehingga kecepatan akumulasinya sama dengan nol
Adanya pengadukan yang sempurna menyebabkan komposisi didalam reaktor sama dengan
komposisi yang keluar reaktor begitu juga denga parameter lain. Seperti konversi reaksi,
kecepatan reaksi, dan konsentrasi reaksi.
Pada RATB proses berlangsung secara kontinyu. Terjadinya pengadukan merupakan hal
yang paling penting dalam reaktor ini, karena dengan pengadukan menyebabkan reaksi menjadi
homogen sehingga terdapat umpan masuk dan terbentuk produk yang keluar selama proses
berlangsung.
2 |Perancangan RATB
Keuntungan:
Terdapat pengaduk sehingga suhu dan komposisi campuran adalah reaktor yang selalu
homogen bisa terpenuhi.
Pengontrolan suhu mudah sehingga kondisi operasi yang isotermal bisa terpenuhi.
Mudah dalam melakukan pengontrolan secara otomatis sehingga produk lebih konsisten
dan biaya operasi lebih rendah.
Kerugian:
Indonesia adalah negara berkembang dimana sektor industri kecil maupun industri besar
telah berkembang dengan pasar indonesia. Industri besar yang telah berkembang saat ini adalah
industri cat, thinner, tinta, plastik, farmasi dan industri kimia organik. Industri-industri tersebut
dalam membuat produknya sangat membutuhkan pelarut dalam jumlah yang besar. Pelarut yang
sering digunakan adalah etil asetat. Komposisi pelarut etil asetat yang mereka perlukan sangat
menentukan hasil produk yang dihasilkan. Kebutuhan kebutuhan etil asetat tentu tidak sebanding
dengan produksi etil asetat di indonesia.
Etil asetat merupakan senyawa organik yang bersifat mudah menguap dan mempunyai
aroma yang khas. Kebutuhan etil asetat yang tinggi, maka perlu produksinya etil asetat. Sehingga
pembelian etil asetat dalam jumlah banyak dapat dikurangi dengan membuat etil asetat sendiri.
Reaksi esterifikasi fischer merupakan reaksi pembentukan etil asetat dengan mereaksikan antara
asam asetat dan alkohol. Reaksi esterifikasi fischer ini telah lama dikenal dan merupakan salah
satu reaksi pembentukan ester yang telah di temukan oleh Emil Fischer, seorang ilmuwan organik
pada abad ke 19. Senyawa ester yang dikenal dengan etil asetat merupakan senyawa organik yang
bersifat mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas.
Etil asetat dalam skala industri banyak di gunakan sebagai pelarut dalam industri cat,
thinner, kosmetik, lem, farmasi, dan industri kimia organik. Etil asetat dalam laboratorium kimia
organik digunakan sebagai pelarut bahan organik karena sifatnya tidak beracun seperti minyak
dammar, mengingat kebutuhan etil asetat yang sangat tinggi maka sangat perlu untuk membuat
pelarut etil asetat ini.
3 |Perancangan RATB
TINJAUAN PUSTAKA
I. Produk
Etil asetat dapat di hirdolisis pada keadaan asam atau basa yang menghasilkan asam asetat
dan etanol kembali. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4), karena berlangsungnya
reaksi. Reaksi kebalikan hidrolisis yaitu, esterifikasi fischer. Untuk memperoleh hasil rasio yang
tinggi biasanya digunakan asam kuat dengan proporsi stokiometris, misalnya natrium hidroksida.
Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat yang tidak dapat di reaksi lagi dengan etanol.
Sifat fisika dan kimia etil asetat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
4 |Perancangan RATB
II. Bahan Baku
Etanol (C2H5OH)
Etanol (C2H5OH) disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman berakohol dan
termometer modern. Etanol adalah salah satu obat pereaksi tertua. Etanol termasuk kedalam
alkohol rantai tunggal dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Merupakan
isomer konstitusional dari metil eter. Etanol sering di singkat menjadi etOH. Dengan et
merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai
bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Dalam kimia, etanol
adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. Sifat fisika dan sifat kimia
etanol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
5 |Perancangan RATB
III. Reaksi Pembentukan
Dari bahan baku yang sudah dijelaskan, akan dibuat etil asetat dengan by-product air.
Reaksinya berlangsung seperti pada gambar dibawah ini:
Kami akan mencoba merancang reaktor kimia untuk proses pembuatan etil asetat dari bahan
baku etanol dan asam asetat dengan target produksi etil asetat sejumlah 10.000 ton per tahun.
6 |Perancangan RATB
NERACA MASSA
Dalam kasus ini, diinginkan produksi etil asetat sebanyak 10.000 ton per tahun,
menggunakan bahan baku etanol & asam asetat dengan perbandingan mol umpan masuk 1:2.
Operasi 1 tahun = 300 hari, dengan nilai konversi etanol umpan = 80%.
Komponen Bm
Etanol 46
Asam Asetat 60
Etil Asetat 88
Air 18
10.000
Maka, mol etil asetat = = = 113636,36 kmol/tahun
88
= 15,78 kmol/jam
Karena dalam reaksi koefisien etanol = etil asetat, maka mol etanol bereaksi = mol etil asetat
terbentuk.
Mol asam asetat umpan = mol etanol x 2 = 19,73 kmol/jam x 2 = 39,46 kmol/jam
Input Output
Komponen Bm
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
Etanol 46 19,73 907,51 3,95 181,50
Asam Asetat 60 39,46 2367,42 23,67 1420,45
Etil Asetat 88 0 0 15,78 1388,89
Air 18 0 0 15,78 284,09
Total 3274,94 3274,94
7 |Perancangan RATB
NERACA MASSA
Berikutnya dihitung neraca panas dari reaksi yang ditimbulkan, untuk mengetahui energi
panasnya, dihitung persamaan reaksi mol terlebih dahulu sebagai berikut :
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Awal 19,73 39,46 0 0 kmol
Rx 15,78 15,78 15,78 15,78 kmol
Sisa 3,95 23,67 15,78 15,78 kmol
Reaksi isotermis pada 60 C / 333 K
Kemudian dihitung H masing-masing :
H reaktan
No Senyawa Cp (J/mol.K) Q = H (kJ)
1 Etanol 112,4 -77612
2 asam asetat 123,1 -170001
Total -247613
H produk
No senyawa Cp (J/mol.K) Q = H (kJ)
1 Etanol 112,4 15522,4
2 asam asetat 123,1 102000,5
3 etil asetat 170 93907,8
4 H2O 75,2634 41575,4
Total 253006,1
H reaksi pembentukan
H Total
= H reaktan + H produk + H reaksi pembentukan
= -247613 KJ + 253006 KJ + -78125 KJ = -72732 KJ (reaksi eksoterm)
8 |Perancangan RATB
Karena reaksi besifat eksoterm (melepas panas), maka reaktor perlu didinginkan agar suhu reaksi
tetap terjaga sehingga proses pembentukan dapat berjalan optimal.
Digunakan air sebagai pendingin reaktor, karena air merupakan senyawa yang murah dan mudah
diolah, dan cukup untuk mendinginkan reaktor dengan nilai panas tersebut.
Air pendingin :
Suhu masuk = 30 C / 303 K ; suhu keluar = 70 C / 343 K
Cp air = 4,1813 .
H reaktor = -72732 KJ
Maka, air yang dibutuhkan :
(72732)
= = 434,86
.
4,1813 . (343 303)
.
434,86 3
= 1000 = 434,86
1000
3
9 |Perancangan RATB
DIMENSI REAKTOR
Setelah diketahui karakteristik dan jumlah dari senyawa keseluruhan (umpan masuk &
produk keluar), juga dengan penyesuaian keinginan jalannya proses produksi ditentukan bahwa
akan dipilih Reaktor dengan Tangki Aliran Berpengaduk (RATB). Dengan pertimbangan :
Untuk menghitung volume reaktor yang akan digunakan, selain diketahui massa umpan yang
akan masuk, perlu diketahui pula data pendukung seperti densitas umpan, nilai konversi, dan nilai
k (tetapan laju reaksi). Dalam rancangan reaktor etil asetat ini, diketahui:
0 .
Volume Cairan = , dimana:
. .
FAB0 = laju alir umpan masuk
X = konversi
k = tetapan laju reaksi
10 |Perancangan RATB
CA = konsentrasi sisa mol A
CB = konsentrasi sisa mol B
Perhitungan :
19,73 kmol
C etanol awal = CA0 = = 5,79x10-3 kmol/L
3404,9 L
C etanol sisa = CA = CA0 (1-X) = 5,79x10-3 kmol/L.(1-0,8) = 1,16x10-3 kmol/L
39,46 kmol
C as. asetat awal = CB0 = = 1,16x10-2 kmol/L
3404,9 L
C as. asetat sisa = CB = CB0 - CA0.X = 1,16x10-2 kmol/L - 5,79x10-3.0,8 = 6,95x10-3 kmol/L
(19,73+39,46) 0,8
Volume cairan = L kmol kmol
13,1 x 1,16x103 6,95x103
kmol.jam L L
= 448581,68 Liter
Reaktor di desain berbentuk silinder, dengan perbandingan tinggi reaktor terhadap diameter
reaktor 2:1
2 = 538,30 3
2
( ) = 538,30 3
2
2
( ) 2 = 538,30 3
2
538,30 3
3 = .4
.2
3 538,30 3
= .4
.2
= 7
Maka, reaktor yang digunakan untuk proses produksi etil asetat 10.000 ton/tahun adalah reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB) dengan dimensi diameter 7 meter dan tinggi 14 meter.
11 |Perancangan RATB
AKSESORIS REAKTOR
Untuk mencapai kondisi pencampuran yang baik, reaktor dan peralatan sistem pencampuran
harus didesain dengan baik. Desain peralatan-peralatan sistem pencampuran yang digunakan akan
dijelaskan sebagai berikut.
Pencampuran dalam reaktor dilakukan dengan pengadukan. Di dalam suatu sistem pencampuran,
pengaduk yang menempel pada batang pengaduk digunakan untuk mengaduk fluida sehingga
tercapai pencampuran maksimal. Ada beberapa jenis pengaduk yang dapat digunakan, seperti tipe
propeller (baling-baling), paddle, anchor, gate anchor, helical screw, dan blade (Geankoplis,
1993). Pemilihan jenis pengaduk bergantung kepada beberapa faktor, seperti viskositas cairan
yang diaduk dan sensitivitas terhadap mechanical shear.
Dalam reaktor, semua senyawa memiliki viskositas yang rendah, dibawah 3000 centipoise. Untuk
pengadukan fluida dengan viskositas di bawah 3000 cp, jenis pengaduk yang cocok adalah
propeller (Geankoplis, 1993). Selain itu, propeller memiliki daya pengadukan yang cukup rendah
sehingga dapat menghemat kebutuhan energi.
2. Batang Pengaduk
Posisi batang pengaduk dalam reaktor tepat di tengah-tengah reaktor. Batang pengaduk tidak
didesain menyentuh dasar reaktor untuk menghindari kemungkinan bocor dari sambungan antara
batang pengaduk dengan bagian dasar bejana dan mencegah terciptanya daerah stagnan (dead
space) yang tidak terjangkau oleh pengadukan.
3. Motor Pengaduk
Batang pengaduk digerakkan oleh motor pengaduk. Kecepatan putaran batang pengaduk diatur
sedemikian sehingga pencampuran dapat berlangsung efektif untuk menghasilkan konversi reaksi
yang sesuai. Nilai tersebut merupakan nilai optimal yang memberikan pencampuran yang efektif
dan menghasilkan daya pengadukan yang relatif rendah. Daya pengadukan yang rendah akan
menghemat kebutuhan energi.
4. Valve
Valve merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur masukan/keluaran fluida dalam pipa.
Dengan electronic valve control yang dihubungkan dengan level gauge, maka alat bisa mengatur
secara otomatis masukan laju alir umpan kedalam reaktor, berdasarkan isi dalam reaktor, bila isi
12 |Perancangan RATB
dalam reaktor rendah, otomatis valve akan membuka penuh, begitupula sebaliknya bila isi reaktor
sudah penuh maka valve akan menutup masukan umpan untuk mencegah overflow pada sistem.
Reaksi-reaksi dalam reaktor yang terjadi merupakan reaksi eksotermik. Karena reaksi
menghasilkan panas, maka perlu dilakukan pendinginan pada reaktor. Digunakan coolant air
sebagai fluida pendingin, dengan kelebihannya murah dan mudah digunakan dengan ketersediaan
tinggi.
Desain sederhana Reaktor Alir Tangki Berpengaduk untuk produksi Etil Asetat
13 |Perancangan RATB
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan perancangan reaktor alir tangki berpengaduk, untuk memproduksi
Etil Asetat sebanyak 10.000 ton per tahun dengan bahan baku etanol dan asam asetat, maka
dibutuhkan RATB dengan dimensi diameter 7 meter dan tinggi 14 meter. Reaktor dilengkapi
dengan pengaduk & pendingin air sebanyak 434,86 liter/jam untuk menunjang proses
produksinya agar berlangsung dengan baik dan optimal.
14 |Perancangan RATB
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Process and Unit Operation. 3rd Edition. New. Delhi:
Prentice-Hall of India.
15 |Perancangan RATB