Mata Kuliah
: PTK-121
Tujuan Pengajaran :
1. Menjelaskan pengertian industri kimia dan peranannya
2. Mengetahui penerapan dan perkembangan proses kimia dilingkungan industri
3. Menjelaskan tugas dan fungsi industri kimia
4. Mengetahui proses-proses produksi di dalam industri kimia
5. Mengetahui macam-macam unit proses produksi pada industri kimia
6. Menjelaskan tugas dan fungsi unit-unit proses produksi industri kimia
1.1 Pendahuluan
Setiap proses dalam industi kimia dirancang untuk mengolah bahan baku
menjadi suatu produk yang secara ekonomis (menguntungkan) melalui suatu
rangkaian tahapan proses, seperti ditunjukkan secara skematis pada Gambar 1.1.
Bahan baku sebelum masuk reaktor, mengalami sejumlah tahapan pengolahan secara
fisik (penyeragaman/pengecilan ukuran, penyaringan, pemurnian, dll) sehingga siap
untuk direaksikan secara kimia didalam reaktor. Kemudian produk reaksi harus
mengalami proses pengolahan fisik selanjutnya (pemisahan, pemurnian,dll) agar
diperoleh produk akhir yang diinginkan. Tahapan reaksi kimia merupakan bagian
yang sangat penting dalam proses atau disebut juga sebagai jantung dari proses,
karena merupakan tahapan yang menentukan untuk membuat proses bersifat
ekonomis atau tidak. Oleh karena itu perancangan reaktor kimia merupakan bagian
yang sangat penting dalam perancangan suatu proses.
Tahapan
Bahan baku
Tahapan
Pengolahan
Reaksi
Pengolahan
Secara
Kimia
Secara
Fisik
Produk
Fisik
Recycle
Dalam pengertian yang umum, yang disebut dengan reaktor kimia adalah
segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi
sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Tentunya untuk reaktor skala
industri fenomena yang terlibat jauh lebih komplek dari pada yang ada dalam tabung
reaksi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara merancang reaktor kimia disebut
Teknik Reaksi Kimia. Dalam teknik reaksi kimia I telah dibahas hal-hal yang
berhubungan kinetika kimia dan perancangan reaktor-reaktor ideal, homogen dan
isotermal. Sedangan dalam Teknik reaksi Kimia II ini akan membahas perancangan
reaktor non-isotermal, aliran non-ideal dan reaktor heterogen.
Reaksi kimia dapat berupa peruraian, penggabungan / kombinasi atau
isomerisasi. Sedangkan untuk mengklasifikasikan reaksi kimia, terdapat banyak cara
bergantung dari tujuannya. Untuk kepentingan perancangan reaktor kimia maka
klasifikasi reaktor dapat ditinjau menurut :
Besarnya efek panas berpengaruh pada reaksi yang terjadi : Reaktor Isotermal
dan Reaktor non isotermal.
Pola aliran yang terjadi dalam reaktor : Pola alir ideal (plug flow dan Mixed
flow) dan Pola alir non-ideal
Jumlah fasa dan jenis fasa yang terlibat : Sistim homogen dan heterogen.
Homogen
Heterogen
Katalitik
Pembakaran gas
Reaksi asam-basa
asam Nitrat
(tubular, fixed bed). Untuk sistim yang terdiri dari lebih dari satau fasa maka pola alir
ideal ini dapat diterapkan untuk masing-masing fasanya seperti ditunjukkan oleh
gambar 2 dibawah ini.
A
B
Plug A/plug B
Countercurrent
Plug A/plug B
Cocurrent
Micro or
macro
Plug A/plug B
Crosscurrent
Micro-micro
or
macro-micro
Reaction in either
A or B phase
A
Reaction in either
A or B phase
Plug A/mixed B
(two cases)
Mixed A/mixed B
(two cases)
Segala penyimpangan yang terjadi dari pola alir ideal disebut pola alir nonideal. Pola alir non ideal ini umumnya yang kita jumpai di dalam reaktor yang
sesungguhnya baik dalam skala kecil/laboratorium maupun skala besar dalam
industri.
Fluide Solid Reactor (Reaktor Gas Solid atau Reaktor Liquid Solid )
C + O2
CO2
Skema fisik
Model
Profil
konsentrasi
CAg
O2
O2
Solid
C
Air
CO 2
CAs
CO 2
Burning Carbon Particle
Gas film
film gas
Profil konsentrasi
CAg
L
PAi
CAi
CAs
Badan
Fasa gas
CAL
rA'
1 dN A mol
W dt
kg .cat .s
rA' '
1 dN A mol
2
S dt
m cat . s
rA'''
1 dN A mol
3
V p dt
m solid .s
rA''''
1 dN A
mol
Vr dt
m reaktor.s
- Proses Mekanis : Suatu proses dimana hanya terjadi perubahan bentuk dan
ukuran saja.
Pengertian Industri Kimia dari segi ekonomi adalah suatu badan usaha yang
penting, yang berkecimpung dalam bidang pemisahan dan perubahan kimiawi
bahan baku. Disebut badan usaha karena memiliki organisasi yang produksinya
harus menguntungkan.
Industri kimia sangat berperan penting dalam kehidupan umat manusia,
karena tanpa industri kimia akan terjadi kelaparan, penyakit dan situasi higienis yang
buruk
Teknologi proses kimia yang diterapkan dilingkungan industri berkembang
dengan pesat sehingga produk-produk industri kimia makin bertambah dengan
adanya penemuan-penemuan produk-produk baru. Industri kimia yang makin modern
banyak melibatkan proses dan operasi yang kompleks dan mungkin terdiri dari
banyak peralatan di dalamnya.
Keadaan ini menyebabkan perlunya dilakukan cara-cara analisis yang
sistematik dalam melakukan evaluasi terhadap sistem proses yang ada atau untuk
merancang bangun dan perekayasaan suatu sistem proses baru. Analisis biasa
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa segi yakni Chemical Engineering
Tools.
mengatasi berbagai masalah yang timbul seperti masalah keselamatan dan dampak
terhadap industri dengan para pakar dalam lembaga penelitian dan pengembangan
serta perguruan tinggi.
Hubungan antara industri kimia dengan chemical engineering tools yaitu :
Dalam pendirian suatu pabrik diperlukan suatu perancangan pabrik kimia
yang mencakup berbagai pengetahuan teknik, didukung oleh chemical engineering
tools yang dapat dipadukan dengan pengalaman kecerdikan dan pertimbangan akal
sehat.
Perancangan pabrik kimia merupakan suatu perangkat termasuk dalam
translasi ide atau gagasan, mulai dari tahap laboratorium, pengembangan dan
seterusnya sampai skala operasi komersial, analisis dan sintesis merupakan perangkat
dasar
penting
mancari
jawaban
persoalan-persoalan
yang
terdapat
dalam
perancangan.
Untuk merancang suatu pabrik perlu memiliki chemical engineering tools
sebagai dasar dan landasan pendirian suatu pabrik sebagai tekniss pelaksanaannya
yang mencakup neraca massa, neraca energi, thermodinamika, kecepatan reaksi dan
kesetimbangan serta ekonomi teknik dan human sebagai pelengkap dan non teknis
dalam perancangan pabrik.
Tugas dari pada industri kimia adalah untuk melakukan pengolahan bahan
baku menjadi bahan mentah atau raw material menjadi hasil atau produk yang
diinginkan. Pengolahan yang dilakukan dapat bersifat fisika maupun kimia.
Dalam mengolah bahan mentah menjadi hasil, Industri menginginkan
ofisionsi
yang
setinggi-tingginya,baik
dari
segi
teknis
maupun
sosial
1. Bahan dasar yang berasal dari minyak bumi ( industri petroleum dan petrokimia)
2. Pupuk-pupuk sintetis (pabrik pupuk)
3. Zat warna untuk testil, plastik dan cat (industri testil dan industri cat)
4. Obat-obatan (industri farmasi)
5. Bahan pembasmi hama (industri insektisida)
6. Plastik, serat sintetis (industri plastik)
7. Logam dan persenyawaannya (industri baja dan logam)
8. Kertas koran dan buku tulis (industri kertas)
9. Ban dan karet sintesis (industri karet), dan lain-lain.
Berdasarkan pengolahan yang dilakukan oleh suatu pabrik,proses produksi
dalam pabrik dapat di kelompokkan dalam dua grup, yaitu pabrik dengan proses
produksi terdiri atas satu unit proses saja, dan pabrik yang mempunyai lebih dari satu
unit proses. Yang dimaksud sebagai satu unit proses adalah suatu rangkaian proses
pengolahan dimana terjadi satu perubahan kimia bahan bahan yang di olah.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pabrik yang mempunyai lebih dari satu unit proses
suatu rangkaian proses pengolahan dimana terjadi lebih dari satu tahap perubahan
kimia serta mempunyai lebih dari satu unit proses.
Ada pabrik yang hanya memiliki satu tahap perubahan kimia, yang berarti
hanya memiliki satu unit proses, dan banyak yang memiliki lebih dari satu tahap
perubahan kimia, yang berarti mempunyai lebih dari satu unit proses.
Dalam pokok perancangannya, pabrik yang mempunyai banyak unit proses
dapat dirancang dengan bertahap, yaitu satu demi satu unit prosesnya. Perancangan
proses dari suatu unitr proses dapat dilakukan dengan mendasarkan pada prinsip
bahwa reaksi perubahan kimia memerlukan kondisi atau persyaratan tersebut
dipenuhi oleh peralatan yang disediakan pada bagian depan unit proses, sedang
proses perubahan kimia dilakukan dalam bagian sintesa.
Hasil perubahan kimia pada bagian sintesa merupakan campuran bahan,
sementara itu, pada umumnya hasil akhir proses produksi biasanya diinginkan
mempunyai kemurnian tinggi, sehingga sesudah perubahan kimia, perlu diikuti
dengan proses pemisahan dan penyesuaian spesifikasi produk, yang dilakkukan pada
bagian akhir dari unit proses.
Tujuan memproduksi dalam industri kimia modern adalah pembuatan produkproduk bermutu tinggi dengan cara seaman dan seekonomis mungkin.
Faktor-faktor produksi yang penting dalam industri kimia antara lain :
a. Tenaga ahli
b. Bahan-bahan
c. Peralatan dan instrumen
d. Energi untuk pengoperasian peralatan.
Tujuan Pengajaran :
1. Mahasiswa dapat memahami definisi industri.
2. Mahasiswa
dapat
memahami
peran
industri
kimia
dalam
Waktu : (2 x 45 menit)
2.1. Pendahuluan
Mata kuliah proses industri kimia adalah merupakan suatu awal/permulaan
para mahasiswa mulai mengenal proses-proses yang terjadi di industri maka sangat
perlu diperkenalkan tentang definisi industri serta letak dan peran industri kimia
dalam pengolahan/pengubahan sumber daya alam untuk kesejahteraan manuasia.
3.1. Pendahuluan
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan alat dan bahan, Pemilihan
Alat Proses dan meterial konstruksi.
Perancangan alat-alat proses dan pembantunya merupakan bagian sensial pada
tugas perancangan pabrik. Tiap alat harus dapat beroperasi sesuai fungsinya.
Rangkaian unit-unit alat harus maapu bekerja lancar. Meterial kontruksi alat-alat
harus tahan terhadap bahan-bahan yang dikerjakan.
Pada process design perlu diberikan spesifikasi dari setiap alat yang
diperkirakan akan dipakai. Karena iti seorang perancang perlu mengenal tingkah
laku, ciri-ciri atau karekteristik setiap alat yang akan dipergunakan, termasuk meterial
kontruksi. Pada pemilihan alat-alat yang sesuai, tepat, memerlukan pengalaman dan
pertimbangan yang cukup teliti.
Bila mungkin pilihlah alat standar. Karena biasanya alat-alat standar sudah
tersedia beberapa macam ukurandan kapasitas. Harganya relatip lebih rendah,
mungkin ada jaminanan tanggungan yang lebih baik daripada alat yang dirancang
secara khusus. Tahap pemilihan alat-alat prosess,biasanya dilakukan setelah selesai
dikerjakan neraca bahan dan energi, sehingga spesifikasinya dapat diketahui. Dalam
hal ini diagram alir sangat membantu.
Dalam pemilihan ini tidak lepas dari peninjauan biaya yang mencakup : harga
alat dan meterial kontruksi, biaya operasi maupun perawatannya.
Untuk menentukan spesifikasi dan memilih ukuran lat dan tipenya yang baru
dan belum dikenal pengalaman akan diperlukan. Bila suatu alat pernah
dipergunakandan dikenal,kemungkinan kita hanya mengerjakan perhitungan yang
bersipat komparatip atau skaling ( lebih besar atau lebih kecil ). Untuk proses baru,
seleksi ukuran dan tipe alat-alat proses harus dipelajari pula dengan seksama agar
dapat dicapai performance seperti yang diinginkan.Bagiperancang yang muda dan
masih taraf belajar atau hanya memiliki sedikit pengalaman dibidang engeneering
design, pemilihan tersebut terasa agak sukar. Dalam hal ini dengan bekal dasar-dasar
kalkulasi perancangan, dasar ilmu teknik dan dibantu data informasi tentang alat-alat
proses, makapemilihan lat-alat proses dapat juga dijalankan. Ada pula suatu
kelompok atau unit alat yang memiliki ciri-ciri
diperlukan pengalaman dan keahlian khusus. Misalnya alat-alat size roduction dan
meterial handling, seperti cruser,grinder, milis, dan berbagai tipe conveyors. Sesuatu
alat milis biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan tertentu,misyaknya untuk sifat
dan ukuran umpan dan kapasitas tertentu, ukurana produk juga tertentu.
Pertimanbangan pemilihan mencakup : umur operasional, operwatan mudah, biaya
operasi dan perawatan yang rendah.
Meterial Konstruksi yang digunakan untuk alat-alat dalam Industri kimia
kemungkinan daya tahan terhadap suhu, tekanan, laju aliran dan kondisi sekitar yang
buruk. Sebenarnya hampir semua metal,termodinamika ada kecenderungan tidak
stabil, memebentuk oksida dan carbonat, karena reaksi elektrokimia oleh gerakan
elektron.Korosi adalah salah satu dari bentuk reaksi oksidasi,walau berbagai jenis
korosi masih dimungkinkan. Korosi metal dipengaruhi oleh mekrostruktur dan
komposisi metelorogik.Walaupun dewasa ini sudah tersedia banyak jenis meterial
kontruksi yang tahan korosis,tetapi pemilihan yang tepat masih agak sukar.
Dalam prakteknya pertimbangan akhir pilihan meterial konstruksi tidak hanya
dari ciri-ciri mekanik saja dan anti korosi , tetapi juga pertimbangan dari analisis
ekonomi secara bersaing. Misalnya suatu pilihan meterial konstruksi yang mahal ,
perlu diimbangi oleh kemudahan fabrikasi dan penggunaan tenaga kerja atau
keawetannya kerena tahan korosi sehingga biaya penggantian menjadi rendah.
Kemungkinan lain : walaupun ciri-ciri meterial konstrusi tidak prima atau tepat masih
mungkin dipilih, karena meterial ionstruksi yang tepat harganya sangat tinggi.
operasi. Kondisi operasi yang dimaksud misyalnya adalah suhu, tekanan dan
perbandingan peraksi.Pengendalian sangat penting apabila tipe reaksinya eksepoteres
atau tipe endotermis. Pengendalian suhu pada reaksi tipe eksotermis di maksutkan
untuk menghindarkan terjadinya penurunan suhu reaksi.Inti peralatan pengendali
suhu adalah sensor suhu untuk mendeteksi suhu reaksi, dilengkapi dengan alat
pengatur suhu yang berupa cooler untuk reaksi eksotermis dam heatter untuk reaksi
endotermis. Berdasarkan tipe prosesnya , reaktor dikelompokkan menjadi dua grup
utama, yaitu reaktor batch dan reaktor kontinyu. Grup reaktor yang lain adalah yang
berbeda antara kedua grup itu yaitu reaktor semi batch atau reaktor semi kontinyu.
Berdasarkan jenis atau bentuk reaktor dan prosesnya kadang di munculkan
kelompok reaktor yang menunjukkan identitas reaktor dengan lebih detil, misyalnya :
Reaktor Alir Tangki ( RATB ),reaktor air pipa, reaktor alir multi tube, reaktor
gelembung dan sebagainya.
Pompa
Pompa berbagai standar ukuran telah diproduksi oleh pabrik pembaut pompa,
sehingga kita tinggal memilih tipe dan ukuran yang paling sesuai dengan penggunaan
/ kebutuhan yang diinginkan. Penggunaan pompa sentrifugal biasanya dibatasi oleh
kapasitas dan tekanan, tetapi pada saat ini telah banyak masalah yang dapat
diselesaikan sehingga pompa jenis ini banyak dipakai. Pompa torak baik dipakai
dipergunakan untuk head tinggi, tetapi kafasitas rendah dan pemakaian terputus-putus
( intermitint ).
Pada kontruksi pompa dengan steem sebagai penggerak telah diberikan oleh
standar of the Hydraulic Instituto. Misalnya logam paduan baja Ni-Cr banyak dipakai
untuk hot oil pumps.Silinder steem biasanya dibuat dari cast iron, untuk tekanan
steam di bawah 250 psig.
Pompa sentrifugal pada saat ini telah banyak di pakai untuk melayani
berbagai kebutuhan. Pabrik pembuat pompa sentrifugal
tekanan keluar 2-5 psi diferensial sampai 2800-3000 GPM,tekanan keluar 3000 psig.
Berbagai rancangan dapat
dipergunakan
Bejana
Rancang bangun dan fabrikasi berbagai ukuran bentuk dan tipe bejana
merupakan tugas yang cukup kompleks, memerlukan kerja sama antara proses
engineeri, project engineer, ahli rancang bangun bejana dan fabrikator. Pengalaman
dan spesialisasi dibidang ini diperlukan untuk tugas rancang bangun bejana.
Rancang bangun dasar ( basic design ) dan cara fabrikasi perlu diketahui oleh
proses engineer dan project engineer, agar mampu bertukar pikiran dengan ahli
rancang bangun bejana.
Beberapa hal yang perlu diketahui pada tugas fabrikasi, antara lain diberikan
di bawah ini.
1. Perlu diketahui cara-cara rolling lembaran baja atau lainnya untuk membuat
bentuk silinder.
2. Pekerjaan pengelasan : pengelasan dengan gas asetilan umum dipakai pada plat
logam tipis.
Shell plates
Kompresor
Tipe kompresor serupa dengan pompa, tetapi karena gas merupakan bahan
kompresibel (mampat), maka perancangan kompresor lebih banyak komplikasinya.
Reciprocating Compressor dapat digerakkan oleh steam, motor, turbin, mesin
disel atau mesin gas. Harga bahan bakar, steam, listril dilokasi pabrik perlu dievaluasi
lebih dulu, sebelum ditentukan tipe tenaga penggerak yang sesuai. Jika harga daya
penggerak cukup murah, penggerak oleh motor dapat dipilih.Kemungkinan dapat
dipilih tenaga penggerak dengan gas untuk pabrik kilang minyak dan pitrokimia, Jika
dalam pengolahan perlu penurunan tekanan steam tinggi ketekanan rendah,
kompresor yang digerakkan dengan turbin dapat dipertimbangkan sebagai pilihan.
Copresed air and gas Institute menyampaikan tipe umum kompresor menurut
daftar berikut :
1. Single acting kompresi melalui satu sisi ililnder saja.
2. Double acting : Kompresi pada kedua sisis silinder
3. Single stage
4. Multi stage
5. Vertikal
6. Horizontal
7. Sudut
8. Stragkhime
9. Duplex
: Terutama
untuk
kompresor
kecil,
sering
dipakai
cara
diffusi, konveksi pada sisi liquida. Sering kali, proses reaksi diikuti dengan kenaikan
suhu yang bisa besar pengaruhnya terhadap laju absorpsi.
Berikut ini diberikan contoh-contoh proses dalam industri yang berkaitan
dengan reaksi gas cair :
1. Absorpsi CO2 dan Cl2 dalam larutan BaS untuk pembuatan BaCO3 dan BaCl2.
2. absorpsi CO2 dalam suspensi kapur untuk pembuatan CaCO3.
3. Absorpsi CO2 dalam larutan K2CO3.atau amines untuk menghilangkan CO2 dari
synthesis gas.
4. Oxidasi cyclohexane untuk menghasilkan cyclohexanol atau cyclohexanon atau
asam adipat.
5. Oksidasi toluene untuk menghasilkan asam benzoate.
6. Chlorinasi Benzene, toluene, phenol dsb.
7. Absorpsi Chlorine dengan larutan NaOH untuk menghasilkan Sodium
Hypochlorite.
8. Pembuatan Sodium amide dari gas NH3 dan cairan Na
9. Nitrasi zat organik dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat
10. Absorpsi gas SO3 dengan larutan H2SO4 pekat menjadi Oleum
Dan banyak lagi proses-proses industri dimana proses absorpsi disertai reaksi kimia
terjadi.
Faktor-faktor berikut adalah menentukan dalam perencanaan reaktor untuk
reaksi heterogen ini :
Cara kontak : Dalam sistim gas-cair cara berkontak antar reaktan-reaktan dapat
bermacam-macam : co-current, cross current, counter current, semibatch, dll.
Faktor hidrodinamika : Liquid Hold-up, Gas hold-up, Pola kontak antar reaktanreaktannya
perhitungan harga M dan menggunakan tabel 1 ini, maka type reaktor yang cocok
untuk suatu sistim reaksi tertentu dapat dipilih.
Tabel 1 : Harga a dan untuk berbagai type reaktor.
Luas spesifik,
hold-up
a m2/ m3
fase cair,
Spray Column
60
0,05
220
0,08
Plate Column
150
0,15
Bubble-Contactor
200
0,85
Agitated Tank
500
0,80
Type Reaktor
Penyelesaian :
Pertama dihitung harga M :
k CB DA l
k A2 l
( 0,03 ) ( 5 ) ( 1,5 x 10 9 )
k A2 l
2,25 x 10 10
k A2 l
Untuk bubble column, agitated vessel, plate column, harga M berkisar antara :
2 ,25 x 10 10
( 2 x 10 4 )
0,00562
dan
2 ,25 x 10 10
( 4 x 10 10 )
0,001405
dan
2,25 x 10 10
0,002250
( 1 x 10 4 ) 2
dari harga-harga M ini, dapat disimpulkan bahwa reaksi yang terjadi adalah tidak
terlalu cepat ( pertengahan ), sehingga diperlukan liquid hold-up yang relative
tinggi. Maka type reaktor yang cocok adalah Agitated tank, atau Plate Column atau
bubble contactor.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat yang terlarut didalam suatu zat
tertentu yang didasarkan atas perbedaan kelarutan (solubility) kedua zat tersebut
terhadap bahan pelarut (solvent) tertentu. Proses ekstraksi merupakan salah satu
altematif dari sekian macam metoda proses pemisahan. Oleh karena itu proses
ekstraksi hanya dilakukan apabila proses pemisahan dengan cara distilasi tidak
mungkin dilaksanakan.
Kebanyakan didalam praktek proses ekstraksi, sering dilakukan secara
bersam-sama (diikuti) dengan proses distilasi. Proses distilasi yang mengiringi
proses ekstraksi dimaksudkan untuk mengambil kembali solvent (solvent recovery)
dari ekstrak maupun rafinat yang dihasilkan. Dengan cara ini diharapkan efisiensi
proses ekstraksi menjadi lebih tinggi. Sebagaimana dalam proses distilasi, maka
didalam proses ekstraksi pun diperlukan adanya suatu kontak yang baik antara
solvent dan larutan yang akan diekstrak. Oleh karena itu di dalam kebanyakan
ekstraktor dilengkapi dengan alat kontak yang berupa pengaduk ataupun bed
(tumpukan alat kontak). Didalam industri migas dan petrokimia, proses ekstraksi
banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa hidrokarbon seperti parafin,
aromatik, naphthene, dsb.
Proses ekstraksi pertama kali banyak digunakan untuk memperbaiki mutu
kerosene, tetapi
sekarang
untuk
memperbaiki
mutu
minyak
pelumaspun
1. Ekstraksi Edeleanu
Bahan pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi ini adalah cairan
belerang dioksida (SO2) dan dikenal dengan nama Edeleanu.
Jika proses ini digunakan untuk memperbaiki mutu gasoline, suhu operasinya
sekitar -20F, tetapi jika untuk lubricating oil, suhu operasinya berkisar antara 50 75F. Biasanya perbandingan volume solvent terhadap volume feed 1 : 1. Gambar (E2) menunjukkan proses ekstraksi Edeleanu, proses ini digunakan untuk memisahkan
senyawa aromatik yang terdapat di dalam fraksi kerosene. Adanya senyawa aromatik
yang cukup tinggi kadarnya di dalam kerosene akan mengakibatkan sifat
pembakarannya jelek, yaitu kecenderungan kerosene membentuk jelaga apabila
dipakai sebagai bahan bakar. Karena kerosene mempunyai densitas lebih rendah,
maka diumpankan dari bagian bawah mengalir ke atas dan kontak dengan solvent
(belerang dioksida) yang mengalir kebawah karena densitasny lebih berat. Selama
kontak berlangsung, solvent melarutkan senyawa-senyawa aromatik yang terkandung
di dalam kerosene. Dalam proses ekstraksi ini diperoleh dua macam aliran produk
yang disebut ekstrak dan rafinat. Ekstrak adalah larutan solvent yang banyak
mengandung senyawa aromatik, sedangak rafinat adalah kerosene yang telah
diambil senyawa aromatiknya dengan sedikit solvent yang tenkut.
Untuk meningkatkan efisiensi proses, solvent di dalam ekstrak dan rafinat
dapat dimumikan kembali dengan cara distilasi yang selanjutnya dapat digunakan
kembali di dalam ekstraktor, dan demikian seterusnya.
2. Ekstraksi Furfural
Furfural (HO2CHC : CHCO2H) adalah sejenis solvent yang mempunyai
titik didih 324F. Karena furfural mempunyai struktur sikiis, maka ia sangat efektif
untuk mengekstrak senyawa aromatik dan beberapa senyawa sikiis lainnya. Proses ini
digunakan secara luas untuk memperbaiki mutu minyak pelumas. Suhu operasi
bervariasi antara 150 - 250F, tetapi pada kebanyakan refinery menggunakan suhu
operasi sekitar 200F. Perbandingan jumlah solvent terhadap feed sekitar 2 : 1.
Diagram sederhana proses ekstraksi furfural ditunjukkan dalam gambar (E-3). Kontak
antara solvent dan feed biasanya dilakukan dengan aliran yang berlawanan arah.
Untuk membuat kontak yang lebih intim, di dalam extractor dilengkapi alat kontak,
seperti yang terlihat dalam gambar adalah rotating disk contactor (RDC).
Peralatan kontak tersebut terdiri dari sebuah silinder vertikal yang dibagi
menjadi beberapa
kompartemen.
Rotary
disk
dihubungkan
dengan
poros
3. Ekstraksi Udex
Solvent yang digunakan untuk proses ekstraksi ini adalah larutan Udex, yaitu
berupa larutan glycol-water. Suhu operasi biasanya berkisar antara 170 - 358F.
Gambar (4-4) adalah diagram sederhana proses ekstraksi Udex. Udex adalah solvent
yang sangat baik untuk mengekstrak light aromatic. Jika produk dari proses ekstraksi
ini digunakan sebagai bahan baku petrokimia yang memerlukan kemumian
yang tinggi, maka untuk keperluan tersebut di dalam operasi ekstraksi harus
menggunakan reflux. Rich solvent dari extractor menuju ke solvent stripper untuk
dipisahkan dari solvent-nya dengan bentuan steam, extract keluar dari bagian puncak
stripper dan lean solvent keluar dari bagian bawah stripper. Sebagian dari extract
dikembalikan ke extractor sebagai reflux. Raffinat yang keluar dari bagian puncak
extractor dicuci dengan air untuk mengambil glycol. Larutan glycol-water yang
dihasilkan dicampur bersama-sama dengan lean solvent dikembalikan lagi ke
extractor.
semakin tinggi tekanannya semakin tinggi suhu operasinya. Proses ini biasanya
diikuti dengan proses ekstraksi furfural untuk mendapatkan tingkat kemumian produk
yang tinggi. Pengembangan proses ini adalah dengan rnenggunakan dua macam
solvent, yaitu propane dan campuran phenol-cresol atau selecto. Dua macam solvent
ini dikenal dengan nama duo-sol. Propane dalam hal ini digunakan untuk melarutkan
5. Distilasi Ekstraktif
Suatu proses yang digunakan untuk memisahkan senyawa aromatik mumi dari
fraksi gasoline
adalah
dikenal
sebagai
distilasi
ekstractif
(extractive
distillation).
Aromatik-aromatik tersebut adalah benzene, toluen dan xylene (BTX). Ketiga
macam senyawa aromat tersebut adalah banyak digunakan sebagai feed stock untuk
industri petrokimia.
Diagram sederhana proses distilasi ekstraktif dapat dilihat dalam gambar (E6). Fraksi gasoline, apakah dari straight run, thermally cracked, catalyrically cracked
atau catalytically
reformed
digunakan
dalam
proses
ini.
Feed
yang
Solvent yang mana senyawa aromatik lebih mudah dilarutkan dari pada
senyawa yang lain diumpankan dekat dengan bagian puncak kolom. Solvent
mengekstrak senyawa aromatik dan keluar melalui bagian dasar kolom menuju ke
kolom yang kedua (kolom distilasi). Pada kolom yang kedua senyawa aromatik
dipisahkan dari solvent yang melarutkannya dengan cara distilasi. Dalam hal ini
solvent yang digunakan adalah phenol, disirkulasikan kembali ke kolom ekstraksi.
Jenis solvent lain yang dapat digunakan untuk proses ini diantaranya adalah sulfolane
dan acetonitrile. Jika hydrogen fluoride (HF) yang digunakan sebagai solventnya, maka suhu operasinya diatur berkisar antara 100 - 125F. Laju sirkulasi
solvent sekitar 0,15 - 0,3 volume solvent per volume feed. Hydrogen fluoride dapat
memisahkan senyawa belerang dan senyawa-senyawa aromatik kompiek secara
efektif.
Asam sulfat digunakan untuk mengekstrak isobutene. Konsentrasi asam sulfat
untuk keperluan ini sekitar 65%. Isobutene diekstrak dari campuran butane-butene.
Isobutene murni sangat berguna di dalam pembuatan karet sintetis.
Solvent jenis lain yang disebut dengan nama ammoniacal copper acetate
banyak digunakan untuk mengekstrak butadiene. Produk butadene dapat dipisahkan
dari solvent dengan cara fraksinasi pada tekanan sekitar 15 psig dan suhu pada
bagian dasar kolom sekitar 175F.
Absorpsi
Sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya, dengan distilasi pada tekanan
atmosfir dapat dipisahkan campuran berbagai senyawa hidrokarbon menurut
perbedaan titik didihnya. Hidrokarbon-hidrokarbon yang terlalu berat harus didistilasi
pada tekanan vakum karena terlalu tinggi titik didihnya pada tekanan atmosfir.
Sebaliknya hidrokarbon-hidrokarbon yang terlalu ringan harus didistilasi pada
tekanan tinggi karena terlalu rendah titik embunnya (juga titik didihnya) pada tekanan
atmosfir.
Cara lain untuk memisahkan hidrokarbon yang sangat ringan tanpa memakai
tekanan yang terlalu tinggi atau pendinginan yang terlalu rendah adalah absorpsi.
Absorpsi adalah suatu proses pemisahan komponen gas berdasarkan atas perbedaan
kelarutan gas terhadap cairan pelarut (solvent). Gas-gas yang lebih berat (lebih
mudah mengembun) akan lebih mudah larut dari pada gas-gas ringan. Solvent yang
khusus untuk proses ini disebut absorbent.
Absorbent yang telah digunakan dapat dimumikan kembali dengan cara
distilasi dan kemudian digunakan kembali kedalam absorber. Sebagai
alasan
Suhu di dalam unit absorpsi dikendalikan oleh jumlah dan suhu lean solution.
Operasi absorpsi akan lebih baik fleksibilitasnya jika digabung dengan stripping
dalam satu menara, dan menara untuk keperluan ini disebut "rectifying absorber".
juga
banyak
digunakan
secara
luas
untuk
proses
misalnya propan, propylen, butan, butylen dan hidrokarbon dengan 1 atau 2 atom
karbon (C1 dan C2) seperti metan, etylen, acetylen, atau gas-gas ringan lainnya.
Karbon dioksida (CO2) yang terbawa oleh gas alam dapat dihilangkan dengan
cara absorpsi, dan karena yang digunakan sebagai solvent jenis organic amine, maka
proses ini sering disebut "amine process". Solvent yang digunakan bisa berupa
monoethanol amnine (MEA), diethanolamine (DEA), atau triethanolamine (TEA).
Dalam proses ini beberapa reaksi kimia antara gas asam yang ada di dalam
gas alam dan amine dapat terjadi. Dari reaksi yang terjadi menghasilkan amine
carbonate, bicarbonate dan hidrosulfida. Konsentrasi amine untuk keperluan ini
direkomendasi antara 15 - 25% dalam air. Gambar (A-1) menunjukkan diagram
sederhana aliran proses untuk menghilangkan karbon
dioksida dari
gas alam
ceramic dibuat
kontak yang besar. Gas yang telah bebas CO2 meninggalkan menara melalui bagian
puncaknya sedangkan rich solution (MEA dan CO2) melalui bagian bagian dasar
menara. Rich solution selanjutnya diumpankan ke menara distilasi atau stripper
untuk memumikan kembali MEA yang kemudian digunakan kembali ke absorber.
Larutan MEA yang memasuki absorber ini disebut lean solution (larutan
miskin) karena miskin akan kandungan CO2, dengan kata lain kemampuan larutan
MEA telah pulih kembali untuk mengikat CO2. Karena persoalan korosi besar
kemungkinannya terjadi, maka larutan MEA yang digunakan harus ditambahkan
additive sebagai corrosion inhibitor. Stripper atau menara distilasi sesungguhnya
merupakan unit regenerasi. Steam yang digunakan untuk meregenerasikan larutan
MEA sekitar 0,5 kg steam setiap 4 liter larutan MEA. Gas alam yang telah
dimumikan biasanya mengandung kurang dari 20 ppm CO2 dan I ppm air.
Contoh lain adalah absorpsi untuk treatment gas basah dari hasil perengkahan
katalitik (catalytic cracking). Zat cair pelarut yang digunakan adalah fraksi gasoline
yang telah dipisahkan dari C4 yang berasal dari kolom debutanizer. Gasoline yang
belum distabilkan (unstabilized gasoline) dipakai sebagai feed. Dalam proses ini
dilakukan secara serentak stabilisasi gasoline.
Macam proses lain sesuai dengan penggunaannya diantaranya adalah
"Girbotol process", yaitu digunakan untuk membersihkan sulfur dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S) yang terkandung didalam gasoline, kerosine, dll. Jenis pelarut
yang digunakan adalah diethanol amine (DEA).
keuntungan. Amine process lebih fleksibel untuk menangani gas alam yang
mempunyai kandungan sulfur maupun carbon dioxide dengan variasi yang tinggi.
1. Amine Process
Amine process tidak hanya digunakan untuk menghilangkan hydrogen
sulfide, tetapi juga carbon dioxide dari gas alam maupun dari gas hasil pengolahan
minyak bumi. Jenis amine yang digunakan urnumnya adalah MEA (monoethanol
amine), DEA (diethanol amine), TEA (triethanol amine). Jika menggunakan MEA,
kaonsentrasi larutan sekitar 15 -20%; DEA dengan konsentrasi larutan sekitar 2030%, dan TEA dengan konsentrasi larutan sekitar 50 %. Jika di dalam gas alam tidak
mengandung carbonyl sulfide (COS) maka larutan monoethanol amine sering
digunakan untuk keperluan ini, narnun kandungan H2S di dalam gas alam tidak boleh
lebih besar dari 0,25 grain/Cscf. Untuk keperluan ini MEA mampu menurunkan
kandungan H2S hingga mencapai 0,05 grain/Cscf.
Jika di dalam gas alam mengandung carbonyl sulfide maka harus
menggunakan larutan Diethanol amine, karena carbonyl sulfide akan bereaksi
dengan amine primer membentuk senyawa yang tidak dapat diregenerasi. Gas yang
ditangani dengan menggunakan DEA pada urnumnya jarang yang kandungan H2Snya lebih rendah dari 0,5 grain/Cscf.
Prinsip kerja proses ini adalah absorpsi yang diikuti dengan reaksi kimia
dalam larutan air antara aliphatic alkoholamine dengan gas asam seperti H2S
dan CO2 pada
temperatur sebagaimana kondisi atmosfir. Kesetimbangan reaksi akan menurun
secara cepat dengan sedikit naiknya temperatur dan melepaskan gas tersebut. Proses
semacam ini termasuk proses absorpsi yang disertai dengan reaksi kimia. Reaksi
tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan benkut dimana RNHi menunjukkan
monoethanol amine (MEA) dan R menunjukkan gugus HOCH2CH2.
100
1.
2 RNH2
+ H2S
(RNH2)2.H2S
240
120
2.
(RNH2)2.H2CO3
300
atau
100
3.
2 RNH2 + H2S
(RNH3)2.S
240
120
4.
(RNH3)2.CO3
300
Setiap kelompok persamaan yang sama dapat dipakai untuk diethanol amine dan
triethanol amine.
Perlu diingat bahwa berdasarkan persamaan reaksi tersebut, reaksi akan
membalik ke arah kiri dan diawali oleh H2S dan amine pada temperatur yang lebih
rendah dibanding untuk CO2. Oleh karena itu temperatur kontak untuk
menghilangkan H2S harus sama atau lebih rendah dan 100 F. Juga, temperatur
disosiasi untuk CO2 lebih tinggi dan pada untuk H2S. Oleh karena itu untuk proses
stripping nantinya temperatur yang ditetapkan harus lebih besar dari 300 F.
Karena proses ini proses secara fisika yang disertai dengan reaksi kimia, maka
naiknya kekuatan larutan atau rate of flow akan dapat meningkatkan kapasitas
penghilangan gas asam. Narnun demikian kenaikan tersebut harus betul-betui
dievaluasi secara cermat karena larutan yang lebih kuat atau naiknya flow rate yang
berlebihan justru akan menurunkan kemampuan regenerasinya, dan akibatnya
konsurnsi amine akan menjadi lebih tinggi.
Untuk plant tertentu yang menggunakan larutan monoethanol amine (MEA)
dengan konsentrasi antara 15 -20%, konsurnsi MEA berkisar antara 0,6 - 1,5
lb/MMscf gas yang diolah. Ttekanan operasi untuk keperluan proses ini bervariasi
antara 200 50 psig, dengan catatan bahwa kandungan gas asam (H2S dan CO2) di
dalam gas yang diolah di bawah 3 .
Kesetimbangan H2S dan CO2 pada 15 % larutan MEA dan 30 /o larutan DEA
berturut- turut
ditunjukkan
dalam
gambar
4-58
dan
4-59.
Karena proses
didasarkan pada kesetimbangan reaksi kimia maka total beban larutan tidak akan
pemah melampaui nilai amine yang bereaksi untuk H2S dan CO2 sebagaimana yang
ditunjukkan dalam persamaan reaksi sebelumnya.
Gambar 4-60 menunjukkan gas asam yang dapat diambil berdasarkan
kesetaraan reaksi dengan allowance untuk gas asam meninggalkan larutan setelah
regenerasi; yaitu suatu beban khusus dalam suatu unit tertentu akan memerlukan
sekitar 1,6 kali banyaknya sirkulasi DEA dibandingkan dengan sirkulasi MEA.
Dalam gambar tersebut menjelaskan untuk kondisi tekanan dan temperatur tertentu,
sedangkan untuk berbagai variasi tekanan dapat dilihat dari tabel I yang diperoleh
dari commercial operating unit.
Siklus operasi dan peralatan operasi yang diperlukan untuk amine process ini sama
seperti proses absorpsi dan stripping pada sebuah natural gasoline plant. Dalam
gambar 4-61 menunjukkan salah satu jenis amine gas treater di mana gas masuk dari
bagian bawah absorber dan kontak dengan larutan amine secara berlawanan arah
pada temperatur antara 80- 100 F. Larutan amine yang masuk melalui bagian atas
absorber setelah kontak dengan gas akan membawa gas asam (H2S dan CO2).
Larutan amine yang telah jenuh dengan gas asam (sering disebut foul sloution)
keluar dari absorber kemudian dipanaskan hingga mencapai temperatur 180 F dan
selanjunta memasuki actifying still. Di dalam actifying still terjadi transfer masa
dimana larutan amine akan melepaskan gas asam. Sedangkan untuk membantu
pemisahan gas asam agar lebih sempuma, maka di dalam actifying still diinjeksikan
steam yang fungsi utamanya adalah untuk mendorong (membantu menguapkan) gas
asam.
Larutan amine yang meninggalkan actifying still (sering disebut lean solution) masih
membawa panas dan panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemanasan foul
solution di dalam heat exchanger. Keluar dari heat exchanger lean amine
dimasukkan ke dalam cooler untuk mendapatkan pendinginan dan kemudian untuk
sementara ditampung di dalam surge tank. Dari surge tank lean solvent dipompakan
kembali ke absorber untuk digunakan sebagai absorbent kembali. Demikian terus
berulang sikius amine di dalam proses gas treater ini.
2 NaHS + NaHCO3
2 NaHCO3
Secara teoritis absorbent dapat menyerap H2S sampai tekanan uap H2S sarna dengan
tekanan parsial uap di dalam inlet gas, narnun dalam kenyataannya tidak mungkin hal
itu dapat dicapai.
Flow rate larutan sodium carbonat (absorbent) yang digunakan untuk
keperluan ini pada urnumnya berkisar antara 60 sampail50 gal/Mscf gas, dan hal ini
sangat tergantung pada konsentrasi H2S dan CO2 dalam gas. Untuk jenis oven gas
(atau gas buatan) yang mengandung H2S berkisar antara 3 5 grain/scf, CO; antara
1,5 - 2,0 %, flow rate larutan yang diperlukan untuk pemumian gas tersebut
jumlahnya sekitar 60 - 70 gal/Mscf dengan carrying capasity sekitar 50 grain/gal.
Larutan meninggalkan absorber kemudian dipanaskan dengan steam dan menuju ke
bagian puncak aerating tower atau actifier, dimana reaksi yang disebutkan
sebelumnya mengarah ke kiri. Reaksi tersebut sesuai dengan pengaruh temperatur
dan di dalam stripping gas H2S dan CO2 lepas dan keluar melalui bagian puncak.
Urnumnya absorber berupa kolom yang dilengkapi dengan bubble tray atau packed
column dengan larutan masuk melalui bagian puncak dan sour gas melalui bagian
dasar. Jika digunakan untuk pemumian gas alam, maka tekanan operasinya sekitar
500 psig. Larutan yang telah membawa gas asam (spent solution) keluar dari bagian
dasar absorber menuju ke heat exchanger untuk mendapatkan pemanasan. Dari
heat exchanger spent solution masuk ke dalam aerating tower melalui bagian
puncaknya, kemudian kontak dengan udara secara berlawanan arah. Udara
dihembuskan dari bagian bawah aerating tower dengan bantuan fan.
Kemungkinan terbentuknya thiosulfate bisa saja terjadi karena terjadinya
oksidasi larutan. Thiosulfate tersebut tidak dapat diregenerasi, oleh karena itu
beberapa larutan harus dipisahkan dan fresh solution ditambahkan untuk menjaga
agar konsentrasi thiosulfate relatif rendah. Jika gas yang ditangani ini banyak
mengandung CO2, maka larutan harus dipanaskan agar mencapai temperatur yang
lebih tinggi sehingga reaksinya menjadi lebih efektif. Pada temperatur yang relatif
lebih tinggi akan menyebabkan jumlah air yang hilang menjadi lebih banyak, oleh
karena itu diperlukan air tambahan (make up) dalam jumlah yang memadai.
Jika di dalam air mengandung disolved solid, maka konsentrasi disolved solid lama
kelamaan akan menjadi tinggi dan pada batas konsentrasi tertentu disolved solid
tersebut akan keluar dari larutan dan membentuk endapan. Endapan tersebut dapat
terjadi di dalam aerating tower dan kemudian menimbulkan penyumbatan dan
akhirnya menuninkan kapasitas.
Dalam prakteknya untuk mengetahui seberapa besar kandungan garam-garam
di dalam larutan absorbent dapat dilakukan dengan pengujian contoh, yaitu
dengan cara mendinginkan contoh hingga mencapai temperatur minimum plant dan
kemudian ditambahkan beberapa sodium bicarbonate padat. Larutan tersebut
kemudian di test untuk melihat alkalinitasnya naik atau tida~. Jika alkalinitas naik
menunjukkan bahwa larutan telah melarutkan beberapa sodium karbonate. Dari
hasil seperti ini dapat disimpulkan bahwa deposit tidak akan terjadi pada lokasi
yang dingin. Jika hasil test menunjukkan tidak ada kenaikan alkalinitas, maka kondisi
operasi plant harus dikoreksi
glycol dengan tujuan untuk menurunkan biaya operasi, demikian juga modifikasi
yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk menekan biaya operasi tanpa mengurangi
target hasil yang diinginkan.
Fe2S + 3H2O
2 Fe2S3 + 3O2
2 Fe2O3 + 6 S
2 H2S + O2
2 H2O + 2 S
karena
efisiensinya
rendah.
Disamping
itu
konsurnsi
steam
yang
diperlukansangat tinggi.
Reaksi yang terjadi dalam proses ini seperti berikut:
NaOC6H5 + H2S
NaOC6H5 + CO. + H2O
NaHS + C6H5OH
NaHCO3 + C6H5OH
dapat diturunkan dari 3000 menjadi 15 grain/Cscf dengan menggunakan larutan yang
mengandung 32 % K3PO4. Reaksi yang terjadi dalam proses ini seperti berikut:
K3PO4
H2S
K3PO4
+ CO2 + H2O
KHS
+ K2HPO4
KHCO3
+ K2HPO4
yang
dibahas
terbawa oleh solvent dipisahkan di dalam flash chamber tingkat kedua dengan cara
yang sama. Dengan cara regenerasi seperti ini diharapkan tingkat kemumian solvent
dapat dijaga tetap tinggi.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dalam campuran/larutan dengan
cara
penyerapan
melalui
permukaan
zat
padat
yang
disebut
adsorbent.
Campuran/larutan yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa gas atau cairan.
Adsorbent adalah zat padat yang mempunyai porositas tinggi (misalnya activated
charcoal, silica gel, molecular sieve). Hasil adsorpsi sangat dipengaruhi oleh luas
permukaan adsorbent, semakin luas semakin besar daya serapnya.
Contoh penerapan adsorpsi yang banyak dilakukan di lapangan diantaranya adalah
untuk:
a. Pemisahan bahan dan fase gas:
Pengeringan udara
Pengeringan gas
Penghilangan bau atau wama
Penghilangan impurities
Pengambilan uap yang bermanfaat dari udara/gas
b. Pemisahan bahan dari cairan:
Penghilangan kadar air dalam produk minyak
Penghilangan wama dalam produk minyak
Menghilangkan wama atau bau dalam air
Memisahkan umpan hidrokarbon parafin dan aromat.
Dalam
operasi
cara adsorpsi
mekanismenya melalui pertukaran ion (ion exchange), lon-ion yang dapat bertukar
secara reversible antara solid dan larutan elektrolit dapat memisahkan zat terlarul
elektrolitik (electrolitic solute). Mekanisme pertukaran ion seperti ini tidak hanya
karena interaksi antara ion dan solid, tetapi juga karena diffusi ion-ion ke dalam fase
padat (solid phase).
Gambar (6-1) dan (6-2) menunjukkan skema sederhana sistem adsorpsi dan
regenerasi adsorbent. Hidrokarbon berat yang terkandung di dalam suatu campuran
gas biasanya mudah mengembun pada permukaan zat padat berpori seperti activated
charcoal alumina, dan silica gel. Oleh karena itu untuk pengolahan gas alam
banyal menggunakan metoda adsorpsi.
2. Macam-Macam Adsorbent
Silica gel dan charcoal dapat diperoleh dan berbagai sumber seperti tulang,
kayu, lignite, dsb. yang sangat efektif sebagai bahan adsorbent. Bahan-bahan
tersebut mempunyai struktur yang sangat berpori dan permukaannya sangat luas
sehingga daya serapnya
sangat
besar.
Untuk
meningkatkan
daya
adsorpsi
Karena adsorpsi merupakan suatu peristiwa yang terjadinya pada permukaan, maka
adsorbent yang baik harus mempunyai porositas yang besar dan luas permukaannya,
misalnya lignite mempunyai luas permukaan bisa sampai 1.000.000 nr/kg.
Sifat lain bagi adsorbent yang penting adalah diffusion rate-nya, yaitu laju
perpindahan masa antara cairan atau gas dan adsorbent solid. Semakin pendek
lintasan difusinya, maka akan semakin tinggi transfer rate-nya.
3. Macam-Macam Adsorpsi
umpamanya, ruang yang tersedia untuk menempatkan peralatan itu, atau penurunan
tekanan yang dapat diperbolehkan dalam arus fluida. Penukar-panas jenis tabung,
pada umumnya dirancang sesuai dengan berbagai standar dan kode, seperti Standards
of the Turbulen Exchanger Manufacturers Association (TEMA) 'Standar Asosiasi
Pembuat Penukar Panas jenis Tabung, dan ASME-API Unfired Pressure Vessel
Code* 'Kode Bejana Tanpa-Api dari ASME-API', yang memuat secara rinci bahan
alat, metode pembuatan, teknik perancangan, dan dimensinya.
Penukar-panas merupakan peralatan yang sangat penting dan banyak
digunakan dalam industri pengolahan; sedemikian rupa, sehingga rancangannya pun
sudah sangat berkembang. Standar-standar yang telah disusun dan diterima oleh
TEMA sudah ada dan meliputi perincian mengenai bahan konstruksi, metode
konstruksi, teknik perancangan, dan dimensi-dimensi dari penukar panas. Bagian
berikut ini akan menguraikan beberapa jenis penukar-panas yang penting-penting saja
dan membahas prinsip-prinsip yang berkenaan dengan segi keteknikan, perancangan,
dan operasinya.
media panas
media dingin
media dingin
a. cocurrent
b. counter current
flow) atau aliran berlawman (counterflow). Kulva suhu terhadap panjang untuk kasus
demikian terlihat pada Gambar (a) Keempat suhu terminal ditandai sebagai berikut :
Suhu-masuk fluida panas, Tha
Suhu-keluar fluida panas. Thb
Suhu-masuk fluida dingin, Tca
Suhu-keluar fluida dingin, Tcb
Aliran searah jarang digunakan pada penukar panas satu-liritas seperti pada
Gambar (b), karena, kalau kita periksa Gambal tersebut akan terlihat bahwa dengan
cara ini kita tidak akan dapat membuat suhu-keluar fluida yang satu mendekati suhumasuk fluida yang kedua, dan panas yang dapat dipindahkan akan kurang dan yang
dapat dipindahkan bila aliran itu lawan-arah.
Pada penukar panas lintas banyak, aliran searah digunakan pada beberapa
lintas, terutama karena alasan mekanik, dan hal ini mempunyai pengaruh terhadap
kapasitas dan pendekatan suhu. Aliran searah biasanya digunakan dalam situasi
khusus, di mana suhu maksimum fluida dingin perlu dibatasi, atau dalam hal
dimanater dapat keharusan mengubah suhu fluida dengan cepat; sedikitnya, salah
satu fluida.
Alat penukar panas ini dirakit dari pipa logam standar dengan pipa-balik dan
ujung-balik yang standar pula, dimana ujung balik itu diperlengkapi dengan peti
gasket. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedang fluida yang kedua mengalir
di dalam ruang anulus antara pipa-luar dan pipa-dalam.
Fungsi penukar panas ialah untuk menaikkan suhu fluida dingin dan
menurunkan suhu fluida panas. Contoh penukar in biasanya menggunakan pipa
dalam dengan diameter 1 in. dan pipa luar 2 in., keduanya pipa IPS. Penukar
panas demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan
vertikal.
Penukar-panas pipa-rangkap biasanya digunakan bila luas permukaan yang
diperlukan tidak lebih dari 100 sampal 150 ft2. Untuk kapasitas yang lebih besar
biasanya diperlukan penukar-panas jenis selongsong-dan-tabung
(shell-and-tubes
exchanger) yang lebih rumit, yang mempunyai luas peirnukaan beberapa ribu kaki
persegi.
Tabung yang disusun dalam susunan segitiga tidak dapat diberikan dengan
melalukan sekat di antara baris-baris tabung itu, karena tidak ada ruang untuk jalur
pembersih. Susunan bujur-sangkar memudahkan pembersihan bagian luar tabung.
Demikian pula, susunan bujur-sangkar memberikan penurunan-tekanan yang lebih
rendah pada sisi-selongsong dibandingkan dengan susunan seti-tiga.
Standar TEMA menentukan bahwa jarak minimum antara pusat tabung harus
sedikitnya 1,25 kali diameter-luar tabung untuk susunan segi-tiga, dan jalur
pembersih minimum in. untuk susunan bujur-sangkar.
baffle (baffle spacing) biasanya tidak lebih dari ukuran diameter dalam shell. Tipetipe baffle banyak sekali tetapi yang umum adalah segmental baffle, seperti pada
gambar berikut.
ialah 42,8 = 48,5 kali penurunan-tekanan pada alat lintas-tunggal, belum termasuk
rugi-rugi tambahan karena ekspansi dan kontruksi.
Rancangan yang paling ekonomis mensyaratkan bahwa kecepatan di dalam
tabung harus sedemikian rupa sehingga tambahan biaya daya untuk pemompaan
diimbangi oleh penurunan biaya alat. Kecepatan yang terlalu rendah memang
menghemat biaya daya untuk pemompaan, tetapi akan menyebabkan penukar panas
yang diperlukan menjadi terlalu besar (dan karena itu terlalu mahal). Sebaliknya,
kecepatan yang terlalu tinggi akan menghemat biaya pertama (investasi) penukarpanas itu, tetapi akan meningkatkan biaya daya lebih besar lagi.
Pada penukar panas lintas-banyak, jumlah lintasan sisi-tabung yang
digunakanbiasanya bilangan genap. Sisi-selongsongnya boleh lintas-tunggal dan
boleh lintas-banyak pula. Konstruksi yang umum ialah penukar-panas searahlawanarah 1-2, di mana zat cair sisi-selongsung mengalir dalam satu lintas sedang zat
cair sisi-tabung mengalir dalam dua lintas. Penukar-panas seperti itu terlihat pada
gambar dibawah ini.
Dalam penukar panas lintas banyak, sering pula digunakan kepala kambang
(floating head) sehingga berjalan pada selongsong dan peti gasket pada diatas tidak
diperlu kan lagi. Zat cair sisi tabung masuk dan keluar melalui kepala yang sama,
yang terbagimenjadi dua bagian terpisah oleh sekat, satu bagian untuk arus masuk
tabung dan satu lagi untuk arus keluar tabung.
Penukar-panas 2-4.
Penukar-panas 1-2 tidak luput pula dari suatu keterbatasan penting. Oleh
karena adanya lintas arus searah, dalani penukar panas itu, suhu-keluar fluida yang
satu tidak bisa dibuat sangat dekat dengan suhu-masuk fluida yang lain. Artinya,
dengan kata lain, pemulihan panas (heat recovery) dalam penukar panas 1-2
selalurendah.
Pemulihan panas yang lebih memuaskan didapatkan dengan menambahkan
sekat longitudinal (memanjang) sehingga selongsong itu menjadi dua lintas. Penukarpanas 2-2
seperti ini bisa mendekati unjuk-kerja penukar-panas pipa-rangkap tetapi, mengingat
biaya dari sekat sisi-selongsong ini, penukar-panas 2-2 jarang digunakan.
Yang lebih banyak digunakan ialah penukar-panas 2-4, yang mempunyai dua
lintas-selongsong dan empat lintas-tabung. Penukar panas jenis ini memberikan pula
kecepatan yang lebih tinggi, dan keofisien perpindahan-panas yang lebih besar
daripada penukar panas 1-2 yang mempunyai dua lintas-tabung dan beroperasi
dengan laju aliran yang sama. Contoh penukar-panas 2-4 terlihat pada Gambar
berikut.
Kurva suhu-panjang untuk penukar-panas 1-2 terlihat pada Gambar diatas bagian (a),
dengan menggunakan penandaan suhu sebagai berikut :
Kurva Tha - Thb berlaku untuk fluida sisi-selongsong, yang diandaikan di sini
sebagai fluida panas. Kurva Tca - Tcb berlaku untuk lintas pertama zat-cair sisi-tabung,
dan kurva Tci - Tcb untuk lintas-keluar zat-cair sisi-tabung. Pada Gambar-4a, kurva
Tha - Thb dan kurva Tca - Tci bersama-sama merupakan kurva untuk penukar-panas
aliran-searah sedang kurva Tha - Thb dan kurva Tci - Tcb bersama-sama menunjukkan
penukar-panas arus lawan-arah. Kurva untuk penukar-panas 2-4 diberikan oleh
Gambar-4b. Garis putus-putus menunjukkan fluida sisi-selongsong, sedang garis
penuh fluida sisi-tabung. Di sini pun kita andaikan bahwa fluida panas berada pada
selongsong.
Lintas yang lebih panas di antara dua lintas dalam selongsong itu berada
dalam kontak termal dengan dua lintas terpanas dalam sisi-tabung. Demikian pula,
lintas yang lebih dingin pada selongsong berada dalam kontak termal dengan dua
lintas terdingin pada sisi-tabung. Penukar panas itu secara keseluruhan lebih
mendekati dua unit arus lawan-arah sebenarnya daripada yang mungkin dapat dicapai
dengan penukar-panas 1-2.
Koefisien perpindahan-panas
Koefisien perpindahan-panas hi, untuk fluida sisi-tabung dalam penukai-panas
selongsong-dan-tabung dapat dihitung dan Pers. Korelasi yang sesuai. Koefisien yang
untuk sisi-selongsong ho tidak dapat dihitung seperti itu karena arah alirannya
sebagian sejajar dengan tabung dan sebagian lagi menyilangnya; disamping itu luas
penampang aliran dan kecepatan massa aliran berubah-ubah pula pada waktu fluida
itu bolak-balik menyilang berkas tabung itu di dalam selongsong.
Demikian pula, kebocoran antara sekat dan selongsong, serta antara sekat dan
tabung menyebabkan terjadinya hubungan singkat antara sebagian zat-cair sisiselongsong dan hal ini menurunkan efektivitas penukar-panas itu. Suatu persamaan
untuk pendekatan namun sangat bermanfaat untuk menaksir koefisien sisi
selongsong, ialah persamaan Donohue3 (4), yang didasarkan atas kecepatan-massa
yang dirata-ratakan dengan pembobotan, Ge antara fluida yang mengalir sejajar
dengan tabung dan fluida yang mengalir menyilang tabung. Kecepatan massa Gb,
yang sejajar dengan tabung ialah laju aliran-massa dibagi dengan luas bidang bebas
yang dapat di.gunakan untuk aliran dalam jendela sekat Sb. (Jendela sekat ialah
bagian dari penampang selongsong yang tidak diisi sekat). Luas ini sama dengan luas
jendela sekat dikurangi dengan luas yang diisi tabung ; atau
(1)
(2)
di mana p = jarak pusat-ke-pusat antara tabung-tabung itu
P = jarak-bagi sekat
kecepatan massa tentulah
(3)
Persamaan Donohue ialah
(4)
di mana
Ge Gb Gc
konservatif dan rendah, lebih-lebih bila angka Reynolds rendah. Metode yang lebih
rumit untuk memperkirakan koefisfen sisi-selongsong juga ada, terutama untuk para
spesialis17b
Dalam bentuk faktor- j, Pers. (4) menjadi
(5)
silang (crossflow). Dalam penukar-panas 1 -2 atau 2-4, aliran itu sebagian searah,
sebagian lawan-arah, dan sebagian lagi aliran silang.
Bila terdapat aliran selain dari lawan-arah atau searah, biasanya digunakan
suatu faktor koreksi FG yang ditentukan sedemikian rupa sehingga bila dikalikan
dengan LMTD untuk aliran lawan-arah akan menghasilkan penurunan suhu rata-rata
sebenarnya.Gambar 5a dan b menunjukican faktor FG, masing-masing untuk penukarpanas 1-2 dan penukar-panas 2-4, yang ditunmkan atas dasar pengandaian bahwa
koefisien perpindahan-panas menyeluruh adalah konstan, dan bahwa semua elemen
arus fluida tertentu mempunyai riwayat termal yang sama dalam mengalir melalui
penukar-panas itu17a. Masing-masing garis lengkung dalam gambar itu menunjukkan
nilai rasio Z yang konstan, dimana Z ialah besaran tanpa-dimensi yang definisinya
ialah
(6)
sedang absisnya menunjukkan nilai H yang tanpa-dimensi pula, yang difinisinya
(7)
Faktor Z ialah rasio penurunan suhu di dalam fluida panas terhadap kenaikan suhu di
dalam fluida dingin. Faktor H ialah efektivitas pemanasan (heating effectiveness),
atau rasio kenaikan suhu sebenarnya terhadap kenaikan suhu maksimum yang
mungkin dicapai jika pendekatan ujung-panasnya ialah nol (atas dasar aliran lawan
arah). Dari nilai-nilai numerik H dan Z, nilai faktor FG dibaca dari Gambar-dibawah
ini, dengan melakukan interpolasi di antara garis-garis Z konstan itu bila diperlukan,
dan dikalikan dengan LMTD untuk aliran lawan-arah untuk mendapatkan penurunan
suhu pukul-rata sebenarnya. Faktor FG selalu kurang dari satu. Penurunan suhu pukulrata, dan karena itu juga kapasitas penukar-panas itu, lebih kecil daripada keadaan
pada penukar-panas arus lawan-arah yang mempunyai nilai LMTD yang sama.
Bila FG kurang dari kira-kira 0,8 penukar-panas itu harus dirancang kembali
dengan menggunakan jumlah lintas yang lebih banyak dan beda-suhu yang lebih
besar ; sebab, jika tidak permukaan penukar-panas itu tidak akan termanfaatkan
secara efisien dan terdapat bahaya bahwa bila kondisi berubah sedikit saja, penukarpanas itu tidak dapat beroperasi.
Bila FG kurang dari 0,75, nilainya akan menurun dengan cepat bila H
bertambah tinggi, sehingga operasinya menjadi sangat peka terhadap perubahan kecil
sekali pun. Dalam daerah ini, penyimpangan sedikit sekali pun terhadap andaianandaian dasar yang digunakan untuk membuat grafik itu akan sangat berpengaruh,
terutama pengandaian bahwa riwayat termal semua elemen fluida Itu seragam,
Kebocoran melalui dan mengelilingi sekat pun mungkin dapat menyebabkan
pengandaian itu tidak berlaku.
Kombinasi lain mengenai lintas-selongsong dan lintas-tabung ada juga,
tetapi jenis 1-2 dan 2-4 inilah yang paling umum.
Contoh-3
Berapakah beda-suhu pukul rata yang semestinya untuk penukar panas 2-4 yang
bekerja dengan subu-masuk dan subu-keluar seperti pada Contoh 2?
Penyelesaian :
Untuk penukar-panas 2-4, bila H = 0,353 dan Z = 2,00, faktor koreksi dari Gambar
garfik koreksi (b) ialah FG = 0,945. Nilai T sama dengan pada Contoh-2. Pukul-rata
yang benar ialah T = 0,945 x 76 = 72 F (40C).
jenis
selongsong-dan-tabung
lebih-lebih
dalam
situasi
yang
KONDENSOR
Peranti penukar-panas khusus yang digunakan untuk mencairkan uap dengan
mengambil panas tentunya disebut kondensor (condenser). Panas laten itu diambil
dengan menyerapnya ke dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut pendingin
(coolant). Karena suhu pendingin di dalam kondensor itu tentu meningkat karena itu,
maka alat itu dengan demikian juga bekerja sebagai pemanas. Namun, sebagai
fungsinya, kegiatan kondensasi itulah yang terlebih penting, dan hal ini tercermin
pada namanya.
Kondensor dapat dibagi atas dua golongan. Dalam golongan pertama, yang
disebut kondensor jenis selongsong-dan-tabung (shell-and-tube-condenser), uap yang
kondensasi dipisahkan dan pendingin oleh permukaan perpindahan-panas berbentuk
tabung. Dalam golongan kedua,yang disebut kondensor kontak (contact condenser),
anis pendingin dan arus uap, yang keduanya biasanya adalah air, bercampur secara
fisik, dan meninggalkan kondensorsebagai satu arus tunggal.
Alat ini terdiri dari seberkas tabung sejajar A, yang kedua ujungnya diperlebar
(dikembangkan) sehingga melekat pada plat pemegang tabung B1 dan B2. Berkas
tabung itu ditempatkan di dalam selongsong C yang berbentuk silinder, dan
diperlengkapi dengan dua saluran D1 dan D2 yaitu satu saluran pada setiap ujung
berkas, masing-masing dengan sebuah tutup saluran yaitu E1 dan E2. Uap (air atau zat
lain) dimasukkan melalui nosel F ke dalam ruang sebelah ke selongsong (disebut sisiselongsong) yang mengurung berkas tabung itu) dan kondensatnya dikeluarkan
melalui sambungan G.
Kalau ada gas yang tak-mampu-kondensasi yang terbawa masuk bersama uap,
maka gas ini dikeluarkan melalui lubang ventilasi K. Sambungan G bermuara pada
suatu perangkap uap. Perangkap uap ini ialah suatu peranti yang dapat melewatkan
aliran zat cair tetapi tetap menahan uap.
Fluida yang akan dipanaskan dipompakan melalui sambungan H ke dalam
saluran D2. Fluida itu lalu mengalir melalui tabung-tabung itu ke dalam saluran D1,
dan keluar melalui sambungan J. Kedua fluida itu terpisah secara fisik, tetapi berada
dalam kontak termal melalui dinding logam tipis yang memisahkannya satu sama
lain.
Panas mengalir melalui dinding tabung-tabung dari uap yang mengembun ke
fluida yang lebih dingin yang mengalir di dalam tabung-tabung itu. Jika uap yang
masuk kondensor itu bukan uap panas lanjut (superheated) dan kondensatnya tidak
pula dingin lanjut (subcooled) di bawah suhu didihnya, maka suhu dikeseluruhan sisiselongsong kondensor itu akan konstan, sebabnya ialah karena suhu uap yang
mengembun itu ditentukan oleh tekanan di dalam ruang pada sisi-selongsong
kondensor itu, dan tekanan itu tetap. Suhu fluida didalam tabung itu meningkat secara
sinambung selama fluida itu mengalir melalui tabung.Suhu uap yang mengembun,
dan suhu zat cair, digambarkan terhadap panjang tabung pada Gambar berikut.
Kondensor selongsong-dan-tabung.
Kondensor yang terlihat pada gambar diatas ialah suatu kondensor lintastunggal, karena keseluruhan arus zat cair dingin mengalir melalui semua tabung
secara paralel. Dalam kondensor besar, aliran seperti ini mengakibatkan suatu
keterbatasan penting. Jumlah tabung itu akan sedemikian besar sehingga, dengan satu
lintas saja, kecepatan melalui tabung itu terlalu kecil untuk memberikan koefisien
perpindahan panas yang memadai, dan unit itu akan menjadi terlalu besar dan tidak
ekonomis.
Demikian pula, karena nilai koefisien itu rendah sekali, akan diperlukan
tabung-tabung yang panjang sekali jika kita ingin memanaskan fluida pendingin itu
dalam suatu suhu yang cukup besar. Tabung yang terlalu panjang itu tentu tidak
praktis. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih besar, dan koefisien perpindahanpanas yang lebih tinggi, serta tabung yang lebih pendek, prinsip lintas-banyak
(multipass) yang digunakan dalam penukar-panas dapat pula digunakan untuk
pendingin dalam kondensor. Contoh dari kondensor dua lintas terlihat pada Gambar
6.
Kondensor dehumidifikasi.
Kondensor untuk campuran uap dan gas tak-mampu-kondensasi terlihat pada
Gambar-berikut. Kondensor ini dipasang vertikal, dan bukan horisontal sebagaimana
biasanya untuk kebanyakan kondensor yang menangani uap yang tidak mengandung
gas-tak-mampu-kondensasi. Demikian pula uap itu terkondensasi di dalam tabung,
bukan di luar, dan pendingin mengalir melalui selongsong, bukan tabung. Hal ini
memungkinkan campuran uap dan gas itu memberikan sapuan positif pada
waktumelalui tabung sehingga mencegah pembentukan kantong-kantong gas-gas
yang tak
Kepala yang disebelah bawah, yang bentuknya sudah modifikasi berfungsi juga untuk
memisahkan kondensat dari gas dan uap yang tak terkondensasi.
Kondensor kontak.
Contoh dari kondensor kontak terlihat pada Gambar-berikut. Kondensor
kontak jauh lebih kecil dan lebih murah dari kondensor permukaan. Dalam rancang
yang terlihat pada Gambar 8, sebagian dari coil pendingin itu disemprotkan ke dalam
arus uap di dekat ubang-masuk uap, dan sisanya diarahkan pada leher pembuang
untuk menyelesaikan kondensasi.
Bila kondensor selongsong-dan-tabung dioperasikan di dalam vakum,
kondensat itu biasanya dipompakan keluar, tetapi bisa juga dikeluarkan dengan
menggunakan kaki barometrik (barometric leg). Kaki barometrik ini berupa suatu
tabung vertikal, panjangnya kira-kira 34 ft (10 m), tertutup mati pada bagian bawah
oleh tangki penampung kondensat.
Dalam operasinya, permukaan zat cair di dalam kaki itu dengan sendirinya
mengatur dirinya, sehingga perbedaan tinggi-tekan di dalam kaki dan tangki sesuai
dengan perbedaan tekanan antaia atmosfer dan ruang uap di dalam kondensor. Zat
cair itu lalu mengalir melalui kaki itu segera setelah terbentuk melalui kondensasi
tanpa mengganggu vakum, Dalam kondensor kontak-langsung, tekanan yang
dipulihkan dalam kerucut hilir venturi biasanya cukup memadai sehingga kaki
barometrik tidak diperlukan lagi.
Uap keluar dari puncak tabung, dan zat cair yang tidak menguap melimpah melalui
tanggul itu dan dikeluarkan dari bawah selongsong itu. Fluida pemanas, biasanya uap,
masuk melalui tabung seperti pada gambal; kondensat uap dikeluaikan melalui
perangkap. Nosel-nosci tambahan seperti terlihat pada Gambar diatas dimaksudkan
untuk pemeriksaan (inspeksi), pengosongan, atau untuk memasukkan elemen
pengindera dari instrumen.
Kalandria.
Unit-unit selongsong-dan-tabung dalam suiunan veitikal, dikenal dengan
nama kalandria, atau pendidih-ulang sirkulasi alamiah (natural circulation reboiler)
Zat cair dari evaporator atau kolom distilasi memasuki bagian bawah unit, dan
sebagian diuapkan di dalam tabung yang dipanaskan. Karena densitasnya lebih
rendah, campuran uap dan zat cair itu naik dan menarik lagi lebih banyak zat cair
umpan. Zat cair dan uap itu keluar melalui puncak tabung dengan kecepatan tinggi;
keduanya lalu dipisahkan satu sama lain, dan zat cairnya didaur ulangkan.
Konfigurasi dan kapasitas termal kalandria yang digunakan di industri agak
terbatas variasinya. Diameter tabungnya biasanya 1-in., kadang-kadang sampai 2-in.
Panjangnya antara 8 sampai 12 ft, dan jarang ada yang lebih panjang; tabung pendek
sepanjang 4 sampai 6 ft kadang-kadang digunakan dalam tugas vakum. Laju
perpindahan panas dalam kalandria bergantung pada sifat-sifat zat cair yang
diuapkan, dan terutama pada suhu tereduksi* zat cair itu disamping juga pada
kecenderungannya mengotori permukaan perpindahan-panas.4,8
Koefisien menyeluruh yang biasa didapatkan dari kalandria dengan pemanas
uap diberikan dalam Tabel berikut.
Koefisien ini relatif tidak peka terhadap perbedaan dalam panjang tabung dan
diameter tabung. Bila tekanan operasi adalah 1 atm abs atau lebih, koefisien itu juga
tidak peka terhadap perubahan "tinggi-tekan pendorong" ("driving heat") zat cair
sebagaimana terlihat pada Gambar-diatas. Tinggi-tekan ini didefinisikan sebagai jarak
dari plat-tabung bawah ke permukaan zat cair di dalam kolom. Pada kondisi tekan ini
permukaan zat cair biasanya dijaga kira-kira sama tinggi dengan plat-tabung atas agar
permukaan perpindahan-kator itu basah seluruhnya serta untuk mendapatkan laju
sirkulasi yang cukup besar. Di lain pihak, bila operasinya dilakukan pada keadaan
vakum, unjuk-kerja perubahan tinggi-tekan pendorong zat cair itu) lebih-lebih pada
distilasi campuran multikomponen, Tinggi permukaan zat cair yang optimum untuk
tugas vakum ialah di tengah-tengah antara kedua plat-tabung, dengan 50 persen zat
cair menguap pada setiap lintas.10
Untuk aplikasi biasa dengan uap jenuh pada sisi-selongsong, fluks panas
dapat ditaksir dengan menggunakan Gambar diatas ini, yang didasarkan atas tabung
baja 1-in. 14BWG, dan panjang 8 ft. Kurva-kurva itu adalah untuk zat cair murni ;
jika kita menggunakan campuran, tekanan tereduksinya haruslah tekanan tereduksi
komponen yang mempunyai nilai Tr yang paling rendah. Grafik itu tidak boleh
digunakan bila tekanan absolut kurang dari 0,3 atm, dan kurva itu tidak boleh
diekstrapolasi.
*(Suhu tereduksi (reduced temperature) ialah rario suhu nyata terhadap suhu kritis
zat cair itu, baik dalam kelvin maupun dalan) derajat Rankine.
Simbol
Nama Alat
Fungsi
Pompa
Transportasi Fluida
Heater
Pemanas
Cooler
Pendingin
Tanki
Tempat Penampungan
Decanter
Pemisah
Evaporator
Penguapan
Vessel
Pemisah
Destilasi
Pemisah
Tujuan Pengajaran :
1. Mahasiswa mampu mengetahui kegunaan LNG
2. Mahasiswa mampu mengetahui Komposisis LNG
3. Mahasiswa mampu mengetahui proses pembuatan LNG
Waktu : 3 x 45 menit
1. Pendahuluan
Industri Liquid Natural Gas (LNG) relative masih baru. Paten dan pabriknya
yang pertama berdiri di West Virginia, USA, 1914. Teknologi pembuatan LNG ini
merupakan suatu perkembangan dalam teknologi pendinginan hingga temperatur
sangat rendah (cryogenic engineering).
Keandalan pabrik LNG berkembang dengan ditemukannya sistem penyimpanan
(1940-an), sistem angkutan (1950-an) dan sistem pengapalannya (1960-an) serta
ditunjang oleh permintaannya yang meningkat pada tahun 1970-an sebagai akibat
krisis energi. Di Indonesia terdapat 2 lapangan yang menghasilkan gas alam dalam
jumlah banyak yaitu lapangan gas Arun (Lho Seumawe- Aceh) dan lapangan gas
Badak (Bontang-Kalimantan Timur) sebagai berikut :
a. Lapangan gas Arun (Lhok Seumaweh Aceh) dikelolah oleh kontraktor Mobil Oil
Indonesia, dengan sasaran produksi 150-200 juta SCFT per hari.
b. Lapangan Gas Badak (Bontang-Kaltim) dikelolah oleh kontraktor Huffco dengan
sasaran produksi 500 juta SCFT per hari.
Komponen
Gas alam
LNG
N2
0,06
0,01
CO2
2,94
C1
87,44
90,75
C2
4,51
4,49
C3
2,84
2,92
i-C4
0,60
0,62
n-C4
0,69
0,69
i-C5
0,26
0,06
n-C5
0,17
0,01
C6
0,17
nihil
C7
0,32
nihil
Dengan mencairkannya maka volume gas alam akan berkurang hingga tinggal 1/600
bagian. Hal ini akan memudahkan dalam pengangkutan dan penyimpanannya.
Kilang LNG
Pada dasarnya proses dalam kilang LNG dibagi atas 2 bagian :
1. Preparasi (pengolahan awal) umpan gas yang meliputi :
-
temperatur rendah (aluminium, 9% Ni-steel dan beton tertentu), bahan insulasi panas
yang hanya memberikan kebocoran panas yang kecil (perlite, poliuretan foam, wool
dsb), jumlah serta ukuran tangki yang sesuai terhadap kapasitas kilang, kapasitas
angkut-jarak jelajah serta kecepatan kapal LNG. Kebocoran panas yang terjadi
menyebabkan boil off sekitar 0,05-0,20 % isi tangki/hari. Dikenal 4 jenis tangki
LNG, yaitu :
1. Tangki yang berupa gua di dalam tanah.
2. Tangki yang berupa lubang di dalam tanah yang dibekukan serta dilengkapi
penutup khusus.
3. Tangki dari beton pratekan yang diperkuat dan dilengkapi sistem insulasi.
4. Tangki dari dinding baja 2 lapis dengan sistem insulasi pada ruang diantara
dinding tersebut.
Waktu : 3 x 45 menit
1. SUMBER GULA
Gula dihasilkan oleh tanaman yang berhijau daun dan digunakan untuk
metabolisme dari tanaman. Pada beberapa jenis tanaman, gulanya disimpan dalam
akar, batang, bunga dan buah. Gula itu bisa berbentuk sukrosa, glukosa atau
fruktosa.
Bahan
Sukrosa
C12H22O11
100
Glukosa
C6H12O6
74,5
Fruktosa
C6H12O6
173
Galaktosa
C6H12O6
32,1
Rhamnosa
C6H12O6
32,5
Laktosa
C12H22O11
16
Maltosa
C12H22O11
60
Xylosa
C5H10O5
40
Gula inversi
127 - 130
Rafinosa
Camp.
Fruktosa
(Sukrosa = 100)
Glukosa
+ 22,6
Galaktosa
Nilai Kemanisan
(Sukrosa = 1)
Sulphamate
15
Sucaryl
15 - 31
Saccharin
200
Steviosida
300
Alanin
714
Perillartine
2000
Aspartame
100 - 200
Miraculine
300
4000
NIRA (JUICE)
Hasil perahan (perasan) atau sadap dari batang tebu, atau bunga kelapa ataupun
umbi biet atau buah yang berasa manis disebut NIRA (JUICE).
75 - 90 %
Sukrosa
Gula reduksi
0,3 - 3,0 %
Senyawa organik
0,5 - 1,0 %
Senyawa an organik
0,2 - 0,6 %
- 21 %
Tebu ditebang, bila umur tanaman 12 - 14 bulan. Makin tua usia tanaman makin
besar kadar sukrosa dan makin kecil kadar glukosa dan fruktosanya. Nira yang baik,
apabila kadar sukrosa makin besar, dan kadar glukosa dan fruktosa makin rendah.
gula padat
Berikut ini akan kita bicarakan adalah proses pembuatan gula pasir yang bersala dari
nira tebu yang mengalami pembersihan.
PEMOTONGAN
PENGGILINGAN
Nira
PEMURNIAN NIRA
PENGUAPAN
PENGKRISTALAN
PEMISAHAN
PH 10,5
+ Ca(OH)2
(1)
(2)
+ SO2
+ Ca (OH)2
(3)
PH 5,5
(4)
PH 7,2
(5)
+ CO2
+ Ca(OH)2
PH 10,5
Keterangan :
(1) & (2) adalah proses sulfitasi,
(3) adalah proses defikasi
(4) & (5) adalah proses karbontasi
SO42-
Ca2+
Ca3(PO4)2
CaSO4
b. Proses sulfitasi
2PO43- + 3Ca2+
(1)
2-
(2)
SO4
(3)
SO2+H2O
Ca3(PO4)2
2+
Ca
CaSO4
H2SO3
2H+ + SO32-
H2SO3
Ca2+ + SO32
CaSO3
Fe2+ + SO42-
Berwarna
tak berwarna
c. Proses karbonatasi
(1) sama seperti diatas
(2) sama seperti diatas
(3) CO2 + H2O
H2CO3
Ca2+ + CO32-
H2CO3
2H+ + CO32CaCO3
SHS, bila prosesnya defikasi, maka gula kristal yang dihasilkan tidak putih, agak
kemerah-merahan, jadi jenis gula yang dihasilkan disebut HS. Bila proses karbonatasi
akan menghasilkan kristal gula yang putih, jenisnya disebut SHS. Mengapa bisa
seperti ini, sebab pada proses sulfitasi dan karbonatasi cara pembersihannya lebih
bagus dibandingkan dengan proses defikasi. Karena itu gula hasil proses karbonatasi
dan sulfitasi lebih putih daripada proses defikasi.
(2)
Tebu
M
BP2
BP1
P1
Steam
P3
P2
BPC
F
PMN
Steam
H2O
(5)
H 2O
EV KR
EV
Steam
Steam
Steam
P5
KR
P4
(8
CF
(7)
DR
(6)
PRODUK
GULA
AY
PRODUK GULA
BPC
= Cutter (pemotong)
= gilingan
BP
= bak pencampur
P
= Pompa
PMN = Pemanas
F
= Filter (penyaring)
TKP
= Tangki pencampur
EV
= evaporator
= Kristalizer
CF
= Centrifuge
DR
= Pengering (dryer)
AY
= Ayakan
(1)
= Air Inbibisi
(2)
= Ampas tebu
(3)
(4)
= SO2
(5)
= Kotoran (blotong)
(6)
= Tetes
(7)
(8)
3. URAIAN PROSES
Tebu masuk cutter untuk dipotong-potong, setelah itu diperas melalui gilingan M,
sehingga menghasilkan nira encer yang masih kotor. Nira encer kotor hasil gilingan no.1
dan no.2 ditampung, untuk dipompa ke bak pencampur. Sedangkan nira yang sangat
encer dan kotor hasil gilingan no.3 ditampung dibak BP2, yang kemudian dipompa ke
gilingan no.1. digiling no.3 ditambahkan air untuk mengambil sisa-sisa nira yang ada
diantara ampas tebu tersebut. Air ini disebut air inbibisi.
Nira dari bak penampung BP1 itu mempuunyai pH +/- 5,5, jadi bersifat asam.
Bila tak cepat-cepat dibuat pH menjadi netral atau sedikit basa, maka sukrosa akan
terinversi menjadi glukosa dan fruktosa karena peristiwa hidrolisa,
C12H22O11 + H2O
C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa
glukosa
fruktosa
Yaitu bereaksinya suatu senyawa dengan air gula yang dihasilkan disebut gula
inversi, yaitu glukosa maupun fruktosa. Untuk proses sulfitasi, maka di BPC (bak
pencampur) nira mula-mula diberi air kapur atau Ca(OH)2 sampai pHnya naik menjadi
10,5 atau 9,5, setelah itu pHnya diturunkan dengan penambahan gas SO2 menjadi pH =
7,2 hal ini bisa terjadi, sebab gas SO2 dengan air (H2O) bereaksi membentuk H2SO3 yang
bersifat asam, sehingga dapat menurunkan pH dari larutan, dengan Reaksi :
SO2 + H2O
H2SO3
Hal ini perlu agar sukrosa tak terinversi menjadi glukosa dan fruktosa. Di bak
pencampur terjadi 4 macam reaksi (lihat reaksi diprosesd sulfitasi) dan ada 3 macam
endapan. Endapan disaring dialat filter (F) endapan-endapan tersebut dipisahkan dari
niranya. Endapan keluar di (5), adapun nira encer bersih dialirkan ke alat pemanas
(PMN), setelah itu dialirkan ke evaporator untuk dipekatkan, menjadi nira pekat.
Setelah itu nira pekat (yang sudah bersih) dialirkan ke alat evaporator kristalizer
(EVKR), disini nira pekat yang lewat jenuh berubah menjadi kristal kecil-kecil pada suhu
titik didih nira. Kemudian dialirkan ke KR, maka kristal yang terbentuk akan bertambah
banyak, disamping masih ada yang bersifat larutan nira.
Campuran kristal gula dan larutan nira dipisahkan melalui alat centrifuge (alat
pemusing) kristal gula yang masih basah dialirkan ke alat pengering (DR), sedang larutan
nira pekat yang tak mau mengkristal disebut tetes (6).
Gula yang sudah kering bisa diayak melalui ayakan (AY) untuk mendapatkan
hasil untuk bermacam-macam ukuran. Gula yang dihasilkan ini putih, berupa kristal,
sedikit mengandung kotoran. Jenis gula hasil proses sulfitasi disebut gula SHS.
SHS I : sangat putih
SHS II : putih
Blothong
Tujuan Pengajaran :
1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis dan fungsi pupuk
2. Mahasiswa mampu mengetahui proses-proses pembuatan pupuk amoniak.
3. Mahasiswa mampu memgetahui proses-proses pembuatan urea.
Waktu : 3 x 45 menit
1.Pendahuluan
Secara umum dikenal 3 jenis pupuk sebagai berikut :
1. Pupuk N
Dibutuhkan untuk pertumbuhan batang dan daun, misalnya amoniak (82 % N),
urea (46 %) dan amonium nitrat (33%).
2. Pupuk P
Dibutuhkan untuk pertumbuhan biji dan buah, misalnya amonium fosfat, super
fosfat (16-20 % P2O5), triple fosfat (42-50 % P2O5 ) dan lain-lain.
3. Pupuk K
Dibutuhkan untuk pertumbuhan aci dan gula, memperkuat ketahanan akan
penyakit dan mengurangi efek kelebihan pupuk N misalnya KCl dan lain-lain.
Bila suatu pupuk campur diberi tanda N-P-K : 5-10-5 kandungannya adalah 5 % N2, 10%
P2O5 dan 5 % K2O selebihnya bahan pengisi (filter) dan lain-lain.
Untuk 1 ha sawah (Proyek Inmas) dianjurkan penggunaan pupuk sebagai berikut : Urea :
200 kg, TSP = 50-100 kg dan KCl 10 kg untuk setiap musim lamanya.
3 H2
2 NH3
Untuk menghasilkan konversi tinggi perlu suhu rendah tetapi kecepatan reaksi akan naik
jika suhu dinaikkan. Pemilihan proses umumnya menggunakan tekanan tinggi dan suhu
tinggi, atau suhu antara 500-550 C dengan tekanan sedang dengan beban recycle yang
lebih tinggi.
Berikut adalah tabel beberapa proses pembuatan amoniak :
No
Nama Proses
P, atm
Temp, C
Resr
Konv.
B. Baku
Katalis
1.
Mont Cenis
120-160
400-425
9-20
H2 elekt
FeCN
2.
American
150
500
14
Gas alam
dpi
(large)
pi
3.
Haber Boscn
200-300
550
Gas Sint.
pi
4.
Fauser-
200-300
500
12-22
H2 elekt
pi
lk. 300
500
20
HK gas
dpi
Montecat
5.
American
(small)
6.
Casale
lk. 600
500
15-25
Semua
pi
7.
Claude
lk. 900
500-650
40-85
Gas bb
pi
8.
Du Pont
900
500
40-85
Gas alam
pi
Keterangan
pi = promoted iron
dpi = double promoted iron
3. Tahapan Proses
Tahap-tahap proses pembuatan amoniak adalah :
1. Purifikasi Gas Alam (hidrokarbon), meliputi :
-
2 NH3
NH2CONH4
CO2
NH2 CONH2
NH2CONH4,
+
H2O
H = - 28 kkal/mol
Endotermis
Reaksi tahap I sangat eksotermis dan berlangsung dengan cepat sehingga panas reaksi
yang dihasilkan harus segera dihilangkan agar temperature campuran reaktan tidak naik,
sedangkan panas yang diserap reaksi II masih lebih kecil. Secara praktis reaksi
pembentukan urea hanya berlangsung dalam fasa cair (153 C titik leleh ammonium
karbamat), sedangkan fasa cair tersebut mengandung ammonium karbamat, amoniak dan
CO2 terlarut yang mudah menguap sehingga pada temperatur tinggi diperlukan tekanan
tinggi agar fasa cair tetap dapat dijaga.
Konversi karbamat menjadi urea berkisar antara 50-80 %, yang tidak terkonversi
kemudian dipisahkan dari urea dan air, dan diresirkulasi ke dalam reaktor. Tahap
pemisahan dan resirkulasi inilah yang menjadi ciri dari teknologi proses urea yang
berbeda-beda.
Larutan karbamat adalah sangat korosif sehingga dibutuhkan bahan konstruksi
reaktor yang khusus, misalnya stainless steel dengan pasifasi injeksi oksigen atau paduan
khusus dengan Ti dan Cr. Sifat korosi ini bertambah bila temperatur lebih tinggi,
sehingga pada proses komersial kondisi sintesa ini berlangsung pada suhu 170-210 C
tekanan 150-250 atm dan perbandingan NH3/CO2 = 0,15 sampai 0,65 yang pada dasarnya
merupakan kompromi antara tekanan yang wajar dan laju korosi yang dapat diterima
dengan kecepatan reaksi dan derajat konversi yang memadai.
Tujuan Pengajaran :
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses pengilangan minyak bumi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui produk minyak bumi dan kegunaannya.
3. Mahasiswa mampu mengetahui proses-proses pengilangan minyak bumi.
Waktu : 3 x 45 menit.
1. Pendahuluan
Minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik
selama ribuan tahun yang tersimpan di lapisan bumi dalam jumlah yang besar sekali.
Minyak bumi terutama digunakan untuk menghasilkan berbagai jenis bahan bakar dan
untuk menghasilkan petrokimia. Karena minyak bumi merupakan campuran dari ribuan
zat organik, penggunaannya selalu sesuai terhadap perubahan kebutuhan manusia. Ini
dapat dilihat dari berbagai pola pengilangan minyak bumi untuk menhasilakan berbagai
bahan dan zat petrokimia.
Atas dasar hidrokarbon yang dikandungnya, minyak mentah sebagai bahan baku minyak
bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1. Minyak mentah parafinik (parafin, isoparafin, olefin).
2. Minyak mentah naphtenik (naphtena).
3. Campura dari keduanya (mixed based).
Merupakan fraksi utama dari minyak mentah, gasolin yang dihasilkan dari
straight run distillation terutama terdiri dari n parafin. Senyawa ini
mempunyai bilangan okana yang rendah.
2. iso parafin CnH2n + 2
Senyawa dengan rantai cabang memberikan performansi yang lebih baik pada
internal combustion engine. Hanya sejumlah kecil senyawa isoparafin
terdapat dalam minayk mentah. Jumlah senyawa isoparafin dapat dinaikkan
dengan proses perengkahan katalitik, alkilasi, isomerisasi dan polimerisasi.
3. Olefin CnH2n + 2
Senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi terdapat
pada proses pengilangan minyak bumi misalnya pada proses perengkahan
secara katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Sifatnya tidak stabil,
merupakan bahan baku yang baik untuk zat petrokimia.
4. Aromat CnH2n 6
Hanya sejumlah kecil senyawa-senyawa aromat yang terdapat dalam minyak
mentah, tetapi senyawa aromat diinginkan dalam gasolin karena mempunyai
sifat antiknok yang tinggi. Sering dipisahkan dari minyak bumi untuk bahan
baku petrokimia. Sejumlah minyak mentah dari Kalimantan dan Sumatera
mempunyai kadar aromat yang cukup tinggi.
5. Naphtena CnH2n (Siklo heksana)
Senyawa-senyawa naphtena merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tudak
reaktif seperti alkana. Senyawa-senyawa naphtena merupakan senyawa kedua
yang banyak terdapat dalam minyak mentah. Senyawa naphtena dengan berat
molekul yang rendah merupakan bahan bakar yang baik, sedangkan yang
mempunyai berat molekul tinggi terdapat dalam fraksi gas oil dan minyak
pelumas.
6. Senyawa Belerang dan Nitrogen
Senyawa belerang merupakan senyawa yang tidak disukai karena berbau dan
dapat menimbulkan korosi. Umumnya senyawa belerang atau sulfur
dipisahkan dari gasolin dan kerosin.
Produk minyak bumi dibedakan secara sederhana atas dasar perbedaan titik
didihnya, sehingga masing-masing produk sesungguhnya masih merupakan campuran
hidrokarbon yang mempunyai sifat hampir bersamaan. Adapun produk minyak bumi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gas kilang, misalnya C1 dan C2 untuk gas bakar di kilang itu sendiri, C3 untuk las
propana dan bahan bakar rambu-rambu laut dan LPG untuk bahan bakar rumah
tangga.
2. Aviation gasoline, bahan bakar pesawat terbang baling-baling baik besar amupun
kecil.
3. Motor gasoline, bahan bakar kendaraan bermotor seperti super (b.o = 98) dan
premium (b.o = 87).
4. aviation Turbine fuel (minyak jet), bahan bakar untuk pesawat terbang jet 9mesin
turbin).
5. Kerosin (minyak tanah), bahan bakar untuk rumah tangga.
6. High Speed Diesel Fuel (minyak solar), bahan bakar mesin diesel.
7. Industrial diesel fuel (minyak diesel), bahan bakar untuk mesin diesel berat.
8. Residu, misalnya diekspor sebagai LSWR untuk bahan baku industri petrokimia,
fuel oil untuk bahan bakar industri, bahan baku untuk pelumas, minyak gemuk
dan lain sebagainya.
4. Proses-Proses Kimia
Proses-proses kimia dalam pengilangan minyak bumi terutama ditujukan untuk
memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin. Kualitas gasolin sangat ditentukan
oleh sifat anti knock yang dinyatakan dengan bilangan oktana. Bilangan oktana 100
diberikan pada isooktana (2,2,4 trimetil-pentana) yang mempunyai sifat anti knock yang
istimewa dan bilangan oktana 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti
knock yang jelek. Gasolin yang dites dibandingkan dengan campuran isooktana dan n
heptana.
Proses Dewaxing
Penghilangan wax yaitu n parafin dengan berat molekul tinggi dari fraksi
minyak pelumas untuk menghasilkan minyak pelumas dengan pour point
yang rendah.
Proses deasphalting
Penghilangan asphalt dari fraksi yang akan digunakan untuk menghasilkan
minyak pelumas (lubestock)
1.
Terangkan apa yang dimaksud dengan industri kimia dan mengapa industri kimia
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia ?
(Waktu : 5 menit)
Penyelesaian :
Pengertian Industri Kimia di bagi atas :
Pengertian Industri Kimia secara umum adalah suatu kesatuan aktifitas
manusia yang di mulai dengan pengolahan sumber alam, lalu di ubah
menjadi beberapa produk baik secra komersial atau sebagai objek untuk
di olah kembali yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan umat
manusia.
Pengertian Industi Kimia dari segi proses terdiri dari :
- Proses kimia
bahan dasar menjadi bahan baru dengan sifat baru yang diinginkan.
- Proses Mekanis
Pengertian Industri Kimia dari segi ekonomi adalah suatu badan usaha
yang penting, yang berkecimpung dalam bidang pemisahan dan
perubahan kimiawi bahan baku. Disebut badan usaha karena memiliki
organisasi yang produksinya harus menguntungkan.
Industri kimia sangat berperan penting dalam kehidupan umat
manusia, karena tanpa industri kimia akan terjadi kelaparan, penyakit dan
situasi higienis yang buruk.
2.
proses
kimia
yang
diterapkan
dilingkungan
industri
kimia yang makin modern banyak melibatkan proses dan operasi yang
komleks dan mungkin terdiri dari banyak peralatan di dalamnya.
Keadaan ini menyebabkan perlunya dilakukan cara-cara analisis yang
sistematik dalam melakukan evaluasi terhadap sistem proses yang ada atau
untuk merancang bangun dan perekayasaan suatu sistem proses baru. Analisis
biasa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa segi yakni Chemical
Engineering Tools.
Akan tetapi dalam penerapannya diperlukan tenaga-tenaga yang handal
dan dukungan penelitian serta pengembangan yang kuat untuk menguasai dan
mengembangkan teknologi terutama dalam efisiensi dan mutu produksi serta
mengatasi berbagai masalah yang timbul seperti masalah keselamatan dan
dampak terhadap industri dengan para pakar dalam lembaga penelitian dan
pengembangan serta perguruan tinggi.
3.
Jelaskan bagaimana alasan pemilihan lokasi pabrik pada daerah pinggiran kota
tersebut ?
(Waktu : 5 Menit)
Penyelesaian :
Daerah pinggiran kota dapat menjadi lebih menarik untuk pembangunan
pabrik, terutama bila sarana jalan, transportasi, sudah ada. Akibatnya dapat
timbul desentralisasi industri.
Alasan pemilihan daerah lokasi industri dipinggiran kota antara lain :
Upah buruh relatif lebih rendah dar pada di kota besar atau di dalam
kota
Harga tanah lebih murah, lebih luas dari pada di kota, tetapi akan
mendesak daerah pertanian.
Tenaga listrik masih dapat disewa dari sumbernya di dalam kota lebih
menguntungkan bila sumber tenaga listrik juga di daerah pinggiran
dan masih dalam jangkauan.
4.
Jelaskan bagaimana tata letak pabrik yang baik dan tepat serta pertimbanganpertimbangan apa yang perlu diperhatikan dalam tata letak pabrik tersebut ?
(Waktu : 5 Menit)
Penyelesaian :
Tata letak pabrik.
Bagan atau gambar tata letak pabrik dan tata letak alat-alat secara
terperinci perlu diberikan pula pada perancangan pabrik. Biasanya digambar
menurut sekala tertentu. Dalam aktifitas penyusunan tata letak tersebut di
perlukan beberapa data informasi yang cuklup lengkap dan jelas. Data
informasi yang di dapat dianalisis dan dievaluasi lebih lanjut agar
penyusunan tata letak dapat optimal. Misalnya : biaya relatip cukup rendah
sedang ditinjau dari segi operasional, perawatan, keamanan, dan konstruksi
baik dan memuaskan.
5.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan flow diagram proses dan apa tujuan dari
pada diagram alir bagi suatu pabrik kimia ?
(Waktu : 5 Menit )
Penyelesaian :
Flow diagram proses memberikan gambaran dari rangkaian urutan alatalat pokok, yang memberikan keterangan mengenai peristiwa atau
perlakuan yang dialami oleh bahan-bahan dasar dan bahan-bahan pembantu
sampai menjadi hasil yang diinginkan. Flow diagram proses juga
memberikan keterangan tentang kondisi proses yang dialami oleh bahanbahan tersebut, kondisi operasi alat-alatnya. Keterangan tersebut dapat
bersifat kwalitatip dan kwantatip.
Diagram alir proses menggambarkan urutan proses yang di alami atau
dikenakan kepada bahan baku atau raw material sehingga akhirnya menjadi
hasil akhir.
6.
Penyelesaian :
Dalam praktek terdapat berbagai macam dan jenis diagram,seperti diagram
alir,diagram instumen,utuilitas,tataletak alat maupun tata letak pabrik.
Beberapa macam diagram saja yang akan kita tinjau disini dan umumnya
dipakai pada perancangan pabrik. Misalnya bila ditinjau tentang tujuan
pemakaian diagram alir.Diagram alir ini memeberikan pola dalam bentuk
gambar dari perubahan meterial dan energi yang terjadi dalam proses kimia
dan operasinya, dan pula terdapat macam-macam alat proses dan metode
pengendalian.Kemungkinan suatu diagram alir hanya memuat kuantita
bahan-bahan, kondisi operasi beserta alat-alat yang utama saja, sedang
insrumen tidak dimasukakan. Maka timbul berbagai macam diagram alir.
Diagram alir tersebut sangat bermanfaat dalam pengembangan perancangan
pabrik,penyusunan laporan, mempelajari operasi pabrik, pemberian insruksi
oleh pengawas kepada para operator.
Diagram alir proses sangat bermanfaat untuk mempelajari proses pada tugas
perancangan. Urutan proses dan operasi ditunjukkan secara jelas. Suhu,
tekanan dan kuantita bahan yang perlu ditunjukkan dicantumkan dalm
diagram ini. Dari kondisi operasi dan urutanproses dapat dikembangkan
lebih lanjut kearah penyusunan diagram alir teknik yang lebih lengkap
7. Jelaskan bagaimana spesifikasi bahan yang baik dan tepat dalam suatu pabrik
kimia tersebut ?
(Waktu : 5 Menit)
Penyelesaian :
Spesifikasi bahan-bahan
Dalam tugas perancangan pabrik, spesifikasi bahan-bahan baku bahan
pembantu,katalisator maupun produk perlu diberikan.Sifat-sifat fisk dan kimia
yang perlu duketahui tergantung pada tujuannya. Misyaknyaspesifikasi untuk
persyaratan kualitas bahan atau untuk pengguanaan dalam perhitungan neraca
bahan, neraca panas dan seterusnya. Dalam perhintungan sering diperlukan
bantuan data kondisis operasi, seperti suhu dan tekanan. Harga bahan-bahan
tiap satuan kuantita juga perlu diketahui,terutama berguna untuk evaluasi
ekonomi, rencana pembelian bahan-bahan atau penjualan produk. Dari sifatsifat bahan dapat diperkirakan cara penyimpanan bahan dan cara trnsportasi
supaya aman, tidak rusak,tidak mengganggu lingkungan,dst. Misalnya untuk
bahan-bahan beracun,eksplosif,mudah terbakar,tereksida, menyerap air.
Sedangkan untuk bahan bersifat korosif, menentukan pemilihan meterial
konstruksi alat-alat yang dilaluinya.
8. Jelaskan mengapa rancang bangun dan penggunaan He (Heat Exchange) di
Industri itu sangat penting ?
(Waktu : 5 Menit)
Penyelesaian :
Alat penukar kalor ( H.E )
Rancang bangun dan penggunaan H.E menjadi penting karena pada proses
kimia lazim dipergunakan cara penambahan maupun pengurangan panas.
Rancangan H.E. yang lengkap jarang dilaksanakan oleh prose engineer
maupun project engineer.Biasanya dibeli pada pabrik pembuat H.E. garansi
dan rancang bangun dilaksanakan oleh pabrik pembuat H.E. meskipun
demikian ,project engineer harus mengetahui metode rancang bangun dan
fabrikasi H.E., sehingga dapat membantu pada pabrik pembuat H.E., bila
ada kesukaran.
9. Jelaskan bagaimana pengembangan dan pembangunan industri kimia yang
ber skala nasional yang ada diIndonesia ?
(Waktu : 5 Menit)
Penyelesaian :
Pengembangan dan pembangunan industri kimia yang berskala nasional
adalah secara mendasar tentunya tidak dapat dipisahkan dari pengembangan
sektor industri serta sektor kegiatan ekonomi lainnya. Keterkaitan antara
sektor industri, sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya, serta
keterkaitan antra industri dasar-industri hilir dan industri kecil akan
merupakan usaha untuk mendapatkan struktur industri nasional yang bulat dan
mendalam. Atas dasar keterkaitan ini diharapkan secara cepat dan bertahap
bsa tercapai subtitusi import, subtitusi eksport, dan akhirnya mampu
berorientasi eksport dengan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri terlebih
dahulu. Pengembangan industri di Indonesia secara nasional telah digariskan
dalam Rencana Lima Tahun.
10. Tuliskan beberapa industri kunci yang mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan di Indonesia.
Penyelesaian :
Beberapa industri kunci yang cukup berpotensi :
1. Industri Pupuk dan Petrokimia
2. Industri Pulp dan kertas
3. Industri serat sintetis termasuk rayon.
4. Industri bahan kimia asal garam laut
5. Industri Silikat termasuk semen.
6. Industri karet.
11. Tuliskan beberapa cara pengambilan Sulfur dari sumbernya
Penyelesaian :
1. Pengambilan sulfur alamiah dari deposit di dalam tanah (Proses frasch)
2. Pengambilan sulfur alamiah dari deposit gunung berapi.
3. Pengambilan sulfur dari gas buang.
4. Pengambilan sulfur dari batuan sulfida/sulfat
12. Tuliskan 2 macam proses pembuatan asam sulfat serta kelebihannya masingmasing.
Penyelesaian :
1. Proses Kontak, menghasilkan asam dengan konsentrasi 98 %.
2. Proses Kamar Timbal, menghasilkan asam dengan konsentrasi 80 %.
13. Jelaskan / tuliskan tahapan proses pembuatan LNG.
Penyelesaian :
Tahapan pembuatan LNG terbagi atas 2 tahapan utama yaitu :
1. Tahap pengolahan awal (preparasi), yang meliputi :
-
pembagian
minyak
mentah
berdasarkan
hidrokarbon
yang
dikandungnya.
Penyelesaian :
-
Proses Isomerisasi
Proses Reforming.
Mont Cenis
American (large)
Haber Boscn
Fauser- Montecat
American (Small)
Casale
Claude
Du Pont
DAFTAR PUSTAKA