“HEAT EXCHANGER”
GRUP I
LEMBAR PENGESAHAN
“HEAT EXCHANGER”
GRUP I
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia II ini dengan judul “Heat Exchanger”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V.Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing di Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak. Ir. Ketut Sumada, MS.selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
2. Bapak Ir. Mu’tasim Billah, MS. selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
Praktikan sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan.Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan saran,
seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
program studi Teknik Kimia.
Surabaya, 15 November2019
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI
Penukar panas atau heat exchanger merupakan suatu alat yang dapat
memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem yang lain tanpa terjadi
perpindahan massa dari sistem satu ke sistem yang lain. Pertukaran panas terjadi
karena adanya kontak, baik antara fluida yang terdapat sekat pemisah maupun
fluida yang bercampur langsung. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
menggunakan alat penukar panas atau heat exchanger bertujuan untuk
mempelajari dan memahami prinsip kerja alat tersebut. Perancangan dilakukan
berdasarkan nilai koefisien perpindahan panas overall. Adapun prosedur dari
percobaan heat exchanger sebagai berikut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan pompa air dan
air dialirkan untuk mengisi tangki pemanas, kemudian mengukur densitas air
dengan piknometer. Kemudian memanaskan air selama ±1,5 jam. Amati suhu
pada termometer dan catat setelah suhu konstan. Alirkan air yang telah
dipanaskan menuju pipa yang berlawanan arah dengan pendingin. Ulangi
percobaan dengan variabel bukaan pipa air panas dan waktu yang telah
ditentukan.
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan variabel bukaan kran 1,5; 2;
2,5; dan 3 dengan variabel waktu 5 detik, diperoleh nilai koefisien perpindahan
panas (Ud) sebesar 262,2; 270,79; 408,85;dan 462,01Btu/hr.ft2.oF. Berdasarkan
data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan panas untuk air
yang diperoleh tidak sesuai dengan data ketentuan pada literatur, dimana harga UD
untuk air berkisar antara 200-500 Btu/jam.ft².⁰F. Hanya dua data yang memenuhi
ketentuan nilai UD pada litelatur.
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja heat exchanger.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis heat exchanger.
3. Untuk dapat mengetahui nilai koefisien desain perpindahan panas overall (Ud)
dari hasil percobaan
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mempertimbangan pemilihan komponen dalam
penyusunan heat exchanger.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
heat exchanger.
3. Agar praktikan dapat mengaplikasian penggunaan heat exchanger dalam
industri kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
k: konstanta
𝑑𝑇
: gradien suhu aliran panas
𝑑𝑥
b. Konveksi
Konveksi merupakan proses perlindungan kalor dengan media atau
benda yang menghantarkan kalor juga turut berpindah seolah-olah kalor
dibawah oleh media tersebut. Proses perindahan kalor ini umumnya terjadi
dari benda padat ke fluida baikcair maupun gas. Kalor yang dipindahkan
secra konveksi dinyatakan dengan persamaan Newton.
𝑞 = −ℎ. 𝐴. 𝑑𝑇............................................................................(2)
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
h : koefisien perpindahan panas (m2k)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
dT: perubahan suhu (K)
c. Radiasi
Pada proses radiasi, panas diubah menjadi gelombang ektromagnetik
yang merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang
tersebut mengenai suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi
(diteruskan), refleksi ( dipantulkan ) dan absorpsi ( diserap ) dan menjadi
kalor.hal itu tergantung pada jenis benda.
Menurut hukum Stefan Boltzman tentang radiasi panas dan berlaku
hanya untuk benda hitam, bahwa kalor yang dipancarkan ( dari benda hitam )
dengan laju yang sebanding dengan pangkat empat temperatur absolut benda
itu dan berbanding lurus dengan permukaan benda secra matematis dapat
ditulis :
𝑞 = 𝜎. 𝐴. 𝑇 4 ....................................................................................(3)
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
𝜎 : konstanta Stefan Boltzman ( 5,67.10-8Wm-2k-4)
II.1.3 Klasifikasi Alat Penukar Panas
Alat penukar panas (kalor) merupakan suatu peralatan dimana terjadi
perpindahan panas atau fluida yang temperaturnya lebih tinggi kepada fluida yang
lain yang lebih rendah. Proses perpindahan panas ini dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung adapun pembagiaannya adalah
1. Alat penukar kalor langsung, Fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida yang dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu
bejana atau ruangan tertentu.
2. Alat penukar kalor tidak langsung (indirect contact) dengan fluida dingin.
Jadi proses perpindahan panas melalui perantara,seperti pipa,pelat dan
peralatan yang lain
Peralatan yang masuk pada kelompok pertama adalah seperti condensor pesawat
disuper heater pada ketel untuk water di aerator . Sedangkan pada jenis kelompok
kedua adalah jenis alat seperti condensor,super heater, shell and tube,air preheater
dan lainnya. (Putra,2017)
II.1.4 Heat Exchanger
Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana terjadi aliran perpindahan
panas diantara dua fluida atau lebih pada temperature yang berbeda,dimana fluida
tersebut keduanya yaitu fluida mengalir terpisah satu sama lain biasanya oleh pipa
silindris. Dalam heat exchanger tersebut keduanya yaitu mengalir terpisah satu
sama lain biasanya oleh pipa silindris . Fluida dengan temperature yang lebih
tinggi akan mengalirkan panas ke fluida yang bertemperature lebih
rendah.(Sudrajat,2017)
Keterangan :
T1, T2 : Temperatur fluida panas yang masuk dan keluar ( oF )
t1,t2 : temperatur fluida dingin yang masuk dan keluar( oF )
3. Perhitungan Luasan Aliran
A. Luasan fluida pada tube
𝐼𝐷 𝑥 𝐶 𝑥 𝐵
𝑎= ...........................................................................................(6)
144 𝑝𝑡
Keterangan :
a: luas (ft2)
ID : inside diameter
C: spesifik fluida dingin (Btu/lboF)
B: buffle spacing (in)
a’t : eksternal surface tube (ft)
n : nomor pada fase tube
Keterangan :
Gs : Kecepatan aliran massa pada shell (lb/hr.ft2)
Gt : kecepatan aliran massa pada tube (lb/hr.ft2)
m : massa
Keterangan :
ID : inside diameter (ft)
G : mass velocity ( lb/hr.ft2)
µ: viskositas (ft/hr)
6. Perhitungan Bilangan Prandtl
A. Bilangan Prandtl pada shell
𝐶𝑠 𝑥 𝜇𝑠
Pr = ............................................................................................(11)
𝑘𝑠
Keterangan :
C : kapasitas panas ( Btu/lb )
k : konduktivitas thermal ( Btu/hr.ft2.oF /ft)
Pr : tekanan (psi)
Keterangan :
µw: viskositas tube well temperature (lb/ft.hr)
8. Perhitungan koefisien perpindahan panas
ℎ 𝑘
= 𝐽𝐻 𝑥 𝑥 𝑃𝑟 1/3..............................................................(14)
∅ 𝐷
Keterangan :
h : koeffisien perpindahan panas ( Btu/hr.ft2.oF )
∅ : viskositas rasio
JH : faktor perpindahan panas
K : konduktivitas thermal (Btu/hr.ft2.oF /ft)
D : diameter ( ft)
9. Perhitungan koefisien konveksi
𝐼𝐷𝑡 ℎ𝑖
ℎ𝑖𝑜 = 𝑄𝑡 𝑥 𝑥 .............................................................................(15)
𝑂𝐷𝑡 𝑄𝑡
Keterangan :
hio:koeffisien perpindahan panas pada permukaan dan luar pipa
(Btu/hr.ft2.oF)
10. Koeffisien perpindahan panas menyeluruh saat kotor
𝐴 = 𝑁𝑡 𝑥 𝐿 𝑥 𝑎′′....................................................................................(16)
𝑄
𝑈𝑑 = ...................................................................................(17)
𝐴 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷
ℎ𝑖𝑜 𝑥 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = .........................................................................................(18)
𝑈𝑐 𝑥 𝑈𝑑
𝑈𝑐−𝑈𝑑
𝑅𝑑 = 𝑈𝑐 𝑥 𝑈𝑑 ..........................................................................................(19)
Keterangan :
Uc, Ud : clean and design overall coefisien ( Btu/hr.ft2 oF)
Rd : Kombinasi faktor pengotor (hr.ft2.oF/Btu)
(Muchammad, 2017)
II.3SifatBahan
1. Air
A. Sifat fisika
1) Fase : Cair
2) Warna: tidak berwarna
3) Titik didih : 100 0C
4) Titik beku: 0 0C
5) Spesific gravity: 1
B. Sifat Kimia
1) Rumus molekul : H2O
2) Berat Molekul : 18,02 gr/mol
(Perry,1997 “water”)
C. Fungsi : Sebagai fluida yang mengalir pada pipa heat exchanger
II.4 Hipotesa
Pada percobaan heat exchanger diharapkan nilai koefisien perpindahan
panas overall yang didapatkan sesuai dengan yang ada di literatur dan dipenaruhi
oleh suhu, kecepatan aliran, dan faktor pengotor.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Alat heat exchanger
3. Thermometer
4. Ember
5. Gelasukur
III.3 GambarAlat
GelasUkur Stopwatch
Ember Thermometer
III.4 Prosedur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Massa air Ud
Massa air panas Q air panas Q air dingin
dingin ∆ T LMTD A (ft) (Btu/hr.
(lbm/hr) (Btu/hr) (Btu/hr)
(lbm/hr) ft²/°F)
20000
15000 y = 676.95x + 12315
R² = 0.8194
10000
5000
0
0 5 10 15 20 25
∆LMTD
akan semakin besar. Pada percobaan diperoleh ΔTLMTD semakin besar untuk
bukaan kran yang semakin besar.
Grafik Q panas Vs Ud
500
400
300
Ud
untuk fluida panas dan fluida dingin berupa air, adalah 250 sampai dengan 500.
Sehingga nilai UDmemiliki nilai yang sesuai dengan standar yang ada.Pada
bukaan kran 1,5 didapatkan Ud 262,2 Btu/hr.ft2.oF.Pada bukaa kran 2 didapatkan
nilai Ud yakni 270,79 Btu/hr.ft2.oF serat pada bukaan kran 2,5 diperoleh Ud
408,85 Btu/hr.ft2.oF dan pada bukaan kran 3 diperoleh nilai Ud 462,01
Btu/hr.ft2.oF. Dari hasil yang didapat bahwa semakin besar bukaan kran yang
diberikan maka nilai Ud yang didapat juga akan semakin besar pula,dan Ud yang
didapat sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa Ud berda pada range 250 –
500Btu/hr.ft2.oF
25000
20000
15000
y = 676.95x + 12315
10000 R² = 0.8194
5000
0
0 5 10 15 20 25
∆LMTD
Grafik Q dingin Vs Ud
500
400
300
Ud
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1 Kesimpulan
Pada praktikum Heat Exchanger yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) meningkat seiring dengan
besarnya nilai laju perpindahan kalor (Q).
2. Nilai perpindahan panas (Q) fluida panas pada percobaan hampir sama
dengan nilai perpindahan panas (Q) fluida dingin.
3. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) terbesar untuk tiap – tiap bukaan
kran 1,5; 2; 2,5; dan 3 adalah sebesar
262,6;270,79;408,85;462,01Btu/hr.ft2.oF
IV.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam pembacaan thermometer agar
hasil percobaan akurat.
2. Sebaiknya menghitung waktu keluarnya air dari pipa dengan lebih tepat
atau dapat menggunakan bantuan stopwatch.
3. Sebaiknya air yang digunakan pada percobaan ini adalah air yang bersih.
Karena jika yang digunakan adalah air yang kotor, maka akan
menimbulkan kerak-kerak pada dinding pipa yang akan mengurangi
keakuratan hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Hendri.2013. “Kajian kinerja penukar panas tipe shell and tube satuhaluan
dengan pengontrolan suhu outlet”. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan. Vol 9 hal 159.
Syaichurrozi,Iqbal dkk. 2014. “Kajian performa alat penukar panas plate and
frame: pengatur umpan dana ah terhadap koefisien perpindahan panas
menyeluruh”. Jurnal teknik energy vol 11, hal 11-13
LAMPIRAN 1
Tabel Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Temperatur
Waktu T1 T2 t1 t2
Bukaan
(detik) (°C) (°C) (°C) (°C)
1,5 5 54 50 39 41
2 5 52 49 40 42
2,5 5 50 47 41 43
3 5 48 46 42 44
Kecepatan Kecepatan
Waktu Volume Air Panas (ml) Volume Air Densitas
Bukaan Volumetrik Volumetrik
(detik)
1 2 3 Rata-rata Air Panas (ml/s) Dingin (ml) Air dingin (ml/s) (gr/ml)
1,5 5 2280 2310 2300 2297 459,3 3215 918,666667 1,0358
2 5 2520 2480 2510 2503 500,7 2908 751,000002 1,0358
2,5 5 25700 2600 2580 2583 516,7 5026 775 1,0358
3 5 2650 2680 2670 2667 533,3 3845 533,3333332 1,0358
Diketahui:
a) Diameter pipaluar 2” (OD) = 2,38 in = 0,1983 ft
b) Diameter pipadalam 1,25” (OD) = 1,66 in = 0,1382 ft
(Data diambil dari Tabel 11 Kern)
c) Panjangpipa (L) = 305 cm = 3,05 m = 10 ft
𝑇1 + 𝑇2 140+113
d) Suhu rata-rata air panas (Tav) = = = 136,5 ℉, maka
2 2
2. Densitas air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ air = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,555−16,6601
= 25
𝑔𝑟
= 1,0358 𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑙𝑏𝑚
= 475,74294 = 3776,04086
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑗𝑎𝑚
4. Lajuperpindahankalor (Q)
Air dingin:
Q = m.Cp.(t2-t1)
𝑙𝑏𝑚 𝐵𝑡𝑢 Btu
=7552,08172 𝑗𝑎𝑚 𝑥 1 𝑙𝑏𝑚℉ 𝑥(105,8 − 102,2)ᵒF = 27187,49419 jam
Air panas:
Q = m.Cp.(T1-T2)
𝑙𝑏𝑚 𝐵𝑡𝑢 Btu
= 3776,04086 𝑗𝑎𝑚 𝑥 1 𝑙𝑏𝑚℉ 𝑥(129,2 − 122)ᵒF = 27187,49419 jam
5. ∆T LMTD =
T1 - t 2 T2 - t 1 = (129,2−105,8)−(122−102,2) = 21,55℉
ln T1 - t 2 /T2 - t 1 ln(129,2−105,8)/(122−102,2)
6. Diameter inner pipa
𝐷𝑜−𝐷𝑖 0,138−0,115
D = ln 𝐷𝑜/𝐷𝑖 = = 0,153 𝑓𝑡
ln(0,138/0,115)
LAMPIRAN 2