Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II

“HEAT EXCHANGER”

GRUP I

1. Devri Eko Nurwahyuwono (17031010053)


2. Viola Eka Afrienty (17031010078)

Tanggal Percobaan :11 November 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
HEAT EXCHANGER

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA II

“HEAT EXCHANGER”

GRUP I

1. Devri Eko Nurwahyuwono (17031010053)


2. Viola Eka Afrienty (17031010078)

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Dosen Pembimbing

(Ir. Ketut Sumada, MS) ( Ir. Mu’tasim Billah, MS)


NIP 19620118 198803 1 001 NIP. 19600504 198703 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II i


HEAT EXCHANGER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi Teknik
Kimia II ini dengan judul “Heat Exchanger”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia II yang diberikan pada semester V.Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing di Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak. Ir. Ketut Sumada, MS.selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik
Kimia.
2. Bapak Ir. Mu’tasim Billah, MS. selaku dosen pembimbing praktikum.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
Praktikan sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan.Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan saran,
seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini.Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
program studi Teknik Kimia.

Surabaya, 15 November2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II ii


HEAT EXCHANGER

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................... i


Kata Pengantar ............... .................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Intisari ............................................................................................................... iv
Bab 1 Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan ................................................................................... 1
I.3 Manfaat.................................................................................................. 1
Bab 2 Tinjauan Pustaka
II.1 Secara Umum ........................................................................................ 2
II.2 Faktor-Faktor ......................................................................................... 9
II.3 Sifat Bahan ......................................................................................... 10
II.4 Hipotesa ............................................................................................... 11
Bab 3 Pelaksanaan Praktikum
III.1 Bahan Yang Digunakan .................................................................... 12
III.2 Alat Yang Digunakan......................................................................... 12
III.3 Gambar Alat ...................................................................................... 12
III.4 Rangkaian Alat ................................................................................. 13
III.5 Prosedur Percobaan ............................................................................ 14
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
IV.1 Tabel Hasil Perhitungan..................................................................... 15
IV.2 Grafik ................................................................................................. 17
IV.3 Pembahasan ....................................................................................... 17
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan ......................................................................................... 20
V.2 Saran .................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ................................................................................................... 21
Lampiran 1 .................................................................................................. ..... 22
Lampiran 2 .................................................................................................. ..... 25

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iii


HEAT EXCHANGER

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iv


HEAT EXCHANGER

INTISARI

Penukar panas atau heat exchanger merupakan suatu alat yang dapat
memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem yang lain tanpa terjadi
perpindahan massa dari sistem satu ke sistem yang lain. Pertukaran panas terjadi
karena adanya kontak, baik antara fluida yang terdapat sekat pemisah maupun
fluida yang bercampur langsung. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
menggunakan alat penukar panas atau heat exchanger bertujuan untuk
mempelajari dan memahami prinsip kerja alat tersebut. Perancangan dilakukan
berdasarkan nilai koefisien perpindahan panas overall. Adapun prosedur dari
percobaan heat exchanger sebagai berikut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan pompa air dan
air dialirkan untuk mengisi tangki pemanas, kemudian mengukur densitas air
dengan piknometer. Kemudian memanaskan air selama ±1,5 jam. Amati suhu
pada termometer dan catat setelah suhu konstan. Alirkan air yang telah
dipanaskan menuju pipa yang berlawanan arah dengan pendingin. Ulangi
percobaan dengan variabel bukaan pipa air panas dan waktu yang telah
ditentukan.
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan variabel bukaan kran 1,5; 2;
2,5; dan 3 dengan variabel waktu 5 detik, diperoleh nilai koefisien perpindahan
panas (Ud) sebesar 262,2; 270,79; 408,85;dan 462,01Btu/hr.ft2.oF. Berdasarkan
data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan panas untuk air
yang diperoleh tidak sesuai dengan data ketentuan pada literatur, dimana harga UD
untuk air berkisar antara 200-500 Btu/jam.ft².⁰F. Hanya dua data yang memenuhi
ketentuan nilai UD pada litelatur.

Kata Kunci : heat exchanger; koefisien overal perpindahan panas;

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II v


HEAT EXCHANGER

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penukaran panas atau heat exchanger adalah suatu alat yang dapat
memindahkan panas dari satu sistem ke sistem yang lain tanpa terjadi perpindahan
massa, dari satu sistem ke sistem lainnya. Pertukaran panas terjadi karena adanya
kontak, baik antara fluida yang terdapat sekat pemisah maupun fluida yang
terdapat bercampur langsung. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemrosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat ini mempunyai
peranan penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Alat penukar panas
sangat penting dalam suatu proses dan sangat luas dipakai di dunia
industri,terutama dalam industri kimia yang membutuhkan energi panas dalam
kapasitas besar . Berdasarkan hal tersebut pada praktikum kali ini dilakukan
percobaan menggunakan alat penukar panas atau heat exchanger untuk
mempelajari dan memahami prinsip kerja alat tersebut . Perancangan dilakukan
berdasarkan nilai koefisien desain perpindahan panas over all.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja heat exchanger.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis heat exchanger.
3. Untuk dapat mengetahui nilai koefisien desain perpindahan panas overall (Ud)
dari hasil percobaan

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mempertimbangan pemilihan komponen dalam
penyusunan heat exchanger.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
heat exchanger.
3. Agar praktikan dapat mengaplikasian penggunaan heat exchanger dalam
industri kimia.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


HEAT EXCHANGER

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


HEAT EXCHANGER

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Alat penukar kalor adalah unit yang memindahkan aliran energi thermal
antara dua fluida aau lebih pada keadaan temperature yang berbeda sehingga
secara umum alat penukar kalor dapat digunakan sebagai alat untuk memanaskan
atau mendinginkan fluida,tergantung pada proses yang diinginkan . Sebagaimana
diketahui bahwa panas dapat berlangsung dengan 3 cara yakni mekanisme
perpindahan kalor itu sendiri berlainan adanya . Adapun perpindahan panas itu
dapat dilaksanakan dengan :
1. Secara molekular yang disebut dengan konduksi
2. Secara aliran yang disebut dengan konveksi
3. Secara gelombang elektromagnetik yang disebut radiasi
Pada umumnya alat penukar kalor menggunakan prinsip perpindahan kalor
yang disampaikan pada poin 1 dan 2 yaitu secara konduksi dan konveksi,akan
tetapi bisa pula terdapat radiasi.(Putra,2013)
Panas atau kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah karena
adanya perbedaan temperature . Panas atau kalor merupakan suatu benuk energi
yang dapat bergerak dari temperature tinggi ke temperature rendah. Ketika panas
atau kalor bergerak maka akan terjadi pertukaran panas dan akan berhenti ketika
kedua tempat tersebut memiliki temperature yang sama.
II.1.2 Mekanisme Perpindahan Panas
Mekanisme perpindahan panas yang terjadi dapat berupa
konduksi,konveksi atau radiasi. Dalam aplikasinya ketiga mekanisme ini dapat
terjadi secara simultan
a. Konduksi
Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan
mengalir tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut
konduksi atau hantaran. Konduksi termal pada logam-logam padat terjadi
akibat gerakan elektron yang terikat dan konduksi termal mempunyai

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


HEAT EXCHANGER

hunungan dengan konduktivitas listrik. Laju perpindahan kalor secara


konduksi sebanding dengan gardien suhu dan dengan konstanta
kesetimbangan (konduksi), maka menjadi persamaan Fourier.
𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘. 𝐴. 𝑑𝑥 ............................................................................(1)

Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
k: konstanta
𝑑𝑇
: gradien suhu aliran panas
𝑑𝑥

b. Konveksi
Konveksi merupakan proses perlindungan kalor dengan media atau
benda yang menghantarkan kalor juga turut berpindah seolah-olah kalor
dibawah oleh media tersebut. Proses perindahan kalor ini umumnya terjadi
dari benda padat ke fluida baikcair maupun gas. Kalor yang dipindahkan
secra konveksi dinyatakan dengan persamaan Newton.
𝑞 = −ℎ. 𝐴. 𝑑𝑇............................................................................(2)
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
h : koefisien perpindahan panas (m2k)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
dT: perubahan suhu (K)
c. Radiasi
Pada proses radiasi, panas diubah menjadi gelombang ektromagnetik
yang merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang
tersebut mengenai suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi
(diteruskan), refleksi ( dipantulkan ) dan absorpsi ( diserap ) dan menjadi
kalor.hal itu tergantung pada jenis benda.
Menurut hukum Stefan Boltzman tentang radiasi panas dan berlaku
hanya untuk benda hitam, bahwa kalor yang dipancarkan ( dari benda hitam )
dengan laju yang sebanding dengan pangkat empat temperatur absolut benda

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


HEAT EXCHANGER

itu dan berbanding lurus dengan permukaan benda secra matematis dapat
ditulis :
𝑞 = 𝜎. 𝐴. 𝑇 4 ....................................................................................(3)
Keterangan :
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
𝜎 : konstanta Stefan Boltzman ( 5,67.10-8Wm-2k-4)
II.1.3 Klasifikasi Alat Penukar Panas
Alat penukar panas (kalor) merupakan suatu peralatan dimana terjadi
perpindahan panas atau fluida yang temperaturnya lebih tinggi kepada fluida yang
lain yang lebih rendah. Proses perpindahan panas ini dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung adapun pembagiaannya adalah
1. Alat penukar kalor langsung, Fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida yang dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu
bejana atau ruangan tertentu.
2. Alat penukar kalor tidak langsung (indirect contact) dengan fluida dingin.
Jadi proses perpindahan panas melalui perantara,seperti pipa,pelat dan
peralatan yang lain
Peralatan yang masuk pada kelompok pertama adalah seperti condensor pesawat
disuper heater pada ketel untuk water di aerator . Sedangkan pada jenis kelompok
kedua adalah jenis alat seperti condensor,super heater, shell and tube,air preheater
dan lainnya. (Putra,2017)
II.1.4 Heat Exchanger
Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana terjadi aliran perpindahan
panas diantara dua fluida atau lebih pada temperature yang berbeda,dimana fluida
tersebut keduanya yaitu fluida mengalir terpisah satu sama lain biasanya oleh pipa
silindris. Dalam heat exchanger tersebut keduanya yaitu mengalir terpisah satu
sama lain biasanya oleh pipa silindris . Fluida dengan temperature yang lebih
tinggi akan mengalirkan panas ke fluida yang bertemperature lebih
rendah.(Sudrajat,2017)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


HEAT EXCHANGER

II.1.5 Klasifikasi Heat Exchanger berdasarkan bentuknya


1. Shell and Tube
Jenis ini merupakan jenis yang banyak dipakai dalam industri
perminyakan, alat ini terdiri dari sebuah shell dimana didalamnya terdapat
suatu badle pipa dengan diameter relatif kecil. Satu jenis fluida mengair
didalam pipa-pipa sedangkan tidak ada fluida yang masi mengalir didalam pipa
disaat fluida mengalir.
2. Double Pipe Heat Exchanger
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam ha
penukar panas dapat digunakan berlawanan arah, aliran baik dengan cairan
panas atau dingin. Cairan yang terkandung dalam ragaan. (Holman,2010)
II.1.6 Klasifikasi Heat Exchanger berdasarkan fungsinya
1. Cooler
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida cair, gas dengan
menggunakan media pendingin cair atau uap. Untuk tipe-tipe cooler yaitu
spirall coil, pipe coil, dan box cooler.
2. Condensor
Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap sebagai
media produknya pendinginnya biasanya digunakan air. Umumnya condensor
memiliki tipe shell and tube dan dapat memiliki dua tipe yaitu vertical dan
horizontal yang masing-masing mempunyai keuntungan tersendiri.
3. Heater
Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan
menggunakan steam atau air yang akan diairkan .
4. Chiller
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperatur rendah.
Sebagai media prendinginnya dapat digunakan air, propane, freon, atau
amoniak.
5. Reboiler
Alat ini digunakan untuk melengkapi panas perpindahan pendidihan yang
diperlukan untuk destilasi.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


HEAT EXCHANGER

6. Air cooled exchanger (Air cooler)


Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida dengan udara. (Yudi,2011)
II.1.7 Klasifikasi Heat Exchanger
1. Crossflow Exchanger
Crossflow exchanger biasa digunakan pada aplikasi pendinginan atau
pemanasan fluida. Dapat dilihat dimana gas bergerak mengalir melintasi pipa.
Sedangkan fluida yang lain terdapat dalam pipam(Holman, 1986)
2. Aliran Co-Current
Penukar panas jenis ini, kedua fluida ( dingin dan panas ) masuk pada
sisi penukar panas sisi penukar panas yang sama, mengalir dengan arah yang
sama dan keluar pada sisi yang sama pula. Karakter penukar panas jenis ini,
temperatur fluida dingin yang keluar dari alat penukar panas tidak dapat
melebihi temperatur fluida panas, sehingga diperlukan media pendinginan
pemanas yang banyak.
3. Aliran Counter- Current
Penukar panas jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masukdan
keluar pada sisi yang berlawanan. Temperatur fluida dingin yang keluar dari
penukar panas lebih tinggi dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar
dari penukar kalor, sehingga dianggap lebih baik dari aliran searah
(Syaichurrozi, 2014).
II.1.8 Aliran Perhitungan pada Heat Exchanger
1. Laju perpindahan panas
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇.....................................................................(4)
Keterangan :
Q : kalor (joule)
m: massa (lbm)
c:kapasitas panas (Btu/lb o F)
∆T : pebedaan temperatur ( o F)
2. Perhitungan Log Mean Temperatur Difference (∆ T LMTD )
(𝑇1 −𝑡2 )−(𝑇2 −𝑡1 )
∆𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑇 −𝑡 .....................................................................(5)
ln 1 2
𝑇2 −𝑡1

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


HEAT EXCHANGER

Keterangan :
T1, T2 : Temperatur fluida panas yang masuk dan keluar ( oF )
t1,t2 : temperatur fluida dingin yang masuk dan keluar( oF )
3. Perhitungan Luasan Aliran
A. Luasan fluida pada tube
𝐼𝐷 𝑥 𝐶 𝑥 𝐵
𝑎= ...........................................................................................(6)
144 𝑝𝑡

B. Luasan fluida tube


𝑁𝑡 𝑥 𝑎′𝑡
𝑎= ..............................................................................................(7)
144

Keterangan :
a: luas (ft2)
ID : inside diameter
C: spesifik fluida dingin (Btu/lboF)
B: buffle spacing (in)
a’t : eksternal surface tube (ft)
n : nomor pada fase tube

4. Perhitungan Kecepatan aliran massa


A. kecepatan aliran massa pada shell
𝑀𝑠
𝐺𝑠 = ..............................................................................................(8)
𝑎

B. kecepatan aliran massa pada tube


𝑀𝑡
𝐺𝑡 = .............................................................................................(9)
𝑎

Keterangan :
Gs : Kecepatan aliran massa pada shell (lb/hr.ft2)
Gt : kecepatan aliran massa pada tube (lb/hr.ft2)
m : massa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


HEAT EXCHANGER

a : flow area (ft2)


5. Perhitungan bilangan Reynold
Bilangan Reynold pada shell dan tube
𝐼𝐷 𝑥 𝐺
𝑅𝑒 = ...........................................................................................(10)
𝜇

Keterangan :
ID : inside diameter (ft)
G : mass velocity ( lb/hr.ft2)
µ: viskositas (ft/hr)
6. Perhitungan Bilangan Prandtl
A. Bilangan Prandtl pada shell
𝐶𝑠 𝑥 𝜇𝑠
Pr = ............................................................................................(11)
𝑘𝑠

B. Bilangan Prandtl pada tube


𝐶𝑡𝑥 𝜇𝑡
Pr = ............................................................................................(12)
𝑘𝑡

Keterangan :
C : kapasitas panas ( Btu/lb )
k : konduktivitas thermal ( Btu/hr.ft2.oF /ft)
Pr : tekanan (psi)

7. Perhitungan rasio viskositas


𝜇
𝑄𝑠, 𝑡 = (𝜇 )0,14....................................................................................(13)
𝑤

Keterangan :
µw: viskositas tube well temperature (lb/ft.hr)
8. Perhitungan koefisien perpindahan panas
ℎ 𝑘
= 𝐽𝐻 𝑥 𝑥 𝑃𝑟 1/3..............................................................(14)
∅ 𝐷

Keterangan :
h : koeffisien perpindahan panas ( Btu/hr.ft2.oF )

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


HEAT EXCHANGER

∅ : viskositas rasio
JH : faktor perpindahan panas
K : konduktivitas thermal (Btu/hr.ft2.oF /ft)
D : diameter ( ft)
9. Perhitungan koefisien konveksi
𝐼𝐷𝑡 ℎ𝑖
ℎ𝑖𝑜 = 𝑄𝑡 𝑥 𝑥 .............................................................................(15)
𝑂𝐷𝑡 𝑄𝑡

Keterangan :
hio:koeffisien perpindahan panas pada permukaan dan luar pipa
(Btu/hr.ft2.oF)
10. Koeffisien perpindahan panas menyeluruh saat kotor
𝐴 = 𝑁𝑡 𝑥 𝐿 𝑥 𝑎′′....................................................................................(16)
𝑄
𝑈𝑑 = ...................................................................................(17)
𝐴 𝑥 ∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷
ℎ𝑖𝑜 𝑥 ℎ𝑜
𝑈𝑐 = .........................................................................................(18)
𝑈𝑐 𝑥 𝑈𝑑
𝑈𝑐−𝑈𝑑
𝑅𝑑 = 𝑈𝑐 𝑥 𝑈𝑑 ..........................................................................................(19)

Keterangan :
Uc, Ud : clean and design overall coefisien ( Btu/hr.ft2 oF)
Rd : Kombinasi faktor pengotor (hr.ft2.oF/Btu)
(Muchammad, 2017)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


HEAT EXCHANGER

II.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Percobaan


1. Tekanan
Semakin besar tekanan maka suhu meningkat sehingga perpindahan panas
yang dihasilkan juga semakin besar
2. Suhu
Jika suhu stabil maka suatu proses operasi semakin mudah untuk
dikendalikan
3. Faktor Pengotor
Semakin besar faktor pengotornya maka perpindahan panas yang dihasilkan
semakin kecil (Syah, 2013).

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


HEAT EXCHANGER

II.3SifatBahan
1. Air
A. Sifat fisika
1) Fase : Cair
2) Warna: tidak berwarna
3) Titik didih : 100 0C
4) Titik beku: 0 0C
5) Spesific gravity: 1
B. Sifat Kimia
1) Rumus molekul : H2O
2) Berat Molekul : 18,02 gr/mol
(Perry,1997 “water”)
C. Fungsi : Sebagai fluida yang mengalir pada pipa heat exchanger

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


HEAT EXCHANGER

II.4 Hipotesa
Pada percobaan heat exchanger diharapkan nilai koefisien perpindahan
panas overall yang didapatkan sesuai dengan yang ada di literatur dan dipenaruhi
oleh suhu, kecepatan aliran, dan faktor pengotor.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


HEAT EXCHANGER

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air

III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Alat heat exchanger
3. Thermometer
4. Ember
5. Gelasukur

III.3 GambarAlat

GelasUkur Stopwatch

Ember Thermometer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


HEAT EXCHANGER

III.4 Rangkain Alat

Alat Heat Exchanger

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


HEAT EXCHANGER

III.4 Prosedur

Tampung volume air panas , catat


volume air panas sesuai variabel
bahan kran

Panaskan air dalam tangki


penampung air panas

Alirkan air panas dan air dingin


pada HE sesuai variabel bukaan
kran

Catat T1,T2,t1,t2. Tentukan densitas


air. Catat volume air dingin

Ulangi percobaan sesuai variabel

Gambar 2. Flowdiagram percobaan HE

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


HEAT EXCHANGER

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Perhitungan


Tabel 1. Perhitungan Koeffisien Perpindahan Panas
Bukaan Temperatur Temperatur kecepatan Kecepatan
C air panas C air dingin
kran air Air panas (°F) Air dingin (°F) volume air volume air
(Btu/lbm°F) (Btu/lbm°F)
panas T₁ T₂ t₁ t₂ panas (ft³/s) dingin (ft³/s)
1,5 129,2 122 102,2 105,8 1 1 0,016076667 0,120575
2 125,6 120,2 104 107,6 1 1 0,017523333 0,131425
2,5 122 116,6 105,8 109,4 1 1 0,018083333 0,27125
3 118,4 114,8 107,6 111,2 1 1 0,018666667 0,28

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


HEAT EXCHANGER

Tabel 2. Perhitungan Koeffisien Design

Massa air Ud
Massa air panas Q air panas Q air dingin
dingin ∆ T LMTD A (ft) (Btu/hr.
(lbm/hr) (Btu/hr) (Btu/hr)
(lbm/hr) ft²/°F)

3776,04086 7552,08172 21,55 27187,49419 27187,49419 4,8042 262,6


4115,829732 6173,7446 17,084 22225,48056 22225,48056 4,8042 270,79
4247,360909 6371,04136 11,677 22935,74891 22935,74891 4,8042 408,85
4384,372551 4384,37255 7,1111 15783,74118 15783,74118 4,8042 462,01

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


HEAT EXCHANGER

IV.2 Grafik dan Pembahasan

Grafik Q panas vs ∆LMTD


30000
25000
Q Panas (Btu/hr)

20000
15000 y = 676.95x + 12315
R² = 0.8194
10000
5000
0
0 5 10 15 20 25
∆LMTD

Gambar 4.2.1 Hubungan antara ΔT LMTD vs Q Air Panas


Berdasarkan gambar 4.2.1 dapat disimpulkan bahwa didapatkan grafik
yang mengalami peningkatan . Hal ini sesuai dengan literatur yang ada, dimana
jika semakin besar debit air panas yang diumpankan dan semakin banyak air
panas yang dikontakkan dengan air pendingin, maka perbedaan suhu (ΔT LMTD)

akan semakin besar. Pada percobaan diperoleh ΔTLMTD semakin besar untuk
bukaan kran yang semakin besar.

Grafik Q panas Vs Ud
500
400
300
Ud

200 y = -0.0167x + 719.83


100 R² = 0.6224
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Q panas (Btu/hr)

Gambar 4.2.2 Hubungan antara Q Air Panas dengan UD (Koefisien Desain)


Berdasarkan gambar 4.2.2 dinyatakan bahwa didapatkan grafik
mengalami penurunan . Hal ini sesuai dengan literatur diketahui bahwa nilai UD
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17
HEAT EXCHANGER

untuk fluida panas dan fluida dingin berupa air, adalah 250 sampai dengan 500.
Sehingga nilai UDmemiliki nilai yang sesuai dengan standar yang ada.Pada
bukaan kran 1,5 didapatkan Ud 262,2 Btu/hr.ft2.oF.Pada bukaa kran 2 didapatkan
nilai Ud yakni 270,79 Btu/hr.ft2.oF serat pada bukaan kran 2,5 diperoleh Ud
408,85 Btu/hr.ft2.oF dan pada bukaan kran 3 diperoleh nilai Ud 462,01
Btu/hr.ft2.oF. Dari hasil yang didapat bahwa semakin besar bukaan kran yang
diberikan maka nilai Ud yang didapat juga akan semakin besar pula,dan Ud yang
didapat sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa Ud berda pada range 250 –
500Btu/hr.ft2.oF

Grafik Q Dingin vs ∆LMTD


30000
Q Dingin (Btu/hr)

25000

20000

15000
y = 676.95x + 12315
10000 R² = 0.8194

5000

0
0 5 10 15 20 25
∆LMTD

Gambar 4.2.3 Hubungan antara ΔT LMTD dengan Q air dingin


Berdasarkan gambar 4.2.3 disimpulkan bahwa didapatkan grafik yang
mengalami peningkatan. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang ada.
Berdasarkan teori, jika debit air dingin dibuat tetap, sedangkan debit air panas
yang diumpankan semakin besar maka suhu air dingin akan meningkat dan
perbedaan suhu (ΔT LMTD) semakin besar. Namun pada percobaan diperoleh
ΔTLMTD semakin kecil untuk bukaan kran yang semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


HEAT EXCHANGER

Grafik Q dingin Vs Ud
500
400
300
Ud

200 y = -0.0167x + 719.83


100 R² = 0.6224
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Q Dingin (Btu/hr)

Gambar 4.2.4. Hubungan antara Q Air Dingin dengan UD (Koefisien Desain)


Berdasarkan gambar 4.2.4. dapat dinyatakan bahwa didapatkan data yang
mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur bahwasemakin
besar laju perpindahan kalor air dingin maka semakin besar nilai koefisien
perpindahan kalor dan diketahui nilai UD untuk fluida panas dan fluida dingin
berupa air, adalah 250 - 500 Btu/hr.ft2.oFSehingga nilai UD memiliki nilai yang
sesuai dengan standar yang ada.Pada bukaan kran 1,5 didapatkan Ud 262,2
Btu/hr.ft2.oF.Pada bukaa kran 2 didapatkan nilai Ud yakni 270,79 Btu/hr.ft2.oF
serat pada bukaan kran 2,5 diperoleh Ud 408,85 Btu/hr.ft2.oF dan pada bukaan
kran 3 diperoleh nilai Ud 462,01 Btu/hr.ft2.oF. Dari hasil yang didapat bahwa
semakin besar bukaan kran yang diberikan maka nilai Ud yang didapat juga
akan semakin besar pula,dan Ud yang didapat sudah sesuai dengan teori yang
ada bahwa Ud berda pada range 250 – 500Btu/hr.ft2.oF

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19


HEAT EXCHANGER

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 Kesimpulan
Pada praktikum Heat Exchanger yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) meningkat seiring dengan
besarnya nilai laju perpindahan kalor (Q).
2. Nilai perpindahan panas (Q) fluida panas pada percobaan hampir sama
dengan nilai perpindahan panas (Q) fluida dingin.
3. Nilai koefisien perpindahan panas (UD) terbesar untuk tiap – tiap bukaan
kran 1,5; 2; 2,5; dan 3 adalah sebesar
262,6;270,79;408,85;462,01Btu/hr.ft2.oF

IV.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih cermat dalam pembacaan thermometer agar
hasil percobaan akurat.
2. Sebaiknya menghitung waktu keluarnya air dari pipa dengan lebih tepat
atau dapat menggunakan bantuan stopwatch.
3. Sebaiknya air yang digunakan pada percobaan ini adalah air yang bersih.
Karena jika yang digunakan adalah air yang kotor, maka akan
menimbulkan kerak-kerak pada dinding pipa yang akan mengurangi
keakuratan hasil pengamatan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20


HEAT EXCHANGER

DAFTAR PUSTAKA

Holman,P.1986. “Heat Transfer”. New York:Mc Graw Hill.

Muchammad.2017. “analisis penurunan performa heat exchanger stabilizer re-


boiler oliezo di PT Pertamina Refiners unit IV cilacap”. Jurnal momentum vol
13, hal 2

Perry, R.H. dan Green D.W.1999. “Perry’s Chemical Engineers Handbook


Seventh Edition”. Singapure: Mc Graw Hill Book Company.

Syah, Hendri.2013. “Kajian kinerja penukar panas tipe shell and tube satuhaluan
dengan pengontrolan suhu outlet”. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan. Vol 9 hal 159.

Syaichurrozi,Iqbal dkk. 2014. “Kajian performa alat penukar panas plate and
frame: pengatur umpan dana ah terhadap koefisien perpindahan panas
menyeluruh”. Jurnal teknik energy vol 11, hal 11-13

Setiawan,dkk.2015. ‘Perpindahan panas pada heat exchanger double pipa


dengan sirip berbentuk siku empat”. Jurnal rekayasa kima vol 10,hal 49.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21


HEAT EXCHANGER

LAMPIRAN 1
Tabel Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Temperatur
Waktu T1 T2 t1 t2
Bukaan
(detik) (°C) (°C) (°C) (°C)

1,5 5 54 50 39 41

2 5 52 49 40 42

2,5 5 50 47 41 43

3 5 48 46 42 44

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22


HEAT EXCHANGER

Tabel 2. Pengamatan Kecepatan Volumetrik Fluida

Kecepatan Kecepatan
Waktu Volume Air Panas (ml) Volume Air Densitas
Bukaan Volumetrik Volumetrik
(detik)
1 2 3 Rata-rata Air Panas (ml/s) Dingin (ml) Air dingin (ml/s) (gr/ml)
1,5 5 2280 2310 2300 2297 459,3 3215 918,666667 1,0358
2 5 2520 2480 2510 2503 500,7 2908 751,000002 1,0358
2,5 5 25700 2600 2580 2583 516,7 5026 775 1,0358
3 5 2650 2680 2670 2667 533,3 3845 533,3333332 1,0358

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23


HEAT EXCHANGER

Diketahui:
a) Diameter pipaluar 2” (OD) = 2,38 in = 0,1983 ft
b) Diameter pipadalam 1,25” (OD) = 1,66 in = 0,1382 ft
(Data diambil dari Tabel 11 Kern)
c) Panjangpipa (L) = 305 cm = 3,05 m = 10 ft
𝑇1 + 𝑇2 140+113
d) Suhu rata-rata air panas (Tav) = = = 136,5 ℉, maka
2 2

Cp air panas = 1 Btu/lb.ᵒF


𝑡2+ 𝑡1 84,2+80,6
Suhu rata-rata air pendingin (tav) = = = 82,4 ℉, maka
2 2

Cp air pendingin = 1 Btu/lb.ᵒF


(Data diambil dari Grafik 2 Kern)
Perhitungan untuk bukaan kran air panas 1 dan kran air dingin 2
1. Debit air
Volume rata-rata air dingin yang ditampung selama 5 detik =3215 ml
𝑉 3215 𝑚𝑙 ml
Q = = = 642,999
𝑡 5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 detik

Volume air panas yang ditampungselama 5 detik = 2413 ml


𝑉 2413 𝑚𝑙 ml
Q= = = 428,7 detik
𝑡 5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

2. Densitas air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ air = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,555−16,6601
= 25
𝑔𝑟
= 1,0358 𝑚𝑙

3. Massa air yang masuk HE


𝑚𝑙 𝑔𝑟
Air dingin :𝑚̇ = Q . ρ = 918,666667 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 1,0358 𝑚𝑙
𝑔𝑟 𝑙𝑏𝑚
= 713,666189642 = 7552,08172
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 𝑔𝑟
Air panas :𝑚̇ = Q . ρ = 459,3 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 1,0358 𝑚𝑙

𝑔𝑟 𝑙𝑏𝑚
= 475,74294 = 3776,04086
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑗𝑎𝑚

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24


HEAT EXCHANGER

4. Lajuperpindahankalor (Q)
Air dingin:
Q = m.Cp.(t2-t1)
𝑙𝑏𝑚 𝐵𝑡𝑢 Btu
=7552,08172 𝑗𝑎𝑚 𝑥 1 𝑙𝑏𝑚℉ 𝑥(105,8 − 102,2)ᵒF = 27187,49419 jam
Air panas:
Q = m.Cp.(T1-T2)
𝑙𝑏𝑚 𝐵𝑡𝑢 Btu
= 3776,04086 𝑗𝑎𝑚 𝑥 1 𝑙𝑏𝑚℉ 𝑥(129,2 − 122)ᵒF = 27187,49419 jam

5. ∆T LMTD =
T1 - t 2  T2 - t 1  = (129,2−105,8)−(122−102,2) = 21,55℉
ln T1 - t 2  /T2 - t 1  ln(129,2−105,8)/(122−102,2)
6. Diameter inner pipa
𝐷𝑜−𝐷𝑖 0,138−0,115
D = ln 𝐷𝑜/𝐷𝑖 = = 0,153 𝑓𝑡
ln(0,138/0,115)

7. Luas permukaan perpindahan kalor


A = 𝜋𝑥𝐷𝑥𝐿 = 3,14 𝑥 0,153 𝑥 10 = 4,8042 𝑓𝑡 2
8. Koefisien perpindahan panas pipa dingin
Btu
𝑄 27187,49419 jam 𝐵𝑡𝑢 2 0
𝑈𝐷 = = = 262,6 𝑓𝑡 𝐹
𝐴𝑥∆𝑡 4,8042 𝑓𝑡 2 𝑥 21,55℉ 𝑗𝑎𝑚

Hasil perhitungan UD memenuhi syarat UD standar pada literature buku


“Process Heat Transfer” Tabel 8 oleh Kern. Karena pada literatur UD terpenuhi
apabila mencapai 250 sampai dengan 500.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25


HEAT EXCHANGER

LAMPIRAN 2

Gambar 1. Proses Gambar 2. Proses Gambar 3. Proses


pengukuran volume pengukuran volume pemanasan air
air dingin air panas selama 2 jam

Gambar 4. Hasil Gambar 5. Hasil Gambar 6. Hasil


penimbangan penimbangan pengukuran suhu T1
piknometer kosong piknometer isi air
dingin

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26

Anda mungkin juga menyukai