Anda di halaman 1dari 22

I.

Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )

Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi
yang merata di sepanjang masa penggunaannya.Sehingga aset tetap akan
mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode lainnya
hingga aktiva tetap tersebut tidak digunakan kembali dalam kegiatan operasional
perusahaan. Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu,sifatnya
permanen dan dipakai dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang
serta mempunyai nilai yang cukup material.
Dengan rumus penyusutan :

Biaya perolehan aktiva−Perkiraannilai sisa


Beban penyusutan =
umur ekonomis aktiva dalamtahun

untuk mencari besarnya persentase penyusutan, bisa dicari dengan rumus:

Beban penyusutan tiap periode


persentase penyusutan = x 100
Biaya perolehan aktiva

Keterangan:

o Biaya perolehan aktiva yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan


untuk memperoleh aktiva sampai aktiva itu siap di operasikan
o Perkiraan nilai sisa aktiva yaitu nilai taksir yang mungkin dapat diperoleh
melalui aktiva yang sudah lewat masa pemakaiannya

Metode Depresiasi Page 1


Contoh Soal
Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp 14.000.000,00. Diperkirakan
aktiva itu bisa dimanfaatkan selama 6 tahun dengan taksiran nilai sisanya Rp
2.000.000,00 . Tentukanlah besarnya beban penyusutan tiap tahun dan Persentase
penyusutan per tahun
Jawab:
Diketahui :
Biaya perolehan aktiva = Rp.14.000.000,00
Perkiraan nilai sisa aktiva = Rp.2.000.000,00
umur ekonomis aktiva dalam tahun = 6 tahun

metode garis lurus


Biaya perolehan aktiva−Perkiraannilai sisa
Beban penyusutan =
umur ekonomis aktiva dalamtahun

Rp 14.000 .000−Rp 2.000 .000


Beban penyusutan =
6

Beban penyusutan = Rp 2.000.000,00

Maka, besarnya penyusutan tiap tahun, yaitu Rp 2.000.000,00

Beban penyusutan tiap periode


persentase penyusutan = x 100
Biaya perolehan aktiva

Rp 2.000 .000
persentase penyusutan = x 100
Rp 14.000 .000

Rp 2.000 .000
persentase penyusutan = x 100
Rp 14.000 .000

persentase penyusutan = 0,14 x 100 = 14%

Maka, besarnya persentase penyusutan tiap tahun, yaitu 14%

Metode Depresiasi Page 2


II. Metode keseimbangan menurun (Declining – line method)

Metode keseimbangan menurun beranggapan bahwa nilai asset menurun


lebih cepat pada tahun-tahun awal dari pada tahun-tahun akhir dari usia kegunaan.
Metode saldo menurun merupakan bentuk yang popular untuk mempercepat
depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan
oleh metode garis lurus. Oleh karena itu metode saldo menurun dikenal juga
sebagai saldo menurun ganda. Utk penyusutan fiskal menggunakan metode garis
lurus dan metode saldo menurun ganda. Jadi saldo menurun ganda adalah saldo
menurun yang menggunakan tarip penyusutan dua kali dari yang digunakan
metode garis lurus.

Rumus :

Keterangan :

R = Laju depresiasi setiap tahun

dk = Nilai depresiasi pada tahun ke-k

dk* = Jumlah kumulatif depresiasi sampai tahun ke-k

BVk = Nilai buku pada akhir tahun ke –k

Metode Depresiasi Page 3


III. Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Year Digits Method )

Metode Penyusutan jumlah angka tahun pada dasarnya sama dengan


penyusutan saldo menurun berganda, di mana jumlah beban akan disusutkan
menurun setiap tahunnya . Penyusutan jumlah angka tahun menggunakan
pertimbangan bahwa semakin lama aset tetap digunakan,maka kemampuan atau
kualitas aset tersebut semakin menurun . Hal ini menyebabkan penyusutan dari
tahun ke tahun akan semakin menurun juga, di satu sisi biaya pemeliharaan
(maintenance) dan biaya perbaikan akan semakin meningkat .

Cara menetapkan tarif penyusutan untuk jumlah angka tahun adalah sebagai
berikut :

Pembilang : Ditetapkan berdasarkan angka tahun selama masa manfaat


aset tetap,dimulai dari tahun terbesar hingga tahun terkecil

Penyebut : Ditetapkan berdasarkan jumlah angka tahun

Sebagai contoh , apabila masa manfaat ekonomis aset tetap adalah 5 tahun , maka
penyebut ditetapkan berdasarkan jumlah angka tahun yaitu 1+2+3+4+5 = 15 .

5
Maka untuk menghitung tarif penyusutan pertama adalah .Tahun kedua adalah
15

4 3 2
. Tahun ketiga adalah . Tahun keempat adalah dan tahun kelima adalah
15 15 15

1
.
15

Dengan metode ini penyusutan untuk setiap tahun jumlahnya menurun.


Penyusutan setiap tahun penggunaan aktiva tetap, dihitung sebagai berikut:

 Penyusutan = Sisa usia aktiva tetap pada tahun penggunaan  x (HP – NS)

Metode Depresiasi Page 4


Jumlah angka tahun usia aktiva tetap

Keterangan:

HP      =        Harga Perolehan Aktiva Tetap

NS      =        Nilai Residu atau Nilai Sisa

Jumlah angka tahun aktiva tetap dapat dihitung menggunakan rumus:

n(n+1)
2

dimana, n adalah umur ekonomis aktiva tetap

Kelemahan dan Kelebihan menggunakan Metode Jumlah Angka Tahun :

Dalam metode penyusutan ini, besarnya penyusutan aktiva tetap semakin


menurun tiap tahunnya, dan hampir sama dengan metode penyusutan saldo
menurun. Tetapi dalam metode ini, penyusutannya dipercepat berdasarkan
pertimbangan biaya maintenance atau perawatan, serta perbaikan aktiva tetap
yang semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu
sendiri.

 Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya, namun sayangnya
ada aturan pajak yang membatasi penggunaan metode penyusutan jumlah angka
tahun. Dalam pelaporan pajak, metode ini tidak bisa digunakan, sehingga jarang
sekali ada perusahaan yang menggunakan metode penyusutan jumlah angka tahun
dalam aplikasinya.

Contoh Soal:

Pada tanggal 10 Juli 2000 dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp
6.500.000,00. Taksiran usia ekonomis 5 tahun dan nilai residu Rp 500.000,00.

Metode Depresiasi Page 5


5(5+1)
Jumlah angka tahun = =15
2

Jumlah yang harus disusutkan

Rp6.500.000,00 – Rp500.000,00 = Rp6.000.000,00

Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dari data di atas, dihitung sebagai
berikut:

Angka tahun Sisa umur Perhitungan Penyusutan Penyusutan

1 5 5/15 x Rp6.000.000,00 Rp2.000.000,00

2 4 4/15 x Rp6.000.000,00 Rp1.600.000,00

3 3 3/15 x Rp6.000.000,00 Rp1.200.000,00

4 2 2/15 x Rp6.000.000,00 Rp    800.000,00

5 1 1/15 x Rp6.000.000,00 Rp    400.000,00

Pada periode 2000, mesin dioperasikan selama 6 bulan, yaitu sejak bulan Juli
sampai dengan Desember 2000. Dalam hal ini aktiva tetap yang dioperasikan 15
hari atau lebih pada bulan pertama, bulan pertama dapat dianggap dioperasikan
satu bulan penuh. Dengan demikian beban penyusutan periode 2000 adalah
sebesar:

6/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp1.000.000,00

sedang beban penyusutan tahun 2001 dihitung :

dari tahun  ke 1: 6/12 x Rp 2.000.000,00 = Rp1.000.000,00

dari tahun  ke 2: 6/12 x Rp 1.600.000,00 = Rp   800.000,00

                                      Jumlah                 Rp1.800.000,00

Metode Depresiasi Page 6


Demikian pula beban penyusutan tahun 2002 dihitung seperti diatas. Beban untuk
setiap periode, setelah dihitung seperti diatas, akan tampak seperti dalam tabel
berikut ini:

No. Periode Perhitungn beban Beban Akumulasi Nilai Buku


penyusutn thn berjalan penyusutan thn Penyusutan Aktiva
berjalan

1. 2000 6/12 x Rp2.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp5.500.000

2 2001 6/12 x Rp2.000.000 Rp1.800.000 Rp2.800.000 Rp3.700.000

6/12 x Rp1.600.000

3 2002 6/12 x Rp1.600.000 Rp1.400.000 Rp4.200.000 Rp2.300.000

6/12 x Rp1.200.000

4 2003 6/12 x Rp1.200.000 Rp1.000.000 Rp5.200.000 Rp1.300.000

6/12 x Rp   800.000

5 2004 6/12 x Rp   800.000 Rp    600.000 Rp5.800.000 Rp    700.000

6/12 x Rp   400.000

6 2005 6/12 x Rp   400.000 Rp    200.000 Rp6.000.000 Rp    500.000

Jumlah-jumlah pada kolom beban penyusutan akan dicatat debit pada akun
“Beban Penyusutan Mesin” dan kredit pada akun “Akumulasi Penyusutan Mesin”
setiap akhir periode masing-masing. Dengan demikian saldo akun “Akumulasi
Penyusutan Mesin” akan bertambah setiap akhir periode, sehingga setelah habis
masa penggunaan mesin akun tersebut akan menunjukkan saldo kredit sebesar Rp
6.000.000,00.

Metode Depresiasi Page 7


IV. Metode Unit Produksi ( Unit of Production Method )

Metode Depresiasi Page 8


V. ROR ( Rate of Return )

Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang


diterima investor atas investasi yang tidak di amortisasikan. Namun ada juga yang
mendefinisikan  sebagai bunga rata-rata yang dibayarkan kepada saldo yang
belum lunas dalam suatu pinjaman sehingga saldo yang belum dibayarkan
tersebut secara berkala sama dengan nol pada akhir pembayaran. Dalam
perhitungan Rate of Return dapat menggunakan persamaan-persamaan berikut:

Pengertian rate of return dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor,
tinggi rendahnya tingkat laba yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh
tingkat resiko aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti
manajemen. Sedangkan di pihak perusahaan, tingkat laba yang diminta.
Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari
pemegang saham secara umum bahwa resiko perusahaan yang tinggi berakibat
bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga tinggi dan biaya modal
/ juga tinggi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh
tingkat keuntungan bebas resiko (risk free rate) (Rf) dan risk premium untuk
mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu.
Rp=Rf+riskpremium

Metode Depresiasi Page 9


Dalam menghitung rate of return dapat digunakan rumus sebagai berikut :
ROR = Capital gain (loss) + Yield
(Pt −( Pt−1 ) ) Dt
= + ×100 %
( Pt−1) Pt−1
Keterangan:
Pt = Harga saham sekarang
Pt – 1 = Harga saham periode lalu
Dt – 1 = Deviden yang dibayarkan sekarang
Penggunaannya
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau
tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus
lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate
of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum
dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Macam – macam Rate of Return
1.Average Rate of Return
Average Rate of Return disebut juga accounting rate of return atau
accounting return to investment adalah metofe penilaian investasi yang berusaha
menunjukkan ratio atau perbandingan antara keuntungan neto tahunan terhadap
nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik
diperhitungkan dengan nilai investasi ( initial investment ) atau rata – rata
investasi (average investment ).Jadi average rate of return dapat dihitung
dengan keuntungan neto tahunan / nilai investasi awal = nett income / initial
investment
Metode ARR mempunyai kelemahan – kelemahan antara lain :
-Perhitungan ARR tidak memperhatikan time value of money
-Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari
investasi yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang mempunyai umur
penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan neto yang lebih rendah

Metode Depresiasi Page 10


dan di satu pihak meninggikan cash flow, oleh karena penyusutan bukan
merupakan pengeluaran kas.
-ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar
perbandingan yang sesuai dengan cara – cara tersebut dan dimungkinkan dapat
terjadi kesalahan memperbandingkan.
2.Internal Rate of Return
Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto (discount rate) yang
menjadikan sama antara present value dari penerimaan cash dan present value dari
nilai investasi discount rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value
atau sama besarnya dengan nol. Oleh karena itu, IRR merupakan tingkat diskonto
dari persamaan ini:
IO = [ P1 / ( 1 + i )1 ] + [ P2 / ( 1 + i )2 ] + [ P3 / ( 1 + i )3 ] + ,.,.,.,[ Pn / ( 1 + i )n]
dimana :
IO = Initial Outlays ( Nilai Investasi mula – mula )
Pt = Net Cash Flow ( Proceed ) pada tahun ke – t
i = Tingkat diskonto
n = Lama waktu / periode umur investasi
Kelemahan – kelemahan pada metode IRR adalah :
1.Tingkat diskonto yang dihitung akan merupakan nilai yang sama untuk setipa
tahun ekonomisnya. Metode IRR tidak memungkinkan menghitung IRR yang
mungkin berbeda stiap tahunnya. Padahal secara toritis dimungkinkan terjadi
tingkat bunga yang berbeda setiap tahun.
2.Bisa diperoleh i yang lebihdari satu angka ( multiple IRR ). Dengan demikian
timbul masalah, yaitu i mana yang akan kita pergunakan.
3.Pada saat perusahaan harus memilih proyek yang bersifat mutually exclusive,
kita mungkin salah memilih proyek kalau kita menggunakan kriteria IRR.
Penggunaan IRR akan tepat kalau dipergunakan Incremental IRR.

Metode Depresiasi Page 11


Contoh kasus
Sebuah perusahaan bermaksud untuk membeli dan mengimplementasikan
sistem ERP untuk membantu manajemen dalam memonitor dan mengawasi
pekerjaan karyawannya. Alasan sistem ini diimplementasikan karena melihat
kenyataan bahwa produktifitas penjualan tidak berkembang yang diakibatkan
karena banyak pengurusan administrasi penjualan barang yang memakan waktu
lama. Sehingga perusahaan mengalami ”kehilangan” banyak uang karena harus
membiayai penalti kepada pelanggan yang diakibatkan karena hal tersebut.
Diharapkan dengan diimplementasikannya sistem ERP tersebut, perusahaan dapat
menghemat misalnya sekitar Rp 75 juta per bulan, hasil dari proses penalti
terhadap keterlambatan administrasi yang tidak perlu.
Berdasarkan keterangan yang didapat bahwa probabilitas terjadinya
pengembalian investasi atau ROI dari implementasi sistem ERP di perusahaan
adalah sekitar 0.75, sementara diperoleh data yang mengatakan bahwa 8 dari 10
proyek implementasi sistem ERP berhasil dilakukan. Artinya adalah bahwa:
Expected Return               = Estimated Return x ERP Investment Equation
= Rp 75 juta x ERP Investment Equation
= Rp 75 juta x P(Success|Return)
= Rp 75 juta x P(ROI Type) x P(Conversion Success)
= Rp 75 juta x 0.75 x 0.8
= Rp 45 juta
Maka nilai yang harus dimasukkan sebagai value manfaat dari
implementasi sistem ERP tersebut adalah Rp 45 juta per bulan, bukan Rp 75 juta
per bulan seperti yang diperkirakan sebelumnya. Contoh ilustrasi dari
penghitungan lainnya adalah sebuah perusahaan yang berniat untuk
mengimplementasikan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) ingin
melakukan perhitungan manfaat yang mendekati akurat. Melalui perhitungan
kasar, didapatkan keuntungan perusahaan dalam satu tahun sebesar Rp 10 Milyar,
dimana nilai ini merupakan estimated return. Ketika dilakukan pencarian

Metode Depresiasi Page 12


referensi, didapatkan dua buah informasi yang kurang lebih dapat dipergunakan
sebagai parameter probabilitas yang diinginkan untuk menghitung expected return
dari manfaaat implementasi ERP.
Dari data tersebut menyatakan bahwa probabilitas diperolehnya manfaat
dari implementasi ERP adalah sekitar 76% (26% highly successful dan 50%
moderately successful); sementara probabilitas keberhasilan kebanyakan proyek
ERP di perusahaan adalah sekitar 45% (implementation complete), sehingga
memberikan:
Expected Return               = Estimated Return x ERP Investment Equation
= Rp 10 Milyar x ERP Investment Equation
= Rp 10 Milyar x P(Success|Return)
= Rp 10 Milyar x P(ROI Type) x P(Conversion Success)
= Rp 10 Milyar x 76% x 45%
= Rp 3,420 Milyar
Dari 2 contoh kasus perhitungan diatas, ada 4 bentuk prinsip utama dalam
berinvestasi yang telah didefinisikan oleh Lucas pada tahun 1991 yaitu:
 Terdapat beraneka ragam jenis manfaat atau value bagi perusahaan melalui
penerapan teknologi informasi, dimana Return On Investment dalam
satuan dan bentuk uang hanyalah merupakan salah satu jenis dari value
tersebut.
 Probabilitas diperolehnya keuntungan dari investasi teknologi informasi
sangat bergantung dengan probabilitas keberhasilan implementasi.
 Nilai riil yang didapat perusahaan sebagai manfaat dari implementasi
teknologi informasi di kebanyakan kasus lebih kecil dari nilai manfaat
yang diharapkan melalui hasil perhitungan.
Dalam banyak kasus beberapa perusahaan tidak memperhatikan aspek
penyusutan dari suatu proyek implementasi ERP kecuali jika komitmen proyek
tersebut melebihi suatu nilaian rupiah atau dollar tertentu. Bagaimanapun, ini
tidak termasuk faktor yang mendorong kearah keputusan investasi yang
lemah/miskin. Banyak perusahaan senang untuk memperhatikan hanya implikasi
pendapatan gross.

Metode Depresiasi Page 13


VI. Infite Analysis and Incremental Analysis

Bila periode waktu tidak dibatasi (sampai tak terhingga) maka analisa yang
digunakan menggunakan analisa dengan periode tak terbatas.

Sebagai ilustrasi: dimisalkan kita mendepositokan uang di bank sebesar


Rp. 100 juta. Dengan bunga 10% pertahun maka setelah satu tahun dana menjadi
10%.Rp.100 juta= 10 juta (=bunga), bila bunga ini kita ambil maka pokok
tanbungan masih Rp 100 juta dan di tahun berikutnya juga akan mendapatkan
bunga sebesar Rp 10 juta. Dan seterusnya.

Untuk n=~A=P.i
Capitalized Cost P=
Contoh:

1. Sebuah sekolah teknik telah dilengkapi komplek baru senilai $50 juta.
Biaya perawatan diperkirakan sebesar $2 juta per tahun. Jika dana dapat
dimintakan subsidi pemerintah yang dapat menghasilkan 8%pertahun,
berapa biaya yang dibutuhkan dari pemerintah untuk membayar biaya
perawatan tersebut untuk selamanya?

2. Biaya pemeliharaan jalan dianggarkan sebesar $8 million setiap 70 th.


Berapa capital cost (modal) yang harus dipersiapkan sekarang bila i=7%
bila waktu sampai takterhingga.
Solution:

Metode Depresiasi Page 14


Metode Depresiasi Page 15
Incremental analysis (ΔRoR) merupakan analisis perbandingan alternatif dengan
mempertimbangkan perubahan modal dengan perubahan biaya dari perubahan
alternatif dan membandingkannya dengan MARR.

Jika ΔIRR ≥ MARR : Pilih alternatif dengan biaya investasi lebih besar.

Jika ΔIRR < MARR : Pilih alternatif dengan biaya investasi lebih kecil.

Contoh:

1. Diberikan 2 alternatif

Kelebihan uang mungkin diinvestasikan di lain tempat pada suku bunga


MARR=6% Solution: Kita akan memilih alternatif 1 bila penambahan biaya yang
terjadi tidak memberikan hasil yang lebih tinggi dari MARR.

Higher cost alt.2 = Lower cost alt 1 + selisih alt 1 dan alt 2

Terlihat $10 naik menjadi $13 setelah setahun, sehingga interest rate-nya
30% yang lebih besar dari MARR. Penambahan $10 untuk investasi di alt 2 ini
lebih baik daripada menginvestasikan ditempat lain dengan i MARR. Kita lihat
lagi: masing-masing IRR alternative:

Alternatif 1:

Metode Depresiasi Page 16


Alternatif 2:

PW of Cost = PW of benefit

$20 = $28 (P/F,i,1)

Dari tabel suku bunga, i=40%

Walaupun alt 1 mempunyai IRR yang lebih tinggi namun belum sepenuhnya
merupakan pilihan yang tepat.

Kita lihat NPW-nya:

Alternatif 1:

NPW = -10+15 (P/F,6%,1)

= -10+15 (0,9434)

= +4,15

Alternatif 2:

NPW = -20+28 (P/F,6%,1)

= -20+28 (0,9434)

= +6,42 Pilih maksimum NPW alternatif 2.

2. Ada dua alternatif :

Kelebihan uang mungkin diinvestasikan dilain tempat pada suku bunga


MARR=6%

Solution:

Alternatif 1:

NPW = -10+15(P/F,6%,1)

= -10+15(0,9434)

= +4,15

Metode Depresiasi Page 17


Alternatif 2:

NPW = -20+28(P/F,6%,1)

= -20+28(0,9434)

= +6,42

Pilih maksimum NPW alternatif 2.

Metode Depresiasi Page 18


Kemiringan perbedaan antara alternatif memberikan i =30% ini lebih besar dari
MARR (=6%), sehingga pilih alternatif 2.

3. Data dari 5 alternatif yang mempunyai umur pakai 20 tahun dengan MARR 6%
sebagai berikut:

Metode Depresiasi Page 19


Mana yang harus dipilih?

Solution:

ROR dari semua alternatif sama/ lebih besar dari MARR sehingga semua
alternatif tidak ada yang dibuang. Selanjutnya urutkan cost dari yang kecil ke
yang besar :

Metode Depresiasi Page 20


VII. MARR (MINIMUM ATTRACTIVE RATE OF RETURN)
MARR adalah tingkat suku bunga pengebalian minimum yang menarik ,
di mana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan dasar atau indikator
keputusan manajemen sehubunga dengan pemilihan alternatif-alternatif
biaya (cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan suatu
investasi (feasibility study).
Penentuan MARR harus mempertimbangkan beberapa hal, yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Cost of Capital (Biaya Modal)

Jika sumber biaya investasi adalah dana pinjaman, maka penentuan


MARR harus mempertimbangkan faktor biaya modal (tingkat suku
bunga pinjaman ditambah dengan faktor-faktor resiko investasi). Karena
return dari investasi yang dilakukan minimal harus menutupi biaya
modal yang digunakan. Selain itu jumlah uang yang tersedia, dan sumber
biaya dari mana dana tersebut diadakan (equity atau debt financing) perlu
dipertimbangkan pula.

Misalnya TELKOM akan membangun jaringan transport nasional


yang berbasis teknologi ATM dengan modal investasi berupa pinjaman
kredit dari sebuah Bank dengan tingkat bunga 60%/tahun, maka investasi
yang dilakukan dikatakan layak jika memberikan return sama atau lebih
dari 60%/tahun atau proyek investasi tersebut harus menghasilkan Net
Present Value (NPV) atau Net Equivalence Uniform Annual Cash Flow
(EUAC) positif.

2. Cost of Opportunity Loss (Biaya Hilangnya Kesempatan)


Lain halnya bila investasi yang dilakukan dengan menggunakan
modal sendiri, maka penentuan MARR harus mempertimbangkan
biaya hilangnya kesempatan yang tidak diambil karena kita
memutuskan atau menjatuhkan pilihan pada alternatif lain.

Metode Depresiasi Page 21


Misalkan TELKOM tahun 1998 memutuskan untuk investasi senilai
Rp. 10 Trilyun dengan modal sendiri, maka investasi tersebut
menghilangkan kesempatan TELKOM untuk memperoleh return
pada alternatif investasi lainnya, misalnya membeli Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dengan suku bunga 70% /tahun ( = Rp. 7 Trilyun
/tahun).
3. Risk Investment
Suatu investasi akan mengandung resiko, berapapun kecilnya resiko
tersebut. Besar kecilnya resiko akan sangat tergantung pada
kemampuan manajemen (investor) dalam memiliki atau mencari
informasi – informasi yang relevan dengan kegiatan investasi yang
dilakukan. Semakin sedikit informasi yang dimiliki semakin besar
resiko investasi yang harus ditanggung, demikian sebaliknya.
4. Jenis Organisasi dan Usaha
Suatu organisasi akan memiliki opportunity dan resiko yang berbeda
dalam melakukan kegiatan investasi dengan organisasi lainnya.
Demikian halnya dengan jenis usaha yang dimasuki. Jenis usaha
manufaktur dimungkinkan memiliki tingkat MARR yang berbeda
dengan usaha pertanian, perhotelan, dsb. Proyek pememrintah akan
memiliki MARR yang berbeda dengan jenis sektor industri yang
kompetitif

Metode Depresiasi Page 22

Anda mungkin juga menyukai