Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM

Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 4 peleburan dan pembekuan logam

Tujuan – Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui cara kerja tungku krusibel untuk logam-
logam non ferro, dan mengetahui cara operasi untuk berbagai proses peleburan dan pengecoran logam- logam
non ferro

I. PENDAHULUAN 2. Tungku yang digunakan yaitu tungku


4.1 Latar Belakang krusibel
Proses manufaktur adalah proses yang 3. Gas yang digunakan yaitu gas LPG
Mengubah bahan baku menjadi produk. Dimana 4.4 Keterangan Praktikum
terdapat yaitu proses pengecoran, pembetukan, 1. Dosen mata kuliah : Pradoto Ambardi, S.T., M T.
pemesinan, pengelasan dan perlakuan permukaan 2. Kepala laboratorium : Ressy Noor Rafiq, ST., M.Eng
dan metalurgi serbuk salah satu dari tujuh dasar 3. Asisten wali : Satrio Wahyu Hutomo
proses manufaktur adalah proses pengecoran 4. Hari/Tanggal : Minggu, 19 Desember 2021
merupakan suatu proses manufakur yang 5. Waktu : 08.00-16.00 WIB
menggunakan logam cair dan cetakan untuk 6. Tempat : Lab. Teknik Produksi
menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk 7. Fakultas : Teknologi Manufaktur
geometri akhir produk jadi 8. Jurusan : Teknik Metalurgi
Pengecoran merupakan suatu proses 9. Universitas : Universita Jenderal
manufaktur untuk membuat atau menghasilkan Achmad Yani
produk, logam dicairkan didalam tungku peleburan 4.5 Gambaran Hasil yang Ingin Dicapai
kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang Hasil yang ingin dicapai adalah hasil dari
memiliki bentuk geometri mendekati bentuk asli dari peleburan dan pembekuan, cara kerja tungku
produk cor yang akan dibuat. Tujuan dari krusibel untuk logam logam non ferro, dan cara
pengecoran adalah untuk menghasilkan produk yang operasi untuk berbagai proses peleburan dan
berkualitas dan ekonomis, yang bebas cacat dan pengecoran logam- logam non ferro
sesuai dengan kebutuhan sesperti kekuatan,
keuletan, kekerasan, dan ketelitian dimensi . II. TEORI DASAR
Proses pengecoran merupakan proses pencairan Aluminium adalah salah satu logam ringan
logam yang selanjutnya dituangkan kedalam rongga (light metal) dan mempunyai sifat-sifat fisis dan
cetakan dan dibiarkan membeku, sehingga akan mekanis yang baik, misalkan kekuatan tarik
terbentuk suatu model yang sesuai dengan bentuk cukup tinggi, ringan, tahan korosi, formability
dan pola cetakan. Proses pengecoran ini adalah yang baik dan sebagai penghantar panas/listrik
proses yang memberikan fleksibilitas dan yang baik sehingga banyak digunakan di bidang
kemampuan yang tinggi sehingga merupakan proses teknik misal bahan pada struktur pesawat.
dasar yang penting dalam pengembangan industri. Aluminium menempati urutan ketiga dari unsur-
unsur dalam kerak bumi (crustal abundance)
4.2 Perumusan Masalah
setelah oksigen dan silikon [2].
Adapun perumusan masalah yang dibahas pada
laporan hasil praktikum ini adalah sebagai berikut. Aluminium memiliki sifat fisik hantaran listrik
1. Bagaimana cara kerja tungku krusibel yang tinggi. Hantaran listrik aluminium kira-kira
untuk logam-logam non ferro ? 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa
2. Bagaimana cara operasi untuk berbagai jenisnya kira-kira sepertiganya memungkinkan
proses peleburan dan pengecoran logam- untuk memperluas penampanya, oleh karena itu
logam non ferro ? aluminium dapat digunakan untuk kabel
3. Bagaimana paa meter yang mempengaruhi tembaga. Ketahanan korosi berubah menurut
proses peleburan dan pembekuan pada kemurniannya, pada umumnya untuk kemurnian
alumunium 99 % atau diatasnya dapat dipergunakan di udara
4.3 Batasan Masalah dan tahan dalam bertahun-tahun. Untuk sifat
Adapun batasan masalah yang digunakan mekanis sendiri tergantung dari seberapa besar
padapraktikum pengelasan ini adalah sebagai kemurnian aluminium itu sendiri, karena untuk
berikut. mendapatakan aluminium dengan kekuatan
1. Logam yang digunakan untuk peleburan mekanik yang baik, dapat menambahkan unsur
yaitu alumunium logam lain sebagai paduannya, antara lain Cu,
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 4 peleburan dan pembekuan logam

Mg, Zn, Si, Mn, Ni, dan sebagainya baik secara 1. Untuk menghindari ledakan pada saat
satu persatu maupun bersama-sama [2]. tapping.
2. Untuk menghindari penurunan temperatur
Proses peleburan adalah proses pencairan bahan
(besi cor) dengan jalan dipanaskan didalam cairan pada saat dipindahkan.
sebuah tungku peleburan, setelah bahan mencair 6. Distribusi Molten
kemudian dituangkan kedalam cetakan. Proses
Setelah cairan berada dalam ladle, cairan
peleburan aluminium pada tungku peleburan
didistribusikan kedalam masing-masing cetakan.
untuk mendapatkan aluminium cair yang
Tungku adalah blok bangunan dasar
berkualitas baik harus melewati beberapa
masyarakat industri kita, memangmereka adalah
tahapan sebagai berikut : [4]
pondasi dari seluruh peradaban kita, seperti yang
1. Charging sudah dibahas. Tujuan utama tungku adalah
Pada proses ini material yang berbentuk retum mencapai lebih suhu pemrosesan yang tinggi
scrap dimasukkan terlebih dahulu kedalam daripada yang dapat dicapai di udara terbuka.
tungku. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi Meskipun beberapa proses dapat dilakukan di udara
kerusakan pada lantai atau dinding furnace. Pada terbuka, namun untuk melakukannya akan jauh
proses charging ini perbandingan antara return kurang efisien, konsumsi bahan bakar akan jauh
scrap dengan ingot adalah 45%-55% pada suhu lebih tinggi dan pengendalian proses akan jauh lebih
680°C. sulit [5].
Industri logam menggunakan berbagai
2. Fluxing tungku untuk berbagai aplikasi, seperti peleburan
Fluxing adalah proses pemasukan paduan kimia (mengekstraksi logam dari bijih), pemurnian,
pada saat peleburan aluminium, yaitu pada suhu finishing, dan daur ulang. Peleburan logam masih
peleburan mencapai 720°C-750°C. Proses ini menjadi salah satu aplikasi utama untuk tungku suhu
bertujuan untuk : tinggi. Sementara keunggulan logam tidak diragukan
1. Mencegah terjadinya oksidasid dan gas. lagi jelas bagi manusia purba mengenal logam asli
2. Melepaskan gas hidrogen. yang terjadi secara alami, seperti emas atau tembaga,
3. Mengikat kotoran. mengekstraksi mereka dari bijihnya adalah masalah
4. Memperbaiki struktur cairan aluminium. lain. Tungku peleburan tembaga yang paling awal
3. Killing Time diketahui berasal dari sekitar 3500 SM dan
Setelah fluks diaduk didiamkan sekitar 5-10 ditemukan di Gurun Sinai, Israel, pada tahun 1965.
menit dengan tujuan untuk memberikan waktu Bagaimana peleburan logam dari bijih pertama kali
pada kotoran-kotoran agar mengambang dicapai masih menjadi misteri, gagasan bahwa hal
kepermukaan cairan. itu terjadi secara tidak sengaja di api unggun dapat
diabaikan karena ketidakmampuan api terbuka untuk
4. Dis Lagging
mencapai suhu yang dibutuhkan. Selain itu,
Kotoran-kotoran yang mengambang ditarik
kerumitan proses dan kebutuhan untuk mengurangi
keluar dari cairan dan ditampung pada karet slug,
atmosfer membuat peleburan logam yang tidak
kemudian diaduk-aduk untuk memisahkan cairan
disengaja dalam api terbuka menjadi sangat tidak
dengan kotoran pada karet yang dilengkapi
mungkin. Namun demikian, tembikar memiliki suhu
dengan saringan (filter).
yang diperlukan dan, setidaknya di beberapa bagian,
5. Tapping atmosfer yang berkurang karena adanya karbon
Tapping adalah proses penuangan cairan logam monoksida sebagai akibat dari pembakaran yang
tungku ke ladle dan dilakukan pada suhu 720°C- tidak sempurna. Namun, konfirmasi perkembangan
750°C. Sebelum proses tapping, ladle harus ini menunggu penemuan arkeologi lebih lanjut [5].
dipanaskan terlebih dahulu selama kurang lebih Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
15 menit dengan tujuan : pekerjaan rintisan Abraham Darby untuk melebur
besi dengan menggunakan arang sebagai pengganti
arang berhasil dan menyebabkan meluasnya
penggunaan tanur sembur. Laju produksi tanur
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 4 peleburan dan pembekuan logam

sembur modern lipat lebih besar dari pada tungku sederhana dan menggunakan kedudukan tetap
Darby yang, luar biasa, masih ada dan bisa dimana pengambilan logam cair dilakukan dengan
dikunjungi publik [5]. menggunakan ladle atau gayung. Tungku ini sangat
Tanur sembur memerlukan umpan nodular,
fleksibel dan serbaguna untuk peleburan dengan
atau gumpalan, untuk memungkinkan lewatnya
skala kecil dan sedang. Bahan bakar tungku ini
udara dan gas pembakaran sehingga tidak cocok
adalah gas atau bahan bakar minyak, karena mudah
untuk bijih peleburan seperti konsentrat tembaga
mengawasi operasinya [4].
yang merupakan halus yang dibagi bubuk. Ini secara
tradisional dilebur dalam dua tahap: [5]
1. Bijih kalkopirit (CuFeS2) dilebur dalam
tungku reverberatory.

Gambar 4.3 Tungku Krusibel


(sumber: journal.uny.ac.id)

2. Tungku Konverter
Konverter ialah sebuah tabung baja dengan
Gambar 4.1 Tungku Reverberatory
dinding berlapis dan tahan terhadap temperatur
(sumber: e-book industrial and process furnaces)
2. Matte diubah menjadi tembaga melepuh dalam tinggi serta ditempatkan pada sebuah dudukan yang
proses oksidasi dua tahap untuk menggabungkan dibentuk sedemikian rupa agar posisinya dapat
besi menjadi terak silika dan kemudian diubah secara vertikal maupun horizontal dengan
mengoksidasi sisa belerang menjadi SO2. Ini terjadi posisi mulut berada disamping atau diatas bahkan
dalam konverter Pierce-Smith. dibawah. Posisi-posisi ini, diperlukan untuk
pengisian, penghembusan karbon dioksida dan
penuangan hasil pemurnian. Proses pemurnian ini

Gambar 4.2 Konverter Pierce-Smith


(sumber: e-book industrial and process furnaces)

Dibawah ini adalah jenis-jenis dari tungku, yaitu Gambar 4.4 Tungku Konverter
sebagai berikut : (sumber: e-book teknik pengecoran logam)

1. Tungku Krusibel
Tungku krusibel adalah tungku yang paling tua
digunakan. Tungku ini konstruksinya paling
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 4 peleburan dan pembekuan logam

III. METODOLOGI PENELITIAN 4.2.3 Penjelasan Skema Proses


4.2 Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan.
4.2.1 Skema Proses 2. Kertas dibakar dan dimasukkan kedalam
tungku krusibel.
Siapkan alat dan bahan 3. Tungku krusibel dinyalakan.
4. Aluminium dimasukkan kedalam ladle di
tungku krusibel.
Bakar kertas dan masukan ke tungku 5. Aluminium ditunggu hingga mencair.
6. Temperatur peleburan aluminium dicek
Nyalakan tungku menggunakan thermogun.
7. Tungku krusibel dimatikan.
8. Flux dimasukkan kedalam ladle di tungku
Massukkan alumunium
krusibel.
9. Slag diangkat dari logam cair.
tunggu alumunium mencair 10. Ladle diangkat dari tungku krusibel.
11. Temperatur tapping di cek menggunakan
Cek temperature alumunium thermogun.
12. Penuangan logam cair dilakukan pada
cetakan dan temperatur pouring di cek.
Matikan tungku 13. Logam cair yang sudah dituangkan pada
cetakan ditunggu hingga membeku.
14. Cetakan dipindahkan pada bak pasir.
Masukan flux ke tungku
15. Cetakan dibongkar untuk melihat produk
hasil dari pengecoran.
Ankat slag dari logam cair 16. Kemudian dianalisa.
17. Terakhir ditarik kesimpulan.

Angkat ladle 4.3 Peralatan dan Bahan


4.3.1 Peralatan
1. Tungku Krusibel : 1 buah
Cek temperature tapping
2. Tang Krus : 1 buah
3. Pemantik : 1 buah
Lakukan penuangan dan cek temperature 4. Pengaduk : 1 buah
5. Cetakan : 1 buah
6. Sendok : 1 buah
Tunggu logam hingga mencair 7. Thermogun : 1 buah
8. Sikat Kawat : 1 buah
Pindahkan cetakan ke bak pasir 4.3.2 Bahan
1. Gas LPG : 1 tabung
2. Sarung Tangan : 3 pasang
Bongkar cetakan 3. Apron : 3 buah
4. Apron Lengan : 3 pasang
Analisa dan pembahasan 5. Aluminium : Secukupnya
6. Flux : 1 buah
7. Triplek : Secukupnya
kesimpulan 8. Pasir Silika : Secukupnya
9. Palu : 1 buah
Gambar 4.5 Skema Proses peleburan
dan pembekuan logam
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGELASAN LOGAM
Fransiskus Siregar_2613191022_Kelompok 4
Asisten: Satrio Wahyu Hutomo_2613181054
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi Senin,20 Desember 2021
Fakultas Teknologi Manufaktur Modul 4 peleburan dan pembekuan logam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pengumpulan Data

Tabel 4.1 Peleburan dan Pembekuan Logam


Temperatur tapping (˚C) 710˚C

Temperatur pouring (˚C) 680˚C

Waktu pouring (s) 12

4.5 Analisa dan pembahasan


Praktikum kali ini tentang peleburan dan pembekuan
logam. Untuk tungku peleburan yang digunakan
yaitu tungku krusibel dengan jenis lift-out,
dikarenakan material yang digunakan pada proses
peleburan yaitu material aluminium. Jenis bahan
bakar yang digunakan pada tungku krusibel jenis
lift-out ini yaitu menggunakan bahan bakar gas.
Hasil pembakaran bahan bakar gas ini akan
memanaskan dinding krusibel sehingga akan panas
yang dihasilkan akan disalurkan ke aluminium yang
akan dilebur atau dapat disimpulkan bahwa api
pembakaran tidak kontak langsung dengan
aluminium. Temperatur lebur aluminium mencapai
660,3°C, sedangkan pada praktikum ini peleburan
aluminium mencapai temperatur 710°C. Maka dapat
diasumsikan bahwa praktikum peleburan ini
memanaskan aluminium hingga temperatur diatas
titik lebur aluminium.
Pada saat proses penuangan, cetakan pasir
diletakkan sedekat mungkin dengan tungku
peleburan, alasannya dikarenakan untuk
menghindari penurunan temperatur aluminium cair
secara drastis. Aluminium cair yang mengalir pada
cetakan, penuangannya tidak secara laminar, yang
mengakibatkan terjadinya turbulensi pada sistem
saluran tuang. Akibatnya produk cor yang dihasilkan
mengalami kegagalan dikarenakan terdapat
beberapa cacat pada produk yaitu cacat erosi

4.6 Kesimpulan
1. Praktikan memahami cara kerja tungku
peleburan krusibel jenis lift-out
2. Praktikan memahami bagaimana
mengoperasikan tungku peleburan krusibel
jenis lift-out.
3. Praktikan memahami parameter yang
mempengaruhi proses peleburan dan
pembekuan pada aluminium.
4. Hasil produk cor praktikan belum mencapai
target desain produk yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai