Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS TUNGKU PELEBUR ALUMINIUM

MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARANG DAN GAS

Teguh Wahyudi
15.62.0069 Teknik Mesin
teguh.wahyudi81@gmail.com
Saifulah Arief1, ST., MT dan Rendi2, ST., MT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
BANJARMASIN

ABSTRAK

Peleburan logam adalah proses produksi dengan cara mencairkan logam sampai
aluminium mencapai titik leburnya, kemudian dimasukkan ke dalam ruang cetakan
hingga membuat bentuk semirip bentuk akhirnya. Dalam proses penelitian ini, tungku
pengecoran menggunakan aluminium scrap sebagai bahan yang dilebur dan arang juga
gas sebagai bahan bakar yang dipakai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa kalor total yang terjadi saat
proses pengecoran, juga untuk mengetahui berapa kapasitas kowi setelah terisi
aluminium cair dan untuk mengetahui jumlah nilai kalor yang dihasilkan melalui
dinding tungku.

Kata Kunci: Tungku Pengecoran, Temperature Efisiensi


ABSTRACT

Deliquescent of metal is the process of production with the way dilute metal
until aluminium reached the point melted, then put into the mold to make the form in
accordance with the form finally. In the process of the study, the stove casting a using
aluminium scrub as a melting and charcoal alsa gas as fuel used.

The purpose of this research is to find out how much total calor happened when
the process of a casting, also to know how much the capacity of cup after filled
aluminium liquid and to know the number of the value pf calor produced through the
wall of the stove.

Key word: The stove casting, Temperature efficiency


A. PENDAHULUAN dalam hal performa dari tungku.
Adapun tujuan dari penelitian ini
Tungku peleburan ialah sebuah
adalah untuk mengetahui berapa waktu
alat yang berfungsi untuk meleburkan
yang dibutuhkan sampai aluminium
material non ferro pada proses
mencair, juga untuk mengetahui
peleburan (casting) atau untuk
berapa banyak kapasitas yang dapat
memberi panas pada material dalam
ditampung kowi atau cawan lebur yang
proses heat treatment. Dan gas buang
terisi oleh aluminium cair, serta dapat
yang dihasilkan dari pembakaran akan
mengetahui jumlah kalor total dan
bereaksi langsung dengan logam cair,
untuk mengetahui nilai dari thermal
maka jenis bahan bakar yang akan
efisiensi dari tungku yang dirancang.
dipilih menjadi sangat penting. Bahan
bakar padat dipertimbangkan akan
membentuk bahan partikulat yang
B. TINJAUAN PUSTAKA
dapat mengotori aluminium cair yang
1. Aluminium
ada pada tungku. Oleh sebab itu pada
Aluminium adalah logam ringan
proses peleburan aluminium cair tidak
yang memiliki ketahanan terhadap
direkomendasikan menggunakan
korosi yang cukup baik. Berat jenis
bahan bakar yang terdapat unsur sulfur.
aluminium = 2,643 kg/m3, berat
Sehingga dalam penelitian ini
tersebut relatif lebih ringan
ditambahkan opsi dengan gas sebagai
dibandingkan dengan logam-logam
bahan bakarnya, karena gas buang
yang lain. Aluminium memiliki
yang dihasilkan tidak mengotori logam
kekuatan antara 83-310 Mpa yang
cair di dalam tungku dan tidak
digunakan pada pekerjaan dalam
menimbulkan limbah sisa pembakaran.
kondisi panas atau dingin.
Dari latar belakang ini yang Tungku pengecoran logam
terkait dengan penelitian tungku memiliki beberapa jenis metode
pengecoran aluminium, maka pengecoran. Ada berbagai jenis tungku
diperlukan pengembangan efisiensi pengecoran aluminium yang sudah
dikembangkan antara lain tungku yang Bahan bakar padat identik dengan
menggunakan bakar gas yang dibuat batubara, batubara dapat dibagi
oleh Magga (2010) yaitu dengan cara menjadi tiga jenis yaitu antracit,
mengoptimalkan desain dari tungku bituminous dan lignit.
pengecoran logam non ferro jenis
c). Bahan Bakar Gas
portable yang menggunakan arang
sebagai bahan bakarnya. Berbagai Merupakan bahan bakar yang sangat

macam tungku pengecoran aluminium bagus karena hanya memerlukan

yang sudah dikembangkan diantaranya sedikit handling dan sistim burner nya

adalah tungku yang memiliki sangat sederhana dan hampir bebas

mekanisme tahan terhadap listrik perawatan.

untuk pengujian performance oleh 3. Analisis Thermal


Ismail Mukti Adi (2014). Adapun
Temperatur lebur suatu bahan
tungku pengecoran alumnium yang
akan menentukan mudah tidaknya
berbahan bakar padat dengan sistem
bahan tersebut melebur bila terkena
aliran udara paksa dengan
panas. Aluminium dengan kemurnian
menggunakan blower oleh Winarno
tinggi mempunyai temperatur lebur
(2013).
yang lebih tinggi. Jika dibandingkan
dalam bentuk paduan, titik leburnya
2. Jenis Bahan Bakar
menurun seiring dengan naiknya
a). Bahan Bakar Cair
kandungan dari unsur pemadunya
Bahan bakar cair seperti minyak sehingga mencapai titik eutektiknya.
tungku/furnace, minyak diesel ringan, Bahan yang digunakan pada tungku
minyak tanah dan low sulfur heavy harus mempunyai titik lebur yang
stock yang banyak digunakan dalam tinggi, agar tidak meleleh ketika
dunia industri. digunakan.

b). Bahan bakar Padat 4. Panas Jenis


Panas jenis adalah banyaknya
5. Kerangka Penelitian

C. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari
(UNISKA). Yang beralamatkan di Jl.
Adhyaksa, Jl. Kayutangi 1 Jalur 2
No.2, Sungai Miai, Kec. Banjarmasin
panas yang diperlukan untuk Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan
menimbulkan kenaikan suhu yang Selatan 70123.
sama ada berbeda beda dari suatu
bahan ke bahan yang lain. Bahan pada
tungku diharapkan memiliki nilai panas 2. Proses Penelitian
jenis yang lebih rendah agar dapat
memindahkan panas secara tepat dan Perencanaan awal adalah proses
efisien.
dari tujuan perancangan dan membuat
Panas jenis sangat berperan langkah untuk mencapai tujuan dari
penting dalam proses metalurgi
pengecoran atau perlakuan panas perancangan tersebut. Sedangkan arti
karena menentukan jumlah panas yang dari mendesain atau merancang itu
diperlukan. Dalam hal ini berarti panas
sendiri adalah berbagai macam
jenis mempengaruhi kenaikan
temperatur (dT) yang disebabkan oleh kegiatan dalam mengolah data untuk
penambahan sejumlah panas (dQ) memperoleh hasil dari suatu
terhadap satu gram logam sehingga:
perancangan. Dalam penelitian ini
dQ = Cp.dT atau
Cp = dQ/dT material yang digunakan adalah

Pengetahuan panas jenis sangat aluminum dengan titik lebur 660°C


penting untuk mengetahui struktur yang memiliki berat jenisnya 2.643
elektronik dan struktur kisi logam.
kg/m3.
dijadikan sebagai data yang akan
dibuat untuk proses penelitian. Dan
langkah berikutnya adalah mendesain
tungku dan dilakukan pembuatan

3. Skematik Penelitian tungku (assembling), serta melakukan

Proses atau tahap penelitian pada uji coba dan analisa perhitungan.

desain tungku pengecoran aluminium Setelah pembuatan tungku selesai dan

adalah dengan membuat model atau data yang dipeoleh telah valid, maka

desain rancangan tungku pengecoran tungku pengecoran dapat digunakan

agar dapat memberikan gambaran sebagaimana mestinya. Bahan bakar

pada saat pembuatan tungku tersebut. pada tungku ini menggunakan variasi

Lalu menentukan beberapa alat dan bahan bakar yang berbeda yaitu arang

bahan material yang akan dipakai dan gas.

dalam perancangan untuk


meminimalisir kesalahan dalam D. DATA DAN ANALISA

pengadaan alat dan bahan. Yang 1. Pengujian Tungku

selanjutnya melakukan fabrikasi Menggunakan Bahan Bakar Arang.

tungku serta menganalisa kinerja dari Pengetesan tungku pengecoran


tungku pengecoran tersebut. hasil rancangan dilakukan sebanyak
Prosedur penelitian yang akan dua kali dengan menggunakan
dilakukan yaitu pertama adalah aluminium scrap sebagai bahan yang
memulai penelitian yang akan akan dilebur dan arang sebagai bahan
dilakukan. Studi literatur adalah bakar. Adapun langkah-langkah dari
mengkaji buku-buku yang pengujian tersebut sebagai berikut:
berhubungan dengan penelitian yang
• Mula mula bahan bakar arang yang
akan dilakukan. Setelah mengkaji
akan digunakan ditimbang terlebih
buku-buku dan memperoleh
dahulu sebelum dimasukan ke
pengetahuan yang cukup maka
dalam tungku pembakaran.
• Kemudian penyangga cawan lebur prosedur yang sama pada saat
atau kowi dipasang pada tempatnya pengetesan yang pertama.
dan arang dimasukkan sampai • Dan arang yang tersisa ditimbang
tungku terisi penuh di sekitar kowi. untuk proses analisa yang lebih
• Dilakukan proses pembakaran lanjut.
arang dengan bantuan sedikit
minyak tanah dan blower
dinyalakan guna mempermudah
HASIL PENGUJIAN TUNGKU
proses awal pembakaran arang.
MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR
• Setelah arang mulai terbakar, kowi
ARANG.
atau cawan lebur dimasukkan ke
penyangga tungku dan diisi dengan a). Pengujian tahap 1

aluminium scrap yang sebelumnya Pada percobaan ini terdapat beberapa


sudah disiapkan. hal yang menjadi pertimbangan
• Blower dinyalakan untuk membantu diantaranya adalah jumlah arang yang
proses pembakaran dan proses digunakan untuk proses peleburan
pengukuran temperatur aluminium yaitu sebanyak 2,5 kg dan jumlah
scrap yang ada di dalam kowi atau aluminium scrap yang akan dilebur
cawan lebur menggunakan infrared adalah sebanyak 2,5 kg. Dari hasil
thermometer. percobaan tersebut, diperoleh
• Setelah aluminium mencair dan perbandingan temperatur terhadap
mencapai temperatur di atas 600 waktu pada proses peleburan
o aluminium seperti ditunjukan pada
C, kemudian aluminium cair
tersebut dituang ke tempat yang grafik di bawah ini.
sudah disediakan.
• Kemudian dilanjutkan pengetesan
yang kedua dengan menggunakan
Grafik temperature ruang Grafik temperatur dinding luar tungku
bakar terhadap waktu terhadap waktu

8
T0
C T
C)
)° 6
e e° 8
m0 m0
p4 p 6
e0 er 0
4
2
r at 0
0
0 ur 2
0 20 40 60 ( 0
Waktu 0
(Menit) 0 20 40 60

Waktu (Menit)

HASIL PENGUJIAN TUNGKU


b). Pengujian Tahap 2 MENGGUNAKAN BAHAN
BAKAR GAS
Di lihat dari grafik tersebut, dapat
• Persiapkan bahan baku yang akan
disimpulkan untuk temperatur dinding
di lebur yaitu aluminium.
luar tungku terhadap waktu mengalami
• Masukkan krusibel/ladel kedalam
peningkatan yang stabil. Temperatur
ruang bakar setelah itu masukkan
naik secara perlahan sampai mencapai
aluminium secukupnya, kemudian
titik maksimal 90°C pada menit ke 58
tutup kembali tanur.
dikarenakan terjadi proses perambatan
• Pastikan seluruh bagian alat aman
panas terhadap dinding selama proses
tidak ada bagian pada saluran gas
pembakaran berlangsung.
yang bocor.
• Setelah seluruh alat terkontrol,
putar regulator bertekanan sedikit
kemudian ambil korek api untuk
menyalakannya.
• Setelah api menyala setel besar Massa aluminium 5 kg membutuhkan
waktu paling lama yaitu 3000 sekon,
kecilnya api pada regulator, setelah
sedangkan massa 3,75 kg
api sudah menyala sesuai membutuhkan waktu 2800 detik dan
kebutuhan, lalu nyalakan blower 2,5 kg membutuhkan waktu 2630 detik.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
dan buka blower setelan tekanan alumunium menyerap kalor sebesar
udara sampai semburan api sesuai 5203 kJ, 3870 kJ dan 2600 kJ untuk
kebutuhan. massa 5 kg, 3,75 kg dan 2,5 kg.
E. PENUTUP

Uji coba peleburan alamunium 1. KESIMPULAN

dilakukan dengan 3 variasi berat Tungku peleburan yang memakai

aluminium, uji coba pertama yaitu bahan bakar arang sedikit lebih lambat

dengan berat aluminium 2,5 kg, uji dalam melebur logam dibandingkan

coba kedua 3,75 kg dan yang uji coba dengan tungku yang memakai bahan

terakhir dengan berat aluminium 5 kg. bakar gas. Dan juga panas yang
dihasilkan lebih konstan ketika
menggunakan bahan bakar arang,
karena temperature tetap terjaga
walaupun saat blower dimatikan.
2. SARAN
• Penyempurnaan terhadap tungku
pengecoran hasil rancangan ini dapat
disempurnakan dengan menambah
katup pengatur udara pada pipa blower.
Dengan perbaikan tersebut, diharapkan
efisiensi thermal dari tungku akan dapat
ditingkatkan. Berkaitan dengan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
pengaturan laju aliran udara, maka
bahwa semakin tinggi massa
alumunium yang dilebur maka perlu pengujian lebih lanjut untuk
membutuhkan waktu yang lebih lama.
mendapatkan laju aliran udara yang tabung gas semakin lama semakin
optimum. menurun. Solusi untuk mengatasinya
• Pada saat pengetesan berlangsung dengan cara tabung gas di rendam
tabung gas mengalami penurunan dalam wadah yang berisi air agar
tekanan karena terjadi proses tabung gas tidak mengalami proses
pengembunan pada tabung gas pengembunan sehingga tekanan dalam
sehingga menyebabkan tekanan dalam tabung gas menjadi stabil.

DAFTAR PUSTAKA
1. Holman J.P. “Perpindahan Kalor”, Erlangga, Jakarta, 1986.
2. Tata Surdia, Shinroku Saito, “Pengtahuan Bahan Teknik”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta, 1995.
3. Akuan, A. 2009. “Tungku Peleburan Logam”. Universitas Jendral Ahmad
Yani.Bandung.
4. Pratiwi, Diah Kusuma. 2012. ’Analisa Pengujian, Kekerasan Material Baja
Karbon Rendah, Besi,Tembaga, Serta Zn (seng) dengan Menggunakan Metode
Uji Kekerasan Brinell”. Skripsi. Universitas Pamulang, TangerangSelatan.
5. Sundari, E., 2011, Rancang Bangun Dapur Peleburan Aluminium Bahan
Bakar Gas, Jurnal Austenit, Volume 3 Nomor 1, April 2011, Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
6. Magga, R., 2010, Analisis Perancangan Tungku Pengecoran Logam Sebagai
Sarana Pembelajaran Teknik Pengecoran, JIMT Vol. 7, No. 1, Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako.
7. Ahmad Kafrawi N., Rancang Bangun dan Pengujian Tungku Induksi (induction
Furnace) untuk Peleburan Logam, PDII.LIPI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai