1. Dapur Peleburan
Dalam proses pengecoran logam tahapan peleburan untuk mendapatkan logam
cair pasti akan dilakukan dengan menggunakan suatu tungku peleburan di mana material
bahan baku dan jenis tungku yang akan digunakan harus disesuaikan dengan material
yang akan dilebur.
Pemilihan tungku peleburan yang akan digunakan untuk mencairkan logam harus
sesuai dengan bahan baku yang akan dilebur. Paduan Aluminium, paduan tembaga,
paduan timah hitam, dan paduan ringan lainnya biasanya dilebur dengan menggunakan
tungku peleburan jenis krusibel, sedangkan untuk besi cor menggunakan tungku induksi
frekwensi rendah atau kupola. Tungku induksi frekwensi tinggi biasanya digunakan
untuk melebur baja dan material tahan temperatur tinggi (Abrianto Akuan, 2009).
Tungku yang paling banyak digunakan dalam pengecoran logam antara lain ada
lima jenis yaitu; Tungku jenis kupola, tungku pengapian langsung, tungku krusibel,
tungku busur listrik, dan tungku induksi. Dalam memproduksi besi cor tungku yang
paling banyak digunakan industri pengecoran adalah krusibel dan tungku induksi, jenis
kupola sudah mulai jarang digunakan karena pertimbangan tertentu. Berikut ini uraian
tentang tungku peleburan. Pada unit ini memperkenalkan tungku dan refraktori dan
menjelaskan berbagai aspek perancangan dan operasinya (Abrianto Akuan, 2009).
Pemilihan dapur tergantung pada beberapa faktor (Mikell P.Groover, 2000),
seperti :
1. Paduan logam yang akan dicor
4. Biaya operasi
5. Pengoperasian
6. Pemeliharaan
7. Polusi terhadap lingkungan.
2. Klasifikasi Tungku
Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk mencairkan logam pada
proses pengecoran (casting) atau untuk memanaskan bahan dalam proses perlakuan panas
(heat Treatmet). Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahan
baku, maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi penting. Sebagai contoh, beberapa
bahan tidak akan mentolelir sulfur dalam bahan bakar. Bahan bakar padat akan
menghasilkan bahan partikulat yang akan mengganggu bahan baku yang ditempatkan
didalam tungku (Abrianto Akuan, 2009).
Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai mencapai
suhu yang seragam dengan bahan bakar dan tenaga kerja sesedikit mungkin. Kunci dari
operasi tungku yang efisien terletak pada pembakaran bahan bakar yang sempurna
dengan udara berlebih yang minimum. Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif
rendah (dibawah 70 %) dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler
(dengan efisiensi lebih dari 90 %). Hal ini disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi
didalam tungku. Sebagai contoh, sebuah tungku yang memanaskan bahan sampai suhu
1200 oC akan mengemisikan gas buang pada suhu 12000C atau lebih yang
mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan (Abrianto Akuan, 2009).
a. Dapur Crucible
Dapur ini melebur logam tanpa berhubungan langsung dengan bahan
pembakaran (indirect fuel-fired furnance).
Dalam gambar 2.1 ditunjukkan 3 jenis dapur krusibel yang biasa digunakan :
a. Krusibel angkat (lift-out crucible),
b. Pot tetap (stationary pot),
c. Dapur tukik (tilting-pot furnance).
b. Tungku Kupola
Kupola merupakan tungku yang memiliki bentuk silinder vertikal yang
memiliki kapasitas besar. Tungku ini diisi dengan material pengisi antara lain
besi, kokas, flux atau batu kapur, dan elemen paduan yang memungkinkan.
Tungku ini memiliki sumber energi panas dari kokas dan gas untuk
meningkatkan temperatur pembakaran. Hasil peleburan dari tungku ini akan
ditapping secara periodik untuk mengeluarkan besi cor yang telah mencair
(Mikell P.Groover, 2000).
Sumber: Mikell P.Groover, 2000
Gambar 2.4. Kupola untuk peleburan besi tuang
Setelah logam pengisi telah mengalami pencairan maka tungku induksi ini
telah dilengkapi dengan suatu pengendali untuk melakukan penuangan (titling)
kedalam suatu ladle yang lebih kecil yang dibawa hook crane atau ladle yang
dibawa oleh dua operator pouring ke cetakan.
e. Tungku Converter
Converter ialah sebuah tabung baja dengan dinding berlapis dan tahan
terhadap temperatur tinggi serta ditempatkan pada sebuah dudukan yang
dibentuk sedemikian rupa agar posisinya dapat diubah secara vertikal mapun
secara horizontal dengan posisi mulut berada disamping atau diatas bahkan
dibawah. Posisiposisi ini diperlukan untuk pengisian, penghembusan karbon
dioksida dan penuangan hasil pemurnian (Abrianto Akuan, 2009).
Sumber: Abrianto Akuan, 2009
Gambar 2.8 Tungku Converter Bessemer