NIM : 19508334065
Kelas : D2
KONSTRUKSI
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri menjadi satu di atas
yang lain pada alasnya. Seluruh dinding dari dapur tinggi terbuat dari batu tahan api yang
dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya selain itu pada dapur tinggi juga
terdapat tiang-tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja.
Pada dapur tinggi juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi untuk meniupkan
udara panas pada dapur tinggi.
PROSES KERJA
Pada dasarnya proses kerja dapur tinggi bisa disederhanakan menjadi 4 tahap yaitu :
1. Proses pemasukan bahan-bahan yang akan diolah
2. Proses reduksi bahan-bahan
3. Proses pencairan bijih besi
4. Hasil produksi dapur tinggi
HASIL PRODUKSI
Dapur tinggi dalam prosesnya menghasilkan dua macam produk, yaitu :
1. Besi Kasar (Pig Iron)
Besi kasar merupakan produk dari hasil reaksi reduksi bijih besi. Besi kasar sendiri memiliki
sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat.
Adapun besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu besi kasar putih dan besi kasar kelabu.
2. Terak
Terak merupakan produk sampingan dari proses produksi dapur tinggi, terak terdapat dua
macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang bersifat basa. Hal tersebut bergantung
pada berapa kandungan CaO, MgO, Si dan Al pada terak.
PENGERTIAN
Dapur listrik merupakan dapur pengolahan lanjut setelah dapur tinggi, dapur listrik berfungsi
untuk mengolah hasil dari dapur tinggi menjadi baja atau besi. Dapur listrik lebih efisien
dibandingkan dengan dapur lainnya.
KONSTRUKSI
Konstruksi dari dapur listrik berbentuk oval di bagian bawah, dindingnya berbentuk silinder
serta penutup tanur yang bisa membuka dan menutup. Pada penutupnya terdapat lubang
untuk tempat masuknya elektroda. Elektroda sendiri tidak bertumpu pada penutup dapur tapi
bertumpu pada rangka atau penopang tersendiri dan dapat bergerak ke atas dan menurun
sesuai dengan kebutuhan. Pada penutup dapur terdapat isolator panas yang mempunyai fungsi
agar panas yang di hasilkan tidak berkurang.
PROSES KERJA
Besi dalam dapur listrik melalui beberapa proses dalam produksi yaitu :
1. Proses pemuatan bahan-bahan produksi dalam dapur
2. Proses peleburan semua bahan dalam dapur
3. Proses pencairan besi
4. Tahap pembersihan sisa-sisa produksi
5. Tahap penyelesaian atau finishing
HASIL PRODUKSI
Hasil dari proses produksi dapur listrik ini berupa baja hasil olahan dari dapur tinggi yang
diolah menjadi baja yang lebih baik dan lebih berkualitas.
KONSTRUKSI
Konstruksi dari dapur kubah terdiri dari tuyer, lubang cerat dan lubang terak, dan daerah
krus.
PROSES KERJA
1. Pemasukan bahan-bahan ke dalam dapur kubah
2. Pemanasan atau permulaan dari tiupan
3. Pencairan logam
4. Pengeluaran hasil
HASIL PRODUKSI
Hasil produksi dari dapur kubah adalah besi cair yang berasal dari besi-besi yang dimasukkan
ke dalam dapur kemudian mencair dan menjadi cairan besi. Selain itu juga terdapat terak
yang berupa batu kapur dan logam lain.
Pengertian
Dapur konvertor merupakan salah satu dapur yang bisa digunakan untuk menurunkan
kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar.
Ada tiga macam konvertor yaitu :
1. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
2. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
3. Proses Oksi, proses LD
Konstruksi
Konstruksi dari dapur konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat
dari pelat baja. Pada lapisan dalam dinding dapur konvertor terdapat batu tahan api yang
berfungsi untuk menyimpan panas dan melindungi lapisan luar dinding baja dapur.
Proses Kerja
1. Dipanaskan dengan kokas sampai -+1500°C
2. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (-+ 1/8 dari volume konveror)
3. Kembali ditegakkan
4. Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya
Hasil Produksi
Hasil produksi dari dapur konvertor adalah besi cair dan terak yang dihasilkan selama
pencairan besi.
- See more at: http://charis7512.blogspot.co.id/2014/05/dapur-pengolah-besi-dan-
baja.html#sthash.IhZtuZec.dpuf
DAPUR KONVERTOR
3.) DAPUR KONVERTER
PENGERTIAN
Dapur konvertor merupakan salah satu dapur yang bisa digunakan untuk menurunkan
kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar.
Ada tiga macam konvertor yaitu :
1. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
2. Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
3. Proses Oksi, proses LD
KONSTRUKSI
Konstruksi dari dapur konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat
dari pelat baja. Pada lapisan dalam dinding dapur konvertor terdapat batu tahan api yang
berfungsi untuk menyimpan panas dan melindungi lapisan luar dinding baja dapur.
PROSES KERJA
1. Dipanaskan dengan kokas sampai -+1500°C
2. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (-+ 1/8 dari volume konveror)
3. Kembali ditegakkan
4. Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya
HASIL PRODUKSI
Hasil produksi dari dapur konvertor adalah besi cair dan terak yang dihasilkan selama
pencairan besi.
4.) DAPUR SIEMEN-MARTIN
PENGERTIAN
Dapur Siemens-Martin adalah sebuah dapur nyala api. Dapur ini direncanakan oleh
seorang bangsa Perancis bernama Wilhelm Siemens pada tahun 1800 yang kemudian
disempurnakan oleh Pierre Martin pada tahun 1865. Digunakan untuk mengolah besi-besi
rongsokan atau besi bekas namun bisa juga digunakan untuk mengolah besi mentah atau pig
iron.
KONSTRUKSI
Dapur Siemens-martin terdiri dari dua generator yang berisi gas dan udara, terdapat
tiga pintu untuk memasukkan bahan besi yang akan diolah, pada tengah-tengah dapur
terdapat ruangan untuk mengolah atau mencairkan besi serta semua dinding pada dapur
Siemens-martin ini dilapisi oleh batu tahan api asam atau basa.
PROSES KERJA
1. Panaskan terlebih dahulu dapur dengan suhu 900-1200° C
2. Semua bahan-bahan besi dimasukkan ke dalam dapur
3. Udara dan gas dialirkan menuju dapur untuk pencairan
4. Besi yang ada di dalam dapur mulai mencair
5. Besi cair keluar terlebih dahulu sebelum terak keluar
HASIL PRODUKSI
Dari proses kerja yang dilakukan oleh dapur Siemens-martin bisa diperoleh hasil
berupa baja cair yang kuat dan terak yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.
KONSTRUKSI
Bara yang digunakan pada dapur ini menggunakan udara panas yang dihembuskan
oleh blower, bahan dan peralatan yang digunakan pada dapur aduk ini haruslah sesuai dengan
temperatur yang akan digunakan pada proses produksi
PROSES PRODUKSI
1. Pemanasan dapur dengan meniupkan udara panas dari blower dan api
2. Setelah panas telah cukup maka bahan dimasukkan ke dalam dapur
3. Stabilkan panas pada dapur dengan meniupkan udara panas dengan blower
4. Setelah cair dan telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka keluarkan besi cair dari dapur
HASIL PRODUKSI
Wrought Iron (besi tempa), Fasa besi tempa berupa ferit (alpha), di dalamnya terdapat
sisa terak yang masih terperangkap dan bisa dimanfaatkan lagi.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Dalam pengerjaan menggunakan blast furnace, ada cara tersendiri untuk melakukan
pengolahan. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan produk hasil akhir yang berkualitas
tinggi dan sesuai dengan standar.
Cara kerja dalam Blast Furnace adalah, pertama, bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan
dimasukkan secara teratur berlapis-lapis. Kedua, udara panas dimasukkan dari dapur cowper
sehingga menghasilkan pembakaran untuk mereduksi bijihbijih besi dengan temperature ±
9000°C. Ketiga, muatan yang turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan
terjadi pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400°C. Dan
yang terakhir, bijih besi akan turun terus agar arang yang pijar berwarna putih menerima zat
arang dan membentuk karbonatkarbonat seperti batu kapur dan dolomite, lalu setelah itu
kehilangan CO2 pada suhu 700°C hingga 800°C, lalu terak dalam blast furnace akan
terbentuk bersama dengan reduksi sempurna dari besi.
1. Bijih besi (Iron ores) didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Iron ore
merupakan bahan pokok dari blast furnace.
2. Bahan Bakar yang diqunakan dalam proses blast furnace ialah kokas, arang kayu, juga
antrasit.
3. Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2
dan gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk mereduksi bijih besi. Supplai udara panas
bermaksud agar terjadi pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas dapat diminimalisir.
Bahan tambahan dalam proses blast furnace adalah Batu Kapur. Batu kapur digunakan untluk
mengikat bahanbahan yang ikut campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Dengan
adanya terak maka terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan
biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang merupakan
campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
2C + O2 > 2CO Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam
blast furnace berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk mereduksi oksigen
dalam bijihbesi.
1. Besi Kasar (Pig Iron). Besi kasar memiliki sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan
pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat. Besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu
besi kasar putih dan besi kasar kelabu.
a. Besi kasar putih. Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat getas dan keras,
kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit ditempa.
b. Besi kasar kelabu Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C), kandungan Si masih
cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi kasar putih, mudah dituang meskipun
masih cukup getas. Besi kasar kelabu digolongkan menjadi : besi kasar kelabu muda yang
mengandung 0,5 ~ 1% Si dengan butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan
pembuat silinder mesin dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang mengandung
hingga 3% Si dengan butir kasar serta tahan getaran.
2. Terak. Terak terbagi menjadi dua macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang
bersifat basa. Komposisi terak adalah sebagai berikut:
a. Silika = 33% ~ 42%
b. Alumina = 10% ~ 16%
c. Kapur = 36% ~ 45%
d. Magnesia = 3%~ 12%
e. Belerang = 1% ~ 3%
f. Ferro Oksida = 0,3% ~ 2%
g. Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5%
1. Baja karbon rendah (Mild Steel) Dengan kandungan karbon antara 0,04% s/d 0,30%,
artinya : setiap 100 Kg baja mengandung unsur karbon antara 0,04 Kg s/d 0,30 Kg. Banyak
dijumpai dalam bentuk pelat baja.
2. Baja karbon sedang artinya dengan kandungan karbon 0,30% s/d 0,6% karbon. Produknya
yaitu: mur, baut, poros engkol, batang torak (baja karbon dengan 0,4% C), roda gigi,
palu/martil, alat penjepit/klem ( baja karbon dengan 0,5%C) untuk membuat pegas (baja
karbon dengan 0,6% C).
3. Baja karbon tinggi (High Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan karbon 0,7% s/d
1,3% C.
Banyak digunakan pada alat yang dalam penggunaannya mengalami temperatur tinggi,
misalnya karena gesekan. Contoh : pahat potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.