Anda di halaman 1dari 19

Nama : Djati Noerwahid Jakti

NIM : 19508334065

Kelas : D2

Pengertian Dapur Tinggi


 Blast furnace (dapur tinggi) adalah tanur metalurgi digunakan untuk peleburan untuk
memproduksi industri logam, umumnya ferro. Dalam dapur tinggi, bahan bakar, bijih, dan
kapur terus dipasok melalui bagian atas tanur, sementara udara (kadang-kadang dengan
pengayaan oksigen) yang ditiupkan ke bagian bawah tanur, sehingga reaksi kimia
berlangsung sepanjang tanur sebagian bahan bergerak ke bawah pada bagian tanur. Produk
dari dapur tinggi biasanya berupa logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan gas
buang yang keluar dari bagian atas tanur. Aliran ke bawah dari bijih besi dan fluks dalam
kontak dengan upflow panas, karbon monoksida yang kaya gas pembakaran merupakan
proses pertukaran perlawanan.
Blast furnace atau dapur tinggi harus dikontraskan dengan tanur udara (seperti tanur
reverberatory) oleh konveksi dari gas panas di buang cerobong asap. Menurut pengertian
dalam arti luas, bloomeries untuk ferro, rumah meniup untuk timah, dan pabrik smelt untuk
memimpin akan diklasifikasikan sebagai dapur tinggi atau blast furnace. Namun, sebutan ini
biasanya terbatas dengan digunakannya untuk peleburan iron ores untuk memproduksi pig
iron, bahan antara yang digunakan dalam produksi besi dan baja komersia.
Dapur tinggi digunakan untuk mengolah iron ores menjadi besi kasar. Besi kasar yang
dihasilkan oleh dapur tinggi tersebut dimasukkan kedalam dapur/ konveerter, untuk dijadikan
baja, baja tuang, atau besi tuang. Bahan - bahan yang diperlukan dalam proses dapur tinggi
untuk mengubah biji besi menjadi besi kasar, antara lain : Batu kapur (fluks), Bijih besi,
bahan bakar (kokas) dan udara panas. Iron ores diperoleh dari proses penambangan dan
proses pemisahan (extraction), iron ores merupakan bahan utama yang akan diubah menjadi
besi kasar.
1. Batu kapur : batu kapur bertindak sebagai pengikat kotoran (fluks), jadi pengotor
pengotor yang ikut tercampur pada cairan besi yang akan mengurangi kualitas besi kasar
akan diikat oleh batu kapur dan dibuang menjadi terak.
2. Bahan Bakar : Bahan bakar yang umum diqunakan dalam proses dapur tinggi
biasanya adalah kokas. Tapi bahan bakar lain seperti arang kayu juga antrasit juga bisa
digunakan.
3. Udara panas : Digunakan untuk melangsungkan pembakaran dengan bahan bakar
menjadi CO2 dan gas CO untuk menghasilkan panas, Udara panas dihembuskan dengan
maksud agar pembakaran sempurna, lebih cepat, sehingga kebutuhan kokas berkurang. Udara
panas dihasilkan oleh dapur cowper.
Dapur tinggi pada umumnya diletakkan tidak jauh dari daerah penyimpanan atau
pengadaan bahan yang akan diolah, seperti iron ores atau bijih besi, bahan bakar, dan batu
kapur. Tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat proses pengisian bahan mentah ke
dalam dapur tinggi sehingga dapat memperlancar produksi besi kasar.
Blast firnace atau dapur tinggi terdiri dari kerangka baja yang terdiri tegak lurus
hampir membentuk seperti sebuah silinder. Tanur ini mempunyai tinggi sekitar 30 meter dan
diameter sekitar 6 meter. Pada bagian dalam tanur telah disediakan batu tahan api dan
dilengkapi dengan alat yang digunakan untuk memasukan bahan – bahan di bagian atas,
sedangkan di bagian bawah terdapat tempat pengumpulan besi dan terak cair.
Konstruksi Dapur tinggi atau blast furnace dan cara kerjanya
Dapur tinggi atau blast furnace mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri
menjadi satu di atas yang lain pada alasnya. Di bagian atas adalah tanurnya yang melebar ke
bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur ke bawah dan tidak terjadi hambatan.
Bagian bawah melebar ke atas dengan tujuan agar muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi atau blast furnace terbuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja
pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Tanur ini diisi dari atas dengan alat pengisi.
Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan iron ores. Kokas adalah
arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung
belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan
membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan
cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas
udara.       Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar,
dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen
Martin. Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-
batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak
itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur
yang terurai akan mengikat batu-batu yang terangkut dan unsur-unsur lainnya.

Prinsip Kerja Blast Furnace/ Dapur Tinggi

Proses produksi didalam dapur tinggi ada 4 tahap :


1. Proses pemasukan muatan
2. Proses reduksi
 3. Proses pencairan
4. Hasil produksi dapur tinggi
1) Proses Pemasukan Muatan : Yang dimaksud dengan muatan dapur tinggi adalah isi dari
dapur tinggi yang terdiri atas bahan bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu
kapur.
2) Proses Reduksi : Reduksi yaitu Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C. Proses ini
terjadi sangat cepat. Pada proses reduksi terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah pengeringan Daerah paling atas, terdapat gas CO2
b. Daerah reduksi Muatan akan mulai melebur dan bergerak kebawah mendekati daerah
pencairan
c. Daerah pencairan
 3) Proses Pencairan : Muatan dapur tinggi yang berisi kokas, biji besi dan batu kapur
setelah mengalami pemanasan akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari atas ke bawah
mengalami proses reduksi.
 4) Hasil produksi dapur tinggi : Besi kasar sebagai bahan dasar pembuatan bajada gas
dapur tinggi
. Cara Kerja Dapur Tinggi :
1. Bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-lapis.
2. Udara panas dimasukkan dari daputr cowper dengan kecepatan 100m/dt, maka udara panas
mengadakan pembakaran (CO2 dan pembentukan CO) sebagai gas untuk mereduksi bijih-
bijih besi dengan temperature ± 9000oC.
3. Muatan yang turun ertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi pengikatan
kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400oC.
4. Bijih besi turun terus supaya arang/kokas yang pijar berwarna putih menerima zat arang
dan membentuk karbonat-karbonat seperti batu kapur dan dolomite, baru kehilangan CO2
pada suhu 700oC.-800oC., maka teraknya terbentuk bersama-sama dengan reduksi sempurna
dari besi.
Batu tambang/batu kapur CaCO/CaCO3 dinamakan dolomit, untuk : · Mengikat kotoran ·
Melindungi besi/cairan besi dan oksidasi Hasil olahan blast furnace/ dapur tinggi adalah :
 1. Besi kasar / pig iron
2. terak
3. Gas dan debu
Gambar proses dapur tinggi:
PENGERTIAN DAPUR TINGGI

Dapur tinggi merupakan tanur metalurgi digunakan untuk peleburan untuk


memproduksi industri logam. Bijih besi yang di olah dalam dapur tinggi
berupa pyrite(FeS2), magnetite(Fe3O4), serta hematite(Fe2O3) .

KONSTRUKSI
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri menjadi satu di atas
yang lain pada alasnya. Seluruh dinding dari dapur tinggi terbuat dari batu tahan api yang
dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya selain itu pada dapur tinggi juga
terdapat tiang-tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja.
Pada dapur tinggi juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi untuk meniupkan
udara panas pada dapur tinggi.

PROSES KERJA
Pada dasarnya proses kerja dapur tinggi bisa disederhanakan menjadi 4 tahap yaitu :
1.      Proses pemasukan bahan-bahan yang akan diolah
2.      Proses reduksi bahan-bahan
3.      Proses pencairan bijih besi
4.      Hasil produksi dapur tinggi

HASIL PRODUKSI
Dapur tinggi dalam prosesnya menghasilkan dua macam produk, yaitu :
1.      Besi Kasar (Pig Iron)
Besi kasar merupakan produk dari hasil reaksi reduksi bijih besi. Besi kasar sendiri memiliki
sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat.
Adapun besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu besi kasar putih dan besi kasar kelabu.
2.      Terak
Terak merupakan produk sampingan dari proses produksi dapur tinggi, terak terdapat dua
macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang bersifat basa. Hal tersebut bergantung
pada berapa kandungan CaO, MgO, Si dan Al pada terak.

MACAM MACAM DAPUR TINGGI


DAPUR LISTRIK

1.) DAPUR LISTRIK

PENGERTIAN
Dapur listrik merupakan dapur pengolahan lanjut setelah dapur tinggi, dapur listrik berfungsi
untuk mengolah hasil dari dapur tinggi menjadi baja atau besi. Dapur listrik lebih efisien
dibandingkan dengan dapur lainnya.
KONSTRUKSI

Konstruksi dari dapur listrik berbentuk oval di bagian bawah, dindingnya berbentuk silinder
serta penutup tanur yang bisa membuka dan menutup. Pada penutupnya terdapat lubang
untuk tempat masuknya elektroda. Elektroda sendiri tidak bertumpu pada penutup dapur tapi
bertumpu pada rangka atau penopang tersendiri dan dapat bergerak ke atas dan menurun
sesuai dengan kebutuhan. Pada penutup dapur terdapat isolator panas yang mempunyai fungsi
agar panas yang di hasilkan tidak berkurang.

 
PROSES KERJA
Besi dalam dapur listrik melalui beberapa proses dalam produksi yaitu :
1.      Proses pemuatan bahan-bahan produksi dalam dapur
2.      Proses peleburan semua bahan dalam dapur
3.      Proses pencairan besi
4.      Tahap pembersihan sisa-sisa produksi
5.      Tahap penyelesaian atau finishing

HASIL PRODUKSI
Hasil dari proses produksi dapur listrik ini berupa baja hasil olahan dari dapur tinggi yang
diolah menjadi baja yang lebih baik dan lebih berkualitas.

 2.)DAPUR KUBAH (KUPOLA)


PENGERTIAN
Dapur kubah merupakan dapur untuk mengolah besi kasar (pig iron) dan besi
rongsokan/potongan-potongan dengan dicampur potongan baja serta sejumlah kecil batu
kapur guna menghasilkan besi tuang dan besi cor.

KONSTRUKSI
 
Konstruksi dari dapur kubah terdiri dari tuyer, lubang cerat dan lubang terak, dan daerah
krus.

PROSES KERJA
1.      Pemasukan bahan-bahan ke dalam dapur kubah
2.      Pemanasan atau permulaan dari tiupan
3.      Pencairan logam
4.      Pengeluaran hasil
HASIL PRODUKSI
Hasil produksi dari dapur kubah adalah besi cair yang berasal dari besi-besi yang dimasukkan
ke dalam dapur kemudian mencair dan menjadi cairan besi. Selain itu juga terdapat terak
yang berupa batu kapur dan logam lain.

Pengertian
Dapur konvertor merupakan salah satu dapur yang bisa digunakan untuk menurunkan
kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar.
Ada tiga macam konvertor yaitu :
1.      Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
2.      Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
3.      Proses Oksi, proses LD

Konstruksi
Konstruksi dari dapur konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat
dari pelat baja. Pada lapisan dalam dinding dapur konvertor terdapat batu tahan api yang
berfungsi untuk menyimpan panas dan melindungi lapisan luar dinding baja dapur.

Proses Kerja
1.       Dipanaskan dengan  kokas sampai  -+1500°C
2.      Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (-+ 1/8 dari volume konveror)
3.      Kembali ditegakkan
4.      Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5.      Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya

Hasil Produksi
Hasil produksi dari dapur konvertor adalah besi cair dan terak yang dihasilkan selama
pencairan besi.
- See more at: http://charis7512.blogspot.co.id/2014/05/dapur-pengolah-besi-dan-
baja.html#sthash.IhZtuZec.dpuf
DAPUR KONVERTOR
3.) DAPUR KONVERTER
PENGERTIAN
Dapur konvertor merupakan salah satu dapur yang bisa digunakan untuk menurunkan
kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar.
Ada tiga macam konvertor yaitu :
1.      Proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah.
2.      Proses Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi.
3.      Proses Oksi, proses LD

KONSTRUKSI
Konstruksi dari dapur konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat
dari pelat baja. Pada lapisan dalam dinding dapur konvertor terdapat batu tahan api yang
berfungsi untuk menyimpan panas dan melindungi lapisan luar dinding baja dapur.

PROSES KERJA
1.       Dipanaskan dengan  kokas sampai  -+1500°C
2.      Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (-+ 1/8 dari volume konveror)
3.      Kembali ditegakkan
4.      Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5.      Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya

HASIL PRODUKSI
Hasil produksi dari dapur konvertor adalah besi cair dan terak yang dihasilkan selama
pencairan besi.
 
4.) DAPUR SIEMEN-MARTIN

PENGERTIAN
Dapur Siemens-Martin adalah sebuah dapur nyala api. Dapur ini direncanakan oleh
seorang bangsa Perancis bernama Wilhelm Siemens pada tahun 1800 yang kemudian
disempurnakan oleh Pierre Martin pada tahun 1865.  Digunakan untuk mengolah besi-besi
rongsokan atau besi bekas namun bisa juga digunakan untuk mengolah besi mentah atau pig
iron.
KONSTRUKSI

Dapur Siemens-martin terdiri dari dua generator yang berisi gas dan udara, terdapat
tiga pintu untuk memasukkan bahan besi yang akan diolah, pada tengah-tengah dapur
terdapat ruangan untuk mengolah atau mencairkan besi serta semua dinding pada dapur
Siemens-martin ini dilapisi oleh batu tahan api asam atau basa.
PROSES KERJA
1.      Panaskan terlebih dahulu dapur dengan suhu 900-1200° C
2.      Semua bahan-bahan besi dimasukkan ke dalam dapur
3.      Udara dan gas dialirkan menuju dapur untuk pencairan
4.      Besi yang ada di dalam dapur mulai mencair
5.      Besi cair keluar terlebih dahulu sebelum terak keluar

HASIL PRODUKSI
Dari proses kerja yang dilakukan oleh dapur Siemens-martin bisa diperoleh hasil
berupa baja cair yang kuat dan terak yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

5.) DAPUR ADUK


PENGERTIAN
Dapur aduk merupakan cara pengolahan besi secara konvensional  untuk
menghasilkan besi tempa.  Lebih dikenal dengan tungku tempa. Proses ini ditemukan pada
tahun 1784. Di sini yang dibuat adalah besi tempa.

KONSTRUKSI
Bara yang digunakan pada dapur ini menggunakan udara panas yang dihembuskan
oleh blower, bahan dan peralatan yang digunakan pada dapur aduk ini haruslah sesuai dengan
temperatur yang akan digunakan pada proses produksi

PROSES PRODUKSI
1.      Pemanasan dapur dengan meniupkan udara panas dari blower dan api
2.      Setelah panas telah cukup maka bahan dimasukkan ke dalam dapur
3.      Stabilkan panas pada dapur dengan meniupkan udara panas dengan blower
4.      Setelah cair dan telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka keluarkan besi cair dari dapur

HASIL PRODUKSI
Wrought Iron (besi tempa), Fasa besi tempa berupa ferit (alpha), di dalamnya terdapat
sisa terak yang masih terperangkap dan bisa dimanfaatkan lagi.

 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blast Furnace, atau secara umum disebut Dapur Tinggi adalah sebuah alat berukuran besar
dan tinggi, yang merupakan proses awal dimana bijih besi diolah dan diproduksi yang
kemudian dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan baja-baja dan atau besi-besi.
Secara umum, blast furnace ini berfungsi untuk mengolah bijih besi yang kemudian menjadi
besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh blast furnace diolah kembali kedalam dapur selain
blast furnace, untuk dijadikan baja atau baja tuang juga besi tuang. Bahan yang digunakan
dalam proses atau cara kerja dalam blast furnace untuk menghasilkan besi kasar adalah antara
lain : bijih besi, batu kapur, bahan bakar dan udara panas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konstruksi Blast Furnace?
2. Bagaimana cara kerja Blast Furnace?
3. Apa saja bahan baku dan bahan tambahan dalam proses Blast Furnace?
4. Bagaimanakah reaksi kimia dalam proses Blast Furnacae?
5. Apa efisiensi gas dalam Blast Frunace?
6. Apa saja hasil produk dari Blast Furnace?
7. Apa saja pemanfaatanproduk hasil dari pengolahan Blast Furnace?

1.3 Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang isolasi
panas bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya buat agar
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan topik permasalahan yang
akan kita bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia teknik permesinan itu sangatlah luas.
Semoga dengan adanya pembahasan tentang Blast Furnace ini, semua yang membaca bisa
paham dan mengerti tentang isi dari makalah ini.

1.4 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui bagaimana konstruksi Blast Furnace
2. Untuk mengetahui cara kerja Blast Furnace
3. Untuk mengetahui apa saja bahan utama dan bahan tambahan dalam proses Blast Furnace
4. Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam proses Blast Furnace

5. Untuk mengetahui bagaimana efisiensi gas dalam Blast Furnace


6. Untuk mengetahui hasil produk dari pengolahan Blast Furnace
7. Untuk mengetahui apa saja pemanfaatan produk hasil pengolahan Blast Furnace.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konstruksi Blast Furnace


Blast furnace berbentu seperti dua kerucut dan berdiri menjadi satu yang saling
bersinggungan alasnya. Seluruh dinding dari blast furnace terbuat dari batu tahan api yang
dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya. Pada blast furnace juga terdapat
tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja. Pada blast
furnace juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi pensupplai udara panas
menuju ruang bakar pada blast furnace. Pada bagian atas blast furnace, terdapat tanur yang
melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur ke bawah dan tidak terjadi
hambatan. Bagian bawah melebar ke atas dengan tujuan agar muatannya tetap berada di
bagian ini.

(Lihat gambar Lampiran 2.1. a)

2.2 Cara Kerja Blast Furnace


Pada dasarnya proses kerja blast furnace secara sederhana di bagi menjadi empat tahap
pemrosesan, yaitu :

1. Proses pemasukan bahan yang akan diolah


2. Proses reduksi bahan
3. Proses pencairan bijih besi
4. Hasil produksi blast furnace
Muatan blast furnace yang dimaksud adalah isi dari blast furnace yang terdiri atas bahan
bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu kapur. Sedangkan, reduksi yaitu
Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C dan proses ini terjadi sangat cepat. Pada proses
pencairan, muatan blast furnace bergerak kebawah. Dalam perjalanan ke bawah muatan
tersebut mengalami proses reduksi.

Dalam pengerjaan menggunakan blast furnace, ada cara tersendiri untuk melakukan
pengolahan. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan produk hasil akhir yang berkualitas
tinggi dan sesuai dengan standar.

Cara kerja dalam Blast Furnace adalah, pertama, bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan
dimasukkan secara teratur berlapis-lapis. Kedua, udara panas dimasukkan dari dapur cowper
sehingga menghasilkan pembakaran untuk mereduksi bijihbijih besi dengan temperature ±
9000°C. Ketiga, muatan yang turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan
terjadi pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400°C. Dan
yang terakhir, bijih besi akan turun terus agar arang yang pijar berwarna putih menerima zat
arang dan membentuk karbonatkarbonat seperti batu kapur dan dolomite, lalu setelah itu
kehilangan CO2 pada suhu 700°C hingga 800°C, lalu terak dalam blast furnace akan
terbentuk bersama dengan reduksi sempurna dari besi.

2.3 Bahan Baku dan Bahan Tambahan Proses Blast Furnace


Bahan yang digunakan dalam proses blast furnace untuk menghasilkan besi kasar dari blast
furnace diperlukan bahanbahan antara lain : Bijih besi (Iron Ores), batu kapur, bahan bakar
dan udara panas.

1. Bijih besi (Iron ores) didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Iron ore
merupakan bahan pokok dari blast furnace.
2. Bahan Bakar yang diqunakan dalam proses blast furnace ialah kokas, arang kayu, juga
antrasit.
3. Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2
dan gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk mereduksi bijih besi. Supplai udara panas
bermaksud agar terjadi pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas dapat diminimalisir.
Bahan tambahan dalam proses blast furnace adalah Batu Kapur. Batu kapur digunakan untluk
mengikat bahanbahan yang ikut campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Dengan
adanya terak maka terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan
biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang merupakan
campuran dari CaCO3 dan MgCO3.

2.4 Reaksi Kimia Blast Furnace


Pada waktu iron ores/ bijih‐bijih besi, bahan bakar dan tambah dimasukkan kedalam dapur,
pertama dihilangkan kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200‐300°C. Dengan
meningkatnya suhu, terjadinya reaksi tak langsung terhadap bijihbijih besi dengan reaksi sbb:

3 Fe2O3 + CO > 2 Fe3O4 + CO2


2 Fe2O3 + 6CO > 4 Fe + 6 CO2
Pada suhu > 535°C, karbon monoksida terurai menjadi karbon bebas dan karbon dioksida,
dengan reaksi sbb :
Fe3O4 + CO > 3 FeO + CO2
Pada suhu ± 400 °C Reduksi langsung terdapat iron ores sebagai berikut :
Fe2O3 + C > 2 FeO + CO
Fe3O4 + C > 3 FeO + CO
Saat daerah suhu 700 – 800 0C reduksi langsung ferro oksida mulai dengan membentuk besi
sponge yang mengandung karbon. Batu kapur terurai pada suhu 800°C. dan dolomit pada
suhu 1075OC dengan reaksi :

CaCO3 > CaO + CO2


MgCO3 > MgO + CO2
Penurunan titik lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama
semakin banyak, terjadi saat besi sponge memperoleh kandungan karbon. Batu kapur
mengikat kotorankotoran bijih besi dan abu kokas. Semakin ke bawah suhu semakin
meningkat dan terjadi reduksi langsung paduan dan metalloid dean reaksi sbb:

a. SiO2 + 2C > Si + 2CO


b. MnO + C > Mn + CO
c. P205 + 5C > 2P + 5CO
d. FeS + CaO + C > CaS + Fe + CO dan, Ca3PO4 + 3SiO2 + 5CO > 3CaSiO3 + 5CO +
3Fe3P
Didekat tuyer (Lubang tiup) ada hembusan udara panas yang mongenai kokas terjadi reaksi
sbb:

2C + O2 > 2CO Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam
blast furnace berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk mereduksi oksigen
dalam bijihbesi.

2.5 Efisiensi Gas Blast Furnace


Prinsip pokok dari kerja blast furnace adalah dengan mereduksi oksigen dari bijih besi yang
terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
1. Reduksi tidak langsung dengan CO pada suhu 300°C hingga 800°C
Fe2O3 + CO –> 2FeO + CO2
2. Reduksi tidak langsung pada daerah temperature 800°C hingga 1100°C
FeO + CO –> Fe + CO2
3. Reduksi langsung pada daerah temperature 1100°C hingga 1800°C
FeO + C –> Fe + CO
Bahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi dalam bentuk terak.
Bahan terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar. Meskipun demikian terak ini
masih bernilai ekonomis, misalnya sebagai bahan aspal . Selain terak, produk sampingan dari
blast furnace ini yakni : Gas. Hal ini dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari blast
furnace masih mempunyai panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk
memanaskan dapur atau tanur.

2.6 Hasil Produk Blast Furnace


Secara umum, hasil produksi dari Blast Furnace ada dua macam produk, yaitu produk utama
dan produk sampingan. Produk utama dari blast furnace yaitu besi kasar (pig iron),
sedangkan produk sampingannya adalah terak :

1. Besi Kasar (Pig Iron). Besi kasar memiliki sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan
pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat. Besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu
besi kasar putih dan besi kasar kelabu.
a. Besi kasar putih. Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat getas dan keras,
kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit ditempa.
b. Besi kasar kelabu Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C), kandungan Si masih
cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi kasar putih, mudah dituang meskipun
masih cukup getas. Besi kasar kelabu digolongkan menjadi : besi kasar kelabu muda yang
mengandung 0,5 ~ 1% Si dengan butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan
pembuat silinder mesin dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang mengandung
hingga 3% Si dengan butir kasar serta tahan getaran.

2. Terak. Terak terbagi menjadi dua macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang
bersifat basa. Komposisi terak adalah sebagai berikut:
a. Silika = 33% ~ 42%
b. Alumina = 10% ~ 16%
c. Kapur = 36% ~ 45%
d. Magnesia = 3%~ 12%
e. Belerang = 1% ~ 3%
f. Ferro Oksida = 0,3% ~ 2%
g. Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5%

2.7 Pemanfaatan Produk


Contoh pemanfaatan produk dari blast furnacae adalah pemanfaatan baja. Pembuatan besi
kasar menjadi baja diperlukan proses lebih lanjut, proses ini disesuaikan menurut sifat dan
campuran yang terkandung didalam besi kasar tersebut. Pengolahan besi kasar menjadi baja
dapat dilakukan pada, Konverter Bessemer, Konverter Thomas, Dapur Siemen Martin, dll.
Ditinjau dari jumlah kandungan karbon, baja terdiri atas:

1. Baja karbon rendah (Mild Steel) Dengan kandungan karbon antara 0,04% s/d 0,30%,
artinya : setiap 100 Kg baja mengandung unsur karbon antara 0,04 Kg s/d 0,30 Kg. Banyak
dijumpai dalam bentuk pelat baja.
2. Baja karbon sedang artinya dengan kandungan karbon 0,30% s/d 0,6% karbon. Produknya
yaitu: mur, baut, poros engkol, batang torak (baja karbon dengan 0,4% C), roda gigi,
palu/martil, alat penjepit/klem ( baja karbon dengan 0,5%C) untuk membuat pegas (baja
karbon dengan 0,6% C).
3. Baja karbon tinggi (High Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan karbon 0,7% s/d
1,3% C.
Banyak digunakan pada alat yang dalam penggunaannya mengalami temperatur tinggi,
misalnya karena gesekan. Contoh : pahat potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Blast Furnace atau yang
sering kita sebut Dapur Tinggi, memiliki ukuran yang besar dan tinggi, memiliki tahap
pemrosesan yang complex dengan reaksi kimianya. Blast furnace membutuhkan bahan baku
dalam penggunaannya yaitu iron ores (bijih besi), bahan bakar yang meliputi kokas, dan
arang, dan yang terakhir adalah udara panas. Adapun bahan tambahan, yaitu batu kapur yang
digunakan untuk mengikat material yang tidak diperlukan dalam pembuatan produk blast
furnace yang nantinya dijadikan sebagai terak. Hasil pemrosesan dari blast furnace adalah,
besi kasar dan hasil sampingannya yaitu terak. Besi kasar diolah di dapur yang lain untuk
mendapatkan produk yang sesuai sifat dan karakteristiknya. Produk dari besi kasar adalah
baja, sedangkan hasil akhir dalam produk baja adalah mur, baut, poros engkol, palu/martil,
dan lain sebagainya. Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya sendiri
khususnya dan pembaca pada umumnya.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian, khususnya bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Dapur Pengolahan Besi dan Baja. (2014, 7 Mei). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari
http://charis7512.blogspot.co.id/2014/05/dapurpengolahbesidanbaja.html
Blast Furnace. (2012, 14 Desember). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari
http://satriopage.blogspot.co.id/2012/12/makalahblastfurnacedapurtinggi.html
Dapur Tinggi .(2011, 5 Mei). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari
http://heriut.blogspot.co.id/2011/05/makalahdapurtinggi. html
Gambar:
http://www.chemguide.co.uk/inorganic/extraction/blastfurnace.gif
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1f/Alto_horno_antiguo_Sestao.jpg

Anda mungkin juga menyukai