Anda di halaman 1dari 15

BLAST FUMACE

A. Pengertian Blast Furnace (BF)


Blast furnace atau (dapurtinggi) adalah tanur metalurgi digunakan untuk
peleburan untuk memproduksi industri logam, umumnya ferro. Dalam dapur
tinggi, bahanbakar, bijih, dan kapur dipasok melalui bagian atas tanur, sementara
udara (kadangkadangdengan pengayaan oksigen) yang ditiupkan serta pada
bagian bawah tanur, sehingga reaksi sepanjang tanur sebagian bahan bergerak
ke bawah pada bagian tanur.
Produk dari dapur tinggi yaitudapat berupa logam
cair dan terakfase disadap dari bawah, dan gas buang yang keluar dari bagian
atas tanur. Aliran ke bawah dari bijih besi serta adanya fluks dalam
kontak dengan upflow panas, karbon monoksida yang sangat kaya gas
pembakaranmerupakan proses pertukaran perlawanan
Blast furnace atau dapur tinggi harus dikontraskan dengan tanur udara
(seperti tanur reverberatory) oleh konveksi dari gas panas di buang cerobong
asap. Menurut pengertian dalam arti luas,bloomeries untuk
ferro, rumah meniup untuk timah, dan pabrik smelt untuk memimpin akan
diklasifikasikan sebagai dapur tinggi atau blast furnace. Namun, sebutan
ini biasanya terbatas dengan digunakannya untuk peleburan iron ores untuk
memproduksi pig iron, bahan antara yang digunakandalam produksi besi dan
baja komersia.
Dapur tinggi digunakan untuk mengolah iron ores menjadi besi kasar.
Besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi tersebut dimasukkan
kedalam dapur/ konveerter, untuk dijadikan baja, baja tuang, atau besi
tuang. Bahan - bahan yang diperlukan dalam proses dapur tinggi untuk
mengubah biji besi menjadi besi kasar, antara lain : Batu kapur (fluks), Bijih besi,
bahan bakar atau biasa disebut (kokas) dan udara panas.
Iron ores diperoleh dari proses penambangan dan proses pemisahan
(extraction), iron ores merupakan bahan utama yang akan diubah menjadi besi
kasar.
1. Batu kapur :
Pada batu kapur bertindak sebagai pengikat kotoran (fluks), jadi pengotor
pengotor yang ikut tercampur pada cairan besi yang akan mengurangi
kualitas besi kasar akan diikat oleh batu kapur dan dibuang menjadi terak.
2. Bahan Bakar :
Pada bahan bakar yang umum diqunakan dalam proses dapur tinggi
biasanya adalah kokas. Tapi bahan bakar lain seperti arang kayu juga
antrasit juga bisa digunakan.
3. Udara panas :
Digunakan untuk melangsungkan pembakaran dengan bahan bakar
menjadi CO2 dan gas CO untuk menghasilkan panas, Udara panas
dihembuskan dengan maksud agar pembakaran sempurna, lebih cepat,
sehingga kebutuhan kokas berkurang. Udara panas dihasilkan oleh dapur
cowper.
Dapur tinggi pada umumnya diletakkan tidak jauh dari daerah
penyimpanan atau pengadaan bahan yang akan diolah, seperti iron ores atau
bijih besi, bahan bakar, dan batu kapur. Tujuannya untuk mempermudah dan
mempercepat proses pengisian bahan mentah ke dalam dapur tinggi sehingga
dapat memperlancar produksi besi kasar.
Blast firnace atau dapur tinggi terdiri dari kerangka baja yang terdiri
tegak lurus hampir membentuk seperti sebuah silinder. Tanur ini mempunyai
tinggi sekitar 30 meter dan diameter sekitar 6 meter. Pada bagian dalam tanur
telah disediakan batu tahan api dan dilengkapi dengan alat yang digunakan
untuk memasukan bahan – bahan di bagian atas, sedangkan di bagian bawah
terdapat tempat pengumpulan besi dan terak cair.

B. Kontruksi Serta Cara Operasi Blast Furnace


Dapur tinggi atau blast furnace mempunyai bentuk dua buah kerucut yang
berdiri menjadi satu di atas yang lain pada alasnya. Di bagian atas adalah
tanurnya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur
ke bawah dan tidak terjadi hambatan. Bagian bawah melebar ke atas
dengan tujuan agar muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi atau blast
furnace terbuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja pelat
untuk memperkokoh konstruksinya. Tanur ini diisi dari atas dengan alat pengisi.
Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan iron ores.
Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan secara
kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi
sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai
pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu
perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi
besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan
ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam
keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau
dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin. Batu kapur sebagai bahan
tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga
menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu
sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida
yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar
cair itu. Batu kapur yang terurai akan mengikat batu-batu yang terangkut dan
unsur-unsur lainnya.

Gambar 1
Prinsip Kerja Blast Furnace/ Dapur Tinggi
Gambar 2
Proses yang terjadi dalam Blast Furnace

Proses produksi didalam dapur tinggi ada 4 tahap :


1. Proses pemasukan muatan
2. Proses reduksi
3. Proses pencairan
4. Hasil produksi dapur tinggi
1) Proses Pemasukan Muatan :
Yang dimaksud dengan muatan dapur tinggi isi dari dapur tinggi yang
terdiri bahan bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu kapur.
2) Proses Reduksi :
Reduksi yaitu Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C. Proses ini
terjadi sangat cepat. Pada proses reduksi terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah pengeringan
Daerah paling atas, terdapat gas CO2
b. Daerah reduksi
Muatan akan mulai melebur dan bergerak kebawah mendekati pencairan
c. Daerah pencairan
3) Proses Pencairan :
Muatan dapur tinggi yang berisi kokas, biji besi dan batu kapur setelah
mengalami pemanasan akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari atas ke
bawah mengalami proses reduksi.
4) Hasil produksi dapur tinggi :
Besi kasar sebagai bahan dasar pembuatan bajada gas dapur tinggi.
Cara Kerja Dapur Tinggi :
 Bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan dimasukkan secara teratur
berlapis-lapis.
 Udara panas dimasukkan dari daputr cowper dengan kecepatan 100m/dt,
maka udara panas mengadakan pembakaran (CO2 dan pembentukan
CO) sebagai gas untuk mereduksi bijih-bijih besi temperature ± 9000oC.
 Muatan yang turun ertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan
terjadi pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada
suhu ± 400oC.
 Bijih besi turun terus supaya arang/kokas yang pijar berwarna putih
menerima zat arang dan membentuk karbonat-karbonat seperti batu
kapur dan dolomite, baru kehilangan CO2 pada suhu 700oC.-800oC.,
maka teraknya terbentuk bersama-sama reduksi sempurna dari besi.
Batu tambang/batu kapur CaCO/CaCO3 dinamakan dolomit, untuk :
 Mengikat kotoran
 Melindungi besi/cairan besi dan oksidasi
Hasil olahan blast furnace/ dapur tinggi adalah :
1. Besi kasar / pig iron
2. terak
3. Gas dan debu

Gambar 3
Proses Blast furnace/ Dapur Tinggi
Prinsip kerja dari dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses
ini unsur karbon monoksida dapat menyerap unsur asam dari ikatan-ikatan
besi unsur asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800oC
dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan
reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung
maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat
asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan
tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar
melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke
bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,
terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut
berlangsung sebagai berikut: Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C +
O2 CO2 sebagian dari CO2bersama dengan zat arang membentuk zat yang
berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO. CO2 + C → 2CO Di bagian
atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang lebih tinggi
diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO
tersebut menurut prinsip : Fe2O3 + CO → 2FeO + CO2
Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi
reduksi tidak langsung menurut prinsip : FeO+CO FeO+CO2. Reduksi ini disebut
tidak langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi melainkan
persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan reduksi langsung terjadi
pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus.
Reduksi ini berlangsung sebagai berikut. FeO + C → Fe + CO. CO yang
terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung tadi.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan
baru kemudian besi.
Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah
yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang
menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja
sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam
bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair
dipindahkan pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai
bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur tinggi
sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di pabrik
penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan
susunannya seragam.
Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari bermacam-
macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang sama dan
merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang di
dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.

C. Bahan Baku dan Tambahan Dalam Blast Furnace


Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai
macam bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan
karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
a) Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar
40%.
b) Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan
besi berkisar 50%.
c) Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat
magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.
d) Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit
dengan mengandung besi berkisar 40%.
Iron ores atau bijih besi dari tambang biasanya masih tercampur dengan
pasir, tanah liat, dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama
besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah
tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih
dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah
mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya, bijihbesi
halus dan butir-butir yang kecil diaglomir di dalam dapur sinter atau rol hingga
berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai isi dapur. Setelah bijih besi
itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur yang
mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah
menjadi besi kasar.
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan
besi kasar dari dapur tinggi diperlukan bahan-bahan antara lain : Bijih besi, batu
kapur, bahan bakar dan udara panas.
a) Iron ore
Iron ore didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Iron
ore merupakan bahan pokok dari dapur tinggi.
b) Batu Kapur
Batu Kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur
dalam cairan besi untuk menjadikan terak.Dengan adanya terak yang
terletak di permukaan cairan-besi ini, terjadinya oksidasi oleh udara dapat
dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur
(CaCO3) murni, kadang Pula dolomit yang merupakan campuran dari
CaCO3 dan MgCO3.
c) Bahan Bakar
Bahan bakar yang diqunakan dalam proses dapur tinggi ialah kokas,
arang kayu, juga antrasit.
d) Udara panas
Dapat digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar
menjadi CO2 dan gas CO guna menimbulkan panas,juga untuk
mereduksi bijih-bijih besi. Udara panas dihembuskan dengan maksud
agar pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas berkurang.
Pemanasan udara dilakukan pada dapur pemanas cowper.

D. Bahan Tambahan Dalam Dapur Tinggi Blast Furnace


Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut campur
dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Dengan adanya terak yang terletak di
permukaan cairan-besi ini, terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari.
Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni,
kadang Pula dolomit yang merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
E. Reaksi Kimia Dalam Blast Furnace
Metode dapur tinggi/ blast furnace modern secara ringkas adalah
sebagai berikut: Pada waktu iron ores/ bijih-bijih besi, bahan bakar dan tambah
dimasukkan kedalam dapur,partama-tama dihilangkan kelembaban dan kadar air
pada daerah suhu 200-30o°C. Dengan meningkatnya suhu, terjadinya reaksi tak
langsung terhadap bijih-bijih besi dengan reaksi sbb:
1 3 Fe2O3 + CO -> 2 Fe3O4 + CO2
2 2 Fe2O3 + 6CO -> 4 Fe + 6 CO2
Pada suhu -> 535OC, carbon monoksida mulai terurai menjadi karbon
bebas dan karbon dioksida, dengan reaksi sbb :
3 Fe3O4 + CO -> 3 FeO + CO2 Pada suhu ± 400 °C
reduksi langsung terdapat iron ores sebagai berikut :
4 Fe2O3 + C -> 2 FeO + CO
5 Fe3O4 + C -> 3 FeO + CO
Saat daerah suhu 700 – 800 0C reduksi langsung ferro oksida mulai
dengan membentuk besi spong yang mengandung karbon.Reaksi ini terjadi
antara pertengahan (setengah jalan antara puncak dan dasar dapur tinggi).Batu
kapur terurai pada suhu 800°C. dan dolomit pada suhu 1075OC dengan reaksi :
6 CaCO3 -> CaO + CO2 MgCO3 -> MgO + CO2
Sementara besi spong memperoleh kandungan karbon yang menurunkan
titik lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama
scmakin banyak.Batu kapur mengikat kotoran-kotoran bijih besi dan abu
kokas.Semakin ke bawah suhu semakin meningkat dan terjadi reduksi langsung
paduan dan metalloid dean reaksi sbb
7 a. SiO2 + 2C -> Si + 2CO
b. MnO + C -> Mn + CO
c. P205 + 5C -> 2P + 5CO
d. FeS + CaO + C -> CaS + Fe + CO
8 Ca3PO4 + 3SiO2 + 5CO -> 3CaSiO3 + 5CO + 3Fe3P
Didekat tuyer (Lubang tiup) ada hembusan udara panas yang mongenai
kokas terjadi reaksi sbb:
9 2C + O2 -> 2CO
Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam
dapur tinggi berfungsi selain sebagai sumber kalor adalah berfungsi untuk
mereduksi oksigen dalam bijih-bijih besi.
Besi kasar ada dua macam besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi yaitu
besi kasar putih dan besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu (Kishy pig iron) Nama
besi kasar ini didapat berdasarkan warna bidang patahnya,yang berwarna kelabu
muda sampai tua hampir hitam. Besi kasar kelabu lebih halus lebih liat
dibandingkan dengan besi kasar putih,Titik Cairnya -> 1300OC dan berat
jenisnya 7 Sampai 7,2, kg/dm3. Besi kasar kelabu ada 2 macam yaitu
 Besi kasar kelabu muda : Besi kasar ini mengandung silisium ½ % – 1
% dan butirbutirnya halus baik untuk silinder mesin.
 Besi kasar kelabu tua : Sifat-sifatnya mudah dituang butir-butirnya kasar
juga tahan terhadap tekanan tinggi
Besi kasar putih (Forge pig iron).Nama besi kasar ini juga didapat dari
warna bidang patahnya.Pada besi kasar ini zat arangnya sebagian besar
berbentuk karbid besi (Fe3C), sehingga sifatnya keras dan getas. Titik cairnya +
1100 °C. Kadar karbonnya 2,3 % – 3,5 %, dan kadar mangannya agak besar.
Besi kasar ini paling baik untuk digunakan untuk baja berat jenisnya 7,58 – 7,73.
kg/dm3”.

F. Efisiensi Gas Blast Furnace


Blast Furnace/ Dapur tinggi dibangun dalam 2 lapisan, yaitu lapisan luar
(plat baja) dan lapisan dalam (batu bata tahan api). Didalam dapur ini, bijih besi
akan ditambahkan batu kapur yang berfungsi sebagai pengikat kotoran (terak)
dan juga kokas yang berfungsi sebagai bahan bakar. Kesemua bahan-bahan
tersebut dipanaskan hingga mencair. Prinsip pokok dari kerja dapur tinggi adalah
dengan mereduksi oksigen dari bijih besi yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Reduksi tidak langsung dengan CO pada suhu 300 derajat Celcius hingga 800
derajat Celcius.
Fe2O3 + CO –> 2FeO + CO2
b. Reduksi tidak langsung pada daerah temperature 800 derajat Celcius hingga
1100 derajat Celcius.
FeO + CO –> Fe + CO2
c. Reduksi langsung pada daerah temperature 1100 derajat Celcius hingga 1800
FeO + C –> Fe + CO
Bahan-bahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi
dalam bentuk terak. Bahan terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar.
Meskipun demikian terak ini masih bernilai ekonomis, misalnya sebagai bahan
ASPAL (untuk jalan raya-red). Selain terak, produk sampingan dari dapur tinggi
ini yakni : Gas.
Hal ini dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari dapur tinggi
masih mempunyai panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk
memanaskan dapur atau tanur.

G. Hasil Produk dan Penggunaanya Dalam Dunia Teknik


1. Produk Utama
Besi kasar (Pig Iron) Merupakan hasil pokok dari dapur tinggi yang
berasal dari reaksi reduksi atas bijih besi dengan komposisi sebagai berikut:
 Karbon (C) = 3,85% (rata-rata)
 Mangan (Mn) = 0,9% (rata-rata)
 Phospor (P) = 0,9% (rata-rata)
 Belerang (S) = 0,025% (rata-rata)
 Silikon (Si) = 0,12% (rata-rata)
Sifat utama dari besi kasar adalah rapuh (getas). Sehingga hal ini perlu
dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan dapur-dapur baja dan
kupola.
Pig iron dapat dibedakan dalam dua macam, yakni :
a. Besi kasar putih
Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat getas dan keras,
kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit ditempa
b. Besi kasar kelabu
Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C), kandungan Si masih
cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi kasar putih, mudah
dituang meskipun masih cukup getas. Besi kasar kelabu digolongkan
menjadi : besi kasar kelabu muda yang mengandung 0,5 ~ 1% Si dengan
butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan pembuat silinder
mesin dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang mengandung
hingga 3% Si dengan butir-butir kasar serta tahan getaran”.
2. Produk Sampingan
Terak merupakan produk sampingan dari besi kasar, umumnya terak
mengandung komposisi sebagai berikut :
 Silika = 33% ~ 42%
 Alumina = 10% ~ 16%
 Kapur = 36% ~ 45%
 Magnesia = 3%~ 12%
 Belerang = 1% ~ 3%
 Ferro Oksida = 0,3% ~ 2%
 Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5%
Terak dapat dikategorikan menjadi terak yang bersifat Asam dan terak
yang bersifat Basa. Hal ini sangat tergantung pada komposisi Kapur (CaO) dan
Magnesia (MgO) terhadap Silika dan Alumina. Terak juga dapat digunakan
sebagai bahan pengganti kerikil (pada pengecoran Beton), pembuatan aspal dan
pupuk Phospat (jika kandungan Phospat cukup tinggi-red).
3. Penggunaan Prokduk Dalam Dunia Teknik
Proses Pengolahan Baja pembuatan besi kasar menjadi baja diperlukan
proses lebih lanjut, proses ini disesuaikan menurut sifat-sifat dan campuran-
campuran yang terkandung didalam besi kasar tersebut.Pengolahan besi kasar
menjadi baja dapat dilakukan pada:
1. Konverter Bessemer
2. Konverter Thomas
3. Dapur Siemen Martin
4. Dapur Aduk
5. Dapur Listrik
4. Macam-macam Baja dan Kegunaan
Ditinjau dari jumlah kandungan karbon, baja terdiri atas:
 Baja karbon rendah (Mild Steel) Dengan kandungan karbon antara 0,04%
s/d 0,30%,artinya : setiap 100 Kg baja mengandung unsur karbon antara
0,04 Kg s/d 0,30 Kg.Banyak dijumpai dalam bentuk pelat baja
 Baja karbon sedang artinya dengan kandungan karbon 0,30% s/d 0,6%
karbon.Kegunaan : mur baut, poros engkol, batang torak (baja karbon
dengan 0,4% .roda gigi, palu/martil, alat-alat penjepit/klem ( baja karbon
dengan 0,5%C) untuk membuat pegas (baja karbon dengan 0,6% C)
 Baja karbon tinggi (Hoght Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan
karbon 0,7% s/d 1,3% C. Banyak digunakan untuk alat-alat yang
mengalami temperatur tinggi, misalnya karena gesekan contoh : pahat
potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.

H. Konversi Bijih Besi Iron Logam blast Furnace

Gambar 4
Konversi Pada Proses Blast Furnace

Secara historis, bijih besi paling dikonversi menjadi besi menggunakan


tungku sembur, meskipun sejumlah teknologi baru yang menggantikan proses
ini. Produksi besi memerlukan tiga bahan baku penting: bijih besi, batu bara
diubah menjadi "kokas", dan batu gamping. Batubara dikonversikan ke produk
yang disebut kokas dalam kokas oven. Ketiga bahan baku ditambahkan ke
bagian atas tanur. Sebuah ledakan dari udara yang mengandung oksigen
dipaksa masuk dari bagian bawah tungku. Hal ini menyebabkan kokas untuk
membakar dengan panas yang hebat dari hampir 2.000 C. Reaksi karbon
ditambah oksigen untuk menghasilkan karbon monoksida (pembakaran tidak
sempurna karena kurangnya udara).
Reaksi utama adalah kemudian antara besi oksida, Fe2O3, dengan
karbon monoksida untuk menghasilkan logam besi cair dan karbon dioksida.
Reaksi alternatif adalah dengan coke, C, untuk menghasilkan besi dan lebih
karbon monoksida. Besi cair mengumpulkan di bagian bawah tungku dan ketika
didinginkan disebut besi kasar dengan banyak kotoran.
Sebagian besar karbon dioksida berkurang dengan lebih banyak karbon
dari arang untuk membuat lebih banyak karbon monoksida. kotoran dalam bijih
besi seperti silikon dioksida bereaksi dengan batu kapur untuk menghasilkan
terak, CaSiO3, dan karbon dioksida. Terak mengapung di atas besi cair dan
dapat ditarik secara terpisah.
The pig iron diperlakukan pada langkah kedua yang disebut tungku
oksigen dasar. Oksigen murni ditiupkan ke dalam pig iron cair untuk
mengoksidasi pengotor sulfur, fosfor, dan karbon untuk oksida masing-masing:
SO2, P2O5, CO2. Hasil dari operasi ini adalah produksi baja karbon. Unsur
transisi lainnya dapat ditambahkan untuk memberikan berbagai sifat lainnya.
Misalnya stainless steel mengandung 14-18% kromium dan 7-9% nikel.

Gambar 5
Blast Furnace di Youngstown,Ohio 1983
DAFTAR PUSTAKA

 satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-blast-furnace-dapur-tinggi.html
 www.scribd.com/doc/206893232/Blast-Furnace

Anda mungkin juga menyukai