Dalam memperkirakan nilai suatu keris ada suatu istilah yang disebut TANGGUH - S
EPUH - WUTUH
Tangguh artinya perkiraan pada masa apa keris itu dibuat, misalnya Tangguh Majap
ahit, Tangguh Pajajaran, dsb.
Sepuh arti harfiahnya adalah tua, namun bisa juga merujuk pada usia keris. Keris
Sepuh (keris tua) umumnya dikatakan periode sebelum Periode Kartasura dan keris
Nom-noman (keris muda) dikatakan periode sesudahnya yaitu periode Surakarta dan
Yogyakarta (setelah perjanjian Giyanti)
Wutuh ya keutuhan keris. Jadi makin Tua kerisnya dan makin utuh, maka makin bern
ilai.
Tetapi sekarang itu bukan menjadi patokan utama karena ada istilah lagi TuhSiRap
yang artinya Utuh, Wesi, dan Garap, wesi berkaitan dengan material pembuatnya d
an garap adalah kerapihan pembuatannya.
Ada lagi istilah YAMORJASINGUN, yang berarti guwaYA, paMOR, waJA, weSI, dan waNG
UN.
Guwaya kesan yang didapat dari melihat sebuah keris. Ada yang kesannya angker /
serem, ada yang biasa biasa saja.
Pamor berarti bahan pamor dan jenis pamor. Bila terbuat dari meteor dan berpamor
miring / pamor langka maka makin indah.
Waja adalah baja sebagai slorok / ati atau bagian tengah lapisan keris. Bila baj
anya wasuhan alias menempa sendiri maka akan bercahaya biru kehijauan dan ini di
anggap memiliki nilai lebih daripada baja buatan Krakatau Steel.
Wesi adalah besi, kualitas besi akan nampak berbeda bila telah diwarangi, besi y
ang baik akan berwarna hitam, sementara yang tidak baik akan berwarna selain hit
am, mis: abu abu, dsb,
wangun adalah ketepatan perbandingan ukuran2 keris. Misalnya panjang bilah, cond
ong leleh (kemiringan), panjang greneng, dalamnya sogokan, dsb.