Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan dunia industri yang semakin maju, mendorong para pelaku
dunia industri untuk meningkatkan kebutuhan penggunaan unsur logam. Unsur logam dominan
dipakai sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat yang digunakan. Maka untuk merespon hal itu dunia
industri harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut dengan barang yang dihasilkan
kuat, keras dan tahan lama.
Pisau menjadi salah satu alat yang memperlihatkan perkembangan kemajuaan teknologi suatu
waktu dari material, fungsi, pengolahannya dan sebagainya. Pada penelitian ini menggunakan
metode eksperimental. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu
memaparkan secara jelas hasil eksperimen di workshop terhadap benda uji, kemudian analisis
datanya menggunakan angka-angka. Pada proses Heat Treatment suhu akan ditetapkan dengan nilai
700o,800o,900o dengan Holding Time 15 menit. Pada langkah selanjutnya material akan di Quenching
menggunakan media OLI SAE 10.
Pada suhu 7000 nilai tegangan tarik sebesar 878.4 MPa, tegangan luluh pada suhu 700 0 sebesar
851.46 MPa dan modulus elastisitas sebesar 451.46 MPa. Selanjutnya untuk suhu 8000 nilai tegangan
tarik 770.13 MPa, tegangan luluh terjadi sebesar 715.2 MPa dan untuk modulus elastisitas sebesar
481.63 MPa. Sedangkan untuk suhu 9000 nilai tegangan tarik terjadi sebesar 625.86 MPa, tegangan
luluh terjadi sebesar 594.4 MPa dan untuk modulus elastisitas terjadi sebesar 504 MPa. Dan untuk
yang tanpa perlakuan nilai tegangan tariknya sebesar 1352.33 MPa, tegangan luluh sebesar 1078.66
MPa dan untuk modulus elastisitas terjadi pada 441.77 MPa. Regangan tertinggi terjadi pada spesimen
tanpa perlakuan sebesar 3 % dan regangan terendah terjadi pada suhu 900 0 dengan nilai 1.3 %. Dari
hasil pengujian kekerasaan menggunakan metode Vickers Pada masing-masing perlakuan maka dapat
diperoleh angka nilai kekerasan pada material baja pegas daun yang dipanaskan pada suhu 700 0
sebesar 582.69 HVN, 552.17 HVN dan 393.39 HVN, dan pada suhu 800 0 besaran harga kekerasan
sebesar 702.03 HVN, 1393.53 HVN dan 1241.09 HVN, sedangkan pada suhu 9000 besaran harga nilai
kekerasan 1383.27 HVN, 1575.76 HVN dan 1214.45 HVN. Untuk yang tanpa perlakuan yang dilakukan
dengan 1 sampel spesimen dengan 5 penetrasi mendapatkan besaran nilai angka kekerasan 360.47
HVN. Maka dapat disimpulkan bahwa harga nilai kekerasan tertinggi pada pengujian kekerasan untuk
yang mendapatkan perlakuan panas terjadi pada suhu 900 0 dengan nilai 1575.7 HVN dan untuk yang
terendah ada disuhu 7000 dengan nilai 393.39 HVN, sedangkan yang tanpa perlakuan mendapatkan
nilai kekerasan sebesaran 360.47 HVN yang mana perubahan struktur pada material yang sudah
mendapatkan perlakuan panas mengakibatkan sturuktrur material menjadi lebih keras dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan perlakuan.
Hasil pengujian struktur mikro, dapat terlihat bahwa material pada baja pegas daun Suzuki Katana
yang belum mengalami proses perlakuan panas memiliki presipitat ferlite dan perrite yang tersebar
merata dengan jumlah yang banyak dan memiliki ukuran butiran yang kecil. Sedangkan pengamatan
hasil struktur mikro pada material setelah mengalami proses heat treatment pada suhu 7000, jarak
butiran cenderung berdekatan dan memilki ukuran yang besar. Hal ini mengakibatkan material dengan
variasi temperatur 7000 memiliki kekerasan yang rendah diantara material dengan variasi lain tetapi
pada pengujian tarik mendapat nilai paling tinggi diantara variasi yang lain. Pada material dengan
variasi suhu 8000 memiliki ukuran presipitat yang besar dan rapat. Ini mengakibatkan material dengan
variasi ini memiliki nilai kekerasan tinggi dan pengujian tarik yang diantara lainnya. Sedangkan material
dengan variasi suhu 9000 terlihat memiliki presipitat berukuran kecil namun dengan jumlah yang banyak
dan jaraknya berdekatan dibandingkan material dengan variasi suhu 8000. Ini yang mengakibatkan
material dengan variasi holding time 8000 memiliki kekerasan dibawah variasi suhu 9000 namun
memiliki tegangan tarik diatas variasi suhu 9000.

Kata kunci: Quenching, Holding Time, Heat Treatment


ABSTRACT

Along with the development of the industrial world which is increasingly advanced, it
encourages industry players to increase the need for the use of metal elements. The dominant metal
element is used as the basic material for making the tools used. So to respond to this, the industrial
world must be able to meet the needs of the community by producing strong, hard and durable
goods.The knife is one of the tools that shows the development of technological progress at a time from
material, function, processing and so on. In this study using experimental methods. This research uses
quantitative research, which clearly describes the results of experiments in the workshop on test
objects, then analyzes the data using numbers. In the Heat Treatment process the temperature will be
set with a value of 7000,8000,9000 with a holding time of 15 minutes. In the next step the material will
be Quenched using SAE 10 OLI media.
At a temperature of 7000 the tensile stress value is 878.4 MPa, the yield stress at 7000 is 851.46
MPa and the modulus of elasticity is 451.46 MPa. Furthermore, for a temperature of 800 0 the tensile
stress value is 770.13 MPa, the yield stress is 715.2 MPa and the modulus of elasticity is 481.63 MPa.
Meanwhile, for a temperature of 9000 the tensile stress value is 625.86 MPa, the yield stress is 594.4
MPa and the modulus of elasticity is 504 MPa. And for those without treatment the tensile stress value
is 1352.33 MPa, yield stress is 1078.66 MPa and for the modulus of elasticity occurs at 441.77 MPa.
The highest strain occurred in the untreated specimen at 3% and the lowest strain occurred at a
temperature of 9000 with a value of 1.3%. From the results of hardness testing using the Vickers
method, in each treatment, the hardness values for leaf spring steel heated at a temperature of 7000
are 582.69 HVN, 552.17 HVN and 393.39 HVN, and at a temperature of 800 0 the hardness value is
702.03 HVN, 1393.53 HVN and 1241.09 HVN, while at a temperature of 9000 the hardness values were
1383.27 HVN, 1575.76 HVN and 1214.45 HVN. For those without treatment, 1 sample specimen with
5 penetrations obtained a hardness value of 360.47 HVN. So it can be concluded that the highest
hardness value in the hardness test for those who received heat treatment occurred at a temperature
of 9000 with a value of 1575.7 HVN and for the lowest there was a temperature of 700 0 with a value of
393.39 HVN, while those without treatment got a hardness value of 360.47 HVN which changed the
structure. on materials that have received heat treatment resulted in the structure of the material being
harder than those that did not get treatment.
The results of microstructure testing, it can be seen that the material on Suzuki Katana leaf
spring steel that has not undergone the heat treatment process has ferlite and perrite precipitates that
are evenly distributed in large quantities and have small grain sizes. While the observation of the results
of the microstructure of the material after undergoing the heat treatment process at a temperature of
7000, the grain spacing tends to be close together and has a large size. This results in a material with
a temperature variation of 7000 has a low hardness among materials with other variations but in the
tensile test gets the highest value among other variations. The material with a temperature variation of
8000 has a large and dense precipitate size. This results in materials with this variation having high
hardness values and tensile testing among others. While the material with a temperature variation of
9000 appears to have small-sized precipitates but in large quantities and the distance is close compared
to a material with a temperature variation of 8000. This results in a material with a holding time variation
of 8000 has a hardness below a temperature variation of 9000 but has a tensile stress above a
temperature variation of 9000.

Kata kunci: Quenching, Holding Time, Heat Treatment

Anda mungkin juga menyukai