Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGARUH SUHU TERHADAP KONSTANTA PEGAS DENGAN

VARIASI JUMLAH LILITAN DAN DIAMETER PEGAS BAJA


1)
Erik Luky Ikhtiardi, 2)Rif’ati Dina Handayani,2)Albertus Djoko Lesmono
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email:algaerik@yahoo.co.id

Abstract
Spring is an elastic material. The elasticity of the spring is influenced by the type
of material, diameter, number of coils and temperature. Temperature affects all the
mechanical properties of the material. This study aimed to describe the effect of temperature
on the spring constant with variation of the number of turns and the diameter of the spring.
Spring used is a spring press made of steel with the number of windings 10, 15, and 20 and
the diameter of the spring is 10 mm, 15 mm, and 20 mm. used while the temperature is
270C, 500C, 700C, dan 900C. The results showed that the temperature affects the spring
constant, the higher the temperature and the greater the number of turns and the diameter of
the spring, the smaller the value of the spring constant. This is because the increase in
temperature caused the expansion so that the bonding of atoms constituent particles that
cause the spring to stretch the length so that the resulting smaller constants.

Key words: temperature, number of coil springs, diameter spring, the spring constant.

PENDAHULUAN Suhu adalah derajat panas suatu


benda. Suhu mempengaruhi semua sifat
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu mekanis dari bahan dan adanya suatu
bahan yang mudah diregangkan serta selalu tegangan statis atau rata-rata juga
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan menyebabkan perubahan perlahan-lahan
mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya dalam bahan tersebut (Shigley dan Mitchell,
tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) 1984:307). Suhu yang tinggi akan membuat
menyatakan kekuatan dari gaya-gaya yang bahan mengalami pergeseran atau dislokasi
menyebabkan penarikan, peremasan atau dan akan mengurangi ketahanannya, semakin
pemuntiran, dan biasanya dinyatakan dalam tinggi suhu suatu bahan maka semakin kecil
bentuk gaya per satuan luas. Sedangkan ketahanannya sehingga bahan tersebut akan
regangan (strain) menyatakan hasil mencapai pada titik lelahnya yaitu dimana
deformasinya. Perbandingan antara tegangan kondisi bahan tidak dapat bekerja lagi.
dan regangan (dengan syarat-syarat tertentu) Baja yang paling umum dipakai
disebut dengan modulus Young (Young & untuk pegas adalah baja pegas (SUP), baja
Freedman, 2002:335). Ada beberapa faktor pegas pembentukannya dilakukan pada
yang mempengaruhi pertambahan panjang temperatur tinggi, maka perlu diberi
pegas yaitu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan perlakuan panas setelah dibentuk (Sularso
dan suhu. dan Suga, 1979:313). Selain suhu dan bahan
pegas tersebut, pegas juga dipengaruhi oleh

349
Erik, Analisis Pengaruh Suhu… 350

diameter dan jumlah lilitan. Variasi dalam Alat dan bahan yang digunakan
diameter kawat dan diameter gulungan dari dalam penelitian ini adalah pegas tekan yang
pegas mempunyai suatu pengaruh pada terbuat dari bahan baja dengan koefisien muai
konstanta pegas. Semakin besar jumlah lilitan panjang 0,000011/℃. Jumlah lilitan pegas
dan diameter pegas maka semakin kecil nilai yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari konstanta pegas tersebut Setiawan dan dari 3 macam yaitu 10, 15 dan 20. Dan untuk
Sutarno (2011). diameter pegas terdiri dari 3 macam ukuran
Pada penelitian yang telah dilakukan yaitu 10 mm, 15 mm, dan 20 mm. Suhu yang
oleh Setiawan dan Sutarno (2011) dengan judul digunakan adalah 270C, 500C, 700C, dan
pembuktian ekperimental pengaruh jumlah 900C.
lilitan pegas dan diameter pegas terhadap Penelitian pertama, masing-masing
konstanta pegas menyatakan, “nilai konstanta pegas terlebih dahulu ditentukan nilai
pegas dipengaruhi oleh jenis bahan pegas, konstanta pegasnya secara teoritis dengan
jumlah lilitan pegas, dan diameter pegas. menggunakan persamaan 1.
Semakin besar jumlah lilitan dan diameter 𝑑 4𝐺
(k0)= 3 ...................................(1)
pegas maka semakin kecil nilai dari konstanta 8𝐷 𝑁
pegas tersebut. Konstanta pegas berbanding Penelitian yang kedua dilakukan di
terbalik dengan jumlah lilitan pegas dan udara yaitu saat pegas diberi beban sebelum
pangkat tiga dari diameter pegas”. Batasan mendapat perlakuan panas dengan massa
masalah pada penelitian tersebut menggunakan beban 3 gram. Data pengukuran konstanta
pegas tarik dengan 4 macam variasi jumlah pegas (k0) pada masing-masing pegas
lilitan dan 4 macam variasi diameter pegas yang dihitung dengan menggunakan persamaan 2.
𝐹
terbuat dari bahan baja. Penelitian yang 𝑘0  = ......................................(2)
∆𝑦
dilakukan oleh Sugiyono (2011) tentang kajian Penelitian tersebut dilakukan dalam
mikroskopis pengaruh suhu terhadap perubahan dua tahap, pertama menghitung konstanta
konstanta pegas menghasilkan bahwa kenaikan pegas dengan jumlah lilitan tetap dan
temperatur berpengaruh terhadap konstanta diameter berbeda, kedua yaitu dengan
pegas, semakin tinggi suhu yang diberikan akan diameter tetap dan jumlah lilitan berbeda.
menurunkan nilai konstanta pegas tersebut. Hal Penelitian yang ketiga dilakukan
inilah yang mendorong peneliti untuk untuk mendapatkan konstanta eksperimen
melakukan kajian ulang dengan (kE) yaitu saat pegas mendapat perlakuan
mengembangkan penelitian dengan judul panas dengan pengaruh suhu. Dengan variasi
“Analisis pengaruh suhu terhadap konstanta suhu yaitu 270C, 500C, 700C, dan 900C.
pegas dengan variasi jumlah lilitan dan Massa beban yang digunakan tetap. Dalam
diameter pegas baja”. penelitian ini dilakukan dua percobaan,
Berkaitan dengan uraian pada latar percobaan pertama dilakukan pada jumlah
belakang, maka dapat dirumuskan suatu lilitan tetap yaitu 10 dan diameter pegas
permasalahan yaitu: berbeda. Percobaan kedua dilakukan pada
a. bagaimanakah pengaruh suhu terhadap diameter pegas tetap yaitu 20 mm dan jumlah
konstanta pegas dengan variasi diameter lilitan berbeda.
pegas? Penelitian yang keempat yaitu setelah
b. bagaimanakah pengaruh suhu terhadap pegas mendapat perlakuan atau setelah
konstanta pegas dengan variasi jumlah dipanaskan (kE). Teknik pengambilan data
lilitan pegas? yang dilakukan sama dengan penelitian
sebelumnya yaitu pada penelitian kedua
METODE PENELITIAN sebelum mendapat perlakuan.
351 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 349 - 354

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil pengukuran ditunjukan pada
tabel 1 berikut.

Tabel 1 Analisis konstanta pegas dengan jumlah lilitan dan diameter pegas yang berbeda
sebelum dan setelah mendapat perlakuan

No. Jumlah Diameter k0 k0 Suhu kE kE


Lilitan (D) (hitung) (eksperimen) (T) (eksperimen) (eksperimen)
(N) (mm) (gr/s2) (gr/s2) (0C) (gr/s2) (gr/s2)

27 13066
1. 10 25088 14700 50 13066 14700
70 13066
90 9800
27 4900
2. 10 15 7433 5880 50 4900 5880
70 4900
90 3920
27 2063
3. 20 3136 2673 50 2063 2673
70 2063
90 1867
27 2063
4. 10 3136 2673 50 2063 2673
70 2063
90 1867
27 1031
5. 15 20 2091 1225 50 1031 1225
70 1031
90 956
27 700
6. 20 1568 865 50 700 865
70 700
90 653

PEMBAHASAN diperoleh hasil semakin besar jumlah lilitan


maka semakin kecil nilai konstanta pegas.
Hasil penelitian pertama pada tabel 1 Penelitian yang kedua menghasilkan
menunjukkan nilai konstanta pegas (k0) nilai k0 semakin kecil saat nilai diameter dan
semakin kecil. Semakin besar diameter pegas, jumlah lilitan pegas semakin besar. Faktor
maka nilai konstanta pegas (k0) semakin kecil. utama yang menyebabkan perbedaan nilai k0
Sedangkan dengan jumlah lilitan yang berbeda
Erik, Analisis Pengaruh Suhu… 352

dan k0 yang cukup besar adalah karena pegas nilai konstanta pegas kE, karena pegas
yang digunakan bukan terbuat dari baja pegas mengalami pemuaian yang lebih besar, maka
murni sehingga menyebabkan perbedaan nilai perubahan panjang pegas dapat diukur,
konstanta k0, sedangkan perhitungan yang sehingga nilai konstanta pegas kE lebih kecil.
digunakan pada k0 menggunakan tetapan Jadi, apabila suhu semakin besar, maka nilai
modulus geser, yang nilainya sudah ditetapkan konstanta semakin kecil.
dengan acuan bahwa pegas tersebut murni Begitu juga untuk percobaan kedua
terbuat dari baja pegas. Seharusnya perbedaan yang dilakukan pada diameter pegas tetap yaitu
antara nilai k0dan k0 tidak terlalu besar, akibat 20 mm dan jumlah lilitan berbeda, hasil
faktor tersebut maka nilai perbedaannya cukup penelitian pada tabel 1 menunjukkan nilai
besar. Sehingga apabila nilai k0 dibandingkan konstanta kE tetap pada suhu 27℃, 50℃ dan
dengan k0, maka dapat disimpulkan hasil 70℃ dan mengalami perubahan pada saat
percobaan tersebut tidak berhasil, tetapi hasil suhunya mencapai 90℃.
percobaan k0 itu sendiri menunjukkan Kenaikan temperatur menyebabkan
penurunan nilai konstanta pegas. terjadinya pemuaian sehingga ikatan antar
Penelitian yang ketiga bertujuan untuk atom-atom partikel penyusun pegas meregang
mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta dan terjadi pertambahan panjang, akibatnya
pegas. Suhu yang digunakan yaitu 27℃, 50℃, selisih pertambahan panjang (y) semakin besar
70℃, dan 90℃. Karena penelitian ini sehingga konstanta yang dihasilkan semakin
dilakukan dalam air maka massa beban akan kecil. Sehingga semakin tinggi suhu dengan
dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas (FA) diameter pegas dan jumlah lilitan yang semakin
sehingga akan mempengaruhi terhadap nilai besar, maka semakin kecil nilai konstanta
gaya (F). pegas. Jika nilai konstanta kE dibandingkan
Percobaan pertama dilakukan pada dengan nilai konstanta k0 terlihat adanya
jumlah lilitan tetap yaitu 10 dan diameter pegas perbedaan. Perbedaan ini disebabkan karena
berbeda. Nilai konstanta eksperimen (kE) adanya pengaruh gaya angkat ke atas (F A)
didapatkan nilai yang sama pada saat suhu sesuai dengan prinsip archimedes karena pegas
benda 27℃, 50℃, dan 70℃. Sedangkan pada dan benda berada di dalam air. Selain itu,
suhu 90℃ nilai konstanta pegas kE nilainya perbedaan ini juga disebabkan adanya gaya
lebih kecil. Dari tabel 1 dapat dijelaskan nilai teredam dari air.
konstanta pegas (kE) tidak mengalami Penelitian keempat bertujuan untuk
perubahan pada saat suhu 27℃, 50℃ dan 70℃. mengetahui konstanta pegas (kE) setelah
Hal ini disebabkan karena pegas terbuat dari dipanaskan atau setelah mendapat perlakuan.
bahan baja maka kawat pegas tersebut Teknik penelitian ini sama dengan penelitian
mempunyai koefisien muai panjang 0,000011/ kedua tetapi, perbedaannya penelitian kedua
, artinya setiap satu derajat pegas tersebut dilakukan saat sebelum mendapat perlakuan
mengalami pemuain sebesar 0,000011. Baja panas, sedangkan penelitian keempat dilakukan
mempunyai titik lebur yang tinggi yaitu 2900℃ setelah mendapat perlakuan panas. Hasil
jadi, apabila pegas dipanaskan pada suhu kecil percobaan ditunjukkan pada tabel 1 yaitu, nilai
yaitu 27℃, 50℃ dan 70℃ perubahan atau konstanta kE pada saat pegas sebelum mendapat
pemuaian yang terjadi pada pegas dari bahan perlakuan panas hasilnya sama dengan nilai
baja sangat kecil oleh karena itu, dalam konstanta kE setelah pegas mendapat perlakuan
percobaan ini perubahan panjang pada pegas panas. Hasil ini disebabkan karena untuk
sangat kecil, sehingga perubahannya dianggap menghitung konstanta pegas setelah
tetap dan diperoleh nilai konstanta yang sama. dipanaskan, pegas harus diangkat atau
Sedangkan pada suhu 90℃ terjadi perubahan dikeluarkan terlebih dahulu dari dalam air.
353 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 349 - 354

Dalam proses pengeluaran ini, pegas mendapat c. Untuk penelitian lebih lanjut dapat
pengaruh suhu dari lingkungan sehingga suhu menggunakan zat cair yang berbeda-
pada pegas menurun dan kembali pada suhu beda.
normal. Perubahan ini menyebabkan pegas
kembali pada kondisi awal, sehingga hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian kedua sama dengan hasil penelitian
keempat. Jadi dapat disimpulkan besarnya Giancoli, D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid
jumlah lilitan dan diameter pegas serta suhu 1. Jakarta: Erlangga
pegas mempengaruhi terhadap besarnya http://www.crayonpedia.org/mw/Hukum_Archi
konstanta suatu pegas. medes [diakses 18 September 2013]
http://masmukti.files.wordpress.com/2011/10/b
ab-10-pegas1.pdf [diakses 18
SIMPULAN DAN SARAN September 2013]
Olson M. Reubon, Steven J. Wright. 1990.
Dari hasil penelitian yang telah Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : Edisi Kelima. Jakarta: PT. Gramedia
a. Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan Pustaka Utama
perubahan konstanta pegas. Semakin besar Rohma, L. 1999. Mekanika Fluida. Jember:
suhu dan diameter pegas, maka nilai Universitas Jember
konstanta pegas semakin kecil. Sears, F. W. & Zemansky, M. W. 1982. Fisika
b. Suhu terbukti dapat berpengaruh terhadap Untuk Universitas 1. Jakarta: Binacipta
konstanta pegas dengan jumlah lilitan yang Setiawan, I. dan Sutarno, D. 2011. Pembuktian
bervariasi. Semakin besar suhu dan jumlah Eksperimental Pengaruh Jumlah Lilitan
lilitan pegas, maka nilai konstanta pegas Pegas Dan Diameter Pegas Terhadap
semakin kecil. Perbedaan nilai konstanta Konstanta Pegas.
eksperimen k0 dengan konstanta hitung k0 Shigley, J. E. & Mitchell, L. D. 1984.
cukup besar karena pegas yang digunakan Perencanaan Teknik Mesin Edisi
dalam percobaan k0 bukan terbuat dari Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga
baja pegas murni, sedangkan perhitungan Shigley, J. E. & Mitchell, L. D. 1984.
yang digunakan pada k0 menggunakan Perencanaan Teknik Mesin Edisi
tetapan modulus geser, yang nilainya Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga
sudah ditetapkan dengan acuan bahwa Soedojo, P. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta:
pegas tersebut murni terbuat dari baja ANDI
pegas. sehingga jika nilai k0 dibandingkan Streeter, V. L. 1995. Mekanika Fluida Edisi 8
dengan k0 maka dapat disimpulkan hasil Jilid 1. Jakarta: Erlangga
percobaan tersebut tidak berhasil. Sularso & Suga, K. 1979. Dasar Perencanaan
Untuk mengetahui pengaruh suhu dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
terhadap konstanta pegas dengan variasi jumlah PT. Pradnya Paramita
lilitan dan diameter pegas dengan maksimal Sutrisno. 1984. Fisikka Dasar. Bandung. ITB
disarankan untuk : Tipler, P. A. 1998. FISIKA Untuk Sains dan
a. Menghitung pengaruh waktu Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
pemanasan terhadap konstanta pegas Erlangga
b. Dalam mengukur perubahan panjang Universitas Jember. 2012. Pedoman Penulisan
pegas dan gaya angkat ke atas (FA) Karya Ilmiah. Jember: UPT Penerbitan
diharapkan lebih teliti, karena Universitas Jember
perbedaannya sangat kecil.
Erik, Analisis Pengaruh Suhu… 354

Young, H. D. & Freedman, R. A. 2002. Fisika


Universitas edisi kesepuluh jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Zuchry M. M. 2011. Pengaruh Suhu Karburasi
dan Waktu Tahan Terhadap Kekuatan
Tarik Baja Karbon Dengan Variasi
Media Pendingin. Jurnal SMARTek.
Vol 9 No. 2: 122-127

Anda mungkin juga menyukai