7, Januari 2021: 8
e-mail: fathyaffi@gmail.com
Abstrak
Secara umum, ketika suatu zat padat dipanaskan maka akan terjadi
pemuaian panjang, sedangkan ketika suatu zat didinginkan maka akan mengalami
penyusutan. Pemuaian panjang berkaitan dengan sifat ekspansi termal. Salah satu
contohnya, yaitu pemberian celah pada pemasangan rel kereta api agar rel tidak
membengkok ketika terjadi pemuaian di siang hari. Pada penelitian kali ini
bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan
terutama pada logam dan 2) mengetahui cara mengukur besarnya koefisien
pemuaian panjang bahan. Sampel yang digunakan meliputi logam baja, tembaga
dan alumunium. Pengukuran pertambahan panjang pada sampel logam dilakukan
dengan metode pembakaran atau penaikkan suhu dengan variabel yang berbeda.
Pemanasan yang dilakukan akan berdampak pada perubahan wujud suatu zat.
Adapun yang disebut dengan koefisien muai panjang yang akan menentukan
kemampuan suatu zat dalam memuai. Hasil yang didapat, yaitu a) nilai
pertambahan panjang pada sampel baja paling rendah dibandingkan dengan sampel
alumunium dan tembaga, b) nilai pertambahan panjang pada sampel alumunium
paling tinggi dikarenakan kerapatannya paling kecil dibanding sampel tembaga dan
baja, c) pertambahan panjang berbanding lurus dengan nilai koefisien muai
panjangnya, d) pertambahan panjang dipengaruhi oleh suhu, dan e) koefisien muai
panjang dipengaruhi oleh jenis bahan yang diamati.
Abstract
In general, when a solid is heated there will be a long expansion, whereas
when a substance is cooled it will experience shrinkage. The long expansion is
related to the properties of thermal expansion. One example is the provision of gaps
in the installation of railroads so that the rails do not bend when there is expansion
during the day. This research aims to 1) determine the effect of temperature changes
on materials, especially metals and 2) know how to measure the length of the
material expansion coefficient. The samples used include steel, copper and
aluminum. Measurement of length increase in metal samples is carried out by
combustion method or temperature increase with different variables. Heating that
is done will have an impact on changing the form of a substance. As for what is
called the coefficient of long expansion which will determine the ability of a
substance to expand. The results obtained are a) the value of the length gain in the
steel sample is the lowest compared to the aluminum and copper sample, b) the
value of the length gain in the aluminum sample is the highest because the density
is the smallest compared to the copper and steel sample, c) the length increase is
directly proportional to the value the length expansion coefficient, d) the length
increase is affected by temperature, and e) the length expansion coefficient is
influenced by the type of material being observed.
Pendahuluan panjang awalnya (L0) adalah 0, maka
pertambahan panjangnya adalah :
Suatu zat akan mengalami
pemuaian dan penyusutan. Pemuaian ∆𝐿 = 𝑎 . 𝑙0 . ∆𝑇
akan terjadi apabila zat dipanaskan
atau
atau diberikan suhu yang tinggi.
Dalam hal ini, maka zat akan berubah ∆𝑙
𝑎=
panjang, lebar dan tebalnya ketika 𝑙0 . ∆𝑇
menerima kalor. Hal ini disebabkan
dengan :
oleh gaya tarik-menarik antar
molekulnya ketika mengalami ∆𝐿 = pertambahan panjang (m)
pemanasan. Akan tetapi, hal tersebut
𝑙0 = panjang benda awal (m)
tidak berlaku bagi air dan bismuth.
Peristiwa ini disebut dengan anomali 𝑎 = koefisien muai panjang (˚C atau
pada air atau peristiwa yang terjadi K-1)
ketika suhu dinaikkan pada 0˚C - 4˚C,
maka air dan bismuth tersebut akan ∆𝑇 = perubahan suhu (˚C atau K-1)
menyusut.
Setiap zat yang berbeda akan Tabel 1.1 Koefisien Muai Panjang
memiliki kemampuan dalam memuai
yang berbeda pula. Dalam pemuaian untuk Zat Padat
panjang zat padat, terdapat faktor
yang mempengaruhi besar atau Nama Zat Koefisien Muai
kecilnya pemuaian yang terjadi. Panjang (˚C-1)
Faktor tersebut adalah koefisien muai Alumunium 25 x 10-6
panjang (𝛼). Koefisien muai panjang
akan berubah apabila diberikan Kuningan 19 x 10-6
variabel suhu atau temperatur yang
berbeda. Tembaga 17 x 10-6
Adapun pengertian dari
pemuaian panjang, yaitu perubahan Besi/ Baja 12 x 10-6
panjang dengan tidak memperhatikan
arah pemuainnya dan terfokuskan Timbel 29 x 10-6
pada panjang dan lebarnya yang lebih
besar. Sedangkan koefisien muai Kaca Pyrex 3 x 10-6
panjang adalah nilai pertambahan
panjang tiap 1 meter pada kenaikan Kaca Biasa 9 x 10-6
suhu 1˚K atau 1˚C. Apabila suatu
benda diketahui suhu awal dan
Pemuaian atau ekspansi terhadap pertambahan panjang suatu
termal linier dapat juga didefinisikan zat padat, yaitu temperatur dan
dengan persamaan berikut : koefisien muai panjang.
𝑙𝑓 − 𝑙0 ∆𝑙 𝜀
𝑎= = =
𝑙0 (𝑇𝑓 − 𝑇0 ) 𝑙0 . ∆𝑇 ∆𝑇
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk Alat dan bahan yang digunakan pada
mengukur koefisien muai panjang percobaan ini, yaitu dasar statif,
disebut dinamometer. Apabila ∆𝑙 = batang statif panjang dan pendek,
𝑙1 − 𝑙0 disubstitusikan ke persamaan penggaris logam, penunjuk khusus,
∆𝑙 = 𝑎 . 𝑙0 . ∆𝑇, maka persamaannya penghubung selang, selang silicon,
menjadi : pembakar spirtus, klem universal,
𝑙1 − 𝑙0 = 𝑎 . 𝑙0 . ∆𝑇 sumber karet besar satu lubang, labu
erlenmeyer 100 ml, termometer
𝑙1 = 𝑎 . 𝑙0 . ∆𝑇 + 𝑙0 alkohol, pipa baja, pipa tembaga dan
𝑙1 = 𝑙0 (1 + 𝑎 . ∆𝑇) pipa alumunium yang masing-masing
nya sebanyak 1 buah. Selain itu,
L diatas dapat merupakan tebal dibutuhkan juga boss head sebanyak
batang, panjang sisi suatu lembaran 2 buah.
persegi ataupun diameter sebuah
lubang.
Prosedur Kerja
Kesimpulan Pustaka