PERCOBAAN 8
KOEFISIEN MUAI LINIER
I. Tujuan
1. Untuk menentukan koefisien muai linier untuk beberapa jenis logam.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai koefisien muai linier.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan koefisien muai linier.
II. Teori
Pada umumnya, benda akan memuai jika dipanaskan, seperti logam. Logam
mempunyai jenis pemuaian yang berbeda-beda. Koefisien muai adalah metrik yang
menentukan tingkat muai. Koefisien muai menentukan bagaimana ukuran benda
bertambah seiring perubahan suhu. Koefisien muai padatan dan zat cair biasanya tidak
dipengaruhi oleh tekanan, meskipun dapat berubah seiring dengan suhu. Akibatnya,
koefisien muai panjang mengacu pada potensi pertambahan panjang, luas, dan volume
akibat perubahan suhu. Semakin tinggi koefisien muai panjang logam, semakin besar
logam tersebut dapat memuai. Para peneliti menggunakan metode difraksi cahaya yang
mengalir melalui celah sempit tunggal untuk menghitung perbedaan fraksional dalam
ukuran per derajat, perubahan suhu pada regangan konstan, dan perubahan suhu pada
tekanan konstan. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien pemuaian panjang
logam dengan menggunakan variasi jenis logam yaitu Alumunium (Al), Seng (Zn) dan
Tembaga (Cu). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membuat
celah kecil pada logam, kemudian memanaskannya melalui media air. Penelitian lain
menentukan koefisien pemuaian juga bisa dilakukan dengan metode kapasitansi, teknik
Transformer variable, Interferometer laser Fabry-Perot dan Interferometer laser
Michelson. Metode absolut dan relatif adalah dua metode untuk menentukan koefisien
muai akibat perubahan suhu. Metode absolut melibatkan penyesuaian dimensi sampel
secara linier sehingga setiap perbedaan suhu dapat ditentukan secara langsung. Sedangkan
metode relatif dilakukan dengan membandingkan rasionya terhadap konstanta koefisien
termal dan bahan acuan yang diketahui (Isnawati , 2020).
Pemuaian logam termasuk kategori pemuaian zat padat. Pemuaian zat padat dapat
ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian zat padat
terjadi karena bedan padat tersebut mengalami perubahan suhu dari suhu rendah ke tinggi.
Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari benda padat tersebut.
Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang
dipanaskan akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume.
Pemuaian itu dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah
volumenya. Hal ini karena partikelpartikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya
dinaikkan. Karena gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
bergerak. Akibatnya, volume zat padat tersebut bertambah besar. Muai panjang berbagai
macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek (Ilmi, 2019).
Koefisien Muai Linier
KEMENTERIAN RISET ,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : uptlida@usu.ac.id
Misalkan panjang logam adalah l1 pada suhu T1, panjang logam adalah l2 pada
suhu T2, ketika suhu sedikit berubah maka perpanjangan logam ∆l {∆l = l2 − l1}
berbanding lurus dengan variasi suhu ∆T {∆T = T2−T1}. dan panjang asli logam l0, maka
∆l = αl0∆T ................................................................................................(2.1)
di mana α mewakili koefisien ekspansi linier batang logam,
∆l
α= ................................................................................................(2.2)
l0 ∆T
Oleh karena itu, dengan mengukur variasi panjang batang logam ∆l antara T1, T2 dapat
dicari koefisien muai linier logam (Yan-Chao, 2011).
Perubahan panjang per satuan panjang per derajat naik suhu disebut koefisien
muai panjang. Hal ini didefinisikan dengan :
1 dL
α= ................................................................................................(2.3)
L0 dT
Dimana α adalah koefisien muai panjang, Lo adalah panjang awal dan dL/Dt
adalah laju perubahan panjang dengan suhu T. Logikanya suhu awal harus berupa standar
tetap, misalnya 0°C; namun, karena nilai α sangat kecil untuk padatan, kesalahan yang
ditimbulkan dengan menggunakan suhu awal lainnya tidaklah besar. Perubahan panjang
dan panjang total selalu dinyatakan dalam satuan yang sama. Oleh karena itu, nilai
koefisien tidak bergantung pada satuan panjang yang digunakan tetapi bergantung pada
satuan suhu. Nilai koefisien muai harus ditentukan sebagai "per derajat celcius" atau "per
derajat Fahrenheit". Kami mengambil banyak bahan seperti batang alumunium, batangan
dari besi, batang kuningan jalan, baja, dll. Bahan seperti besi, tembaga, kuningan, baja dll.
masing-masing mempunyai titik leleh yang berbeda-beda suhu itu berarti semuanya efektif
berdasarkan suhu. Kita ukur masing-masing batang di binging lalu kita pasang satu dengan
satu semua batang pada suhu yang berbeda, semua batang memilikinya perubahan bentuk
yang berbeda pada suhu yang berbeda tetapi proses kontraksi dan ekspansi sama tetapi
skalanya sama ubah jadi gunakan perubahan pada batang besar itu berbahaya kami
menghitung rasio kontraksi dan ekspansi bahan. Jika sebuah batang dari logam biasa
terbungkus dalam jaket logam dan panjangnya diukur pada suhu kamar. Perubahan dalam
panjang diukur ketika suhu dinaikkan dari suhu kamar dengan suhu uap. Dari ini
pengamatan koefisien ekspansi linier akan dihitung untuk beberapa logam, dan
dibandingkan dengan yang diterima nilai-nilai. Dalam percobaan ini, pastikan untuk
mengukur dan mencatat panjang suhu kamar setiap batang logam sebelum dipanaskan
salah satu batang logam (Awasthi, 2018).
III. Peralatan dan Bahan
3. 1 Peralatan
1. Alat ukur koefisien muai linier yang dilengkapi dengan mikrometer sekrup.
Fungsi: untuk mengukur pertambahan panjang suatu logam.
2. Termometer digital
Fungsi: untuk mengukur suhu kamar dan mengamati perubahan yang terjadi
pada alat ukur koefisien muai linier.
3. Ketel uap listrik.
Fungsi: untuk memanaskan air sehingga menghasil uap panas.
4. Selang tahan panas.
Fungsi: untuk mengalirkan uap dari ketel uap listrik ke alat ukur koefisien
muai linier.
5. Meteran.
Fungsi: untuk mengukur panjang batang logam.
III.2 Bahan
1. Air
Fungsi: untuk menghasilkan uap panas.
2. Beberapa jenis logam
Fungsi: untuk menentukan nilai koefisien muai linier.
V. Data Percobaan
Jenis logam :
Panjang mula-mula batang logam(L) : m
o
Suhu kamar(T) : C
Suhu awal(T i) : o
C
Penunjukkan mikrometer awal( Li) : mm
Suhu akhir(T f ) : o
C
Penunjukkan mikrometer akhir( Lf ) : mm
Tabel 5.1 Perubahan Panjang Terhadap Suhu
T f (oC) Lf (mm)
VII. Ulasan
b. Saran
1. Untuk Asisten Laboratorium, Kak Agus Nurbillah diharapkan selanjutnya
dapat mempertahankan cara penyampaian materi kepada praktikan agar
materinya tepat sasaran dan tidak ambigu.
2. Untuk Asisten Laboratorium, Kak Agus Nurbillah sebaiknya kedepannya
dapat mengurangi kecepatan dalam menyampaikan materi supaya semua
praktikan dapat memahami materi dengan baik.
3. Untuk Laboratorium, sebaiknya kedepannya dapat tersedia alat yang
lengkap, kondisi alat masih sehat, dan kalibrasi alat ukur yang sudah
distandarisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Awasthi, A., A. Gautam., P. Dheer. 2018. Linear Expansion Coefficient on Different Material
Due To Temperature Effect. International Research Journal of Engineering and
Technology( IRJET) 5(5)
Page : 4309
Ilmi, U. 2019. Studi Rencana Alat Pengukur Panas pada Muai Logam. Jurnal Teknika 11(2)
Halaman : 1125
Isnawati, H., S. A. Rofiqah, dan M. Firman. 2020. Penentuan Koefisien Pemuaian Panjang
Logam Menggunakan Metode Difraksi Celah Tunggal. Jurnal Ilmiah Fisika,
Pembelajaran dan Aplikasinya 11(1)
Halaman : 11
Yan-Chao. L., W. Chun-HuI, Q. Yang, G. Long, C. Hai-Fang, Ya. Yan-Ling, G. Jie, and
W.Ao-You. 2010. Numerical Investigation of Multi-beam Laser Heterodyne
Measurement with Ultra-precision for Linear Expansion Coefficient of Metal based
on Oscillating Mirror Modulation. Chin. Phys. B 20(1)
Page : 1-3
LAMPIRAN