NIM 211401078
SEMESTER GANJIL
KOEFISIEN KEKENTALAN
JUDUL PERCOBAAN CAIRAN
Meutia Siambaton
ASISTEN MAHASISWA Rizky Ramadhani
I. Tujuan
1. Untuk menentukan koefisien muai linier untuk beberapa jenis logam.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai koefisien muai linier.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan koefisien muai linier.
II. Teori
Keterangan:
= pertambahan panjang, dalam satuan meter
= panjang mula-mula, dalam satuan meter
= koefisien muai panjang, dalam satuan /°C
= perubahan suhu, dalam satuan °C
Pertambahan panjang setiap zat berbeda-beda bergantung pada koefisien zat. Pertambahan panjang
zat padat untuk kenaikan 1°C pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien muai Panjang
Pemuaian yang terjadi pada zat padat dapat berupa muai panjang, muai luas, atau muai volume.
Pemuaian juga bergantung dari jenis bahannya (zat). Koefisien muai panjang aluminium jauh lebih
besar daripada tembaga maupun besi sehingga pertambahan panjang yang terbesar terjadi
pada aluminium (Al), tembaga (Cu), kemudian besi (Fe).
Itu artinya koefisien muai panjang
B. Muai Luas
Pada logam yang berbentuk lempengan tipis (berupa segiempat, segitiga, atau lingkaran), ukuran
volume dapat diabaikan. Ketika lempengan tersebut mendapat pemanasan, maka dapat diamati hanya
pemuaian luasnya saja. Dengan kata lain, zat padat tersebut mengalami muai luas.
Muai luas dapat diamati pada kaca jendela, pada saat suhu udara panas, dan suhu kaca menjadi naik
sehingga terjadi pemuaian, maka kaca memuai lebih besar daripada pemuaian bingkainya, akibatnya
kaca terlihat terpasang sangat rapat pada bingkai. Benda yang mengalami muai luas akan menjadi
lebih besar daripada semula.
Pemuaian yang terjadi pada sebuah benda padat jika ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan
panjang dan lebarnya, maka yang terjadi adalah muai luas.
Pertambahan luas suatu zat bila dipanaskan akan:
Berbanding lurus dengan luas mula-mula
Berbanding lurus dengan perubahan suhu
Bergantung dari jenis zat
Pertambahan luas yang terjadi apabila benda menerima panas, secara matematis dapat dituliskan:
Keterangan:
= pertambahan luas, dalam satuan meter persegi (m2)
= luas mula-mula, dalam satuan meter persegi (m2)
= 2. = koefisien muai luas, dalam satuan /°C
= perubahan suhu, dalam satuan °C
C. Muai Volume
Jika benda yang kita panaskan berbentuk balok, kubus, atau berbentuk benda pejal lainnya, muai
volumlah yang harus kita perhatikan (paling dominan).
Pertambahan volume suatu zat yang dipanaskan, secara fisis:
Berbanding lurus dengan volume mula-mula zat
Berbanding lurus dengan perubahan suhu zat
Bergantung dari jenis bahan
Pertambahan volume zat yang terjadi akibat panas, secara matematis dapat dituliskan:
Keterangan:
= pertambahan volume, dalam satuan m3
= volume mula-mula, dalam satuan m3
= 3. = koefisien muai volume, dalam satuan /°C
= perubahan suhu, dalam satuan °C.
1.Alat ukur koefisien muai linier yang dilengkapi dengan mikrometer sekrup. Fungsi : untuk
mengukur pertambahan panjang suatu logam.
2.Termometer Digital
Fungsi : untuk mengukur suhu kamar dan mengamati perubahan yang terjadi pada alat ukur koefisien
muai linier.
3.Ketel uap listrik.
Fungsi : untuk memanaskan air sehingga menghasil uap panas.
4.Selang tahan panas.
Fungsi : untuk mengalirkan uap dari ketel uap listrik ke alat ukur koefisien muai linier.
5.Meteran.
Fungsi : untuk mengukur panjang batang logam.
3.2 Bahan
1. Air
Fungsi : untuk menghasilkan uap panas
V. Data Percobaan
Jenis logam : Besi
Panjang mula-mula batang logam(L) : 0,5 m
o
Suhu kamar(T) : 29.4 C
o
Suhu awal (𝑇𝑖 ) : 98,5 C
Penunjukkan mikrometer awal(𝐿𝑖 ) : 0,42 mm
o
Suhu akhir(𝑇𝑓) : 58,5 C
Penunjukkan mikrometer akhir(𝐿𝑓) : 0,11 mm
98,5 0,42
88,5 0,35
78,5 0,20
68,5 0,16
58,5 0,11
-0.15
∆L
-0.2 Y-Values
Linear (Y-Values)
-0.25
-0.3
-0.35
-0.4
∆T
Menghitung Koefisien Muai Linier dari besi secara praktik dengan rumus:
1
𝛼= 𝑥 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒
𝐿0
1
𝛼= 𝑥 0,008 𝑥 10−3𝑚/℃
0,5
𝑚
𝛼 = 16 𝑥 10−6/℃
Menghitung Persentase Deviasi
𝛼𝑡 – 𝛼𝑝
%𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊 = | | 𝑥 100%
𝛼𝑡
12 𝑥 10−3– 16 𝑥 10−6
%𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = | | 𝑥 100%
12 𝑥 10−6
%𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 0,33 𝑥 100%
%𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 33%