Anda di halaman 1dari 105

PRAKTIKUM FISIKA MEKANI KA FLUIDA DAN PANAS

Nama :

NIM :

PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA MEKANIKA FLUIDA
DAN PANAS

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN

KAMPUS :
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,
Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Tata Tertib Dan Kriteria Kelulusan


Praktikum Fisika IT PLN

1. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 90% dari jumlah total praktikum


yang diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikum dinyatakan
tidak lulus.
2. Nilai praktikum ditentukan dari nilai:
a. Tugas Pendahuluan
b. Test Awal
c. Aktivitas Selama Praktikum
d. Laporan
e. Presentasi Laporan
3. Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum.
4. Praktikan tidak lulus test awal tetap diizinkan mengikuti praktikum akan tetapi
nilai maksimum modul tersebut adalah 60.
5. Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum dimana nilai
akhir praktikum ≥ 56
6. Lain-lain:
a. Berperilaku dan berpakaian sopan (pakaian berkerah bukan kaos dan bersepatu
bukan sandal), jika tidak dipenuhi maka praktikan akan dikenakan sanksi 1.
b. Mengenakan Jas Laboratorium dan mengisi daftar absensi serta membawa
kartu kuning, jika tidak dipenuhi maka praktikan dikenakan sanksi 2.
c. Praktikan harus mentaati semua aturan praktikum.
d. Praktikan harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh asisten dan
instruktur praktikum.
e. Jika selama praktikum berlangsung, praktikan merusak/ memecahkan/
menghilangkan alat, maka praktikan harus bertanggung jawab.
f. Selama praktikum berlangsung praktikan tidak boleh keluar masuk ruangan
tanpa keperluan yang jelas. Khusus untuk keperluan buang air, praktikan
harus meminta izin terlebih dahulu kepada asisten.
g. Tidak diperkenankan menggunakan handphone selama praktium
berlangsung.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

h. Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban (tidak boleh gaduh/ribut), apabila


dilanggar akan dikenakan sanksi 1.
j. Informasi praktikum dan hal-hal yang berhubungan dengan praktikum dapat
dilihat pada papan pengumuman di jurusan maupun di gedung
LABORATORIUM FISIKA.
k. Secara umum tidak diadakan praktikum susulan.
7. Jenis sanksi-sanksi:
a. Sanksi 1 : Nilai modul bersangkutan dikurangi 10%
b. Sanksi 2 : Nilai modul yang bersangkutan dikurangi 30%

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Contoh format cover Tugas Pendahuluan & Laporan Praktikum


diketik komputer (berwarna) di kertas A4 :

Format PDF : LP_M1_NIM_NAMA.PDF Format PDF : TP_M1_NIM_NAMA.PDF

Contoh Lembar Tugas Pendahuluan dan Laporan :

Susunan Laporan :
1. Judul
2. Tujuan
3. Alat dan Perlengkapan
4. Teori
5. Langkah Percobaan
6. Data Pengamatan
7. Tugas Akhir Margin Border :
8. Analisa
9. Kesimpulan KIRI : 2 cm
KANAN : 1.5 cm
ATAS : 2 cm
BAWAH : 2 cm

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL I
PERCOBAAN: MENGUKUR KOEFISIEN EKSPANSI
LINEAR UNTUK ALUMINIUM, KUNINGAN, DAN
TEMBAGA

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023
LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL I
Percobaan: Mengukur Koefisien Ekspansi Linear untuk
Aluminium, Kuningan, dan Tembaga

I. TUJUAN
Menghitung Koefisien Ekspansi Linier untuk Alumunium, Kuningan dan Tembaga

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


 Peralatan Ekspansi Termal
 Generator uap
 Wadah (untuk menangkap air)
 Meter Stick atau Pita Pengukur

III. TEORI

Sebagian besar bahan agak berkembang ketika dipanaskan melalui rentang suhu yang
tidak menghasilkan perubahan dalam fase. Panas yang ditambahkan meningkatkan
amplitudo rata-rata getaran atom dalam material yang meningkatkan pemisahan rata-
rata antara atom. Misalkan sebuah objek dengan panjang L mengalami perubahan suhu
sebesar ΔT.
Jika ΔT kecil, perubahan panjang, ΔL, umumnya sebanding dengan L dan ΔT.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Dinyatakan secara matematis:

dimana α disebut koefisien ekspansi linear untuk material.


Untuk material yang tidak isotropik, seperti kristal asimetris misalnya, α dapat memiliki
nilai yang berbeda tergantung pada sumbu sepanjang mana ekspansi diukur. Koefisien α
juga bisa agak berbeda dengan suhu sehingga tingkat ekspansi tidak hanya bergantung
pada besarnya perubahan suhu, tetapi juga pada suhu absolut.

Dalam percobaan ini, Anda akan mengukur α untuk aluminium, kuningan, dan tembaga.
Logam-logam ini bersifat isotropik sehingga kebutuhan hanya diukur sepanjang satu
dimensi. Juga, dalam batas-batas eksperimen ini, suhu tidak bervariasi.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pasco Scientific, Manual Percobaan Alat Expansi Termal.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang diketahui dengan Ekspansi Linier?
2. Sebuah batang baja bersuhu 20⁰C memiliki panjang 40 cm. Koefisien muai
panjang baja 10-5 ⁰C-1. Berapa pertambahan panjang baja dan panjang akhir baja
pada suhu 70 ⁰C ?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Ukur L, panjang tabung aluminium pada suhu kamar. Ukur dari tepi bagian
dalam disk bundar yang lebih besar di satu ujung ke tepi bagian dalam dari disk
melingkar yang lebih kecil di ujung yang lain (lihat Gambar 1). Catat hasil Anda
di Tabel 1.

2. Pasang tabung aluminium dalam bingkai peralatan seperti yang ditunjukkan


pada Gambar 2. Disk lingkaran yang lebih kecil pada tabung pas ke dalam
slot pada bingkai ujung "tinggi". Disk bundar yang lebih besar pada tabung
menekan ujung ujung lengan pegas dari indikator dial.

3. Putar tube logam sehingga termistor lug di bawah insulasi busa berada di
atas. Sambungkan konektor telepon di ujung kabel termistor ke port telepon pada
bingkai ujung "tinggi", atau ke dalam jack telepon pada sensor PASCO yang
kompatibel.
4. Kencangkan sekrup jari di bingkai ujung "tinggi" terhadap tabung hingga tidak
bisa lagi dipindah.
5. Pastikan bahwa insulator busa berpusat di atas lugs thermistor.
6. Jika Anda menggunakan ohmmeter (atau multimeter), pasang ujung ohmmeter
Anda ke konektor colokan pisang pada bingkai ujung "tinggi" tepat di bawah port
konektor telepon.
7. Ukur dan catat Rm, resistansi thermistor pada suhu kamar. Catat nilai ini dalam
tabel.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

8. Pasang adaptor tabung dari tabung karet ke ujung tabung aluminium. (Lampirkan
ke ujung terjauh dari indikator digital.) Hubungkan ujung tabung lainnya ke
pembangkit uap.
9. Tempatkan wadah di bawah ujung tabung untuk menangkap air yang mengembun
di dalam tabung.
10. Tekan tombol ON / OFF pada indikator digital untuk menyalakannya. Tekan
tombol ZERO untuk mengatur pembacaan digital awal ke nol. Saat tabung
mengembang, pin pegas indikator digital akan tetap bersentuhan dengan disk
bundar yang lebih besar pada tabung.
11. Nyalakan generator uap. Saat uap mulai mengalir, saksikan tampilan digital dan
pembacaan hambatan pada ohmmeter (atau perangkat komputasi). Ketika
ketahanan termistor stabil, catat resistansi (Rhot) pada Tabel 1. Juga catat ekspansi
panjang tabung (ΔL) seperti yang ditunjukkan oleh tampilan pada indikator digital.

 Ulangi percobaan untuk dua tabung logam lainnya

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL I
Percobaan: Mengukur Koefisien Ekspansi Linear
untuk Aluminium, Kuningan, dan Tembaga

KELOMPOK : Pawa l : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

∆L (mm) DATA CALCULATION


L(mm) Rrm(Ω) Rhot(Ω) Trm(⁰C) Thot(⁰C) ∆T(⁰C)
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
TABEL 1.1 PIPA TEMBAGA

∆L (mm) DATA CALCULATION


L(mm) Rrm(Ω) Rhot(Ω) Trm(⁰C) Thot(⁰C) ∆T(⁰C)
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9

TABEL 1.2 PIPA KUNINGAN


∆L (mm) DATA CALCULATION
L(mm) Rrm(Ω) Rhot(Ω) Trm(⁰C) Thot(⁰C) ∆T(⁰C)
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
TABEL 1.3 PIPA ALUMINIUM

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Gunakan Tabel Konversi pada akhir manual ini, atau yang melekat pada tabunng
bingkai peralatan, untuk mengkonversi pengukuran tahanan termistor Anda, Rrm dan Rhot, ke
dalam pengukuran suhu, Trm dan Thot. Rekam hasil Anda dalam tabel.Calculate ΔT = Thot -
Trm. Record the result in the table.
Gunakan persamaan ∆L = αL∆T , hitung α untuk aluminium, kuningan, dan tembaga.
• Aluminum =
• Brass =
• Copper =

TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Lihat nilai yang diterima untuk koefisien ekspansi linear untuk aluminium, kuningan,
dan tembaga. Bandingkan nilai-nilai ini dengan nilai eksperimental Anda. Apa
perbedaan persentase dalam setiap kasus? Apakah kesalahan eksperimental Anda
secara konsisten tinggi atau rendah?
2. Atas dasar jawaban Anda dalam pertanyaan 1, berspekulasi tentang kemungkinan
sumber kesalahan dalam eksperimen Anda. Bagaimana Anda dapat meningkatkan
keakuratan eksperimen?
3. Dari hasil Anda, dapatkah Anda menghitung koefisien ekspansi volume untuk
aluminium, kuningan, dan tembaga? (yaitu ΔV = αvolV ΔT)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL II
PERCOBAAN SISTEM RADIASI TERMAL

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL II
Percobaan Sistem Radiasi Termal

I. TUJUAN
1. Mengetahui tentang radiasi termal
2. Mengetahui tentang Hukum kuadrat terbalik
3. Hukum Stefan-Boltzmann suhu tinggi dan suhu rendah

II. PERLENGKAPAN
 Sensor Radiasi
 Thermal Radiation Cube
 Jendela kaca
 Millivoltmeter
 Ohmmeter
 Lampu Stefan-Boltzmann
 Power Supply (12 VDC; 3 A)
 Termometer. Voltmeter (0-12 V)
 Ampmeter (0-3 A) Meter stick.

III. TEORI

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Sensor Radiasi

PASCO TD-8553 Sensor radiasi (gambar 1) mengukur intensitas relatif peristiwa


radiasi termal. Elemen penginderaan, miniatur thermopile, menghasilkan tegangan
yang sebanding dengan intensitas radiasi. Respon spektrum thermopile pada dasarnya
datar di wilayah inframerah (dari 0,5 untuk 40 μm), dan tegangan yang dihasilkan
berkisar dari kisaran mikrovolt hingga sekitar 100 milivolt. (Meteran millivolt yang
baik adalah yang cukup untuk semua percobaan yang dijelaskan dalam manual ini.
Lihat katalog PASCO saat ini untuk meter yang direkomendasikan).

Sensor dapat dipegang atau dipasang pada dudukannya untuk penentuan posisi yang
lebih akurat. Sebuah shutter semi-klip dibuka dan ditutup dengan menggeser cincin
shutter maju atau mundur. Selama percobaan, shutter harus ditutup saat pengukuran
tidak aktif sedang diambil. Hal ini membantu mengurangi pergeseran suhu di
persimpangan referensi thermopile yang dapat menyebabkan respon sensor melayang.

CATATAN: Ketika membuka dan menutup shutter, Anda mungkin secara tidak
sengaja mengubah posisi sensor. Oleh karena itu, untuk percobaan di mana posisi
sensor sangat penting, seperti Percobaan 3, dua lembar kecil busa isolasi buram telah
disediakan. Tempatkan pelindung panas ini di depan sensor saat pengukuran tidak
aktif diambil. Dua
tulisan memanjang dari ujung depan Sensor melindungi thermopile dan juga
menyediakan referensi untuk memposisikan sensor jarak berulang dari sumber radiasi

Spesifikasi
Kisaran suhu : -65 hingga 85 ° C.
Daya maksimum : 0.1 watt/cm2.
Respon Spektral : .6-30 Μm.
Keluaran sinyal : Linear dari 10-6 10-1 Watt/cm2.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Thermal Radiation Cube (Leslie's Cube)


TD-8554A Radiation Cube (Gambar 2) menyediakan empat permukaan radiasi yang
berbeda yang dapat dipanaskan dari suhu kamar hingga sekitar 120 ° C. Cube
dipanaskan oleh bola lampu 100 watt. Cukup colokkan kabel listrik, matikan sakelar
toggle ke "ON", lalu putar kenop searah jarum jam untuk mengubah daya. Ukur suhu
kubus dengan memasukkan ohmmeter ke konektor colokan pisang berlabel
THERMISTOR. Termistor tertanam di salah satu sudut cube. Ukur resistensi,
kemudian gunakan Tabel 1, di bawah, untuk menerjemahkan pembacaan hambatan ke
dalam pengukuran suhu. Versi singkat dari tabel ini dicetak berdasarkan Radiation
Cube.

CATATAN : Untuk hasil terbaik, ohmmeter digital harus digunakan. (Lihat katalog
PASCO saat ini untuk meter yang direkomendasikan

PENTING : Saat mengganti bohlam, gunakan bohlam 100 watt. Bohlam dengan
daya yang lebih tinggi bisa merusak Cube.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Lampu Stefan-Boltzmann

PENTING: Tegangan ke lampu harus Tidak pernah melebihi 13 V. Tegangan yang


lebih tinggi akan membakar keluar filamen.

TD-8555 lampu Stefan-Boltzmann (gambar 3) adalah sumber radiasi termal suhu


tinggi. Lampu dapat digunakan untuk penyelidikan suhu tinggi dari Hukum Stefan-
Boltzmann. Temperatur yang tinggi menyederhanakan analisis karena kekuatan
keempat dari suhu sekitar sangat kecil dibandingkan dengan kekuatan keempat dari
suhu tinggi filamen lampu (lihat Percobaan 3 dan 4). Ketika benar berorientasi,
filamen juga memberikan pendekatan yang baik ke sumber titik radiasi termal. Karena
itu bekerja dengan baik untuk penyelidikan ke dalam hukum kuadrat terbalik.
Dengan menyesuaikan daya ke dalam lampu (13 Volt max, 2 A min, 3 A max), suhu
filamen hingga sekitar 3.000 ° C dapat diperoleh. Suhu filamen ditentukan dengan
hati- hati dengab mengukur tegangan dan arus ke dalam lampu. Tegangan dibagi
dengan arus memberikan ketahanan dari filamen.

Peralatan yang direkomendasikan


AC / DC LV Power Supply (SF-9584) atau setara dengan 13 V @ 3 A maks
Untuk perubahan suhu yang kecil, suhu filamen wolfram dapat dihitung menggunakan,
koefisien suhu resistivitas untuk filamen :
dimana,
T = suhu
R = hambatan pada suhu T
Tref = Suhu referensi (biasanya suhu kamar temperatur.) Rref = hambatan pada suhu
Tref
Α = koefisien temperatur resistivitas untuk filamen (α = 4,5 x 10-3 K-1 untuk wolfram)

Untuk perbedaan suhu yang besar, namun, tidak konstan dan persamaan di atas tidak akurat

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

CATATAN: Saat mengganti bohlam, lead harus disolder untuk meminimalkan resistensi
Untuk perbedaan besar temperatur, untuk menentukan suhu filamen wolfram sebagai
berikut:
1. Mengukur dengan akurat resistensi (Rref) dari filamen wolfram pada suhu kamar
(sekitar 300 ° K). Akurasi penting di sini. Kesalahan kecil di Rref akan
menghasilkan kesalahan besar dalam hasil Anda untuk suhu filamen.
2. Ketika filamen panas, ukur tegangan dan arus ke dalam filamen dan bagi tegangan
dengan arus untuk mengukur tahanan (RT).
4. Membagi RT dengan Rref untuk mendapatkan resistensi relatif (RT/Rref).
5. Gunakan nilai yang telah terukur untuk resistivitas relatif filamen pada suhu
T, dengan menggunakan Tabel 2 Halaman berikut, atau terkait grafik untuk
menentukan suhu filamen.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

IV. Tugas Rumah


1. Apa yang diketahui dengan radiasi termal?
2. Apa saja yang mempengaruhi besarnya radiasi termal?
3. Berikan contoh peristiwa radiasi termal dikehidupan sehari-hari!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Percobaan 1: Pengantar radiasi termal


Peralatan yang diperlukan:
• Radiasi Sensor, Thermal Radiation Cube
• Jendela kaca
• Millivoltmeter
• Ohmmeter.

CATATAN :
1. Jika waktu lab singkat, akan sangat membantu untuk memanaskan kubus pada pengaturan
5,0 selama 20 menit sebelum periode laboratorium dimulai. (Metode yang sangat cepat
adalah memanaskan kubus dengan daya penuh selama 45 menit, kemudian gunakan kipas
kecil untuk mengurangi suhu dengan cepat saat Anda menurunkan input daya. Pastikan
saja keseimbangannya tercapai dengan kipas dimatikan.)
2. Bagian 1 dan 2 percobaan ini dapat dilakukan secara bersamaan. Membuat pengukuran
dalam bagian 2 sambil menunggu kubus radiasi mencapai kesetimbangan termal di
masing- masing pengaturan di bagian 1.
3. Saat menggunakan Sensor Radiasi, selalu lindungi dari objek panas kecuali untuk
beberapa detik yang diperlukan untuk benar-benar melakukan pengukuran. Ini mencegah
pemanasan thermopile yang akan mengubah suhu referensi dan mengubah pembacaan.

Tingkat Radiasi dari Berbagai Permukaan


Bagian 1
1. Menghubungkan Ohmmeter dan Millivoltmeter seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.1.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

2. Hidupkan Thermal Radiation Cube dan set saklar daya ke "TINGGI". Awasi pembacaan
ohmmeter. Ketika turun ke sekitar 40 kW, reset saklar daya ke 5.0. (Jika Cube sudah
dipanaskan sebelumnya, atur saja saklar ke 5.0.)
3. Ketika Cube mencapai kesetimbangan termal—pembacaan ohmmeter akan berfluktuasi
sekitar nilai yang relatif tetap — gunakan Radiasi Sensor untuk mengukur radiasi yang
dipancarkan masing-masing dari empat permukaan kubus. Tempatkan Sensor sehingga pos
pada ujungnya bersentuhan dengan permukaan kubus (ini memastikan bahwa
jarak pengukuran sama untuk semua permukaan). Catat hasil pengukuran Anda di tabel
yang sesuai di halaman berikut. Juga ukur dan catat resistansi termistor. Gunakan tabel
dasar cube untuk menentukan suhu yang sesuai.
4. Tingkatkan pengaturan sakelar daya, pertama ke 6.5, lalu ke 8.0, lalu ke “TINGGI”.
Setiap pengaturan, tunggu Cube mencapai kesetimbangan termal, kemudian ulangi
pengukuran dari langkah 1 dan mencatat hasil Anda di tabel yang sesuai.

Bagian 2
Gunakan Sensor Radiasi untuk memeriksa besaran relatif dari radiasi yang dipancarkan
berbagai benda di sekitar ruangan. Pada selembar kertas yang terpisah, buatlah tabel yang
meringkas Anda observasi. Buat pengukuran yang akan membantu Anda untuk menjawab
pertanyaan yang tercantum di bawah ini
Penyerapan dan Transmisi Radiasi Termal
1. Tempatkan Sensor sekitar 5 cm dari sisi Kubus radiasi yg permukaannya gelap dan rekam
hasil pembacaan. Tempatkan sepotong kaca jendela antara Sensor dan bohlam. Perhatikan,
apakah kaca efektif memblokir radiasi termal?
2. Lepas penutup dari Kubus Radiasi (atau gunakan Lampu Stefan-Boltzmann) dan ulangi
pengukuran sepert langkah 1, tetapi menggunakan bohlam gundul bukan dgn permukaan
gelap kubus. Ulangi dengan material yang lain

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Pertanyaan (Bagian 1)
1. Buat daftar permukaan Kubus Radiasi sesuai dengan jumlah radiasi yang dipancarkan.
2. Apakah urutannya tidak bergantung pada suhu?
3. Ini adalah aturan umum bahwa peredam radiasi yang baik juga merupakan penghasil emisi yang
baik. Apakah pengukuran Anda konsisten dengan aturan ini? Jelaskan.
Pertanyaan (Bagian 2)
1. Apakah dengan benda yang berbeda, kira-kira pada suhu yang sama, memancarkan radiasi
dalam jumlah yang berbeda?
2. Dapatkah Anda menemukan bahan di ruangan Anda yang menghalangi radiasi termal?
3. Dapatkah Anda menemukan bahan yang tidak memblokir radiasi termal? (Misalnya, apakah
pakaian Anda secara efektif menghalangi radiasi panas yang dipancarkan dari tubuh Anda?)

Penyerapan dan trasmisi radiasi termal


Pertanyaan
1. Apa hasil Anda menunjukkan tentang fenomena kehilangan panas melalui jendela?
2. Apa hasil Anda menunjukkan tentang Efek Rumah Kaca?

Percobaan 2: Hukum kuadrat terbalik


Peralatan yang diperlukan:

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

• Sensor Radiasi
• Lampu Stefan-Boltzmann, Millivoltmeter
• Power Supply (12 VDC; 3 A), meter stick.

1. Atur peralatan seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.


a. Tempelkan meter stick ke meja.
b. Tempat lampu Stefan-Boltzmann pada salah satu ujung meter stick seperti yang
ditunjukkan. Zeropoint meter stick harus sejajar dengan pusat filamen lampu.
c. Sesuaikan ketinggian sensor radiasi sehingga pada tingkat yang sama sebagai filamen
lampu Stefan-Boltzmann.
d. Sejajarkan lampu dan sensor sehingga, saat Anda menggeser Sensor sepanjang meteran,
sumbu lampu sejajar dengan sumbu Sensor. Hubungkan Sensor millivoltmeter dan
lampu untuk power supply seperti yang ditunjukkan pada gambar.

2. Dengan lampu MATI, geser sensor sepanjang meter stick. Catat pembacaan milivolt-
meter pada interval 10 cm. Catat nilai Anda di Tabel 2.1 pada halaman berikut. Nilai rata-
rata ini untuk menentukan tingkat radiasi termal. Anda perlu mengurangi nilai ambient
rata-rata ini dari pengukuran Anda dengan lampu menyala, untuk menentukan
kontribusi dari lampu saja.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

3. Hidupkan power supply untuk menerangi lampu. Atur tegangan sekitar 10 V.


PENTING : Jangan biarkan tegangan dengan lampu melebihi 13 V.
4. Sesuaikan jarak antara Sensor dan lampu ke masing-masing pengaturan yang tercantum
pada Tabel 2.2. Pada setiap pengaturan, catat pembacaan pada millivoltmeter.
PENTING: Buat setiap membaca dengan cepat. Antara pembacaan, pindahkan Sensor
dari lampu, atau tempatkan pelindung panas reflektif antara lampu dan Sensor, sehingga
suhu Sensor tetap relatif konstan.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Perhitungan
1. Untuk setiap nilai x, hitung 1/X2. Catat hasil Anda di tabel 2.2.
2. Kurangi Tingkat Radiasi Ambient Rata-rata dari masing-masing pengukuran Rad
Anda pada Tabel 2.2. Masukkan hasil Anda di dalam tabel.
3. Pada lembar kertas terpisah, buat grafik Tingkat Radiasi versus Jarak dari Sumber,
menggunakan kolom satu dan empat dari Tabel 2.2. Biarkan tingkat radiasi menjadi
poros dependen (y).
4. Jika grafik dari bagian 3 tidak linier, buat grafik tingkat radiasi versus 1/X 2,
menggunakan kolom tiga dan empat dari tabel 2.

Pertanyaan
1. Manakah dari dua grafik yang lebih linear? Apakah linear di seluruh rentang
pengukuran?
2. Hukum kuadrat terbalik menyatakan bahwa energi radiasi per satuan luas yang
dipancarkan oleh sumber titik radiasi menurun sebagai kuadrat jarak dari sumber ke
titik deteksi. Apakah data Anda mendukung pernyataan ini?
3. Apakah Lampu Stefan-Boltzmann benar-benar titik sumber radiasi? Jika tidak,
bagaimana ini mempengaruhi hasil Anda? Apakah Anda melihat efek seperti itu
dalam data yang Anda ambil

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL III
MOMENTUM DAN TUMBUKAN

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL III
MOMENTUM DAN TUMBUKAN

I. TUJUAN
1. Memverifikasi Hukum Kekekalan Momentum
2. Dapat membedakan tumbukan elastis dan tumbukan tidak elastis

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Rel Udara
2. Kereta
3. Pegas Tumbuk
4. Pewaktu Pencacah (Timer Counter)
5. Beban
6. Penghalang Cahaya Dua Jari 3cm
7. Velero
8. Gerbang Cahaya

III. TEORI
Kita tinjau tumbukan antara dua benda yang bermassa mA dan mB seperti diperlihatkan
dalam gambar 4.1. Dalam selang tumbukan yang sangat singkat kedua benda saling
memberikan gaya pada yang lainnya. Menurut Hukum Newton III, pada setissp saat
gaya FA yaitu gaya yang bekerja pada sebuah benda A oleh benda B sama besar dan
berlawanan arah dengan gaya FB yaitu gaya pada benda B oleh benda A.

Gambar 4. 1
Perubahan momentum benda A akibat tumbukan ini adalah :
ΔPA = FA dt = FA . Δt

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Dengan FA adalah harga rata-rata gaya FA dalam selang waktu tumbukan


Δt = t1 – t2
Perubahan momentum benda B akibat tumbukan adalah :
ΔPB = FB dt = FB Δt
Dengan FB adalah harga rata-rata gaya FB dalam selang waktu tumbukan
Δt = t2 – t1
Jika tidak ada gaya lain yang bekerja maka ΔPA dan ΔPB menyatakan perubahan
momentum total masing-masing benda. Tetapi telah kita ketahui bahwa pasa setiap saat
FA= -FB sehingga FA = FB dan karena itu ΔPA dan ΔPB
Jika kedua benda kita anggap sebagai sebuah sebuah sistem terisolasi, maka momentum
total sistem adalah Ƥ = ƤA + ƤB dan perubahan momentum total sistem akibat
tumbukan sama dengan nol yaitu Δ Ƥ = ΔƤA + ΔƤB = 0.
Jadi jika tidak ada gaya luar yang bekerja maka tumbukan tidak mengubah momentum
total sistem. Gaya impulsif yang bekerja selama tumbukan merupakan gaya internal,
karena itu tidak mempengaruhi momentum total sistem.
Misalkan dua buah benda (A dan B) dengan massa mA dan mB bergerak dengan
kecepatan VA dan VB. Kecepatan benda setelah tumbukan VA’ dan VB’. Hukum
kekekalan mometum dapat kita tuliskan :
mA.VA + mB.VB = mA.V’A + mB . V’B........................................................................................................(4.1)
jika kita dapat mengukur kecepatan kedua sistem sebelum dan sesudah tumbukan,
massa benda dapat kita ketahui, maka Hukum Kekekalan Momentum dapat kita
buktikan.
Percobaan ini kita lakukan untuk dua kasus yang berbeda :

1. Tumbukan Lenting Sempurna


Misalkan massa kedua benda sama besar mA = mB, dan benda A mula-mula diam
VA = 0, benda B mendekati dan menumbuk benda A dengan kecepatan VB’. Kita
apatkan V’A = VB dan V’B = 0 artinya kedua benda bertukar kecepatan.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Untuk benda dengan massa berbeda dan benda A mula-mula diam persamaan (4.1)
menjadi :
mB.VB = mA . V’A + mB . V’B................................................................................................................(4.2)
2. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Misalkan massa benda A dan B sama besar, benda A mula-mula diam, dan benda B
bergerak dengan kecepatan V. Setelah tumbukan kecepatan kedua benda sama
besar. Maka kecepatan kedua benda setelah tumbukan menjadi V’ = 1/2v.
Jika kedua benda memiliki kecepatan mula-mula tetapi untuk arah yang sama maka
kecepatan benda setelah tumbukan menjadi v’ = ½ v (vA + vB )
Jika massa kedua benda tidak sama maka persamaan (1) menjadi :
mB . vB = (mB + mB ).........................................................................................(4.3)

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pundak Scientific, Panduan Percobaan Rel Udara 2 Meter PMK 145.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan Momentum, Impuls, dan Tumbukan? Tuliskan
rumusnya!
2. Tuliskan Hukum Newton yang berkaitan dengan modul ini!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


 Persiapan Alat
1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum
2. Susunlah alat seperti gambar 4.2
3. Nyalakan peniup
4. Periksalah kerataan lintasan
5. Pasangkan penghalang cahaya dan pegas tumbuk pada 2 buah kereta yang
bermassa sama.

 Percobaan Tumbukan Lenting Sempurna

1. Atur agar Pewaktu pencacah pada fungsi COLLISION


2. Letakkan kereta diatas rel
3. Kereta A dalam keadaan diam diantara 2 gerbang cahaya (lihat gambar 4.3)
4. Dorong kereta B sehingga bergerak dengan kecepatan vB yang besarnya dapat
diukur melalui gerbang cahaya G2
5. Tahan kereta sehingga hanya 1 kali melewati gerbang cahaya

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

6. Amati waktu kereta melewati gerbang cahaya kemudian tekan tombol


CHANGE OVER untuk merubah menjadi data kecepatan, catat pada tabel
4.1
7. Ulangi percobaan diatas dengan mengubah massa kereta dengan
menambahkan beban tamahan. Catat hasilnya pada tabel 4.2
8. Lakukan untuk beberapa kali dengan dorongan yang berbeda-beda

 Percobaan Tidak Lenting Sama Sekali

1. Pasang velcro pada kedua kereta dan penghalang cahaya hanya pada salah
satu kereta
2. Letakkan kereta A diantara kedua gerbang cahaya
3. Dorong kereta B sehingga menumbuk kereta A (setelah tumbukan kedua
kereta akan bergerak bersama-sama)
4. Amati selang waktu kereta melewati gerbang cahaya sebelum dan sesudah
tumbukan pada penghitung waktu kemudian catat pada tabel 4.3
5. Ulangi langkah 2-4 dengan menambahkan beban tambahan pada kereta
kemudian catat pada tabel 4.4
6. Lakukan untuk beberapa dorongan yang berbeda-beda.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

I. DATA PENGAMATAN

MODUL III
(MOMENTUM DAN TUMBUKAN)

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

Tabel 4.1 Tumbukan elastis dengan mA = mB, dan VA = 0


Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No. Benda A Benda B Benda A Benda B
VA ƤA VB ƤB VA’ ƤB ’ VB’ ƤB ’
1
2
3
4
5

Tabel 4.2 Tumbukan elastis dengan mA ≠ mB, dan VA = 0


Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No. Benda A Benda B Benda A Benda B
VA ƤA VB ƤB VA’ ƤB ’ VB’ ƤB ’
1
2
3
4
5

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Tabel 4.3 Tumbukan tidak lenting sama sekali dengan mA = mB, dan vA = 0
Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No. Benda A Benda B Benda A Benda B
VA ƤA VB ƤB VA’ ƤB ’ VB’ ƤB ’
1
2
3
4
5

Tabel 4.4 Tumbukan lenting sama sekali dengan mA ≠ mB, dan vA = 0


Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No. Benda A Benda B Benda A Benda B
VA ƤA VB ƤB VA’ ƤB ’ VB’ ƤB ’
1
2
3
4
5

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel di atas.
2. Dapatkah hasil percobaan yang diperoleh menunjukan bahwa Hukum
Kekekalan Momentum Berlaku?
3. Adakah pengaruh jarak terhadap Hukum Kekekalan Momentum?
4. Apakah syarat-syarat yang dapat mempengaruhi berlakunya Hukum
Kekekalan Momentum pada sebuah tumbukan?
5. Faktor – faktor apakah yang dapt mempengaruhi berlakunya Hukum
Kekekalan Momentum pada sebuah tumbukan?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL IV
DINAMIKA, USAHA, DAN ENERGI

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL IV
DINAMIKA, USAHA, DAN ENERGI

 PERCOBAAN 1 GERAK HARMONIK SEDERHANA

I. TUJUAN
1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya perioda pada getaran
harmonic sederhana.
2. Menentukan hubungan perioda getaran harmonic sederhana massa beban.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Rel udara
2. Kereta
3. Beban tambahan
4. Pegas getar
5. Pewaktu pencacah
6. Penghenti
7. Gerbang cahaya
8. Penghalang cahaya

III. TEORI
Getaran adalah gerak bolak-balik sebuah benda terhadap suatu titik kesetimbangan secara
periodic. Dalam mempelajari getaran ada dua besaran penting yang harus kita mengerti
dengan baik, yaitu perioda dan frekuensi getaran. Perioda adalah selang waktu yang
diperlukan sebuah benda untuk melakukan satu getaran penuh sedangkan frekuensi
adalah banyaknya getaran yang dilakukan sebuah benda dalam waktu satu sekon. Gaya
pemulih pada sebuah benda yang digantungkan pada sebuah pegas adalah sebanding
dengan pertambahan panjang dari titik seimbang dan dapat dituliskan:
F = -k (x – xo)
Dimana k adalah konstanta pegas (N/m2), xo adalah titik seimbang dan x adalah posisi
benda. Itulah Hukum Hooke.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Berdasarkan Hukum II Newton:


F = m.a = -k (x – xo) atau ditulis dalam bentuk persamaan diferensial orde 2 sebagai
berikut:

Dimana x’ = x - xo
Solusi umum dari persamaan di atas adalah:
x’(t) = A cos (wot) + B sin (wot)
wot = maka T =

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Panduaan Rel Udara 2 meter PMK 145

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bunyi Hukum Hooke !
2. Apa yang dimaksud dengan getaran, frekuensi, dan perioda? Tuliskan symbol dan
satuannya!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Pasang peralatan yang diperlukan dengan hati-hati. (Lihat Gambar 5.1)


2. Periksalah kehorizontalan rel udara
3. Pasang satu gerbang cahaya pada rel
4. Atur pewaktu pencacah pada fungsi CYCLES
5. Pilihlah 2 buah pegas yang memiliki panjang yang sama dan kontanta yang sama pula
6. Kaitkan pegas masing-masing pada ujung rel udara dan penghenti mengggunakan
sengkang kereta (Lihat Gambar 5.1)
7. Atur posisi gerbang cahaya pada titik setimbang kereta
8. Nyalakan penutup
9. Jika belum, atur pewaktu pada fungsi CYCLES kemudian tekan tombol CHANGE
OVER untuk menentukan jumlah getaran yang diinginkan
10. Letakkan kereta pada titik setimbang kemudian regangkan sejauh 10 cm, biarkan
kereta bergetar untuk 10 kali getaran
11. Ulangi langkah 9, dengan mengubah-ubah besar simpangan (masukkan dalam table
5.1)
12. Tambahkan beban pada kereta
13. Beri simpangan sejauh 20 cm kemudian lepaskan
14. Amati waktu untuk 10 getaran (catat hasilnya dalam table 5.2)
15. Ulangi langkah 11-13 dengan menambahkan beban pada kereta (catat hasilnya dalam
table 5.2)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN


MODUL IV
DINAMIKA USAHA ENERGI

PERCOBAAN I

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

Tabel 5.1
Simpangan Waktu Perioda
(cm) (s) (s)
5
10
15
20
15
30
35

Tabel 5.2
Massa Beban Waktu Perioda
(Kg) (s) (s)
0.015
0.030
0.040
0.050
0.065
0.080

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel 5.1 dan tabel 5.2
2. Buatlah grafik antara simpangan terhadap perioda
3. Buatlah grafik antara massa terhadap perioda
4. Besaran apakah yang ditunjukan dari grafik 1 dan 2 yang anda peroleh ?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi besar kesalahan pada percobaan ini ?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

 PERCOBAAN 2 HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

I. TUJUAN
1. Memahami konsep perubahan energi potensial benda terhadap energi kinetiknya.
2. Dapat memverifikasi hukum kekalan energi mekanik pada sistem yang ditinjau.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Rel udara
2. Kereta
3. Beban 25 g dan 50 g
4. Penggantung beban 5 g
5. Beban 5 g
6. Penghalang cahaya 2 jari 3 cm
7. Pewaktu
8. Benang berpengait
9. Sengkang
10. Neraca 311

III. TEORI
Apakah energi itu? Mungkin tidak ada jawaban yang memuaskan yang dapat
diberikan untuk pertanyaan sederhana ini. Secara sederhana pula dapat kita katakan
bahwa energi adalah kemampuan melakukan usaha.

Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya. Energi ini
tersembunyi dalam benda tetapi jika diberikan kesempatan energi ini dapat
dimanfaatkan. Energi kinetic adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau
kecepatannya. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, demikian bunyi
hukum kekekalan energi yang juga berlaku untuk energi gerak benda. Untuk sistem
dengan dua benda seperti gambar 6.1, berdasarkan hukum kekekalan energi mekanik
jumlah jumlah energi kinetic dan energi potensial sebuah sistem selalu tetap.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Dengan demikian dapat dituliskan :


EM1 = EM2.................................................(6.1)
EK1 + EK2 = EK2+EP2..............................(6.2)
Mgh1 + 1/2 mv1 2= mgh2 + 1/2 mv22..................(6.3)

m adalah massa kereta


v1 adalah kecepatan kereta pada saat dilepaskan (v1 = 0)
v2 adalah kecepatan kereta pada posisi terendah.
h1 adalah ketinggian beban dari lantai pada kondisi 1.
h2 adalah ketinggian beban dari lantai pada kondisi kedua (h2 = 0)

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Panduan percobaan Rel Udara 2 meter PMK 145

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan energi dan apa satuan energi?

2. Faktor apa saja yang memepengaruhi besarnya energi potensial suatu benda?

3. Jelaskan bunyi Hukum Konservasi Energi Mekanik!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Pasang perlatan denngan hati-hati (lihat gambar 6.2)


2. Pastikan rel udara dalam keadaan horizontal
3. Pasang gerbang cahaya pada rel
4. Pasang kabel gerbang cahaya pada posisi soket p1 dan p2
5. Lakukan penimbangan untuk mengetahui massa kereta
6. Kaitkan benang berpengait pada sengkang yang terpasang pada kereta kemudian tarik
melewati katrol pada ujung rel dan gantungkan penggantung beban diujungnya
dengan beban 5 gram
7. Tentukan jarak antar gerbang cahaya sehingga kereta melewati gerbanng cahaya
kedua sesaat sebelum beban menyentuh lantai. (jarak kereta mendatar sama dengan
jarak beban ke lantai)
8. Jika belum, atur agar pewaktu pada fungsi TIMING II
9. Letakan kereta teapat sebelum gerbang cahaya pertama kemudian lepaskan hingga
melewati gerbang cahaya kedua
10. Amati waktu ketika kereta melewati gerbang 2 yang terukur pada pewaktu (waktu
digerbang cahaya 1 mendekati nol karena kereta dari keadaan diam)
11. Jika belum, tekan tombol CHANGE OVER untuk melihat data kecepatan catat pada
tabel 6.2
12. Ulangi langkah 9-11 denggan menambahkan beban pada kereta

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL IV
DINAMIKA USAHA ENERGI

PERCOBAAN 2

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

Tabel 6.1
M m (m + M) h t v mgh 1/2(m+M)v
2
(kg) (kg) (kg) (m) (s) (m/s) (J)
(J)
0.005
0.010
0.015
0.020
0.025

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Lakukanlah perhitungan untuk melengkapi tabel 6.1
2. Dapatkah percobaan diatas memverifikasi hukum kekekalan energi pada
sisitem yang ditinjau ?
3. Berapakah besar persentase perbedaan antara energi kinetik dan energi
potensialnya ? Apa arti bessar persentase tersebut

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL V
MOMEN INERSIA

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL V
MOMEN INERSIA

 PERCOBAAN 1 KONSANTA PEGAS SPIRAL PADA ALAT MOMEN INERSIA


I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan Konsanta pegas spiral
2. Menentukan momen inersia diri pada alat momen inersia

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Neraca
2. Alat momen inersia
3. Gerbang Cahaya (Photo Gate)
4. Jangka sorong
5. Benang Nilon
6. Perangkat Beban
7. Pencacah Waktu (Timer Cunter AT-01)

III. TEORI
Sebuah gaya F bekerja pada benda tegak lurus terhadap R, dengan R adalah Jari-jari
benda, besarnya torka yang bekerja pada benda tersebut dapat dituliskan
𝜏 = 𝑅 𝑥 𝐹.................................................................................(1.1)
Apabila torka tersebut bekerja pada suatu system benda yang putarannya
ditahan oleh pegas spiral, dalam hal ini adalah alat-alat momen inersia, besarnya
torka tersebut sebanding dengan , 𝜃, yang dapat dituliskan :
𝜏 = 𝐾. 𝜃...................................................................................(1.2)
Dengan K adalah konsanta spiral
Dari persamaan (1.1) dan (1.2), diperoleh persamaan:
𝑅
𝜃 = 𝐹.....................................................................................(1.3)
𝐾

Persamaan (1.3) menunjukkan bahwa simpangan sebanding dengan gaya, sehingga


apabila di buat grafik simpangan terhadap gaya dapat berupa garis lurus. Torka
yang bekerja pada alat momen inersia sebanding dengan momen inersia, I dan
percwpatan
𝑑2𝜃
sudut, 𝛼 = yang dapat dituliskan:
𝑑𝑡2

𝑑2𝜃
𝜏=𝐼
𝑑𝑡2

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Persamaan (1.2) dapat dituliskan kembali :


𝑑2𝜃 𝑑2𝜃 𝑘
𝐼 = −𝑘. 𝜃......................atau....... 𝐼 = . 𝜃........................(1.4)
𝑑𝑡2 𝑑𝑡2 𝐼

Dengan I adalah momen inersia benda terhadap sumbu putar.


Persamaan (1.4) merupakan persamaan gerak osilasi sederhana dengan perioda
𝐼................................................................
𝑇 = 2𝜋√ (1.5)
𝑘

Dengan persamaan (1.5) kita dapat mengetahui besar momen inersia diri alat momen
inersia dengan mengukur perioda osilasinya
𝑘 ...............................................................
𝐼 = 𝑇2 (1.6)
0 4𝜋 0
Dengan 𝐼0 adalah momen inersia diri dan 𝑇0 adalah perioda diri alat momen inersia.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientfic, Manual Percobaan Alat Momen Inersia PMK 380

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan torsi? Tuliskan faktor factor yang mempengaruhi
torsi , jelaskan dengan persamaan!
2. apa yang dimaksud dengan gerak osilasi ? Jelaskan deisertai gambar!
3. Apa yang dikasud dengan perioda? Tuliskan besserta satuanya!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


Pasanglah alat momen inersia pada dasar statif. Ikatkan benang nilon pada salah satu
baut yang ada ditepi dudukan silinder kemudian lilitkan benang tersebut beberapa
lilitan. Baringkan alat momen inersia dibagian tepi meja. Lihat pada gambar
disamping

A. Menentukan konstanta pegas


1. Timbanglah massa tiap-tiap beban
2. Pastikan jarum penunjuk simpangan pada keadaan nol
3. Gantungkan satu buah beban pada benang, amati simpangan yang terjadi.
Catatlah sebagai 𝜃1. Bila perlu , ulangi langkah ini beberapa kali. Catat
hasilnya pada table 1.1
4. Tambahkan 1 buah beban berikutnya dan catatlah simpangnanya pada table
1.1 . sebagai 𝜃2
5. Lakukan langkah 4 untuk simpangan 𝜃3, 𝜃4 dan seterusnya. Catat hasilnya
pada table 1.1

B. Menentukan momen inersia diri alat momen inersia


1. Tegakkan kembali alat momen inersia. Ubuka benang yang terpasang pada
dudukan silinder.
2. Pasang gerbang cahaya pada dasar statif bila belum terpasang. Atur
posisisnya sehingga jarum penunjuk pada alat momen inersia dapat melintasi
gerbang cahaya.
3. Hubungkan gerbang cahaya dengan alat pencacah pewaktu AT-01
4. Hubungkan alat pencacah waktu dengan tegangan 220 V AC kemudian

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

nyalakan. Pilih fungsi CYCLE dengan menkan tombol FUNCTION. Tekan

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

tombol CH. OVER sebanyak sepuluh kali untuk membatasi sepuluh getaran
yang akan teramti.
5. Simpangkan dudukan silinder sampai 1800 kemudian lepaskan sehingga
terjadi gerakan bolak- balik atau osilasi
6. Amati pencacah waktu. Pencacah waktu akan menghitung mundur jumlah
getaran. Setelah 10 getaran alat tersebut secara otomatis akan menampilkan
waktu untuk 10 getaran. Catat waktu tersebut pada table 1.2 sebagai 𝑡1 .
7. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil
dilayar.
8. Ulangi langkah 5 s/d 7, catat waktunya sebagai 𝑡2, 𝑡3, … . . , 𝑡10
9. Hitung waktu rata-rata 10 getaran, kemudian hitung perioda osilasi tersebut.
Catat pada table 1.2 sebagai 𝑡0 .

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

 PERCOBAAN 2 MOMEN INERSIA BENDA


I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami konsep momen inersia benda
2. Menentukan momen inersia benda

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Neraca
2. Alat momen inersia
3. Benda (Bola pejal, silinder pejal, silinder berongga, piringan 213 ,piringan 174, dan
kerucut pejal
4. Jangka sorong dan/atau penggaris
5. Gerbang cahaya (Photo gate)
6. Pencacah waktu (Timer Counter AT-01)

III. TEORI
Sebuah system yang terdiri dari tiga buha pertikel dengan massa m1, m2, dan m3
Membentuk suatu benda tegar seperti tampak pada Gambar 2.1. Apabila m1 berada
pada posisi r1 dan bergerak rotasi dengan kecepatan sudut ω,
Memiliki kecepatan linear V1=ω x r1, momentum sudut partikel tersebut :

L1 = m1 p1 = m1 r1 V1
L1 = m1 r1 = (ωr1)
Atau
L1 = m1 r12 ω (2.1)
Dengan cara yang sama untuk m2 dan m3 :
L2 = m2 r22 ω
L3 = m3 r32 ω

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Besarnya momentum sudut total dapat dituliskan


L = L1 + L2 + L3
L = (m1 r12 + m2 r22 + m3 r32)ω
L = I.ω........................................................(2.2)
Dengan I = m1 r12 + m2 r22 + m3 r32
Yang dapat dituliskan I
m₁r₁²
=∑3 𝑖=1

Persamaan (2.2) menunjukkan hubungan antara L, I dan ω, Hubungan ini mirip dengan
Hubungan antara momentum linear p, m dan v pada gerak translasi, p = mv. Jadi
besaran I identic dengan massa m pada gerak translasi dan disebut momen inersia Benda
tegar, Untuk suatu system N partikel yang membentuk benda tegar, momen inersianya
adalah
3
I 𝑖=1 m₁r₁²......................................................(2.3)
= ∑
Untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa yang kontinyu, suatu elemen massa
Δmі yang berjarak rі dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan
3
∑ rі²Δmі
𝑖=1

Apabila Δmі diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan


I =∫ 𝑟²𝑑𝑚
Dengan dm adalah elemen massa.
Dari persamaan momen inersia diatas, kita dapat menghitung momen inersia untuk
berbagai benda, seperti ditunjukkan pada table dibawah:

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Tabel 2.1. Momen Inersia Benda


No. Nama Benda Letak Sumbu Momen Inersia
1. Silinder Pejal Pada sumbu silinder 𝑚𝑅²
2
2. Silinder Pejal Pada diameter pusat 𝑚𝑅² 𝑚𝑙²
+
4 12

3. Silinder Berongga Pada sumbu silinder 𝑚


(𝑅12 + 𝑅22)
2
4. Bola Pejal Pada diameternya 2𝑚𝑅²
5
5. Bole Berongga Pada diameternya 2𝑚𝑅²
3

Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia, kemudian diosilasikan,
Periode osilasinya adalah:
2
T2 = 4𝜋 I + 𝑇02........................................................................................................... (2.4)
𝑘

Dengan T adalah perioda osilasi dan 1 adalah momen inersia benda.Dari persamaan (1.6)
dan persamaan( 2.4), momen inersia benda yang terpasang

Pada alat momen inersia dapat diketahui dengan persamaan berikut :


2
I = ( 𝑇 - 1 ) Io
𝑇𝑜

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientfic, Manual Percobaan Alat Momen Inersia PMK 380

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan momen inersia?
2. Factor-factor apa yang mempengaruhi momen inersia suatu benda?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Timbanglah semua benda yang akan di tentukan momen inersianya. catat hasilnya
pada table 2.2
2. Ukulah tinggi dan diameter masing-masing benda. Catat hasilnya pada table 2.2
3. Pasanglah bola pejal pada alat momen inersia.
4. Hubungkan Gerang cahaya dengan alat pecacah waktu AT-01
5. Hubungkan alat pecacah waktu dengan tegangan 220 V AC kemudian nyalakan.
Pilih fungsi CYCLE dengan menekan tombol FUNCTION. Tekan tombol CH.
OVER sebanyak sepuluh kali untuk memebatasi sepuluh getaran yang akan
teramati.
6. Simpangkan bola tersebut 180o, kemudian lepaskan sehingga berosilasi. Catat
waktu 10 getaran yang ditunjukan alat pecacah waktu pada table 2.3 sebagai t1.
7. Tekan tombol FUNCTION satu kali untuk meng-nol-kan nilai yang tampil di layar.
8. Ulangi langkah 6 dan 7 sebanyak 10 kali. Catat hasil tersebut pada table 2.3.
9. Hitunglah waktu 10 getaran rata-rata, kemudian hitung perioda getarannya. Catat
hasilnya pada table 2.3
10. Ganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada table 2.3. Lakukan langkah 6/d
9 setiap benda. Catat hasil tersebut pada table 2.3

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN


MODUL V
MOMEN INERSIA (PERCOBAAN I)

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

Tabel 1.1. simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban
M Simpangan, 𝜃(0)
(gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 𝜃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Tabel 1.2 Perioda diri alat momen inersia, 𝑇0 .


Waktu 10 getaran (s) Perioda
diri, 𝑇0
𝑡1 𝑡2 𝑡3 𝑡4 𝑡5 𝑡 𝑡7 𝑡8 𝑡9 𝑡10 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎2 (s)

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


A. Menentukan Konstanta pegas
1. Hitunglah gaya yang bekerja pada alat momen inersia yaitu dengan mengalikan
massa setiap penambahan beban dengan percepatan gravitasi, 𝑔 = 9.81 𝑚/𝑠2
2. Hitunglah torka, 𝜏 (persamaan 1.1) untuk setiap gaya dengan R = 4,500 cm (jari-
jari dudukan silinder). Bila perlu, ukur kembali jari-jari dudukan silinder.
3. Ubahlah besarnya simpangan 𝜃 kedalam stauan radian
4. Buatlah grafik simpangan, 𝜃 terhadap torka, 𝜏.
5. Dari kemiringan grafik yang diperoleh, hitunglah konstanta spiral, k. Gaya yang
bekerja pada alat momen inersia sama dengan gaya berat, F=mg , m dalam kg
dan
𝑔 = 9.81 𝑚/𝑠2.

Tabel 1.3 Simpangan alat momen inersia untuk setiap gaya


m (kg) F(N) 𝜏=𝐹𝑥𝑅 𝜃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (0) 𝜃(𝑟𝑎𝑑)
(Nm)

Nota :
Dari grafik yang telah dibuat, persamaan garis lurusnya adalah :
𝜏 =. . . . . . . (𝜃)+..........(𝑁𝑚)
Kemiringan grafiknya, 𝑚1 = . . . . . . . . . . 𝑁𝑚/𝑟𝑎𝑑. (Lihat kembali cara
membuat grafik garis lurus dari data (x,y))
Dari persamaan (1,2) kita ketahui bahwa 𝑚𝑡 = 𝑘
𝑘 =.................𝑁𝑚/𝑟𝑎𝑑

B. Menentukan momen inersia diri alat momen inersia


1. Hitung waktu 10 getaran rata- rata, kemudian hitung periodanya.
2. Hitung momen inersia dari alat momen inersia, Io dengan menggunakan
persamaan(1.6)
3. Apa saja yang berpengaruh terhadap besarnya konstanta spiral, k?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

IX. DATA PENGAMATAN

MODUL V
MOMEN INERSIA (PERCOBAAN 2)

KELOMPOK : P awal : Pakhir :

JURUSAN : P awal : Pakhir :

Tabel 2.2 Dimensi dan momen inersia benda

Diameter
Massa Diameter Tinggi
No. Nama Benda Dalam
(kg) Luar (m) (m)
(m)

1. Bola Pejal

2. Silinder Pejal

3. Silinder
Berongga

4. Piringan 213

5. Piringan 714

.
6. Kerucut

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Tabel 2.3. Perioda untuk setiap benda

Nama Benda Waktu 10 getaran (s) T (s)

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 trata2

Bola pejal

Silinder pejal

Silinder Berongga

Silinder Pejal 213

Silinder Pejal 714

Kerucut Pejal

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

X. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Hitunglah momen inersia benda secara teori.
2. Dengan persamaan (2.5) hitunglah momen inersia umtuk masing-masing benda.
3. Bandingkan hasil No.1 dengan hasil No.2. hitunglah kesalahan
relatifnya. Perioda diri, To = S
Momen inersia diri, Io =........kg m2

Tabel 2.4. Momen inersia benda hasil percobaan

I Teori t I KSR
Nama Benda (kg m2) (s) (kg m2) (%)

Bola Pejal

Silinder Pejal

Silinder Pejal 213

Silinder Pejal 714

Silinder berongga

Kerucut

Catatan :
Nilai To dan Io didapat dari percobaan 1
KSR = I – I teori x 100%
I teori

4. Pada percobaan diatas, benda-benda memiliki massa yang (hampir sama).


Bagaimana dengan momen inersianya, sama atau berbeda? Mengapa?
5. Apa yang anda ketahui mengenai momen inersia benda?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VI

ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VI
ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

I. TUJUAN
Menentukan nilai momen inersia benda melalui percobaan

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Sensor gerak USB plug
2. Bidang miring 1 m
3. Silinder pejal
4. Silinder berongga

Bidang miring yang digunakan untuk


percobaan ini terbuat dari kayu dengan
panjang +- 1 m. Satu set alat gerak
menggelinding terdiri atas silinder pejal,
silinder berongga, penahan silinder, papan
bidang miring, peredam, busur, serta dudukan
papan yang dilengkapi 6 sudut
kemiringan yaitu 5°, 10°, 15°, 20°, 25°, dan 30°.
Gambar 1. Rangkaian bidang miring.

III. TEORI

Benda titik yang meluncur turun disepanjang bidang miring dengan sudut ϴ terhadap
sumbu horizontal, akan mengalami percepatan gravitasi sebesar a = g sin ϴ. Jika benda
yang menggelinding tersebut berupa benda tegar yang dapat berotasi, maka deskripsi
gerak menjadi berbeda dengan kasus benda titik. Sebuah benda bermassa m dengan
jari-jari R menggelinding tanpa slip menuruni sebuah bidang miring dengan kemiringan
ϴ di sepanjang arah sumbu x.

Gambar 2. Gaya yang bekerja saat benda menggelinding pada bidang miring

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

perhatikan gambar 1. Persamaan percepatan benda a selama menuruni bidang miring diperoleh
menggunakan hokum II Newton, dengan memperhitungkan gerak translasi (F = m.a) dan
rotasinya (τ = I.α). gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda seperti pada gambar 1.

Dari gaya-gaya yang bekerja pada benda, dapat ditentukan nilai percepatannya. Gerak translasi
(terhadap sumbu x) :
persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung percepatan pada bidang miring dengan sudut
ϴ terhadap sumbu horizontal.
Pada percobaan ini, nilai percepatan dapat diperoleh menggunakan sensor gerak ultrasonic.
Dengan nilai percepatan a yang diketahui, maka dapat dihitung nilai momen inersia I benda dan
akan dibandingkan dengan nilai momen inersia I yang dihitung berdasarkan teori.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak scientific, Manual gerak menggelinding pada bidang miring PMM 120.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan gaya normal? Jelaskan disertai rumus dan satuannya!
2. Apa yang dimaksud dengan gaya gesek? Jelaskan disertai rumus dan satuannya!
3. Apa yang dimaksud dengan gaya Tarik? Jelaskan disertai rumus dan satuannya!
4. Apa yang dimaksud dengan gaya gravitasi? Berapakah besarnya ketetapan untuk gaya
gravitasi? Sebutkan satuannya!
5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi momen inersia pada benda yang berada
pada bidang miring?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Siapkan alat percobaan. Pasang sensor gerak pada lubang di ujung bidang miring
menggunakan baut dan ring yang tersedia.
2. Timbang massa silinder dan ukur jari-jarinya (jari-jari dalam dan luar untuk silinder
berongga)
3. Atur bidang miring pada sudut 10°.
4. Pasang sensor gerak di ujung bidang miring menggunakan statif sensor. Masukkan
statif tepat pada lubang.
5. Arahkan sensor sehingga dapat mendeteksi gerak silinder.
6. Hubungkan sensor dengan computer, kemudian buka aktivitas “Gerak
menggelinding.cma”.
7. Letakkan silinder pejal di garis batas, kemudian tahan posisinya menggunakan
penahan.
8. Klik tombol START pada program coach, kemudian angkat penahan agar silinder
menggelinding pada bidang miring. Pastikan silinder menggelinding dalam satu arah
(lurus)
9. Saat silinder mencapai ujung bidang, klik tombol STOP pada program coach. Simpan
aktivitas dan beri nama file yang sesuai.
10. Lakukan pengolahan data grafik sesuai dengan petunjuk di bagian Pengolahan Data
pada Program Coach.
11. Catat nilai percepatan a yang diperoleh dari grafik. Masukkan dalam table di bagian
E. Pembahasan.
12. Ulangi prosedur percobaan 1 – 10 serta pengolahan data grafik untuk sudut
kemiringan 15°, 20°, 25°, dan 30°. Catat hasil percepatan a yang diperoleh pada table
pengolahan data.
13. Lakukan percobaan yang sama untuk silinder berongga.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Pengolahan Data pada Program Coach


1. Pilih bagian grafik yang bentuknya vaik dan sesuai dengan gerak menggelinding silinder,
dengan menu Process/Analyze:
- Klik kanan pada grafik Process/Analyze Select/Remove Data.
- Geser pembatas kiri dan kanan hingga melingkupi bagian grafik yang diinginkan.
- Pilih Keep selected OK. Lihat gambar 3.

Gambar 3. Cara memilih bagian grafik.


2. Pengolahan data hasil pengukuran menggunakan Function Fit.
- Pada tahap ini, grafik hasil pengukuran akan dicocokan dengan fungsi tertentu. Secara
umum diketahui bahwa benda yang bergerak dengan percepatan tertentu memiliki fungsi
grafik jarak x terhadap waktu t: f(x) = ax² + bx + c.
- Klik kanan pada grafik Process/Analyze Function Fit.
- Pada kolom function type, pilih fungsi f(x) = ax² + bx + c.
- Klik estimate refine replace graph OK. Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Menentukan fungsi grafik.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Catatan :
Sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, ingat kembali pengertian berikut:
- Kecepatan v dapat diartikan sebagai turunan posisi = perpindahan/waktu = dx/dt.
- Percepatan a dapat diartikan sebagai turunan kecepatan = perubahan
kecepatan/waktu = dv/dt.
3. Buatlah grafik kecepatan v terhadap waktu t dari grafik jarak x terhadap waktu t yang
sudah ada.
- Klik kanan pada grafik x-t Process/Analyze Derivative.
- Pada jendela perintah, isi kolom berikut :
Column : Jarak
Order : First Derivative
Methode : Differences
Quantity : Kecepatan
- Kemudian klik start New diagram OK
- Klik panel di bagian bawah grafik jarak terhadap waktu untuk menempatkan grafik
kecepatan terhadap waktu.

4. Dari grafik kecepatan terhadap waktu yang diperoleh, turunkan grafik tersebut untuk
membuat grafik percepatan a terhadap waktu t.
- Klik kanan pada grafik x-t Process/Analyze Derivative.
- Pada jendela perintah, isi kolom berikut :
Column : Kecepatan
Order : First Derivative
Methode : Differences atau Smooth
Quantity : Percepatan

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

- Kemudian klik start New diagram OK


- Klik panel di bagian bawah grafik jarak kecepatan terhadap waktu untuk menempatkan
grafik percepatan terhadap waktu.
- Akan diperoleh grafik a-t berupa garis lurus. Klik kanan pada grafik tersebut
kemudian pilih opsi scan untuk melihat nilai perceptan setiap saat.
5. Catat nilai percepatan a yang diperoleh, kemudian lakukan langkah 11 (bagian 6.
Percobaan yang harus dilakukan)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL VI
ALAT MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

Tabel Data
Silinder Pejal
Massa, m = kg
Jari-jari, R = m
Momen inersia teori, I = ½ m. R2 = kg/m2
I Percobaan Galat (%)
Sudut a (m/s2)
(kg/m2)
10°
15°
20°
25°
30°

Rata-rata

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Silinder Berongga
Massa, m = Kg
Jari-jari, R = m
Momen inersia teori, I = ½ m (Rluar 2 + Rdalam 2) =
2 2

I Percobaan Galat (%)


Sudut a (m/s2) 2
(kg/m )
10°
15°
20°
25°
30°

Rata-rata

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Catat nilai percepatan yang diperoleh oleh masing-masing silinder di tiap sudut,
hitung momen inersia berdasarkan persamaan (3) kemudian hitung rata-ratanya.
2. Hitung nilai momen inersia silinderpejal dan siliner berongga berdasarkan teori,
kemudian hitung presentase galatnya!
3. Bandingkan nilai momen inersia yang diperoleh dari percobaan dengan teori yang
ada. Jelaskan mengapa perbedaan ini!
4. Bagaimanakah cara menentukan energi total untuk benda yang menggelinding
dibidang miring?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VII
PESAWAT ATWOOD

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VII
PESAWAT ATWOOD

 PERCOBAAN 1 GERAK LURUS BERATURAN

IX. TUJUAN
1. Menunjukkan gerak lurus beraturan pada pesawat atwood’.
2. Menunjukkan kecepatan gerak benda dengan 2 mode Pewaktu Pencacah yang
berbeda.
3. Memahami gerak lurus beraturan berdasarkan besaran-besaran kinematisnya.

X. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang
ganda Tinggi tiang : 150
cm
Katrol : diameter 12cm
2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185cm
3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100
gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing bermassa 5 gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64cm)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan pegas (pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer Counter)
9. Gerbang Cahaya

XI. TEORI
Pada gerak lurus beraturan perubahan jarak tetap untuk setiap selang waktu
tertentu, yang berarti bahwa benda bergerak dengan kecepatan tetap atau tanpa
percepatan. Secara matematis dapat ditulis :

Hal ini sesuai dengan Hukum Newton I yang berbunyi :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Sebuah benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan terus
bergerak dengan laju dan arah tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja
padanya (∑F=0).
Secara umum pengalaman kita menunjukan bahwa benda yang digerakkan tidak
akan terus bergerak, melainkan berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan
oleh adanya gaya gesekan. Agar benda dapat bergerak maka dibutuhkan gaya yang
besarnya sama atau melebihi gaya gesekan.
Gerak lurus beraturan pada pesawat atwood dapat diperoleh dengan cara
menambahkan beban bercelah pada salah satu beban silinder kemudian beban
tersebut ditahan menggunakan penahan beban berlubang, sehingga selanjutnya beban
silinder bergerak dengan kecepatan tetap.
Pengukuran waktu untuk GLB dapat dilakukan dengan 2 mode pewaktu pencacah
yang berbeda yaitu TIMING I dan TIMING II yang akan dilakukan pada percobaan
ini.

XII.DAFTAR PUSTAKA
Pudak Scientific, Panduan Percobaan Mesin Atwood PMK 135.

XIII. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan?
2. Apa yang dimaksud dengan kecepatan? Sebutkan symbol dan satuannya!
3. Berdasarkan persamaan (1.1) jelaskan hubungan antara jarak (s) dan waktu
(t) terhadap kecepatan (v)!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

XIV. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


Persiapan Percobaan

1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.


2. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada
katrol.
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban. Jika tali tidak
berada ditengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat atwood
menggunakan sekrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing-masing
pengarah beban.
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing-masing pengarah
beban.
5. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang
6. Pasang penghenti beban berlubang, gerbang cahaya 1, gerbang cahaya 2, dan
penghenti beban tanpa lubang berurutan dari atas ke bawah pada tiang sebelah
kanan (lihat gambar 1.1)
7. Tahan beban M1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.
Percobaan GLB
1. Ukur dan catat panjang beban silinder.
2. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel dibagian belakang Pewaktu
Pencacah.
3. Nyalakan pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING I.
4. Atur agar M2 (beban silinder kanan) berada pada skala 20 cm dengan mengatur
tinggi pemegang beban.
5. Atur jarak objek-objek berikut :

Penghenti beban berlubang berada pada skala 30 cm (10 cm dari M2)
6. Tambahkan beban tambahan (m) bercelah pada M2.
7. Lepaskan 1 dengan menekan pegas sehingga 1 akan bergerak ke atas, sedangkan
2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti beban tanpa
lubang.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

8. Catat nilai waktu yang ditampilkan dilayah Pewaktu Pencacah pada tabel 1.1.
Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh data E1 dan E2. Tekan DATA FETCH
untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantian.
9. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang beban,
kemudian tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu
keangka 0 (reset to zero).
10. Ulangi langkah 5-8 sebanyak 5 kali dengan variasi jarak antara gerbang cahaya
satu dengan gerbang cahaya dua.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

XV. DATA PENGAMATAN

MODUL VII
PESAWAT ATWOOD

PERCOBAAN GLB

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

M1: M2: L: M:
V2 (m/s)
No. s (m) t1 (s) t2 (s) V1 (m/s)

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

XVI. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


5. Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel diatas.
6. Hitunglah kecepatan beban silinder dengan cara membagi panjang silinder
(L) dengan waktu yang terbaca pada t1 dan t2.
7. Adakah perbedaan antara nilai kecepatan pada gerbang cahaya 1 dan 2 pada
percobaan GLBB? Jika ada, berapakah perbedaannya (hitung dalam %).
8. Apa penyebab perbedaan nilai kecepatan pada gerbang cahaya 1 dan 2 ?
9. Bagaimanakah gerak suatu benda dapat dikatakan sebagai gerak lurus
beraturan?
10. Dapatkah gerak beban silinder pada percobaan ini disebut gerak lurus
beraturan? Jelaskan!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

 PERCOBAAN 2 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

I. TUJUAN
1. Memahami gerak lurus berubah beraturan
2. Menentukan percepatan gerak benda

II. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat atwood bertiang
ganda Tinggi tiang :150 cm
Katrol : diameter 12 cm
2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185 cm
3. Dua buah beban berbentuk silinder M1 dan M2 yang massanya sama (100 gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing masing bermassa 5 gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan pegas(pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer counter)
9. Gerbang cahaya

III. TEORI
Setiap benda yang bergerak dengan perubahan kecepatan, baik bertambah atau
berkurang, dapat dikatakan mengalami percepatan. Percepatan dapat didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan dalam satu satuan waktu.
Ketika sebuah benda bergerak dengan percepatan tetap, perubahan kecepatan
sebagai fungsi waktu dirumuskan sebagai berikut :
𝑣𝑡= 𝑣0 + a . t
........................................................................................................................(2.1)
Keterangan :
𝑣𝑡 = kecepatan gerak benda
𝑣0 =kecepatan awal benda saat t = 0
a = percepatan tetap

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Perubahan kecepatan sebagai fungsi jarak dengan percepatan tetap dirumuskan


dengan :
𝑣2 = 𝑣2 + 2 . a . Δs
𝑡 0

........................................................................................................................(2.2)
Keterangan :
𝑣0 =kecepatan awal benda saat s = 0
𝑣𝑡 = kecepatan gerak benda pada jarak s
Δs = jarak yang ditempuh benda
a = percepatan tetap
sedangkan perubahan jarak sebagai fungsi waktu dengan percepatan tetap
dirumuskan dengan :
𝑠𝑡 = 𝑠0 + 𝑣0 . t + 1a𝑡2
2

........................................................................................................................(2.3)
Keterangan :
𝑠0 = jarak benda saat t = 0
𝑠𝑡 = jarak yang ditempuh benda pada jarak s
𝑣0 =kecepatan awal benda saat t = 0
a = percepatan tetap
Pada pesawat atwood gerak lurus berubah beraturan dapat dihasilkan dengan
menambah massa tambahan pada 𝑀2, kemudian mengatur jarak antara gerbang
cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 sebagai jarak s. Gerbang cahaya 1 harus diletakkan
tepat dibawah 𝑀2 sebelum dilepas dari pemegang beban agar nilai 𝑣0 sama dengan
0

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Panduan Percobaan Mesin Atwood PMK 135

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud gerak lurus berubah beraturan (GLBB)?
2. Apa yang dimaksud dengan percepatan ? Sebutkan symbol beserta satuannya!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

Persiapan Percobaan

1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.


2. Gantungkan beban silinder pada ujung – ujung tali kemudian letakkan tali pada
katrol.
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban, jika tali tidak
berada ditengah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat atwood
menggunakan sekrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing masing pengarah
beban.
5. Pasang pemegang beban pada tiang kiri bawah
6. Tahan 𝑀1 pada pemegang beban, sehingga 𝑀2 berada dibagian atas tiang kana
dan atur agar bagian bawah 𝑀2 tepat berada pada skala 20cm (atau tepat pada
garis skala yang ada sehingga memudahkan perhitungan jarak.
7. Pasang gerbang cahaya 1 tepat dibawah beban silinder 𝑀2
8. Pasang gerbang cahaya 2 dibwah gerbang cahaya 1 dan pasang pemegang
beban tanpa lubang dibagian bawah tiang kanan untuk menahan beban agar
beban silinder 𝑀2 tidak menyentuh lantai.

Percobaan GLBB
1. Ukur dan catat panjang beban silinder.
2. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel dibagian belakang Pewaktu
Pencacah.
3. Nyalakan pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING I.
4. Atur agar M2 (beban silinder kanan) berada pada skala 20 cm dengan mengatur
tinggi pemegang beban.
5. Tambahkan beban tambahan (m) bercelah pada M2.
6. Lepaskan 1 dengan menekan pegas sehingga 1 akan bergerak ke atas, sedangkan 2
akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti beban tanpa
lubang.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

7. Catat nilai waktu yang ditampilkan dilayah Pewaktu Pencacah pada tabel 1.1.
Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh data E1 dan E2. Tekan DATA FETCH
untuk melihat nilai E1 dan E2 secara bergantian.
8. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang beban,
kemudian tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai waktu keangka
0 (reset to zero).
9. Ulangi langkah 5-8 sebanyak 5 kali dengan variasi jarak antara gerbang cahaya
satu dengan gerbang cahaya dua.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL VII
PESAWAT
ATWOOD

PERCOBAAN GLBB

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

No. s (m) t1 (s) t2 (s) V1 (m/s) V2 (m/s) a (m/s2)

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Data yang diperoleh dari percobaan dengan fungsi TIMING II adalah waktu tempuh dari
gerbang cahaya 1 ke 2 dengan variasi jarak sehingga kita dapat menggunakan
persamaan (2.3) untuk memperoleh percepatan. Karena posisi gerbang cahaya 1 tepat
diposisi awal
𝑀2 (titik acuan 0), maka nilai 𝑠0 dan 𝑣0sama dengan 0.
Berdasarkan hal ini diperoleh persamaan :
𝑠𝑡 = 1a𝑡2........................................................................................................................................ (2.4)
2

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel diatas.
2. Hitunglah kecepatan beban silinder dengan cara membagi panjang silinder (L)
dengan waktu yang terbaca pada t1 dan t2!
3. Hitunglah percepatan beban silinder !
4. Hitunglah percepatan rata-rata!
5. Tentukanlah faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan dalam praktikum
GLBB?
6. Dapatkah gerak beban silinder pada percobaan ini disebut gerak lurus beraturan?
Jelaskan!

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VIII
HUKUM II NEWTON

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL VIII
HUKUM II NEWTON

I. TUJUAN
1. Memverifikasi Hukum II Newton
2. Memahami Hukum II Newton

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pesawat atwood bertiang
ganda Tinggi tiang : 150 cm
Katrol : diameter 12 cm
2. Tali penggantung berbahan nilon, panjang 185cm
3. Dua buah beban berbnetuk silinder M₁ dan M₂ yang massanya
sama (100gram)
4. Beban tambahan bercelah berjumlah 5 buah, masing-masing bermassa 5
gram
5. Penghenti beban dengan lubang (diameter 3.64cm)
6. Penghenti beban tanpa lubang
7. Pemegang beban dengan peas (pelepas beban)
8. Pewaktu pencacah (Timer Counter)
9. Gerbang Cahaya

III. TEORI DASAR


Hukum II Newton menyatakan bahwa bila sebuah benda yang mempunyai massa
m diberi gaya luar sebesar F maka akan terjadi pecepatan gravitasi sebesar a
sesuai dengan hubungan :
∑F = m.a............................................................................................(3.1)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Pesawat atwood dapat digunakan untuk memverifikasi Hukum II Newton. Gaya


luar diperoleh dari tambahan massa(beban bercelah) pada M₂ sebesar m₂ dan
beban tambahan m₁ pada M₁ dengan syarat massa m₂ lebih besar daripada m₁,
kemudian waktu tempuh beban silinder M₂ saat melewati gerbang cahaya akan
diukur dengan fungsi TIMING I. Pada percobaan ini massa dan momen inersia
katrol diabaikan karena massa katrol dianggap jauh lenih kecil dibandingkan
dengan massa beban silinder.

Dengan mengabaikan massa tali dan momen inersiakatrol, maka resultan gaya pada
beban silinder M₁ :
∑F = T ─ (M₁ + m₁)g = (M₁ + m₁)a................................................................(3.2)
Sedangkan pada beban silinder M₂ :
∑F = (M₂ + m)g ─T = (M₂ + m)a.....................................................................(3.3)
T adalah tegangan tali dan g adalah percepatan gravitasi. Jika persamaan (3.2) dan
(3.3) dijumlahkan untuk mengeliminasi tegangan tali T , maka akan
Diperoleh :
(M₂ + m₂) ─ (M₁ + m₁)g = (M₁ + m₁ +M₂ +
m₂)a Atau
a = (M₂+m₂)-(M₁+m₁)g...................................................................................(3.4)
(M₁+m₁+M₂+m₂)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Untuk memverifikasi Hukum II Newton akan dilakukan 2 tahap percobaan. Yang


pertama adalah mengubah selisih massa M₁ dan M₂ dengan massa total tetap.
Perubahan selisih massa bertujuan untuk menunjukan hubungana antara percepatan
dengan fungsi gaya. Sedangkan yang kedua adalah mengubah massa total M₁ dan M₂
dengan selisih massa tetap. Perubahan massa total bertujuan untuk menunjukan
hubungan antara percepatan dengan fungsi massa. Beban bercelah digunakan untuk
memvariasikan massa M₁ dan M₂.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Panduan Percobaan Mesin Atwood PMK 135
V. TUGAS RUMAH
1. Apa pengaruh dari gaya dan massa terhadap percepatan suatu benda!
Jelaskan mengunakan persamaan (3.1)!

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

 Persiapan percobaan
1. Ukur temperatur dan tekanan ruangan sebelum dan sesudah praktikum.
2. Timbangan massa M₁ dan M₂ kemudian catat pada table 3.1
3. Gantung beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan tali pada
katrol.
4. Padtikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban, jika tali tidak
berada ditrngah, maka sesuaikan dengan mengatur kerataan pesawat atwood
menggunakan skrup pengatur ketegaklurusan pada bagian alas.
5. Putar skrup hingga tali beban berada tepat ditengah masing-masing pengarah
beban
6. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
7. Pada tiang kanan, atur posisi gerbang cahaya 1 pada skala 40cm, gerbang
cahaya 2 pada skala 80cm, dan penghenti beban tanpa lubang dibagian bawah
tiang (sejajar dengan pemegang beban ). Catat jarak antara gerbang cahaya 1
dan 2 sebagai nilai h.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

8. Tahan beban M₁ (sebelah kiri) pada pemegang beban.

 M₁ dan M₂ : Selisih Massa Berubah, Massa Total Tetap


1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang pewaktu
pencacah
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING 1
3. Tambahkan 5 beban tambahan bercelah pada M₂ (masing-masing beban
bermassa 5 gram). Catat massa tambahan sebagia m₂ pada table 3.1
4. Ukur panjang M₂ setelah ditambah beban catat nilai pada kolom s ditabel 3.1
5. Lepaskan M₁ dengan menekan pegas sehingga M₁ akan bergerak keatas,
sedangkan M₂ akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu :E₁ dan E₂. Tekan CH
OVER untuk melihat nilai E₁ dan E₂ secara bergantian. Catat nilai waktu yang
ditampilkan dilayar pewaktu pencacah pada kolom t₁ dan t₂ ditabel 3.1
7. Kembalikan posisi M₁ dan M₂ seperti semula, yaitu M₁ pada pemegang beban,
kemudian tekan tombol FUNCTION umtuk mengembalikan nilai waktu keangka
0 (reset to zero)
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₁ ke M₂ sehingga massa total menjadi 15
gram selisih massa tetap 5 gram
9. Ulangi langkah 4 ─ 7
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₂ ke M₁sehingga massa total menjadi
25gram, kemudia lakukan kembali langkah 4 ─ 7

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

 M₁ dan M₂ : Selisih Massa Tetap, Massa Total Berubah


1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang pewaktu
pencacah
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING 1
3. Tambahkan 1 beban tambahan bercelah pada M₂ . Catat massa tambahan
sebagia m₂ pada table 3.1
4. Ukur panjang M₂ setelah ditambah beban catat nilai pada kolom s ditabel 3.2
5. Lepaskan M₁ dengan menekan pegas sehingga M₁ akan bergerak keatas,
sedangkan M₂ akan bergerak ke bawah dan berhenti saat menyentuh penghenti
beban tanpa lubang.
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu :E₁ dan E₂. Tekan CH
OVER untuk melihat nilai E₁ dan E₂ secara bergantian. Catat nilai waktu yang
ditampilkan dilayar pewaktu pencacah pada kolom t₁ dan t₂ ditabel 3.2
7. Kembalikan posisi M₁ dan M₂ seperti semula, yaitu M₁ pada pemegang beban,
kemudian tekan tombol FUNCTION umtuk mengembalikan nilai waktu keangka
0 (reset to zero).
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₁ ke M₂ sehingga massa total menjadi 15
gram selisih massa tetap 5 gram
9. Ulangi langkah 4 ─ 7.
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M₂ ke M₁sehingga massa total menjadi
25gram, kemudian lakukan kembali langkah 4 ─ 7.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL VIII
HUKUM II NEWTON

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir

: Table 3.1. M1 dan M2 :selisih massa berubah, massa total tetap.


m1 (kg) 0 0,005 0,01
m2 (kg) 0,025 0,020 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)]
(kg)
M1+m1+M2+m2 (kg)
s (m)
t1 (s)
t2 (s)
v1 (m/s)
v2 (m/s)
a (m/s2)

Tabel 3.2. M1 dan M2: selisih massa tetap, massa total berubah
m1 (kg) 0 0,005 0,01
m2 (kg) 0,005 0,010 0,015
[(M2+m2)-(M1+m1)]
(kg)
M1+m1+M2+m2 (kg)
s (m)
t1(s)
t2 (s)
v1 (m/s)
v2 (m/s)
a (m/s2)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Buatlah grafik percepatan terhadap selisih massa [(M2+m2)-(M1+m1)] dari data
pada tabel 3.1!
2. Buatlah grafik percepatan terhadap selisih massa M1+m1-M2+M2 dari data pada
tabel 3.2!
3. Selisih massa merupakan bagian dari fungsi gaya F = [(M2+m2)-(M1+m1)] g.
Berdasarkan grafik pada pertanyaan 1, bagaimanakah hubungan antara
percepatan a dan gaya F untuk total massa tetap?
4. Berdasarkan grafik pada pertanyaan 2, bagaimanakah hubungan antara
percepatan a dengan massa total untuk gaya tetap?

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL IX
PERCOBAAN BERNOULLI

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL IX
PERCOBAAN BERNOULLI

I. TUJUAN
1. Mempelajari hubungan luas penampang terhadap Tekanan fluida
2. Mempelajari hubungan luas penampang terhadap kecepatan fluida
3. Memverifikasi atau memvalidasi persamaan kontinuitas fluida
mengunakan persamaan Bernoulli

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Manometer
2. Lorong udara
3. Kipas penghisap
4. Power supply
5. Water pass
6. Troli pengukur tekanan udara
7. Petroleum Jelly
8. Mistar

III. TEORI
Hukum Bernoulli menyatakan hubungan antara tekanan statik ps dan kecepatan aliran v.
Persamaan berikut berlaku untuk aliran bebas gesekan, mengalir secara horizontal
melalui tabung aliran stasioner antara dua titik berlabel dengan indeks 0 dan 1:

𝜌 𝜌
𝑃𝑠0 + 𝑣02 = 𝑃𝑠1 + 𝑣12 (I)
2 2

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Kerapatan udara : 𝜌 = 1,2 𝑘𝑔/𝑚3

Secara khusus, gambar diatas menyatakan bahwa Ptot (tekanan total) memiliki nilai
yang akan selalu sama : Ptot = Ps + Pd = const. (II)

Pd : tekanan
dinamis Ps: Tekanan
statis

Pd = Ptot – Ps
Nilai dari tekanan dinamis ini dapat dilihat dari hasil pembacaan pada manometer

Dalam percobaan yang dijelaskan di sini, udara mengalir melalui terowongan angin
yang menyempit. Luas penampang berkurang dari 0,20 m² hingga 0,015 m². kita akan
mengukur ptot tekanan total dan ps tekanan statis di beberapa posisi di terowongan
angin.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

Seperti yang diilustrasikan oleh gambar diatas kecepatan aliran v 0 dan v 1 di dua lokasi
yang berbeda pada terowongan angin dengan luas penampang A0 dan A1 dinyatakan
oleh persamaan kontinuitas :

V0 ∙ A0 = V1 ∙ A1 (III)

Persamaan kontinuitas ini menyatakan bahwa laju volume (debit) fluida yang mengalir
dalam sebuah sistem yang tidak termanpatkan dan tidak mengalami gesekan adalah
bernilai konstan.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Leybold Didactic, Manual Percobaan P1.8.7.3

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan dan jelaskan persamaan kontinuitas fluida!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan debit fluida beserta rumus dan
satuan Internasionalnya!
3. Hitung debit fluida yang mengalir dalam sebuah pipa berjari-jari 7 cm yang melaju
dengan kecepatan 72 Km/jam! (nyatakan dalam SI)
4. Tuliskan penerapan atau pengaplikasian persamaan kontinuitas dalam
kehidupan sehari-hari!
5. Tuliskan persamaan yang menghubungkan tekanan dinamis fluida dengan
kecepatannya! (jelaskan)

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Catat suhu dan tekanan ruang sebelum dan sesudah melakukan praktikum
2. Pastikan selang pada Manometer terpasang dengan baik
3. Atur kedudukan water pass pada kondisi seimbang
4. Atur posisi troli pengukur tekanan pada posisi A (penampang 0,020 m2)
5. Nyalakan power supply, lalu atur tegangan keluar
6. Catat tekanan Manometer pada tabel pengukuran, gunakan lah mistar
untuk membantu pembacaan manometer
7. Geser troli pengukur tekanan pada posisi B, C, D, E, dan F kemudian catat kembali
tekanan Manometer
8. Ulangi langkah 6-7 untuk level tegangan power supply yang berbeda, catat
kembali tekanan pada tabel pengukuran

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL IX
PERCOBAAN BERNOULLI

KELOMPOK : Pawa l : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

Siklus Posisi Luas Penampang (m2) Tekanan (Pa)


A 0,020
B 0,019
C 0,018
I D 0,017
E 0,016
F 0,015
II A 0,020
B 0,019
C 0,018
D 0,017
E 0,016
F 0,015

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Konversi tekanan pada Manometer menjadi kecepatan fluida
menggunakan persamaan

2𝑝
𝑣= √
𝜌
𝑘𝑔
Dengan 𝜌 = 1,2
𝑚3

2. Buatlah grafik tekanan dinamis terhadap posisi (luas penampang)


3. Buatlah grafik kecepatan fluida terhadap posisi (luas penampang)
4. Hitung debit fluida untuk setiap posisi
5. Buat grafik hubungan debit fluida terhadap posisi (luas penampang)
6. Berdasarkan soal no.4 carilah hubungan antara debit fluida dan luas penampang

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL X
VISKOSITAS

LABORATORIUM FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI
PLN 2023

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

MODUL X
VISKOSITAS

I. TUJUAN
1. Mempelajari viskositas fluida
2. Menghitung viskositas beberapa jenis fluida

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Tabung viskositas
2. Bola alumunium
3. Mikrometer sekrup
4. Stopwatch
5. Neraca 311
6. Gelas ukur
7. Fluida
8. Termometer

III. TEORI
Prinsip Dasar Pengukuran Viskositas
Gaya yang bekerja ketika sebuah benda jatuh ke dalam suatu fluida adalah berat benda itu
sendiri W, gaya apung FA, dan gaya viskositas FV, dari hukum Newton II, hubungan
ketiga besaran tersebut adalah :
𝑊 − 𝐹𝐴 − 𝐹𝑉 = 0
Berat bola diberikan oleh :
4 3
𝑊 = 𝜌𝑏𝑔 𝜋𝑟
3
𝜌𝑏 adalah kerapatan bila dan r adalah jari – jari bola. Gaya apung diberikan oleh :
4 3
𝐹𝐴 = 𝜌𝑏𝑔 𝜋𝑟
3

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

𝜌𝑓 adalah kerapatan medium fluida. Gaya gesekan antara dua zat padat tidak bergantung
pada kecepatan relatif mereka, gaya viskositas (drug) dari sebuah benda yang bergerak
dalan fluida bergantung pada kecepatan. Gaya gesekan benda dalam aliran laminer
digambarkan oleh persa stoke :
𝐹 = 𝑏𝑣
Konstanta b bergantung pada fluida dan benda itu sendiri. Lebih lengkapnya persamaan
stokes diberikan oleh :
𝐹 = 6𝜋𝜇𝑟𝑣
Dalam kasus lain, jika sebuah benda jatuh vertikal, pada jarak tertentu gaya viskositas
akan membesar sampai gaya tersebut setimbang dengan gaya gravitasi. Pada keadaan
setimbang benda mengalami percepatam dan jatuh pada kecepatan tetap. Pada keadaan
kesetimbangan, didapatkan:
2
𝜇= 𝑟2𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
9𝑣
Berdasarkan persamaan diatas, kecepaan gerak benda didapatkan dengan mengukur
waktu yang dibutuhkan sebuah benda melewati suatu fluida pada panjang lintasan
tertentu. Dengan prinsip yang sama, keterkaitan viskositas terhadap suhu cairan dapat
juga diamati dengan terlebih dahulu mempersiapkan suatu cairan sejenis yang memiliki
suhu yang berbeda.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Panduan Percobaan Tabung Viskositas PMP 180.

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi viskositas?
3. Sebutkan gaya - gaya yang bekerja untuk benda yang jatuh (bergerak) dalam suatu
fluida?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan stasioner?
5. Tuliskan dan jelaskan rumus viskositas yang digunakan dalam praktikum ini?
6. Sebutkan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas?

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Ukur suhu ruangan dan tekanan awal ruangan.
2. Timbang massa bola serta ukur jari jarinya.
3. Ukur suhu fluida saat pengukuran.
4. Timbang massa fluida untuk 100 ml.
5. Tandai batas atas dan batas bawah dan ukur jarak kedua batas tersebut.
6. Lepaskan bola logam dari atas permukaan cairan dan ukur waktu tempuh bola antara
batas atas dan batas bawah.
7. Catat hasil pengukuran pada table pengamatan lalu ulangi untuk jenis fluida yang
berbeda.
8. Ukur suhu ruangan dan tekanan akhir ruangan

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL X
VISKOSITAS

KELOMPOK : Pawal: Pakhir:


JURUSAN : Tawal: Takhir:

Massa bola : Jari jari bola :


Jenis fluida Suhu fluida Massa 100 ml Jarak antar titik Waktu Tempuh
(oc) (kg) (M) (detik)

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA
PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA FLUIDA DAN PANAS

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk benda menempuh jarak tertentu?
2. Tentukanlah kecepatan stasioner?
3. Hitunglah massa jenis fluida dan massa jenis bola?
4. Hitung nilai viskositas?
5. Hitunglah kesalahan relatif dari data perhitungan yang diperoleh?
6. Jelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya kesalahan relatif yang diperoleh?

LABORATORIUM FISIKA

Anda mungkin juga menyukai