Anda di halaman 1dari 47

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENGANTAR KIMIA

NAMA : .................................................
NIM : .................................................
Jurusan : .................................................

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2022
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA.................................................................................. ii
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM.......................................................................... iii
FORMAT LAPORAN RESMI PRAKTIKUM .............................................................................. iv
RUBRIK PENILAIAN PRAKTIKUM. ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR. ...................................................................................................………… xi
PERCOBAAN 1. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM ............................................... 1
PERCOBAAN 2. MATERI DAN PERUBAHAN ......................................................................... 8
PERCOBAAN 3. REAKSI-REAKSI KIMIA ................................................................................. 11
PERCOBAAN 4. IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR SENYAWA.................................................. 14
PERCOBAAN 5. KESETIMBANGAN KIMIA ............................................................................ 18
PERCOBAAN 6. LARUTAN DAN KONSENTRASI ....................................................................20
PERCOBAAN 7. SISTEM PERIODIK UNSUR........................................................................... 24
PERCOBAAN 8. PEMISAHAN CAMPURAN ........................................................................... 28

i
TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA

1. Praktikan sudah harus berada dalam ruangan laboratorium tepat pada waktunya.
Keterlambatan lebih dari 10 menit, praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
2. Ketidakhadiran lebih dari 3 kali selama praktikum berlangsung, dianggap gagal dan
nilainya tidak akan dikeluarkan.
3. Sebelum praktikum dimulai, asisten mengadakan test (respon).
4. Selama praktikum berlangsung, praktikan hanya boleh masuk atau meninggalkan ruang
laboratorium dengan izin asisten.
5. Setiap praktikan harus membuat laporan praktikum sesuai dengan percobaan yang
dilakukan dan harus dikumpulkan di hari praktikum berlangsung.
6. Apabila ada ketentuan-ketentuan yang dirasa perlu yang tidak tercantum di atas, akan
diatur lebih lanjut oleh asisten.

ii
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Laboratorium bukan tempat yang berbahaya selama kita bekerja dengan hati-hati
mengikuti teknik yang benar.
1. Kaca mata pelindung dipakai selama di laboratorium (terutama jika bekerja dengan
bahan yang eksplosif).
2. Sepatu harus selalu dikenakan di dalam laboratorium.
3. Rambut panjang harus diikat rapi ke belakang.
4. Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada asisten.
5. Dilarang berlari di dalam laboratorium.
6. Selama di laboratorium dilarang merokok, makan atau minum.
7. Jika bahan kimia mengenai anggota tubuh, maka cucilah dengan air sebanyak-
banyaknya dan laporkan kejadian tersebut pada asisten.
8. Jangan mencoba mencicipi apapun atau mencium langsung asap/uap dari mulut
tabung, tetapi tepislah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
9. Bahan kimia yang berbahaya atau berbau merangsang selalu ditempatkan di dalam
lemari asam (fume hood). Semua pekerjaan yang berkenaan dengan penggunaan
bahan tersebut di lakukan di dalam lemari asam (fume hood).
10. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota tubuh lainnya dengan tangan yang
mungkin telah terkontaminasi bahan kimia.
11. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka anda atau ke teman
anda karena isi tabung dapat menyembur.
12. Bila menyisipkan pipa kaca atau termometer ke dalam gabus, lumasi batang dan lubang
gabus dengan gliserol atau air. Lindungi tangan anda dengan kain lap dan putar masuk
alat kaca tadi ke dalam gabus. Agar tidak pecah, kedudukan kedua tangan tidak boleh
berjauhan.
13. Banyak pelarut biasa seperti alkohol, aseton, eter dan lain-lain sangat mudah terbakar.
Jangan menggunakan atau meletakkan bahan-bahan tersebut dekat nyala api.

iii
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

Judul Percobaan:……………………………….

Nama Mahasiswa : ……………………………….


NPM : ……………………………….
Asisten : ……………………………….

1. Tujuan Percobaan
Tuliskan secara ringkas tujuan percobaan.

2. Latar Belakang
Tuliskan secara ringkas dasar teori percobaan, lengkapi literatur yang relevan. Tuliskan
pula manfaat percobaan.

3. Metodologi
Mengacu pada Penuntun Praktikum, buat:
a) Daftar semua alat yang digunakan (dalam bentuk tabel), dilengkapi spesifikasi.
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Buret 50 mL 1 buah
2 Pipet volume 10 mL 1 buah
3 Pipet tetes standar 2 buah
4 Alat dst

b) Daftar semua bahan yang digunakan (dalam bentuk tabel), dilengkapi spesifikasi
dan hazard berdasarkan NFPA.
No Nama Bahan* Spesifikasi Identifikasi Hazard (NFPA)
1 Asam klorida, HCl 1M Health: 3
Fire: 0
Reactivity: 1
Specific: Acid

2 Natrium hidoksida, NaOH 2M Health: 3


Fire: 0
Reactivity: 1
Specific: Corrosive

iv
3 Bahan dst (Informasi dapat dicari di
internet dengan kata kunci
“NFPA diamond nama bahan
dalam bahasa Inggris”)
*Cukup dinyatakan sekali untuk bahan yang dipakai berulang

c) Tulis prosedur dalam bentuk skema ringkas, dengan contoh format sbb:
(skema harus dapat digunakan sebagai acuan bagi praktikan dalam bekerja tanpa
harus membaca penuntun praktikum).

Bahan awal, hasil antara, dan


Perlakuan Hasil/Pengamatan
hasil akhir*

Perlakuan 1 (lengkapi
detail kondisi)

Perlakuan 2 (lengkapi
detail kondisi)

Perlakuan 3 (lengkapi
detail kondisi)

*Dibuat berbeda untuk setiap sub-percobaan yang terpisah

4. Hasil Pengamatan
 Tulis semua perubahan kimia dan fisika (warna, suhu, dll) yang terjadi pada setiap
perlakuan!
o Bila tahapan kerjanya berurutan (misalnya percobaan isolasi trimiristin),
catat perubahan setiap tahapan.
o Bila percobaan hanya memerlukan satu tahap kerja tapi membutuhkan
waktu yang lama, catat perubahan parameter terhadap waktu (misalnya
volume distilasi)

v
 Hasil pengamatan dapat dibuat dalam bentuk tabel.
 Jika bagian 3 dibuat dengan baik, maka setiap perubahan dapat dituliskan sebagai
pengamatan pada setiap perlakuan.

5. Pembahasan
 Tulis semua reaksi kimia yang mungkin terjadi.
 Bila interaksi yang terjadi bukan merupakan reaksi kimia, sebutkan interaksi
yang terjadi (adsorbsi, absorbsi, partisi dsb)
 Bahas setiap tahap percobaan yang dilakukan dengan menjawab pertanyaan
apa dan mengapa terjadi.
 Bila ada bahan kimia tertentu yang ditambahkan namun tidak terlibat dalam
reaksi, jelaskan mengapa penambahan itu dilakukan (misalnya penambahan
katalis).

6. Kesimpulan

Tulis semua kesimpulan sesuai dengan tujuan percobaan. Kesimpulan dikatakan baik
bila setiap tujuan percobaan memiliki kesimpulan.

CATATAN:
Bagian 1, 2, dan 3 dibuat sebelum melaksanakan praktikum
Bagian 4 dibuat selama pelaksanaan praktikum.
Bagian 5 dan 6 dibuat selama pelaksanaan praktikum dan/atau sesaat setelah selesai
praktikum.

vi
RUBRIK PENILAIAN PRAKTIKUM
NILAI*
KOMPONEN A B C E
(≥87) (69-77) (51-59) (<40)
A. PERSIAPAN PRAKTIKUM
Tujuan dan dasar teori benar Tujuan dan dasar teori Tujuan dan dasar teori Tidak ada tujuan dan dasar
1. Tujuan dan dasar teori
dan mudah dipahami sebagian benar kurang tepat teori
Daftar alat dan bahan Daftar alat dan bahan Daftar alat dan bahan tidak Tidak ada daftar alat dan
2. Alat dan bahan
lengkap sebagian lengkap lengkap bahan
Secara umum runtut dan
Tidak runtut dan rinci, sulit
Runtut, rinci dan dapat rinci, namun agak sulit
3. Skema kerja digunakan sebagai panduan Tidak ada skema kerja
dijadikan panduan kerja digunakan sebagai panduan
kerja
kerja
Siap untuk melakukan Tidak siap untuk melakukan
4. Responsi
eksperimen eksperimen
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hadir tepat waktu dan tidak Hadir terlambat dan/atau
1. Kedisiplinan Tidak hadir praktikum
pulang lebih awal pulang lebih awal tanpa izin
Melaksanakan hanya Hanya melaksanakan
2. Ketekunan dan Melaksanakan seluruh Tidak melaksanakan
sebagian prosedur sesuai sebagian kecil prosedur
keterampilan prosedur sesuai petunjuk praktikum
petunjuk sesuai petunjuk
Berpartisipasi aktif dan Berpartisipasi, namun Kurang berpartisipasi dan Tidak melaksanakan
3. Kerja sama
berinisiatif inisiatif minimal tanpa inisiatif praktikum
C. PELAPORAN
1. Hasil/data dan Hasil dan pembahasan Hasil dan pembahasan Hasil dan pembahasan tidak Tidak ada hasil dan
pembahasan lengkap sebagian lengkap lengkap pembahasan

vii
Sangat sesuai dengan tujuan Sebagian sesuai dengan Tidak sesuai dengan tujuan
2. Kesimpulan Tidak ada kesimpulan
percobaan tujuan percobaan percobaan
Sebagian penulisan
Penulisan memenuhi kaidah Penulisan kurang memenuhi
memenuhi kaidah Bahasa
3. Penulisan dan bahasa Bahasa Indonesia dan mudah kaidah Bahasa Indonesia dan Jika C1 dan C2 tidak ada
Indonesia, namun sulit
dipahami sulit dipahami
dipahami
Catatan:
 Tidak ada nilai AB, BC, dan D
 Kolom rubrik yang kosong menunjukkan tidak ada penilaian.
 Nilai dirata-rata dari setiap komponen penilaian
 Rubrik dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan asisten yang menilai harus dilatih

viii
FORM PENILAIAN PRAKTIKUM OLEH ASISTEN
PRAKTIKUM ……….
PERCOBAAN ………….

NILAI ANGKA
A. Persiapan (30%) B. Pelaksanaan (40%) C. Pelaporan (30%)
No NAMA MAHASISWA NPM Keterangan
Rata- Rata- Rata- NI-
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 C1 C2 C3
rata rata rata LAI

Banda Aceh, <tanggal>


Mengetahui,
Asisten 1 Asisten 2 Asisten 3

Nama Nama Nama


NPM NPM NPM

CATATAN:
Ujian praktikum dilaksanakan hanya untuk yang mengukur keterampilan. Jika ada ujian praktikum, maka nilai praktikum diberi bobot 75% dan nilai ujian
praktikum 25%.

ix
PANDUAN RESPONSI

A. Waktu pelaksanaan responsi

Responsi dilaksanakan di awal praktikum, selama maksimal 15 menit.

B. Materi pertanyaan responsi

Pertanyaan harus dapat mengukur kesiapan praktikan dalam mengikuti praktikum. Contoh pertanyaan:
 Tujuan praktikum
 Prinsip kerja prosedur dan alat
 Konsep dasar topik praktikum
 Resiko hazards bahan dan prosedur

x
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat-Nya hingga penulis dapat
menyelesaikan modul penuntun praktikum pengantar kimia. Shalawat dan salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Modul penuntun praktikum Pengantar Kimia ini disusun sebagai penunjang materi
yang diperoleh pada mata kuliah kimia dasar.
Terimakasih kepada Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala yang telah
memberikan segala fasilitas dan dukungan atas proses pembuatan penuntun praktikum ini.
Terimakasih juga kepada asisten yang telah membantu penyelesaian penuntun praktikum
ini.
Semoga penuntun praktikum ini dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan rujukan
bagi kegiatan serupa lainnya.

Penulis

xi
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengenal dan mengetahui cara kerja timbangan yang digunakan di laboratorium
kimia
2. Untuk mengetahui peralatan gelas yang digunakan dalam laboratorium dan fungsinya

DASAR TEORI
Secara sempit laboratorium diartikan sebagai ruangan yang dibatasi oleh dinding yang
di dalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan beraneka ragam yang dapat digunakan untuk
melakukan eksperimen (Subiyanto, 1998). Sudaryanto (1998) mendefinisikan laboratorium
sebagai salah satu sarana pendidikan IPA, sebagai tempat peserta didik berlatih dan kontak
dengan objek yang dipelajari secara langsung, baik melalui pengamatan maupun percobaan.
Lebih lanjut Sudaryanto (1998) menyatakan peranan dan fungsi laboratorium ada tiga, yaitu
sebagai (1) sumber belajar, artinya laboratorium digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor atau melakukan percobaan, (2)
metode pendidikan, meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana
penelitian, tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik
yang bersikap ilmiah.
Secara lebih umum laboratorium diartikan sebagai suatu tempat dilakukannya
percobaan dan penelitian. Pengertian ini bermakna lebih luas, karena tidak membatasi
laboratorium sebagai suatu ruangan, artinya kebun, lapangan, ruang terbukapun dapat
menjadi laboratorium. Tujuan penggunaan laboratorium kimia bagi peserta didik antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan
pembuatan alat sederhana).
2. Melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran
laboratorium.

1
3. Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.
4. Melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen.
5. Memperdalam pengetahuan.
6. Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab.
7. Melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.
8. Memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, mene-
rangkan, dan menarik kesimpulan.
Untuk menunjang kegiatan praktikum atau eksperimen di laboratorium dibutuhkan peralatan
khusus yang didesain untuk keperluan di laboratorium.

ALAT-ALAT
Timbangan Triple Beam, Timbangan digital/analitik (analytical balance), Tabung Reaksi, Rak
Tabung Reaksi, Beaker Glass/Gelas beaker/Gelas Piala, Gelas Ukur, Corong Gelas, Pengaduk
Kaca, Suction Bulb (Bola Hisab), Pipet Ukur, Pipet Volume/Pipet Gondok, Pipet Tetes/Droping,
Labu Ukur/Labu Takar, Batang Pengaduk, Spatula, Erlenmeyer, Cawan Porselin, Botol Semprot,
Mortar pastle, Klem buret, Statif, Buret, Batang Pengaduk dan Lampu Spirtus

CARA KERJA
I. Timbangan Triple Beam
Timbangan digunakan untuk mendapatkan massa (berat) suatu contoh bahan
a. Sebelum dan sesudah memakai alat timbangan ini, bersihkan pan (daun timbangan)
dengan kuas yang telah tersedia.
b. Timbangan harus dalam keadaan berdiri tegak yaitu dengan melihat water pasnya
c. Nolkan timbangan beserta wadah bahan yang dipakai sebagai tempat bahan yang akan
ditimbang
d. Letakkan bahan yang akan ditimbang pada pan/daun timbangan
e. Gerakkan pemberat (satuan 10 g) sampai penunjuk (jarum) jatuh
f. Kembalikan satu lekukan ke belakang

2
g. Lakukan hal yang sama untuk pemberat terbesar selanjutnya (satuan 1 g)
h. Gerakkan penggeser (slider, satuan 1 g) sampai petunjuk berayun tepat ke titik nol
pada skala penunjuk
i. Angkat wadah tempat bahan dari pan
j. Kembalikan penggerak timbangan ke tempat semula (skala nol)
k. Setelah selesai menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF” dan bersihkan
lagi ruang neraca dengan kuas
l. Hal yang belum jelas tanyakan pada asisten

II. Timbangan Analitik Digital Mettler


1. Sebelum dan sesudah memakai alat timbangan ini, bersihkan ruang neraca dengan kuas
yang telah tersedia
2. Atur kedudukan neraca dengan memutar knop kanan-kiri di bagian bawah alat, hingga
gelembung udara water pas tepat di tengah-tengah lingkaran
3. Tekan plat kontrol dengan hati-hati pada posisi “ON”, nyala lampu akan terlihat 8. 8. 8. 8.
8. 8. 8. 8. 8…………….0,000000
4. Langkah penimbangan
- Siapkan botol timbang atau kaca arloji kosong, bersih dan bening. Kemudian
tempatkan di atas piring timbang, lampu yang semula 0,00000 akan berubah, yaitu
menunjukkan besarnya berat botol atau kaca arloji kosong (catat bila diperlukan data
berat/masa ini)
- Tekan plat kontrol untuk “re-zero”, nyala lampu akan kembali terlihat 0,00000, lalu
masukkan ke dalam wadah sampel sedikit demi sikit sehingga nyala lampu
menunjukkan massa bahan yang ditimbang/dikehendaki
- Kemudian angkat tempat wadah bahan dari piring timbang
- Setelah selesai menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF” dan bersihkan
lagi ruang neraca dengan kuas
- Hal yang belum jelas tanyakan pada asisten

3
III. Peralatan Gelas
a. Alat Pemindah
Volume zat cair yang dipindah sesuai dengan penunjukkan volume oleh alat. Contoh:
pipet ukur, pipet seukuran/vol pipet/ pipet gondok, gelas ukur dan buret.
b. Alat Penampung
Volume zat cair yang ditampung dalam alat merupakan penunjukan volume yang
disesuaikan oleh alat. Contoh: Labu takar, piknometer, Erlenmeyer dan beaker gelas.
c. Alat pelengkap/pembantu
Peralatan ini merupakan alat Bantu yang diugunakan untuk memindahkan atau
menampung serta membuat volume zat cair. Contoh: Batang pengaduk, corong, corong pisah,
kaca arloji, suction bulb dan neraca.
d. Suction Bulb (Bola Hisab)
Digunakan untuk menghisap, bola dikosongkan dengan menekan ujung atas pipa (A).
Pasang ujung bagian bawah ke pipet. Tekan pipa bawah bola (S) untuk menghisap cairan ke
atas. Lepaskan pijitan, maka hisapan akan berhenti. Cairan dapat dikeluarkan dengan memijit
pipa cabang (E). Setelah menggunakan karet hisab ini, bola harus segera dilepaskan dari
pipetnya dan membiarkan udara masuk ke dalam bola kembali. Jangan sampai masuk larutan
apapun ke dalam bola hisab.
e. Pipet Gondok
- Terdapat angka penunjuk kapasitas 1, 5, 10, 10 mL dan seterusnya
- Digunakan untuk memindahkan secara tepat suatu volume tertentu saja, sesuai dengan
kapasitas alat. Zat cair dipipet dengan cara menghisap cairan ke dalam pipet dengan
menggunakan bola hisap (suction bulb).
- Terdiri dari suatu bola silinder dihubungkan pada kedua ujungnya dengan suatu tabung
sempit dan pada bagian atas terdapat goresan yang menunjukkan kapasitas volume
yang tertera pada pipet tersebut (diukur pada temperatur standar).
Cara penggunaan
- Cuci pipet dan keringkan, selanjutnya dibilas dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian pipet larutan dengan menggunakan bola hisap tepatkan volume larutan

4
yang dipipet sesuai dengan kapasitas alat. Pengamatan kapasitas volume untuk
larutan yang bening berdasarkan pada miniskus kecembungannya. Pipet harus
benar-benar vertikal dan mata yang melihatnya harus benar-benar horizontal
/sejajar.
- Penampung dimiringkan dengan ujung pipet menempel di dinding, tetesan akhir di
ujung dikeluarkan dengan cara menggosok pada permukaan gelas. Setelah cairan
habis, bibir pipet dibiarkan tetap kontak dengan dinding penampung lebih kurang
selama 15 menit. Seterusnya larutan dialirkan kedalam penampung. Cairan yang
tersisa dalam pipet tidak boleh diikutkan baik dengan cara meniup ataupun dengan
cara lain.
f. Pipet Ukur
Terdapat skala penunjuk volume dari 0 sampai suatu angka tertentu yaitu 1, 2, 5, 10,
mL dan seterusnya. Berupa suatu tabung silinder panjang dengan penampung lubang seragam
pada suatu kepanjangan yang berskala. Teknik pemakaiannya sama dengan pipet gondok,
hanya volume yang dipindahkan dapat sebagian saja disesuaikan dengan keperluan yang
ditunjukkan dengan skala yang ada.
g. Buret
Suatu tabung silinder panjang, dengan ujung atas terbuka, dan ujung bawah dilengkapi
keran pengatur tetesan dari gelas atau katup plastik. Penunjuk volume dari 0 sampai angka
tertentu berupa skala sepanjang tabung. Ada dua jenis buret yang ditentukan oleh
ketelitiannya/pembacaan skalanya yaitu :
1. Mikro buret: dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 mL
2. Makro buret: dengan pembagian skala 0,01 mL
Selama penitrasi penetesan diatur melalui keran yang berupa tetesan-tetesan yang
kecepatannya tetap dengan posisi rangkuman tangan sedemikian, sehingga setiap waktu
dapat menghentikan laju tetesan.
Cara Penggunaan Buret
- Bilas buret dengan aquades dan larutan yang akan dipakai masing-masing 3 kali.
- Cek apakah keran/katup berfungsi baik (tidak bocor).

5
- Dalam pengisian harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang cairan dalam
kolom. Dalam pemakaian minimum cairan tersisi 20%.
- Pengisian cairan dilakukan dengan menggunakan corong, dimana corong dilepas sebelum
titrasi dimulai (mengapa…?)
h. Labu Takar/Labu Ukur
Suatu bejana dengan dasar datar, bejana terbentuk buah pear dengan leher panjang
menyempit. Mempunyai kapasitas tampung sesuai dengan skala yang tercantum. Bila pada
alat tertulis 20oC, 100 mL maka alat tersebut akan menampung cairan pada 20 oC sebanyak
tepat 100 mL sampai garis tanda. Umumnya alat ini digunakan untuk pengenceran atau
melarutkan padatan dalam pembuatan larutan standar pada analisa volumetrik,
spektrofotometri dan sebagainya.
Cara Penggunaan Labu Ukur
- Bilas dulu labu ukur dengan baik.
- Bahan cairan pekat atau padatan dimasukkan hati-hati dengan menggunakan corong ke
dalam labu takar.
- Tambahkan aquades atau bahan pengencer lain yang diperlukan.
- Bilas sisa bahan pada wadah penimbang tanpa mengangkat corong pada labu.
- Tambahkan terus bahan pengencer dengan hati-hati sampai isi labu menjadi setengahnya.
- Lakukan pengocokan dengan menggoyangkan labu berkali-kali sampai didapat larutan yang
homogen.
- Waktu mendekati garis tanda, tambahkan bahan pengencer hati-hati dengan menggunakan
pipet penetes sehingga dasar miniskus segaris dengan garis tanda labu.
i. Erlenmeyer/Conical flask
Tanda volume yang ada hanya ditaksir secara kasar. Digunakan dalam titrasi untuk
menempatkan volume tertentu larutan yang akan dicari konsentrasinya. Ukuran volume
bervariasi 25, 100, 250, 1000 mL dan seterusnya. Selama titrasi dipegang dileher dan diputar
dengan kecepatan tertentu. Sebaiknya di bagian bawah Erlenmeyer diberi alas putih supaya
perubahan warna indicator dapat terlihat jelas.

6
j. Beaker Gelas/Gelas Kimia
Tanda volume yang ada hanya ditaksir secara kasar. Dipakai untuk wadah sementara
reagen, melarutkan reagen secara kasar dan tidak digunakan untuk pengukuran. Terdapat
dalam berbagai ukuran dari 5 – 5000 mL. Yang umum dipakai adalah 250 – 600 mL.
k. Gelas Ukur
Suatu bejana berskala dari gelas tebal yang mempunyai kapasitas dari 2 – 2000 mL.
Permukaan cairan lebih luas dari pada labu takar dan tidak untuk digunakan mengukur dengan
teliti.

PERTANYAAN/TUGAS
1. Sebutkan jenis-jenis timbangan yang digunakan dalam laboratorium kimia dan
gambarkan jenis-jenis timbangan tersebut.
2. Gambarkan alat-alat yang disebutkan di atas dan jelaskan fungsinya masing-masing

7
PERCOBAAN 2
MATERI DAN PERUBAHAN

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui dan membedakan campuran homogen dan heterogen
2. Mengetahui dan membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia.

DASAR TEORI
Materi mempunyai sifat intrinsik dan ekstrinsik. Sifat intrinsik adalah kualitas yang
bersifat khas dari materi yang tidak bergantung dari bentuk dan ukurannya yang menunjukkan
identitas materi tersebut, seperti pada pembakaran gula dan garam. Sedangkan sifat ekstrinsik
merupakan sifat yang tidak khas dari materi seperti ukuran bentuk, panjang, bobot dan
temperatur.
Sifat fisik merupakan karakteristik materi yang tidak melibatkan perubahan apapun ke
materi lain, contohnya titik leleh, titik didih, kerapatan, viskositas. Kalor jenis dan kekerasan.
Sedangkan sifat kimia merupakan kualitas yang khas suatu materi yang menyebabkan materi
tersebut berubah ke materi lain. Contoh sifat kimia adalah alkohol terbakar,besi berkarat, kayu
melapuk dan sebagainya.
Perubahan-perubahan dalam materi meliputi perubahan fisik dan kimia. Perubahan
fisik adalah perubahan materi yang tidak mengakibatkan pembentukan zat baru (misalnya es
meleleh) dan perubahan kimia adalah perubahan materi yang mengakibatkan hilangnya zat-
zat dan terbentuknya zat baru dengan sifat yang baru pula. Misalnya bila sepotong logam Mg
terbakar dalam bola lampu alat potret.
Campuran terbagi dua yaitu homogen dan heterogen, campuran homogen adalah
campuran yang bersifat serba sama atau disebut juga larutan, sedangkan campuran yang
serbaneka disebut campuran heterogen.

8
ALAT-ALAT
Gelas ukur 250 mL, cawan penguap, lampu spiritus, corong, tabung reaksi, gelas kimia,
tungku kaki tiga, dan perangkatnya, cawan penguap,kaca arloji. Alat-alat tersebut dapat
digantikan dengan alat-alat yang terdapat di rumah atau di sekitar.

BAHAN-BAHAN
Minyak kelapa, garam dapur, pasir, kertas saring, sabun, telur, susu, gula, kertas, air
dan lilin.

CARA KERJA
A. Membedakan campuran homogen dan heterogen
1. Ambil sedikit pasir, masukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tambahkan kurang lebih 20-
30 mL air, aduk perlahan-lahan biarkan beberapa saat. Amati air akan jernih kembali.
2. Masukkan kurang lebih 1-2 sendok makan garam dapur ke dalam gelas pada percobaan no
1. Aduk hingga larut sempurna dan amati yang terjadi.
3. Ke dalam campuran pada percobaan no. 2, masukkan larutan garam. Diamkan campuran
beberapa saat kemudian saring dengan menggunakan penyaring, tampung filtratnya dan
amati. Masukkan filtrat pada wadah dan panaskan filtrat hingga semua pelarut (air) habis
dan akan terbentuk kembali kristal garam dapur (rekristalisasi).
4. Sebanyak kurang lebih 3 mL minyak makan ditambahkan dalam 5 mL air. Amati yang terjadi,
kemudian kocok campuran tersebut dan biarkan beberapa saat. Amati campuran tersebut,
dapat larut atau tidak, bercampur atau tidak.
5. Tambahkan air sabun ke dalam campuran pada percobaan no. 4. Jelaskan pengamatan yang
anda peroleh.

B. Perubahan Fisika
Masukkan kurang lebih 50 mL air ke dalam wadah, kemudian panaskan air tesebut
hingga mendidih. Amati yang terjadi, kemudian tutup wadah dan biarkan beberapa saat.
Setelah itu amati titik air pada bagian penutup.

9
C. Perubahan Kimia
Lakukan percobaan untuk mengetahui perubahan materi yang terjadi ketika gula
menjadi karamel, susu ditambah cuka (asam asetat) dan kertas yang dibakar. Lakukan
percobaan tersebut, untuk melihat perubahan materi, dan jelaskan mengapa hal tersebut
dinyatakan sebagai perubahan kimia.

D. Perubahan Kimia dan Perubahan Fisika


Letakkan lilin secara vertikal di atas meja atau wadah yang aman, kemudian nyalakan
lilin tersebut. Setelah dinyalakan apakah lilin berjelaga atau tidak? Amati perubahan yang
terjadi pada sumbu lilin dan saat mencairnya lilin serta memadatnya lilin kembali. Padamkan
lilin, catat dan catat setiap pengamatan.

PERTANYAAN/TUGAS
1. Mengapa terjadi bintik-bintik air pada penutup wadah ketika air dipanaskan?
2. Jelaskan perubahan yang terjadi ketika minyak dicampur air dan ditambahkan air sabun.
3. Mengapa terjadi jelaga pada lilin ketika dinyalakan?

10
PERCOBAAN 3
REAKSI-REAKSI KIMIA

TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati terjadi atau berlangsungnya reaksi kimia dengan melihat perubahan-
perubahannya.

DASAR TEORI
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai dengan terbentuknya zat baru
atau suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru.
Perubahan kimia dituliskan dalam suatu persamaan reaksi kimia yang ditulis menggunakan
lambang kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. Persamaan
reaksi (chemical reaction) menunjukkan reaktan atau pereaksi di sebelah kiri dan hasil reaksi
atau produk di sebelah kanan. Pereaksi dan produk dipisahkan dengan tanda panah. Beberapa
jenis reaksi kimia antara lain adalah reaksi sintesa/penggabungan, reaksi
analisis/dekomposisi/penguraian, reaksi penggantian/substitusi tunggal, reaksi
penggantian/substitusi berganda, reaksi pembakaran dan lain-lain. Reaksi kimia dikatakan
berlangsung apabila salah satu dari hal-hal berikut teramati, yakni reaksi tersebut
menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu atau perubahan warna.

ALAT-ALAT
Gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung reaksi

BAHAN-BAHAN
Telur ayam (cangkang/kulit telur), minuman bersoda (misal: fanta/sprite), susu cair,
deterjen, garam, es batu, tawas, tepung terigu/tepung beras/tepung tapioka dan betadin cair.

11
CARA KERJA
1. Reaksi yang menghasilkan endapan
a. Campurkan minuman bersoda dengan susu, tutup rapat dan biarkan sekitar 30 menit.
Amati perubahan yang terjadi, apakah terbentuk endapan? Bagaimana efek campuran
minuman ini bagi kesehatan tubuh? Buatlah data pengamatan.
b. Reaksikan antara tawas dan air sumur yang keruh, amati apa yang terjadi, apakah
terbentuk endapan?.
2. Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu
a. Larutkan sedikit deterjen dalam air, amati perubahan suhunya. Ukur suhunya dengan
menggunakan termometer.
b. Campurkan garam dengan es, amati apa yang terjadi dengan perubahan suhu. Ukur
suhunya dengan menggunakan termometer.
3. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
a. Masukkan sedikit (kurang lebih setengah sendok makan) tepung terigu atau tepung
beras atau tepung tapioka ke dalam wadah gelas bening, tambahkan air hingga
bercampur sempurna. Kemudian teteskan betadin (larutan iodin). Amati dan jelaskan
perubahan yang terjadi.
b. Ambil bunga kembang sepatu dan bunga telang (2 jenis bunga yang berwarna yang ada
di sekitar anda), masing-masing buat dua wadah, dimana wadah pertama ditambah air
biasa dan wadah kedua ditambah dengan air panas (mendidih), kemudian biarkan
sekitar 30 menit. Amati perubahannya.
4. Reaksi yang menghasilkan gas
a. Tambahkan asam asetat 10% ke dalam telur/cangkang telur, sampai seluruh bagian
telur tertutupi dengan asam asetat 10%. Lakukan dalam gelas kimia, agar anda mudah
untuk mengamati terbentuknya gas.

12
PERTANYAAN/TUGAS
1. Dalam reaksi-reaksi di atas mana yang tergolong reaksi sintesa dan yang tergolong reaksi
analisa.
2. Tuliskan contoh reaksi yang menunjukkan tanda-tanda terjadinya suatu reaksi kimia (selain
yang terdapat pada percobaan di atas).

13
PERCOBAAN 4
IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR SENYAWA

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya.
2. Menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekul.
3. Menuliskan rumus titik elektron yang sesuai dengan elektron valensinya
4. Menggambarkan model senyawa dalam struktur tiga dimensi (bentuk geometri)

DASAR TEORI
Ikatan kimia adalah ikatan antara atom-atom untuk membentuk senyawa sehingga
mencapai kestabilan. Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan
cara berikatan dengan atom lain sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti unsur gas
mulia. Elektron yang berperan dalam pembentukan ikatan adalah elektron pada kulit
terluar atom atau disebut elektron valensi.
Pada ikatan kovalen dua atom bukan logam bergabung bersama dengan
menggunakan elektron valensi. Jumlah elektron valensi ditentukan dengan menuliskan
konfigurasi elektron dari unsur. Untuk mempermudah, elektron valensi dilihat pada tabel
berkala dengan memperhatikan golongan unsur tersebut. Jumlah pasangan elektron yang
dipakai bersama menentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk. Penggunaan 1 pasang
elektron secara bersama dilambangkan dengan 1 garis dan dinyatakan sebagai ikatan
kovalen tunggal, 2 pasang elektron dilambangkan dengan dengan 2 garis dan disebut
ikatan kovalen rangkap/ganda 2 dan penggunaan 3 pasang elektron secara bersama
menghasilkan ikatan rangkap 3.
Pada ikatan kovalen, jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron
bebas (PEB) menentukan bentuk geometri molekul tersebut. Geometri molekul adalah
susunan tiga dimensi dari atom-atom dalam suatu molekul. Geometri molekul
mempengaruhi sifat fisik dan kimia senyawa seperti kepolaran, kelarutan dalam pelarut
tertentu dan lain-lain. Bentuk geometri molekul yang terbentuk antara lain adalah linier,
segitiga planar, tetrahedral, piramidal, trigonal bipiramidal, oktahedral dan lain-lain.

14
Cara penggunaan model bola dan tongkat
Untuk menyusun suatu model, satu tongkat yang menghubungkan satu bola
menggambarkan satu ikatan tunggal. Jika 2 bola bergabung dengan 2 tongkat, ini berarti
suatu ikatan ganda, atau empat ikatan elektron. Tiga tongkat yang menggabungkan 2 bola
menggambarkan 3 pasang ikatan elektron.
1 tongkat = ikatan tunggal (sepasang elektron)
2 tongkat = 1 ikatan ganda (2 pasang elektron)
3 tongkat = 1 ikatan ganda 3 (3 pasang elektron)
Model disusun untuk menggambar 2 senyawa. Semua lubang yang terdapat pada
setiap bola harus dipenuhi dengan 1 tongkat (kecuali Nitrogen). Untuk warna bola sesuai
dengan molekul yang digunakan.
Hidrogen (mempunyai 1 lubang)
Karbon (mempunyai 4 lubang)
Oksigen (mempunyai 2 lubang)
Nitrogen (mempunyai 4 atau 5 lubang)
Klor (mempunyai 1 lubang)
Brom (mempunyai 1 lubang)
Iod (mempunyai 1 lubang)

CARA KERJA
1. Susunlah model molekul untuk setiap senyawa dibawah ini (A, B, C dan D). Gambarkan
model tiga dimensinya pada lembar laporan.
2. Gambarkan rumus struktur dari setiap senyawa.
3. Tuliskan rumus titik-elektron sesuai dengan rumus strukturnya. Setiap atom harus
dikelilingi oleh elektron oktet kecuali atom hidrogen karena hanya mempunyai satu
subkulit dan hanya dapat ditempati oleh dua elektron.
4. Periksa kembali setiap rumus titik-elektron dengan jalan menjumlahkan elektron
valensinya
A. Senyawa dengan ikatan tunggal
H2, Cl2, Br2, I2, HCl, HBr, HI, CH4, CCl4, CH2I2, NH3, H2O2, N2H4, NH2OH, CH3OH, CH3OH,
CH3NH2, HOCl, HOBr, HOl.

15
B. Senyawa dengan ikatan ganda dua
C2H4, HONO, HCOOH, C2HCl3, CH3N2CH3.
C. Senyawa dengan ikatan ganda tiga
N2, C2H2, HOCN.
D. Senyawa dengan dua ikatan ganda
CO2, C3H4, C2H2O.
E. Senyawa yang tidak diketahui.
Gambarkan rumus struktur setiap model senyawa yang diberi oleh Asisten. Tuliskan
rumus titik-elektronnya sesuai dengan rumus struktur.

Buat struktur senyawa-senyawa di bawah ini


Rumus titik Model 3 dimensi
Senyawa Rumus Struktur
Elektron (Geometri Molekul)
a. H2
b. Cl2
c. HCl
d. NH3
e. CH4
f. CCl4
g. CH3OH
h. HOCl
i. C2H6
j. C2H4
k. HONO
l. HCOOH
m. CH3N2CH3
n. N2
o. C2H2
p. HOCN
q. CO2
r. C3H4

16
Rumus titik Model 3 dimensi
Senyawa Rumus Struktur
Elektron (Geometri Molekul)
s. C2H2O
t. BI3
u. H2SO4
v. HNO3
w. C6H6

PERTANYAAN/TUGAS
1. Jelaskan bagaimana perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua dan
ikatan ganda tiga?
2. Bagaimana bentuk ruang (model 3 dimensi) tetrahedral, octahedral, linear dan lain-
lain dari senyawa berikut : H2O, CO2, CH4, BI3 dan NH3.
3. Gambarkan rumus struktur dan titik elektron dari setiap model yang digambarkan
berikut ini : a. CH3OH; b. CH2O; c. HCO2H

17
PERCOBAAN 5
KESETIMBANGAN KIMIA

TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.

DASAR TEORI
Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak dapat balik adalah reaksi yang
terjadi pada satu arah, dan produknya tidak dapat kembali menjadi reaktan. Reaksi bolak-
balik (reversible) atau reaksi dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada dua arah yang
berlawanan dalam waktu bersamaan. Dalam reaksi bolak-balik, produk dapat berubah
menjadi reaktan, dan reaktan dapat berubah menjadi produk. Kesetimbangan kimia terjadi
karena adanya reaksi reversible.
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju (reaksi ke kanan) sama
dengan laju reaksi balik (reaksi ke kiri) dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-
produk tidak berubah lagi. Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain: suhu, konsentrasi, tekanan dan volume. Menurut Le Chatelier, bila suatu sistem ada
dalam kesetimbangan diberi faktor yang dapat mengubah keadaan kesetimbangan, maka
kesetimbangan akan bergeser sedemikian rupa sehingga pengaruh faktor tadi sekecil
mungkin dampaknya.

ALAT-ALAT
Tabung reaksi dan rak tabung reaksi, penjepit tabung, lampu spiritus, gelas kimia 250 mL.

BAHAN-BAHAN
Larutan SbCl3 1 N, Larutan HCl 1 N, Larutan K2CrO7 1 M, Larutan K2CrO4 1 M, Larutan HCl 1
M, Larutan NaOH 1 N, Larutan FeCl3 1 M, Larutan KCNS 1 M

18
CARA KERJA
1. Pengaruh Suhu
Dalam tabung reaksi masukkan 2 mL SbCl3 1 N, tambahkan beberapa tetes air sampai
terbentuk endapan putih. Biarkan sampai kira-kira endapan terbentuk semua,
kemudian panaskan. Apakah larutan melarut? Kemana kesetimbangan bergeser?
Sekarang larutan didinginkan dengan cara merendam dasar tabung ke dalam air dingin.
Apakah kesetimbangan bergeser lagi ? Amati dan catat pengamatannya.
2. Pengaruh Konsentrasi
Ambil 4 tabung reaksi, 2 tabung reaksi diisi larutan K2CrO4 1 N dan 2 tabung lainnya
diisi dengan larutan K2CrO7 1 M, sebagai perbandingan. Pada masing-masing larutan
dalam tabung reaksi tersebut tambahkan sedikit HCl 1 M, amati perubahan dengan
membandingkan warna, larutan mana yang mengalami pergeseran. Kemudian ulangi
kedua larutan dengan menetesi larutan NaOH 1 M.
3. Ulangi percobaan No. 2 di atas dengan menggunakan larutan FeCl 3 + KCNS. Atur
perbanding volume FeCl3 dan KCNS, sehingga pergeseran kesetimbangan akan terjadi
bila dilakukan penambahan FeCl3 atau KCNS maupun NaOH 1 N atau HCl 1 N.

PERTANYAAN/TUGAS
1. Tuliskan semua persamaan reaksi di atas.
2. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia

19
PERCOBAAN 6
LARUTAN DAN KONSENTRASI

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan, menghitung dan membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu.
2. Mahasiswa mampu menstandarisasi larutan standar.
3. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi larutan dengan teknik titrasi.

DASAR TEORI
Campuran zat terlarut dengan pelarut yang bersifat homogen disebut dengan
larutan, contoh air gula. Suatu larutan mengandung satu atau lebih zat terlarut dan satu
zat pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak.
Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut dalam setiap larutan atau pelarut.
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam satuan fisik, yaitu satuan berat atau satuan volume,
sedangkan bila dinyatakan dalam satuan kimia adalah mol, molar dan fraksi mol (Achmad,
1996).
Suatu penerapan penting dari stoikiometri di laboratorium adalah analisis unsur-
unsur untuk menentukan komposisinya. Pengukuran yang didasarkan pada massa
dinamakan gravimetri, dan pengukuran yang dilakukan berdasarkan volume larutan
dinamakan volumetri atau titrasi. Pada analisis volumetri, sampel yang akan dianalisis
ditempatkan dalam erlenmeyer dan kemudian dititrasi dengan larutan standar. Suatu
larutan yang konsentrasinya diketahui secara tepat dinamakan larutan standar, dan proses
pengukuran konsentrasi larutan ini dinamakan standarisasi.
Reaksi yang dapat dipakai untuk analisis volumetri harus mempunyai sifat-sifat,
antara lain reaksi yang terjadi harus stoikiometri, tidak memberikan reaksi samping, laju
reaksi cepat, tidak ada gangguan yang berarti, dan ada alat untuk mendeteksi titik ekivalen
titrasi. Beberapa reaksi dapat digunakan untuk titrasi adalah reaksi pengendapan, oksidasi-
reduksi dan asam basa.
Dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat, reaksi yang terjadi adalah :
20
H3O+ + OH- 2H2O

Pada saat titik ekivalen dicapai, maka :


mmol OH- = mmol H3O+
Cbasa . Vbasa = Casam . Vasam

Lambang Nama Rumus


Satuan fisika
% w/w Persen berat

% v/v Persen volume

% w/v Persen berat volume

ppm Part per million

ppb Part per billion

Satuan kimia
M Molar

m molal

X Fraksi mol

Dari persamaan ini dapat ditentukan konsentrasi asam atau basa dalam suatu larutan.

ALAT-ALAT
Neraca analitik, labu ukur, gelas erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, batang
pengaduk dan spatula.

BAHAN-BAHAN
NaCl, etanol, gula pasir, metil orange, NaOH, larutan HCl 0,1 M, aquades, NH4Cl,

21
CARA KERJA
a. Penentuan % w/w (berat/berat)
5 gram NaCl dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer dan dilarutkan dengan 50 gram
air. Hitung % berat NaCl didalam larutan.
b. Penentuan % v/v (volume/volume)
20 mL alkohol dicampur dengan 90 mL air didalam gelas erlenmeyer dan menghasilkan
105 mL larutan. Hitunglah % volume masing-masing komponen.
Catatan: % volume dari semua komponen larutan tidak selalu sama dengan 100
c. Penentuan % w/v (berat/volume)
7 gram gula pasir dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades
sampai tanda batas. Hitung % w/v gula pasir yang dihasilkan.
d. Membuat larutan
- Buatlah larutan indikator metil orange 1% dalam etanol 50 mL
- Buatlah larutan NaOH 0,1N dalam labu ukur 50 mL
e. Standarisasi larutan NaOH 0,1 N
Masukkan 10 mL NaOH 0,1 N ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 2 tetes metil orange,
kemudian titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.

PERHITUNGAN
a. Penentuan % w/w (berat/berat)
Masukkan NaCl sebanyak 5 gram ke dalam gelas erlenmeyer dan larutkan dengan 50
gram air. Hitung % berat NaCl di dalam larutan.
b. Penentuan % v/v (volume/volume)
Campurkan 15 mL etanol dengan 90 mL air di dalam gelas erlenmeyer dan
menghasilkan 105 mL larutan. Hitunglah % volume masing-masing komponen.
c. Penentuan % w/v (berat/volume)
Masukkan 7 gram gula pasir ke dalam labu ukur 100 mL dan tambahkan aquades
sampai tanda batas. Hitung % w/v gula pasir yang dihasilkan.
d. Penentuan konsentrasi dalam normalitas
Tentukan normalitas larutan NaOH yang dihasilkan, jika 2 gram NaOH dilarutkan
dengan aquades hingga volumenya 100 mL.

22
PERTANYAAN/TUGAS
1. Tentukan konsentrasi larutan yang pada percobaan a-d.
2. Jelaskan peran indikator metil orange dan tuliskan range pH nya.
3. Tuliskan rumus molekul asam oksalat.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode alkalimetri dan asidimetri.
5. Tuliskan semua reaksi yang terjadi dalam percobaan di atas.

23
PERCOBAAN 7
SISTEM PERIODIK UNSUR

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal dan memahami tabel perioda
2. Memperkirakan kecenderungan berbagai sifat unsur dalam golongan dan perioda
berbagai unsur
3. Mengamati kecenderungan sifat kimia dalam golongan dan unsur berbagai perioda

DASAR TEORI
Usaha pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat dilakukan agar
unsur-unsur tersebut mudah dipelajari.
1. Teori Oktaf Newlands
Pada tahun 1829, John Alexander Reine Newlands menyusun daftar unsure yang
jumlahnya lebih banyak. Susunan newlands menunjukkan bahwa unsur-unsur yang disusun
berdasarkan kenaikkan massa atomya, maka unsur pertama mempunyai sifat dengan
unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Penemuan Newlands disebut sebagai Hukum Oktaf Newlands. Hukum Oktaf Newlands
hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom yang rendah.
2. Teori Triade Deboreiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Deboreiner mempelajari sifat-sifat beberapa unsur
yang sudah diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat diantara
beberapa unsur, lalau mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan kemiripannya.
Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur, sehingga disebut Triade. Apabila unsur-
unsur dalam satu Triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa
atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat atom dari unsur pertama dan
ketiga.
3. Teori Periodik Mendeleyeev
Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel periodik ini merupakan
hasil karya dua ilmuan. Dinitri Ivannovich Mendeleyeev dari Rusia dan Lothar Meyer dari

24
Jerman. Mendeleyeev menyejikn hasil karyanya pada Himpunan kimia pada tahun 1869
dan tabel periodik Meyer mulai muncul pada akhir tahun 1869.
Mendeleyeev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka
Mendeleyeev dianggap sebagai penemu tabel sistem periodi yang sering jug disebut
sebagai Sistem Periodik Unsur Pendek. Sistem periodik Mendeleyeev disusun berdasarkan
kenaikkan massa atom dan kemiripan sifat-sifat. Periodik Mendleyeev pertama kali
diterbtkan dalam jurnl ilmiah yaitu “Annalen der Chemie” ditahun 1871.
4. Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1914, Henry G. J. Mooseley menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel
periodik unsur sesuai dengan kenaikkan nomor atom unsur. Mooseley menemukan
kesalahan dalam tabel periodik Mendeleyeev, yaitu pada unsur yang terbalik letaknya.
Penemuan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikkan massa atom relatifnya
(Sukardjo, 1998).
Sistem periodik modern dikenal juga dengan sistem periodik bentuk panjang
disusun berdasarkan kenaikkan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam sistem periodik
modern lajur mendatar yang disebut periode dan vertical yang disebut golongan.
Jumlah golongan dalam sistem periodik unsur ada 8 dan ditandai dengan angka
romawi. Ada 2 golongan besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Golongan B terletak antara golongan II A dan golongan III A.
 Sifat – sifat unsur periodik
a. Jari-jari Atom yaitu jarak dari inti atom terhadap kulit terluar tempat elektron
valensi.
Dari atas ke bawah semakin besar
Dari kiri ke kanan semakin kecil

b. Energi Ionisasi (I) yaitu energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron
valensi dari suatu atom
Dari atas ke bawah semakin kecil
Dari kiri ke kanan semakin besar

25
c. Afinitas Elektron (A) yaitu sebagai energi yang dilepaskan pada saat atom dalam
keadaan gas menerima e pada kulit valensinya.
Dari atas ke bawah semakin kecil
Dari kiri ke kanan semakin besar

d. Kelektronnegatifan yaitu kemampuan atom untuk menangkap elektron. Semakin


besar kelektronnegatifan, semakin mudah untuk menangkap elektron.
Dari atas ke bawah semakin kecil
Dari kiri ke kanan semakin besar

ALAT-ALAT
Tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes,

BAHAN-BAHAN
Logam Mg, serbuk MgO, larutan fenolftalein (PP), CuSO4 0,1 M, AgNO3 0,1 M, Pb(NO3)2 0,1
M, FeCl3 0,1 M, HgCl2 0,1 M, NaOH 5%, HCl 6 M, KBr 6 M dan KI 6 M

CARA KERJA
a. Unsur logam alkali tanah
 Isi air ke dalam gelas beaker secukupnya. Kemudian masukkan logam Mg kedalam
gelas beaker dan tunggu selama 5 menit. Amati perubahannya.
 Masukkan larutan hasil reaksi logam Mg dengan air ke dalam 6 tabung reaksi.
Campuran tersebut dibagi ke dalam 6 tabung reaksi. Pada tabung 1 tambahkan 3
tetes larutan pp, tabung 2 tambahkan 2 mL larutan CuSO4 0,1 M, tabung 3
tambahkan 3 mL larutan AgNO3 0,1 M, tabung 4 tambahkan 2 mL larutan Pb(NO3)2
0,1 M, tabung 5 tambahkan 2 mL larutan FeCl3 0,1 M dan tabung 6 tambahkan 2
mL larutan HgCl2 0,1 M.
b. Senyawa logam alkali tanah
 Isi air ke dalam gelas beaker secukupnya. Kemudian masukkan serbuk MgO ke
dalam gelas beaker dan tunggu selama 5 menit. Amati perubahannya.
26
 Masukkan larutan hasil reaksi serbuk MgO ke dalam 6 tabung reaksi. Pada tabung 1
tambahkan 3 tetes larutan pp, tabung 2 tambahkan 2 mL larutan CuSO4 0,1 M,
tabung 3 tambahkan 3 mL larutan AgNO3 0,1 M, tabung 4 tambahkan 2 mL larutan
Pb(NO3)2 0,1 M, tabung 5 tambahkan 2 mL larutan FeCl3 0,1 M dan tabung 6
tambahkan 2 mL larutan HgCl2 0,1 M.
c. Reaksi representatif klor
 Ambil 3 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing masukkan 10 tetes NaOH
5%, amati bentuk fisiknya, kemudian tambahkan ke dalam masing-masing tabung
tersebut 2 tetes minyak mineral. Selanjutnya dalam tabung 1 masukkan HCl 6 M,
tabung 2 masukkan KBr 6 M dan tabung 3 masukkan KI 6 M. Amati dan tulis reaksi
yang terjadi.

PERTANYAAN/TUGAS
1. Tuliskan semua reaksi yang terjadi dalam percobaan di atas.
2. Jelaskan perbedaan antara unsur alkali dan alkali tanah.
3. Mengapa unsur golongan alkali bersifat eksplosif.
4. Sebutkan golongan unsur yang mempunyai keelektronegatifan paling tinggi.
Mengapa?

27
PERCOBAAN 8
PEMISAHAN CAMPURAN

TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami dan dapat menjelaskan beberapa proses pemisahan campuran
2. Mempelajari proses sedimentasi, dekantasi dan filtrasi

DASAR TEORI
Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya merupakan hal yang
penting dalam berbagai proses komersial. Misalnya pada proses pertambangan tembaga,
bijih tembaga dipisahkan terlebih dahulu dari mineral sampingan yang ada bersama-sama
dalam batuan hasil galian. Bijih tembaga yang telah dipisahkan kemudian diolah untuk
menghasilkan tembaga murni. Minyak bumi merupakan campuran berbagai hidrokarbon,
dan dapat dipisahkan menjadi berbagai produk bahan bakar melalui proses distilasi.
Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat fisis ataupun sifat kimia dari
komponen-komponennya. Beberapa metoda pemisahan adalah dekantasi, filtrasi,
sentrifugasi, evaporasi, kristalisasi, distilasi (penyulingan), pengayakan, sublimasi, ekstraksi
dan kromatografi.
Dekantasi adalah pemisahan zat cair (supernatan) dari zat padat (endapan) yang
paling sederhana, dengan hanya menuangkan zat cair ke wadah lain secara perlahan-lahan
hingga menyisakan endapan saja. Padatan yang ingin dipisahkan harus dapat mengendap
ke dasar agar diperoleh zat cair yang jernih (Gambar 1). Oleh karena itu, metode ini tidak
efektif untuk memisahkan endapan yang terlalu halus .

Gambar 1. Pemisahan campuran air dan pasir dengan dekantasi

28
Filtrasi (penyaringan) adalah pemisahan zat padat dari zat cair dalam suspensi
dengan menggunakan suatu medium yang memungkinkan hanya dapat dilewati zat cair
sedangkan zat padat akan tertahan. Salah satu medium yang umum digunakan untuk
filtrasi di laboratorium adalah kertas saring. Mula-mula kertas saring dilipat menjadi dua
bagian sama besar, lalu dilipat kembali dan dibuka membentuk kerucut yang ukurannya
sesuai dengan corong. Kertas saring berbentuk kerucut kemudian diletakkan pada corong
yang telah disangga. Selanjutnya, campuran zat padat dan zat cair dituang menyusuri
batang pengaduk sehingga padatan (residu) akan tertinggal pada kertas saring sedangkan
cairan (filtrat) akan menembus kertas saring dan tertampung dalam wadah yang telah
disiapkan (Gambar 2).

Gambar 2. Pemisahan campuran secara filtrasi


Evaporasi (penguapan) adalah pemisahan zat padat (zat terlarut) dari zat cair
(pelarut) dalam larutan dengan memanaskan pelarut hingga habis menguap dan
menyisakan zat padat terlarut. Metode ini digunakan pada tambak garam untuk
menghasilkan garam dari air laut dengan panas sinar matahari. Kelemahan metode ini
adalah tidak cocok digunakan untuk zat terlarut yang mudah terdekomposisi ataupun ikut
menguap ketika dipanaskan.

29
Gambar 3. Pemisahan garam dari larutan garam secara evaporasi

Kristalisasi adalah pemisahan zat padat (zat terlarut) dari larutan melalui proses
pembentukan kristal zat terlarut dari larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang
mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum yang masih dapat larut dalam volume
pelarut tertentu pada suhu tertentu. Mula-mula larutan jenuh panas dibuat dengan
memanaskan larutan hingga sejumlah pelarut menguap. Larutan tersebut kemudian
didinginkan perlahan-lahan. Seiring dengan menurunnya suhu, kelarutan dari zat terlarut
juga akan menurun dan sejumlah zat terlarut akan mulai tidak dapat larut dan membentuk
kristal dalam larutan. Kristal yang terbentuk tersebut kemudian dipisahkan dari larutan.
Distilasi (penyulingan) adalah pemisahan zat cair (pelarut) dari zat padat (zat
terlarut) dalam larutan (misalnya air dari larutan garam), atau dari zat cair lain dengan titik
didih berbeda jauh (misalnya air dari aseton) melalui proses penguapan dan kondensasi.
Proses distilasi dimulai dari memanaskan campuran hingga zat cair menguap. Uap tersebut
akan naik dan memasuki bagian kondensor lalu mengembun. Kondensor, dengan aliran air
yang berperan sebagai penukar panas berfungsi mendinginkan uap panas agar uap
terkondensasi kembali menjadi cair. Zat cair murni yang diperoleh dari proses kondensasi
ini disebut distilat. Aplikasi distilasi antara lain, untuk pemisahan air tawar dari air laut dan
pemurnian air menghasilkan aquades (air suling). Selain itu ada metode distilasi lain yaitu
distilasi bertingkat yaitu metode distilasi menggunakan kolom fraksinasi yang lebih efektif
untuk memisahkan dua atau lebih zat cair yang perbedaan titik didihnya lebih sedikit.
Contoh aplikasi distilasi bertingkat adalah pemisahan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah, solar, avtur dan lain-lain.

30
Gambar 4. Rangkaian alat distilasi sederhana

Pengayakan adalah pemisahan zat-zat padat berdasarkan perbedaan ukuran


partikel zat, di mana partikel-partikel yang berukuran lebih kecil dapat lolos melewati
lubang ayakan sedangkan partikel-partikel yang lebih besar akan tertahan pada ayakan.
Metode ini banyak digunakan untuk keperluan analisis tanah.

Gambar 5. Pemisahan zat berdasarkan perbedaan ukuran

Sublimasi adalah pemisahan zat padat yang mudah menyublim dari zat padat sukar
menyublim dengan memanaskan campuran. Beberapa contoh zat padat mudah
menyublim antara lain iodin, ammonium klorida, kapur barus (kamper) dan naftalena.
Sebagai contoh, campuran kristal padat ammonium klorida dan garam dapur dapat
dipisahkan dengan sublimasi menggunakan susunan alat sederhana seperti pada gambar
berikut.

31
Gambar 6. Pemisahan campuran ammonium klorida dan garam dapur dengan sublimasi

Ekstraksi adalah pemisahan zat dari campurannya melalui transfer zat tersebut dari
satu fasa (padatan ataupun cairan) ke dalam pelarut atau fasa lainnya. Contoh sederhana
ekstraksi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ketika kita membuat teh dengan menyeduh
daun teh dengan air panas. Zat-zat warna dan zat-zat pemberi aroma teh akan terekstraksi
dari daun teh ke dalam air. Di laboratorium kimia, ekstraksi yang paling umum dilakukan
adalah ekstraksi cair-cair menggunakan bantuan corong pisah. Ekstraksi cair-cair
merupakan pemisahan zat menggunakan dua pelarut berbeda yang tidak saling
melarutkan. Keberhasilan pemisahan bergantung pada kelarutan relatif dari zat yang
dipisahkan dalam masing-masing pelarut.

Gambar 7. Pemisahan dua lapisan cairan menggunakan corong pisah

Kromatografi adalah pemisahan campuran berdasarkan interaksi masing-masing


komponen dengan fasa gerak dan fasa diam. Fasa gerak pada kromatografi merupakan zat
gas ataupun zat cair tertentu yang disesuaikan terhadap fasa diam yang digunakan. Fasa
32
diam dapat berupa zat padat tertentu yang disusun dalam suatu kolom kaca, lapisan silika
tipis, atau kertas kromatografi. Fasa gerak akan membawa komponen-komponen
campuran bergerak melalui fasa diam. Komponen yang larut lebih baik dalam fasa gerak
akan bergerak lebih cepat melewati fasa diam. Sedangkan, komponen yang mengalami
interaksi tarikan antar molekul lebih kuat dengan fasa diam akan bergerak lebih lambat.
Dengan demikian, komponen-komponen campuran dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakannya bersama fasa gerak pada fasa diam. Beberapa aplikasi kromatografi, antara
lain untuk pemisahan zat-zat warna penyusun tinta, pemisahan protein, analisis zat-zat
aditif dalam makanan dan analisis zat pestisida dalam air tanah.

Gambar 8. Pemisahan komponen-komponen penyusun tinta dengan kromatografi kertas

ALAT-ALAT
Gelas kimia 250 mL, saringan plastik, kain kasa, kaca arloji, bunsen, kertas saring dan
corong gelas, termometer.

BAHAN-BAHAN
Tanah, pasir, kertas saring, kapur barus, garam dapur (NaCl), asam benzoat, aquades dan
es batu.

33
CARA KERJA
1. Sedimentasi, Dekantasi dan Filtrasi
Ambil lebih kurang 1 gram tanah, kemudian campur dengan 200 mL air. Kemudian
aduk dengan spatula. Selanjutnya diamkan beberapa lama suspensi tersebut sampai
mengalami pengendapan (sedimentasi). Kemudian tuangkan campuran bagian atas ke
dalam gelas kimia baru. Proses ini disebut dekantasi. Selanjutnya saring campuran
tersebut dengan penyaring platik, dan kemudian dilanjutkan proses penyaringan
dengan menggunakan kain (kain kasa). Lalu saring dengan menggunakan dua lapis
kertas saring sampai diperoleh filtrat yang jenuh. Proses ini disebut filtrasi.
2. Rekristalisasi natrium klorida
Panaskan larutan garam seperti pada gambar di bawah ini.

3. Sublimasi dan kristalisasi


 Campurkan kapur barus dengan pasir, kemudian panaskan seperti pada gambar di
bawah ini.
 Pada saat pemanasan, tutup dengan kaca arloji yang mana di atasnya diletakkan es
batu. Perhatikan apa yang akan terjadi, terlihat sublimat akan menempel pada
tutupnya

34
PERTANYAAN/TUGAS
1. Sebutkan metoda yang paling tepat digunakan untuk memperoleh garam dari laut.
Jelaskan definisi metode tersebut.
2. Sebutkan manfaat alat distilasi.
3. Mengapa pemisahan plasma darah dilakukan dengan metode sentrifugasi, bukan
dengan distilasi.
4. Mengapa proses filtrasi menggunakan kertas saring?

35

Anda mungkin juga menyukai