Anda di halaman 1dari 32

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR TIP

Tim Penyusun :

Tim Kimia Dasar

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020

1
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Kimia Dasar TIP adalah mahasiswa
yang sedang menempuh mata kuliah kimia Dasar TIP serta telah mengisi KRS
untuk mata praktikum kimia organik dan anorganik.

2. Setiap peserta harus hadir tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat 15 menit dari waktu yang ditentukan, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.

3. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum yang bersih
dan dikancingkan dengan rapi dan memakai sepatu tertutup (dilarang
mengenakan sandal atau sepatu sandal).

4. Setiap peserta wajib membuat laporan sementara praktikum yang berisi data
pengamatan selama percobaan dan ditandatangani oleh asisten praktikum.
Laporan resmi praktikum dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan dan
ditandatangani asisten praktikum, serta melampirkan laporan sementara.
Pengumpulan laporan resmi praktikum sesuai kesepakatan dengan asisten
praktikum, maksimal 3 hari setelah kegiatan praktikum.

5. Setiap peserta harus memeriksa alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum
kemudian mengembalikan alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Botol bahan kimia yang telah selesai digunakan harus ditutup rapat dan
dikembalikan ke tempat semula. Tutup botol harus sesuai (tidak boleh tertukar).
Peserta praktikum yang memecahkan alat gelas wajib mengganti.

6. Peserta praktikum dilarang makan/minum di dalam laboratorium/ruang praktikum.

7. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib,


tenang dan teratur. Selama praktikum, peserta harus bersikap sopan.

8. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), seperti memakai Alat Pelindung Diri (jas
praktikum, sepatu, sarung tangan, masker, gogle) dan membuang limbah
praktikum sesuai dengan kategorinya.

9. Apabila peserta praktikum melanggar hal yang telah diatur pada butir diatas, maka
peserta akan dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan melanjutkan
praktikum pada hari itu.

10. Hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum
akan diatur kemudian.

Malang, September 2020


Tim Dosen Pengampu
Mata Kuliah Kimia Dasar
FTP UB

JADWAL PRAKTIKUM

Nama :

2
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Kelompok :
NIM :
Jurusan :

Tanggal Tanggal Nama


No Materi
Praktikum Asistensi Asisten
1 Pengenalan Alat dan Budaya K3
Pembuatan dan Pengenceran
2
Larutan
Identifikasi gugus fungsi alkohol,
3
aldehid dan keton
4 Uji Kualitatif Karbohidrat
5 Uji Kualitatif Protein
6 Reaksi saponifikasi pada Lemak

3
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR ISI

Halaman judul ....................................................................................... 1


Tata tertib praktikum ............................................................................. 2
Daftar isi ............................................................................................... 4
Jadwal Praktikum .................................................................................. 5
Percobaan 1 : Pengenalan Alat dan Budaya K3 ......................................... 8
Percobaan 2 : Pembuatan dan Pengenceran Larutan ................................. 17
Percobaan 3 : Identifikasi Gugus Fungsi Alkohol, Aldehid, dan Keton … ....... 21
Percobaan 4 : Uji Kualitatif Karbohidrat .................................................... 29
Percobaan 5 : Uji Kualitatif Protein ......................................................... 33
Percobaan 6 : Reaksi Saponifikasi pada Lemak……………………………………….. 37
Daftar pustaka....................................................................................... 41

4
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DESKRIPSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR

A. Deskripsi Mata Ajaran Praktikum


Materi praktikum yang akan dilakukan meliputi: Pengenalan alat dan budaya K3,
Pembuatan dan pengenceran larutan, identifikasi gugus fungsi alkohol, aldehid dan keton,
uji kualitatif karbohidrat, uji kualitatif protein, dan reaksi saponifikasi pada lemak

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah menyelesaikan mata praktikum ini mahasiswa diharapkan akan
memahami dan memiliki keterampilan dalam membuat larutan serta mengidentifikasi
gugus fungsi dalam senyawa organik dan melakukan uji kualitatif senyawa organik.

C. Materi Praktikum
Praktikum ini memiliki beban sebesar 1 sks dengan materi sebagai berikut :
1. Pengenalan Alat dan Budaya K3
2. Pembuatan dan Pengenceran Larutan
3. Identifikasi Gugus Fungsi Alkohol, Aldehid dan Keton
4. Uji Kualitatif Karbohidrat
5. Uji Kualitatif Protein
6. Reaksi saponifikasi pada Lemak

D. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar meliputi hasil penilaian dari :
No Komponen Bobot
1 Pre-Lab 10 %
2 Pre-test/Post-test 20 %
3 Laporan Praktikum 30 %
4 Keaktifan 40 %
Total 100%

Hasil penilaian dalam bentuk huruf, yaitu:


A : ≥ 80
B+ : 75 - 79
B : 70 - 74
C+ : 65 - 69
C : 60 - 64
D+ : 55 - 59
D : 50 - 54
E : 0 – 49
F : nilai tidak lengkap

5
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

6
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


- Mampu mengidentifikasi beberapa macam alat dan menggunakannya dengan
benar
- Mengenalkan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium.
- Mampu menggunakan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
laboratorium dengan benar

II. PENGENALAN ALAT


Berikut akan dibicarakan mengenai beberapa alat yang akan digunakan dalam
Praktikum Kimia Organik dan Anorganik:
1. Pipet volum. Pipet ini terbuat dari kaca dengan skala/volume tertentu, digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera
pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan
propipet atau bulb untuk menyedot larutan.

2. Pipet ukur. Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu. Gunakan bulb atau karet penghisap untuk menyedot larutan,
jangan dihisap dengan mulut.

3. Labu ukur (labu takar), digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam
bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam
ukuran.

7
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
4. Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat
ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada
saat pembacaan skala.

5. Gelas Beker, Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk
memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk
memekatkan.

6. Buret. Alat ini terbuat dari kaca dengan skala dankran pada bagian bawah,
digunakan untuk melakukan titrasi (sebagai tempat titran).

7. Erlenmeyer, Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat
gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan
dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

8
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
8. Spektrofotometer dan Kuvet,kuvet serupa dengan tabung reaksi, namun
ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz),
polistirena atau polimetakrilat.

9. Tabung reaksi. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dalam skala
kecil dan dapat digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.

10. Corong , Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

11.Timbangan analitik, digunakan untuk menimbang massa suatu zat.

9
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
12. Gelas arloji, digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat menimbang,
mengeringkan bahan, dll.

13. Pipet tetes. Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

14. Pengaduk gelas, digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau


mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).

15.Spatula, digunakan untuk mengambil bahan.

16. PH Meter Digital, digunakan untuk mengukur derajat keasamaan suatu larutan
10
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
17. Bola Hisap (Bulb), digunakan untuk menghisap larutan dengan bantuan pipet

III. PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI


LABORATORIUM
Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh
melalui kegiatan praktikum. Di samping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi di
laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran,
keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).Di
samping itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada resiko yang cukup
besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus dilakukan pada
saat bekerja di Laboratoriumantara lain :
1. Tahap persiapan

11
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum
serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke
tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan.Sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada
Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet. Berikut ini
sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia :

Simbol berbahaya

Toxic (sangat
beracun) Bahan ini dapat menyebabkan
kematian atau sakit serius bila masuk
Huruf kode: T+ ke dalam tubuh melalui pernapasan,
pencernaan atau melalui kulit

Corrosive (korosif)
Bahan ini dapat merusak jaringan
Huruf kode: C hidup, menyebabkan iritasi kulit, dan
gatal.

Explosive (bersifat Bahan ini mudah meledak dengan


mudah meledak) Huruf kode: E adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.

12
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Oxidizing
(pengoksidasi)
Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini menghasilkan
Huruf kode: O
panas jika kontak dengan bahan
organik dan reduktor.

flammable (sangat
mudah terbakar)
Bahan ini memiliki titik nyala rendah
dan bahan yang bereaksi dengan air
Huruf kode: F
untuk menghasilkan gas yang mudah
terbakar.

Harmful (berbahaya)
Bahan ini menyebabkan luka bakar
Huruf kode: Xn
pada kulit, berlendir dan mengganggu
pernapasan.

CATATAN

13
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

I. Tujuan Instruksional Khusus :


1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

II. Dasar Teori


Larutan adalah campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang bercampur
secara homogen (Chang, 2003)
Komponen terdiri dari 2 yaitu :
1. Solut : zat yang larut
2. Solvent : pelarut (zat yang melarutkan solut dan biasanya jumlahnya lebih besar)

Konsentrasi, dapat dinyatakan dalam beberapa cara, misalnya (Chang,2003) :


1. Mol
berat zat (g)
n=
berat molekul (Mr)

2. Molaritas
mol zat terlarut (mol)
M=
volume larutan (L)

3. Molalitas
mol zat terlarut (mol)
m=
berat pelarut (kg)

4. Normalitas
mol zat terlarut (mol) x ekuivalen (eq)
N=
volume larutan (L)

5. % berat (b/v) atau (w/v)


berat zat terlarut (g)
% w/v = x 100%
100 ml larutan

6. % volum (v/v)
volume zat terlarut (ml)
% v/v = x 100%
100 ml larutan

7. Fraksi mol
mol zat terlarut (mol)
x=
mol zat terlarut (mol) + mol pelarut (mol)

8. Part per million (ppm)


berat zat terlarut (mg) berat zat terlarut (mg)
ppm = =
volume larutan (L) berat larutan (kg)

9. Part per billion (ppb)


14
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
berat zat terlarut (g) berat zat terlarut (g)
ppb = =
volume larutan (L) berat larutan (kg)

Pengenceran
 V1 x M1 = V2 x M2
V1 x N 1 = V2 x N 2
V1 = volume awal (mL atau L)
M1 = konsentrasi awal (Molaritas, M; dapat juga dalam %, ppm atau ppb)
N1 = konsentrasi awal (Normalitas, N)
V2 = volume akhir (ml atau L)
M2 = konsentrasi akhir (Molaritas, M; dapat juga dalam %, ppm atau ppb)
N2 = konsentrasi akhir (Normalitas, N)
 Catatan : Bila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4
ke dalam air, bukan sebaliknya

Contoh :
Buatlah 100 ml larutan HNO3 0,2 N dari larutan HNO3 pekat 69%. Diketahui massa jenis
larutan HNO3 = 1,49 g/mL; berat molekul larutan HNO3 = 63.01 g/mol.
Jawab :
 Berat HNO3 dalam HNO3 pekat 69% = 1,49 g/ml x 69 ml =102,81 gram
 Normalitas (N) HNO3 :
102,81 g x 1
N= = 16,32 N
63,01 g/mol x (100/1000)

V1 x N1 = V2 x N2
0,2 N x 100 ml
V1 = = 1,22 ml
16,32 N
V1 = 1,22 ml  sebanyak 1,22 ml HNO3 pekat diambil dan dilarutkan hingga 100
ml (menggunakan labu ukur)
III. Bahan dan Alat
Bahan :
NaCl, HCl 37%, Etanol 96 %, gula pasir, dan akuades.
Alat :
Neraca analitik, labu takar 100 ml, gelas ukur, pipet tetes, gelas arloji, spatula
IV. Tugas
Buatlah larutan dengan konsentrasi masing-masing di bawah ini kemudian tulislah
prosedur kerjanya secara lengkap di Lembar Kerja Praktikum :
1. 100 mL larutan NaCl 0,1 M
2. 100 mL larutan NaCl 100 ppm
3. 100 mL lautan etanol 10 % (v/v)
4. 100 mL larutan gula 5 % (b/v)
5. 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.

15
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

16
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN 3
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol
2. Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier, dan fenol dengan
menggunakan tes Lucas dan Feri klorida
3. Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan
Fehling
4. Memahami reaksi yang terjadi selama uji Tollens dan Fehling

II. DASAR TEORI


Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH (gugus
hidroksil) dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Karena
ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi
lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol. Alkohol dipakai secara
luas dalam industri dan umumnya terdapat di alam. Etanol dipakai sebagai pelarut dan
dalam minuman. Isopropyl alkohol dipakai sebagai desinfektan dan untuk mendinginkan
kulit. Kolesterol yang menyebabkan arteri menjadi keras adalah alkohol yang terdapat
pada hewan. Mentol yang dipakai dalam rokok dan tablet hisap adalah alkohol yang
terdapat pada tanaman mint. Urushiol adalah dihidroksibenzena yang merupakan zat
yang menyebabkan iritasi terdapat pada racun daun ivy dan racun oak.
Alkohol dapat dibagi berdasarkan gugus –OH yang terikat pada atom karbon, yaitu:
1. Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang
mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: CH3-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi
asam karboksilat.

H H H H H O H H O
1O O O
H C C C OH H C C C H H C C C OH

H H H H H H H
1-propanol propanal asam propanoat

2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C
yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: CH(CH3)2-OH (2-metil-etanol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.

17
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
H OH H H O H
2 O
O
H C C C H H C C C H

H H H H H
2-propanol 2-propanon
3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh: C(CH3)3-OH (2,2-dimetil-etanol).
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

H OH H
3O O
H C C C H

H CH3 H
2-metil-2-propanol

Fenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan
cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat
membunuh bakteri, akan tetapi fenol bersifat racun yaitu dapat menyebabkan denaturasi
protein sehingga fenol tidak digunakan lagi.
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier
dapat dilakukan menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah (Ahluwalia and Dhingra, 2004):
1. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan
karena tidak terjadi reaksi kimia.
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun
sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan,
setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga
cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
Reaksi antara fenol dan feri klorida memberikan senyawa kompleks yang berwarna
merah, hijau, biru atau ungu. Warna yang diperoleh tergantung pada substituen yang
terikat pada fenol.
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil-sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom
hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen
lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus –CH=O yang merupakan ciri dari
aldehida sering disebut gugus formil. Keton adalah suatu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau
sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang
terikat pada gugus karbonil (Sutresna, 2007)

18
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
O O
H2
H3C C C H3C C

H CH3

propanal propanon
(aldehid) (keton)

Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonilnya yang menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Aldehid
sangat mudah mengalami oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah
atom karbon yang sama banyaknya.

O O
oksidasi
R C H R C OH
aldehid asam karboksilat

Keton tidak menjalankan reaksi yang serupa karena dalam oksidasi terjadi
pemutusan ikatan karbon –karbon yang menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah
karbon yang masing-masing lebih sedikit daripada keton semula ( keton siklik akan
menghasilkan suatu asam karboksilat). Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan
agen pengoksidasi kuat yang memiliki kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Perbedaan kereaktifan tehadap oksidator antara aldehid dan keton dapat digunakan
untuk membedakan kedua senyawa tersebut (Fessenden et al, 2003).
O O O

H2
R C C R' R C OH + HO C R'

keton asam asam

Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens dan
Fehling.

UJI TOLLENS
Pereaksi Tollens, merupakan oksidator lemah yang adalah larutan basa dari perak
nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Pembuatan reagen Tollens dilakukan dengan
2 tahapan yaitu menambahkan larutan perak nitrat dengan beberapa tetes NaOH sesuai
reaksi hingga terbentuk perak oksida (Ag2O) yang bersifat tidak larut dan berwarna coklat
keruh.

2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)

Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag 2O) pada suhu tinggi,
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak :

Ag+ + 2NH3  [Ag(NH3)2]+

Dengan reaksi selengkapnya sebagai berikut :

Ag2O (s) + 4 NH3 (aq) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l) → 2 Ag(NH3)2NO3(aq) + 2 NaOH (aq)
19
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Tollens, terbentuk asam karboksilat, dan
pada saat itu akan terbentuk ion perak. Ion perak akan tereduksi menjadi logam perak.
Perak ini kemudian mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi
(Pavia, 2005).

O O

R C H + Ag2O R C OH + 2Ag

UJI FEHLING
Pereaksi Fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang
susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Benedict dan Fehling,
diperoleh endapan tembaga oksidasi (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi
menjadi asam asetat ; ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu+ (Sunarya dan Setiabudi, 2007)
O O

R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan identifikasi gugus fungsi alkohol adalah:
tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pipet ukur, beaker glass, sumbat gabus,
waterbath.
Bahan yang digunakan adalah aquades, metanol, etanol 96%, propanol-2, larutan
fenol 5%, Larutan lucas (HCl, ZnCl2), larutan ferri klorida 5%.
Alat yang digunakan pada percobaan identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton
adalah: Pipet tetes, tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dan penangas air.
Bahan yang digunakan adalah larutan 5% AgNO 3, NH4OH 6M, Aquades, Pereaksi
Fehling A dan B, Formaldehid 1%, Glukosa 1%, Aseton 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%,
NaOH 0.1M

IV. CARA KERJA

 Sifat kimia dari alkohol dan fenol


a. Tes Lucas (Ahluwalia and Dhingra, 2004)
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 0.5 ml metanol, etanol,2-
propanol, dan fenol, kemudian ditambahkan dengan cepat 3 ml pereaksi
Lucas.
3. Ditutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, campur isi dengan
pengocokan yang kuat selama beberapa detik dan dinginkan.
4. Diamati perubahan yang terjadi setelah 5 menit.
5. Catat waktu selama reaksi berlangsung dengan terlihatnya larutan
menyerupai awan. Apakah timbul lapisan yang terpisah atau tidak. Apakah
larutan sangat berkabut / gelap (cloudiness). Jika larutan tidak berkabut /
gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi pada waterbath (60 oC)
selama 15 menit.
20
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
6. Dicatat semua pengamatan pada lembar kerja.
b. Tes Ferri klorida
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi, larutkan 5 tetes sampel uji (metanol,
etanol, 2-propanol, dan fenol) ke dalam 1 ml aquades (atau dalam etanol
jika tidak larut dalam aquades).
3. Tambahkan 2 tetes larutan ferri klorida 5% dan digojok
4. Dicatat perubahan warna dari tiap larutan. Pembentukan warna ungu
mengidentifikasi adanya senyawa Fenol.

 Identifikasi Gugus Fungsi Aldehid dan Keton


A. Uji Tollens terhadap aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa dan asetaldehida
1. Dimasukkan 1 mL larutan AgNO3 5% kedalam tabung
2. Ditambahkan beberapa tetes NH4OH sampai endapan hilang
3. Ditambahkan 1 ml sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, dan
formaldehid)
4. Dipanaskan ± 2 menit
5. Diamati perubahan yang terjadi

B. Uji Fehling terhadap aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, formaldehid


1. Pembuatan Reagen Fehling A dan B :
Fehling A : Larutkan 3,5g Tembaga Sulfat (CuSO4・5H2O) dalam air sampai menjadi 50ml.
Fehling B : Larutkan 17,3g Kalium-Natrium Tartrat (KNaC4H4O6・4H2O) dan 5g Natrium
Hidroksida (NaOH) dalam air sampai menjadi 50ml.
2. Uji Fehling (Sunarya dan Setiabudi, 2007):
1. Dimasukkan 5 tetes Fehling A kedalam tabung
2. Ditambahkan 5 tetes NaOH
3. Ditambahkan 10 tetes Fehling B
4. Ditambahkan 1 ml sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, dan
formaldehid)
5. Dipanaskan ± 2 menit didalam air mendidih
6. Diamati perubahan yang terjadi

21
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

22
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN IV
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif karbohidrat
2. Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

II. DASAR TEORI


Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman berklorofil. Berdasarkan
strukturnya karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan polihidroksi
keton.Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari
lima atau enam atom C, oligosakarida merupakan polimer dari 2 – 10 monosakarida,
sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida
(Fessenden et al., 2003).
Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.
Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam
metode. Uji kualitatif karbohidrat juga dibedakan menjadi uji khusus dan uji umum, uji
khusus digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat jenis tertentu, sedangkan uji umum
digunakan untuk mengidentifikasi semua jenis karbohidrat.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat
mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam
larutan benedict yang terbuat dari campuran CuSO 4, NaOH, dan Na-sitrat, gula tersebut
akan mereduksi Cu yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu2O yang tidak larut (Pavia, 2005).

a) UJI MOLISCH
Bahan :
1. 1 ml glukosa 5%,
2. 1 ml sukrosa 5%,
3. 1 ml pati 1%
4. 1 ml H2SO4 pekat
5. Reagen Molish
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes

Prosedur kerja (Nigam and Ayyagari, 2008) :


1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml sampel
23
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. Tambahkan 2 tetes reagen Molisch dan dikocok.
3. Tambahkan 1 ml H2SO4 di dalam lemari asam
4. Amati hasilnya

b) UJI YODIUM
Prinsip : Reaksi dengan Yodium, pati akan menghasilkan warna biru bila direaksikan
dengan yodium, dekstrin berwarna coklat, sedang monosakarida dan disakarida tidak
berwarna (Fessenden et al., 2003).

Bahan :
1. Larutan Yodium 5%
2. Dekstrin 5%
3. Sukrosa 5%
4. Glukosa 5%
5. Pati 1%

Alat:
1. Pipet tetes
2. Cawan petri
Prosedur Kerja (Pavia, 2005):
1. Teteskan 1 tetes sample di atas cawan petri.
2. Tambahkan 1 tetes larutan yodium.
3. Amati warna yang terjadi.

c) UJI BARFOED
Bahan :
1. 5 tetes glukosa 5%,
2. 5 tetes fruktosa 5%,
3. 5 tetes maltosa 5%
4. 5 tetes sukrosa 5%
5. Reagen barfoed

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Penangas air

Prosedur Kerja (Nigam, 2008) :


1. Masukkan 5 tetes larutan sample ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml reagen Barfoed.
3. Panaskan dalam penangas air.
4. Amati hasilnya.

d) UJI BENEDICT
Bahan :
1. 2 tetes glukosa 5%,
24
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. 2 tetes fruktosa 5%
3. 2 tetes sukrosa 5%
4. Reagen benedict

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Bunsen

Prosedur Kerja (Pavia, 2005) :


1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 tetes sample
2. Tambahkan 1 ml Benedict.
3. Panaskan di atas api bunsen
4. Amati hasilnya

25
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN V
UJI KUALITATIF PROTEIN

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif protein
2. Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

II DASAR TEORI
a) UJI NINHYDRIN
Reaksi antara asam alfa amino dan ninhydrin akan terbentuk warna, melibatkan
reaksi :
Asam Alfa amino + ninhydrin -- ninhidrin tereduksi + asam alfa amino + H2O
Asam alfa amino + H2O - asam alfa keto + NH3
Asam Alfa keto + NH3 - aldehid + CO2
Reaksi lengkap :
Asam alfa amino + 2 ninhydrin - CO2 + aldehid + kompleks warna biru + 3 H2O
Secara singkat ninhydrin mengalami deaminasi oksidatif dan asam amino
dekarboksilasi menjadi CO2, NH3 dan aldehid. Kemudian Ninhydrin yang tereduksi akan
bereaksi dengan amonia dan dengan molekul ninhydrin lain sehingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (ungu Ruhemann).
Ninhydrin hanya akan bereaksi dengan asam alfa amino bebas NH 2-C-COOH, gugus
ini terdapat pada semua asam amino, peptida dan protein. Sedangkan dekarboksilasi
hanya terjadi pada asam amino bebas saja tidak terjadi pada peptida dan protein.
Sehingga hanya asam amino bebas saja yang akan membentuk kompleks warna biru
(Malhotra, 2003).
Metode ini bisa digunakan untuk penentuan kadar asam amino secara kualitatif dan
kuantitatif. Protein atau peptida yang mempunyai gugus asam amino bebas (pada satu
sisi rantainya) juga bereaksi positif dengan ninhydrin.

b) UJI BIURET
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein. Uji ini spesifik untuk ikatan peptide.
Biuret adalah zat yang terbentuk pada pemanasan urea. Warna violet akan terbentuk
pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan peptide (CO-NH)
yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom C yang sama. Disamping
itu, terdapat 2 atau lebih gugusan karbomil (CONH2), C5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida
dan asam amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak memberikan reaksi positif.
III ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Kertas
label,Karet hisap, Pipet ukur 10 ml, Beker glas 250 ml, pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah reagen ninhydrin dan NaOH 10%,
CuSo4 0.1 % larutan susu skim (10%), gelatin (5%), pemanis sintetik rendah kalori
(aspartam 5%), MSG (5%), akuades
IV PROSEDUR KERJA
(a) Uji Ninhidrin (Malhotra, 2003)
1. Siapkan sejumlah tabung reaksi yang telah diberi label sesuai dengan sampel yang
akan diuji.
2. Ambil sampel sebanyak 2 ml kemudian tambahkan 2 ml larutan ninhidrin.
26
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
3. Masukkan tabung reaksi tersebut pada air mendidih selama 15- 20 detik.
4. Amati warna larutannya. Catat hasil pengamatan dan tulislah hasilnya pada hasil
pengamatan. Tulis + jika hasil test positif (berwaarna ungu, berarti sampel
mengandung gugus amina bebas), tulis – jika hasil test negatif.
5. Warna ungu menunjukkan sampel mengandung asam amino (uji +) . Jika terbentuk
warna lain seperti (kuning, orange dan merah) maka uji negatif.

Catatan: sampel yang mengandung prolin, hydroxyproline, dan 2-, 3-, and 4-asam
aminobenzoat hasil uji yang positif tidak akan memberikan biru tapi kuning. Garam
Ammonium memberikan hasil positif.Beberapa amina seperti anilin dengan uji ninhidrin
memberikan warna orange hingga merah (uji negatif).

(b) Uji Biuret (Malhotra, 2003)


1. Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok.
2. ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
3. diamati timbulnya warna.

CATATAN

27
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN VI
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN
SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN

I. TUJUAN PECOBAAN
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan
kalium hidroksida dan natrium hidroksida
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen

II. DASAR TEORI


Trigliserida adalah suatu ester lemak atau minyak dengan berat molekul
relatif tinggi dan dapat disaponifikasi (dihidrolisis) menjadin larutan yang
bersifat basa menghasilkan sabun dan gliserol:
O

H2C O C R H2C OH O
O

HC O C R + 3 KOH HC OH + 3 +K-O C R
O

H2C O C R H2C OH

triasil gliserol
gliserol sabun kalium
atau trigliserida

Berdasarkan reaksi tersebut, sabun dikatakan sebagai suatu campuran


garam dari anion-anion karboksilat dan suatu kation univalen. Campuran
anion-anion tersebut dapat terbentuk karena setiap molekul trigliserida
mengandung variasi jenis residu asam lemak dan karena minyakatau lemak
itu sendiri merupakan suatu campuran molekul-molekul asam lemak.
Sabun kalium lebih mudah larut dalam air daripada sabun natrium.
Sabun kalium biasa digunakan sebagai sabun cair dan pembasuh. Sabun
bersifat keras apabila terbuat dari lemak/minyak padat yang memiliki derajat
kejenuhan yang tinggi seperti gajih dan shortening. Proses saponifikasi dari
minyak jenuh akan menghasilkan sabun lunak.
Perlakuan larutan sabun dengan asama klorida encer akan menghasilkan
campuran asam lemak :
O O

3 +K-O C R + 3 HCl +H-O C R + 3 KCl

sabun kalium asam lemak


Asam lemak dari asam karboksilat dengan rantai karbon panjang (C10 –
C18) dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Detergen sintetik
berbeda dari sabun karena detergen merupakan garam dari asam sulfurik akil
rantai panjang atau suatu asam alkil benzensulfonat, yang berbeda dengan
asam karboksilat.
Fungsi sabun dan detergen adalah untuk menghilangkan kotoran dan
lemak dengan jalan mengemulsikan partikel tersebut menjadi suatu suspensi.
Kotoran akan teradhesi dari kain dan melekat ke permukaan pada suatu

28
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
lapisan tipis. Dengan adanya pencucian maka lapisan tersebut akan terpisah
dan terbawa oleh air.
Bagaimana molekul sabun detergendapat melarutkan pertikel partikel
non polar seperti lemak, minyak dan gajih? Molekul sabun dan detergen terdiri
dar ujung hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung yang lain bersifat
polar/ionik. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan
melarutkannya sesuai dengan asas like dissolves like (senyawa yang memiliki
kemiripan kepolaran akan saling melarutkan). Ujung polar/ionik dari molekul
sabun segera akan terlarut dalam air.
Sabun tidak dapat bekerja dengan baik pada air sadah karena adanya
kation divalen seperti Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ yang akan membentuk endapan
dengan anion karboksilat dari sabun. Hal ini sering dijumpai sebagai kerak
pada dinding dan keran kamar mandi. Pada sisi lain anion dari detergen yaitu
alkil sulfat/akil sulfonat tidak dapat membentuk endapan dengan kation-kation
tersebut. Dengan demikian detergen dapat digunakan secara efektif pada air
sadah.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah tabung reaksi, pipet ukur,
pipet tetes, beaker glass 250 ml, beaker glass 100 ml, kertas saring kasar,
gelas arloji, corong kaca.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah minyak goreng, KOH
10% dalam etanol 96%, NaCl jenuh, akuades, CaCl2 0,1%, MgCl2 0,1%, FeCl2
0,1%, detergen, air kran.

IV. CARA KERJA


A. Saponifikasi lemak : Pembuatan sabun kalium
Minyak seberat 1,5 gram ditempatkan pada beaker glass 100 ml.
Tambahkan 10 mL larutan KOH 10% (v/v) dalam etanol 96%.
Tempatkan beaker glass 100 ml pada gelas beaker 250 mL yang berisi
air panas sebagai penangas air. Proses pemanasan diteruskan hingga
mendidih. Tambahkan etanol sekitar 2 mL untuk menggantikan etanol
yang menguap.
Setelah tabung dipanaskan selama 10 menit, lakukan uji penyabunan
untuk melihat apakah proses saponifikasi sudah berlangsung sempurna
atau belum. Cara pengujian dilakukan dengan meneteskan hasil reaksi
ke dalam air. Saponifikasi sempurna jika tidak ada tetesan lemak.
Jika saponifikasi sudah sempurna, tuang hasil reaksi pada gelas beaker
dan panaskan sampai alkohol menguap sempurna dengan (ditandai
terbentuknya cairan kental dan liat, jangan sampai gosong).
Selanjutnya tambahkan akuades 30 mL dan diaduk secara konstan
sehingga diperoleh sabun kalium. Larutan dibagi 2, untuk pembuatan
sabun natrium (langkah B) dan untuk pengujian (langkah C).

B. Saponifikasi lemak : Pembuatan sabun natrium


Separuh sampel dari langkah A ditambah 15 ml larutan NaCl jenuh.
Campuran diaduk dengan kuat sampai terbentuk padatan. Padatan
yang diperoleh dipisahkan dengan kertas saring. Padatan berupa sabun
natrium ditekan supaya terbebas dari air.

C. Sifat sabun dengan detergen


29
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Pengujian dilakukan dengan menggunakan, masing-masing 1 mL
larutan sabun kalium (dari langkah A) dan 1 mL larutan sabun natrium
(dari langkah B). Oleskan minyak atau lemak pada permukaan gelas
arloji dan gunakan larutan sabun kalium tersebut apakah dapat
menghilangkan minyak yang ada dengan cara menggoyangkan gelas
arloji. Proses diulangi dengan menggunakan detergen yang dihasilkan
dari pelarutan 0,5 gram detergen kedalam 50 mL akuades.
Ambil 4 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sabun kalium,
kemudian setiap tabung diisi berurutan 1 mL larutan CaCl2 0,1%, 1 mL
larutan MgCl2 0,1%, 1 mL larutan FeCl2, 0,1% dan air kran. Setiap
tabung reaksi diaduk dan diamati endapan yang terjadi. Ulangi proses
yang terjadi dengan menggunakan bahan sabun natrium dan detergen.

30
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

31
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR PUSTAKA

Ahluwalia, V.K ;S. Dhingra.2004. Comprehensive Practical Organic Chemistry:


Qualitative Analysis. Universities Press
Chang, R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Erlangga
Clayden, J., N. Greeves, and S.Warren, 2012, Organic Chemistry 2nd ed, Oxford
University Press, United States

Fessenden, R. J., J. S. Fessenden and M. Logue, Organic Chemistry. 2003. 6th edn.,
Brooks/Cole, Pacific Grove
Malhotra, VK. 2003.Practical Biochemistry for Students. Jaypee Brothers Medical
Publishers
Nigam, A and A.Ayyagari.2008.Lab Manual in Biochemistry: Immunology and
Biotechnology. McGraw Hill
Pavia, D.L. 2005. Introduction to Organic Laboratory Techniques: A Small Scale
Approach. Brooks/Cole
Sunarya,Y dan Agus S. 2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Setia Purna
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama

Tahir, I., Nuryono, Pranowo, D., 2008, Instruksi Kerja Praktikum Kimia Organik
untuk Fakultas non MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

32
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai