Tim Penyusun :
1
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Kimia Dasar TIP adalah mahasiswa
yang sedang menempuh mata kuliah kimia Dasar TIP serta telah mengisi KRS
untuk mata praktikum kimia organik dan anorganik.
2. Setiap peserta harus hadir tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat 15 menit dari waktu yang ditentukan, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
3. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum yang bersih
dan dikancingkan dengan rapi dan memakai sepatu tertutup (dilarang
mengenakan sandal atau sepatu sandal).
4. Setiap peserta wajib membuat laporan sementara praktikum yang berisi data
pengamatan selama percobaan dan ditandatangani oleh asisten praktikum.
Laporan resmi praktikum dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan dan
ditandatangani asisten praktikum, serta melampirkan laporan sementara.
Pengumpulan laporan resmi praktikum sesuai kesepakatan dengan asisten
praktikum, maksimal 3 hari setelah kegiatan praktikum.
5. Setiap peserta harus memeriksa alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum
kemudian mengembalikan alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Botol bahan kimia yang telah selesai digunakan harus ditutup rapat dan
dikembalikan ke tempat semula. Tutup botol harus sesuai (tidak boleh tertukar).
Peserta praktikum yang memecahkan alat gelas wajib mengganti.
8. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), seperti memakai Alat Pelindung Diri (jas
praktikum, sepatu, sarung tangan, masker, gogle) dan membuang limbah
praktikum sesuai dengan kategorinya.
9. Apabila peserta praktikum melanggar hal yang telah diatur pada butir diatas, maka
peserta akan dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan melanjutkan
praktikum pada hari itu.
10. Hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum
akan diatur kemudian.
JADWAL PRAKTIKUM
Nama :
2
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Kelompok :
NIM :
Jurusan :
3
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR ISI
4
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DESKRIPSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR
C. Materi Praktikum
Praktikum ini memiliki beban sebesar 1 sks dengan materi sebagai berikut :
1. Pengenalan Alat dan Budaya K3
2. Pembuatan dan Pengenceran Larutan
3. Identifikasi Gugus Fungsi Alkohol, Aldehid dan Keton
4. Uji Kualitatif Karbohidrat
5. Uji Kualitatif Protein
6. Reaksi saponifikasi pada Lemak
5
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
6
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
2. Pipet ukur. Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu. Gunakan bulb atau karet penghisap untuk menyedot larutan,
jangan dihisap dengan mulut.
3. Labu ukur (labu takar), digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam
bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam
ukuran.
7
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
4. Gelas Ukur, digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat
ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada
saat pembacaan skala.
5. Gelas Beker, Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun
ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk
memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk
memekatkan.
6. Buret. Alat ini terbuat dari kaca dengan skala dankran pada bagian bawah,
digunakan untuk melakukan titrasi (sebagai tempat titran).
7. Erlenmeyer, Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat
gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan
dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.
8
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
8. Spektrofotometer dan Kuvet,kuvet serupa dengan tabung reaksi, namun
ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan
spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz),
polistirena atau polimetakrilat.
9. Tabung reaksi. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dalam skala
kecil dan dapat digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.
10. Corong , Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
9
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
12. Gelas arloji, digunakan untuk tempat bahan padatan pada saat menimbang,
mengeringkan bahan, dll.
13. Pipet tetes. Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
16. PH Meter Digital, digunakan untuk mengukur derajat keasamaan suatu larutan
10
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
17. Bola Hisap (Bulb), digunakan untuk menghisap larutan dengan bantuan pipet
11
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum
serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke
tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan.Sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada
Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet. Berikut ini
sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia :
Simbol berbahaya
Toxic (sangat
beracun) Bahan ini dapat menyebabkan
kematian atau sakit serius bila masuk
Huruf kode: T+ ke dalam tubuh melalui pernapasan,
pencernaan atau melalui kulit
Corrosive (korosif)
Bahan ini dapat merusak jaringan
Huruf kode: C hidup, menyebabkan iritasi kulit, dan
gatal.
12
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Oxidizing
(pengoksidasi)
Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini menghasilkan
Huruf kode: O
panas jika kontak dengan bahan
organik dan reduktor.
flammable (sangat
mudah terbakar)
Bahan ini memiliki titik nyala rendah
dan bahan yang bereaksi dengan air
Huruf kode: F
untuk menghasilkan gas yang mudah
terbakar.
Harmful (berbahaya)
Bahan ini menyebabkan luka bakar
Huruf kode: Xn
pada kulit, berlendir dan mengganggu
pernapasan.
CATATAN
13
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
2. Molaritas
mol zat terlarut (mol)
M=
volume larutan (L)
3. Molalitas
mol zat terlarut (mol)
m=
berat pelarut (kg)
4. Normalitas
mol zat terlarut (mol) x ekuivalen (eq)
N=
volume larutan (L)
6. % volum (v/v)
volume zat terlarut (ml)
% v/v = x 100%
100 ml larutan
7. Fraksi mol
mol zat terlarut (mol)
x=
mol zat terlarut (mol) + mol pelarut (mol)
Pengenceran
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x N 1 = V2 x N 2
V1 = volume awal (mL atau L)
M1 = konsentrasi awal (Molaritas, M; dapat juga dalam %, ppm atau ppb)
N1 = konsentrasi awal (Normalitas, N)
V2 = volume akhir (ml atau L)
M2 = konsentrasi akhir (Molaritas, M; dapat juga dalam %, ppm atau ppb)
N2 = konsentrasi akhir (Normalitas, N)
Catatan : Bila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4
ke dalam air, bukan sebaliknya
Contoh :
Buatlah 100 ml larutan HNO3 0,2 N dari larutan HNO3 pekat 69%. Diketahui massa jenis
larutan HNO3 = 1,49 g/mL; berat molekul larutan HNO3 = 63.01 g/mol.
Jawab :
Berat HNO3 dalam HNO3 pekat 69% = 1,49 g/ml x 69 ml =102,81 gram
Normalitas (N) HNO3 :
102,81 g x 1
N= = 16,32 N
63,01 g/mol x (100/1000)
V1 x N1 = V2 x N2
0,2 N x 100 ml
V1 = = 1,22 ml
16,32 N
V1 = 1,22 ml sebanyak 1,22 ml HNO3 pekat diambil dan dilarutkan hingga 100
ml (menggunakan labu ukur)
III. Bahan dan Alat
Bahan :
NaCl, HCl 37%, Etanol 96 %, gula pasir, dan akuades.
Alat :
Neraca analitik, labu takar 100 ml, gelas ukur, pipet tetes, gelas arloji, spatula
IV. Tugas
Buatlah larutan dengan konsentrasi masing-masing di bawah ini kemudian tulislah
prosedur kerjanya secara lengkap di Lembar Kerja Praktikum :
1. 100 mL larutan NaCl 0,1 M
2. 100 mL larutan NaCl 100 ppm
3. 100 mL lautan etanol 10 % (v/v)
4. 100 mL larutan gula 5 % (b/v)
5. 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.
15
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
16
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN 3
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON
H H H H H O H H O
1O O O
H C C C OH H C C C H H C C C OH
H H H H H H H
1-propanol propanal asam propanoat
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C
yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: CH(CH3)2-OH (2-metil-etanol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.
17
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
H OH H H O H
2 O
O
H C C C H H C C C H
H H H H H
2-propanol 2-propanon
3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh: C(CH3)3-OH (2,2-dimetil-etanol).
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
H OH H
3O O
H C C C H
H CH3 H
2-metil-2-propanol
Fenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan
cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat
membunuh bakteri, akan tetapi fenol bersifat racun yaitu dapat menyebabkan denaturasi
protein sehingga fenol tidak digunakan lagi.
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier
dapat dilakukan menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah (Ahluwalia and Dhingra, 2004):
1. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan
karena tidak terjadi reaksi kimia.
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun
sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan,
setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga
cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
Reaksi antara fenol dan feri klorida memberikan senyawa kompleks yang berwarna
merah, hijau, biru atau ungu. Warna yang diperoleh tergantung pada substituen yang
terikat pada fenol.
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil-sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom
hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen
lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus –CH=O yang merupakan ciri dari
aldehida sering disebut gugus formil. Keton adalah suatu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau
sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang
terikat pada gugus karbonil (Sutresna, 2007)
18
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
O O
H2
H3C C C H3C C
H CH3
propanal propanon
(aldehid) (keton)
Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonilnya yang menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Aldehid
sangat mudah mengalami oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah
atom karbon yang sama banyaknya.
O O
oksidasi
R C H R C OH
aldehid asam karboksilat
Keton tidak menjalankan reaksi yang serupa karena dalam oksidasi terjadi
pemutusan ikatan karbon –karbon yang menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah
karbon yang masing-masing lebih sedikit daripada keton semula ( keton siklik akan
menghasilkan suatu asam karboksilat). Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan
agen pengoksidasi kuat yang memiliki kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Perbedaan kereaktifan tehadap oksidator antara aldehid dan keton dapat digunakan
untuk membedakan kedua senyawa tersebut (Fessenden et al, 2003).
O O O
H2
R C C R' R C OH + HO C R'
Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens dan
Fehling.
UJI TOLLENS
Pereaksi Tollens, merupakan oksidator lemah yang adalah larutan basa dari perak
nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Pembuatan reagen Tollens dilakukan dengan
2 tahapan yaitu menambahkan larutan perak nitrat dengan beberapa tetes NaOH sesuai
reaksi hingga terbentuk perak oksida (Ag2O) yang bersifat tidak larut dan berwarna coklat
keruh.
2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)
Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag 2O) pada suhu tinggi,
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak :
Ag2O (s) + 4 NH3 (aq) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l) → 2 Ag(NH3)2NO3(aq) + 2 NaOH (aq)
19
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Tollens, terbentuk asam karboksilat, dan
pada saat itu akan terbentuk ion perak. Ion perak akan tereduksi menjadi logam perak.
Perak ini kemudian mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi
(Pavia, 2005).
O O
R C H + Ag2O R C OH + 2Ag
UJI FEHLING
Pereaksi Fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang
susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Benedict dan Fehling,
diperoleh endapan tembaga oksidasi (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi
menjadi asam asetat ; ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu+ (Sunarya dan Setiabudi, 2007)
O O
R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah
21
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
22
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN IV
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
a) UJI MOLISCH
Bahan :
1. 1 ml glukosa 5%,
2. 1 ml sukrosa 5%,
3. 1 ml pati 1%
4. 1 ml H2SO4 pekat
5. Reagen Molish
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
b) UJI YODIUM
Prinsip : Reaksi dengan Yodium, pati akan menghasilkan warna biru bila direaksikan
dengan yodium, dekstrin berwarna coklat, sedang monosakarida dan disakarida tidak
berwarna (Fessenden et al., 2003).
Bahan :
1. Larutan Yodium 5%
2. Dekstrin 5%
3. Sukrosa 5%
4. Glukosa 5%
5. Pati 1%
Alat:
1. Pipet tetes
2. Cawan petri
Prosedur Kerja (Pavia, 2005):
1. Teteskan 1 tetes sample di atas cawan petri.
2. Tambahkan 1 tetes larutan yodium.
3. Amati warna yang terjadi.
c) UJI BARFOED
Bahan :
1. 5 tetes glukosa 5%,
2. 5 tetes fruktosa 5%,
3. 5 tetes maltosa 5%
4. 5 tetes sukrosa 5%
5. Reagen barfoed
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Penangas air
d) UJI BENEDICT
Bahan :
1. 2 tetes glukosa 5%,
24
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. 2 tetes fruktosa 5%
3. 2 tetes sukrosa 5%
4. Reagen benedict
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Bunsen
25
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN V
UJI KUALITATIF PROTEIN
II DASAR TEORI
a) UJI NINHYDRIN
Reaksi antara asam alfa amino dan ninhydrin akan terbentuk warna, melibatkan
reaksi :
Asam Alfa amino + ninhydrin -- ninhidrin tereduksi + asam alfa amino + H2O
Asam alfa amino + H2O - asam alfa keto + NH3
Asam Alfa keto + NH3 - aldehid + CO2
Reaksi lengkap :
Asam alfa amino + 2 ninhydrin - CO2 + aldehid + kompleks warna biru + 3 H2O
Secara singkat ninhydrin mengalami deaminasi oksidatif dan asam amino
dekarboksilasi menjadi CO2, NH3 dan aldehid. Kemudian Ninhydrin yang tereduksi akan
bereaksi dengan amonia dan dengan molekul ninhydrin lain sehingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (ungu Ruhemann).
Ninhydrin hanya akan bereaksi dengan asam alfa amino bebas NH 2-C-COOH, gugus
ini terdapat pada semua asam amino, peptida dan protein. Sedangkan dekarboksilasi
hanya terjadi pada asam amino bebas saja tidak terjadi pada peptida dan protein.
Sehingga hanya asam amino bebas saja yang akan membentuk kompleks warna biru
(Malhotra, 2003).
Metode ini bisa digunakan untuk penentuan kadar asam amino secara kualitatif dan
kuantitatif. Protein atau peptida yang mempunyai gugus asam amino bebas (pada satu
sisi rantainya) juga bereaksi positif dengan ninhydrin.
b) UJI BIURET
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein. Uji ini spesifik untuk ikatan peptide.
Biuret adalah zat yang terbentuk pada pemanasan urea. Warna violet akan terbentuk
pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan peptide (CO-NH)
yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom C yang sama. Disamping
itu, terdapat 2 atau lebih gugusan karbomil (CONH2), C5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida
dan asam amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak memberikan reaksi positif.
III ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Kertas
label,Karet hisap, Pipet ukur 10 ml, Beker glas 250 ml, pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah reagen ninhydrin dan NaOH 10%,
CuSo4 0.1 % larutan susu skim (10%), gelatin (5%), pemanis sintetik rendah kalori
(aspartam 5%), MSG (5%), akuades
IV PROSEDUR KERJA
(a) Uji Ninhidrin (Malhotra, 2003)
1. Siapkan sejumlah tabung reaksi yang telah diberi label sesuai dengan sampel yang
akan diuji.
2. Ambil sampel sebanyak 2 ml kemudian tambahkan 2 ml larutan ninhidrin.
26
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
3. Masukkan tabung reaksi tersebut pada air mendidih selama 15- 20 detik.
4. Amati warna larutannya. Catat hasil pengamatan dan tulislah hasilnya pada hasil
pengamatan. Tulis + jika hasil test positif (berwaarna ungu, berarti sampel
mengandung gugus amina bebas), tulis – jika hasil test negatif.
5. Warna ungu menunjukkan sampel mengandung asam amino (uji +) . Jika terbentuk
warna lain seperti (kuning, orange dan merah) maka uji negatif.
Catatan: sampel yang mengandung prolin, hydroxyproline, dan 2-, 3-, and 4-asam
aminobenzoat hasil uji yang positif tidak akan memberikan biru tapi kuning. Garam
Ammonium memberikan hasil positif.Beberapa amina seperti anilin dengan uji ninhidrin
memberikan warna orange hingga merah (uji negatif).
CATATAN
27
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN VI
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN
SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN
I. TUJUAN PECOBAAN
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan
kalium hidroksida dan natrium hidroksida
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen
H2C O C R H2C OH O
O
HC O C R + 3 KOH HC OH + 3 +K-O C R
O
H2C O C R H2C OH
triasil gliserol
gliserol sabun kalium
atau trigliserida
28
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
lapisan tipis. Dengan adanya pencucian maka lapisan tersebut akan terpisah
dan terbawa oleh air.
Bagaimana molekul sabun detergendapat melarutkan pertikel partikel
non polar seperti lemak, minyak dan gajih? Molekul sabun dan detergen terdiri
dar ujung hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung yang lain bersifat
polar/ionik. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan
melarutkannya sesuai dengan asas like dissolves like (senyawa yang memiliki
kemiripan kepolaran akan saling melarutkan). Ujung polar/ionik dari molekul
sabun segera akan terlarut dalam air.
Sabun tidak dapat bekerja dengan baik pada air sadah karena adanya
kation divalen seperti Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ yang akan membentuk endapan
dengan anion karboksilat dari sabun. Hal ini sering dijumpai sebagai kerak
pada dinding dan keran kamar mandi. Pada sisi lain anion dari detergen yaitu
alkil sulfat/akil sulfonat tidak dapat membentuk endapan dengan kation-kation
tersebut. Dengan demikian detergen dapat digunakan secara efektif pada air
sadah.
30
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
31
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R. J., J. S. Fessenden and M. Logue, Organic Chemistry. 2003. 6th edn.,
Brooks/Cole, Pacific Grove
Malhotra, VK. 2003.Practical Biochemistry for Students. Jaypee Brothers Medical
Publishers
Nigam, A and A.Ayyagari.2008.Lab Manual in Biochemistry: Immunology and
Biotechnology. McGraw Hill
Pavia, D.L. 2005. Introduction to Organic Laboratory Techniques: A Small Scale
Approach. Brooks/Cole
Sunarya,Y dan Agus S. 2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Setia Purna
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama
Tahir, I., Nuryono, Pranowo, D., 2008, Instruksi Kerja Praktikum Kimia Organik
untuk Fakultas non MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
32
Praktikum Kimia Dasar TIP
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB