Anda di halaman 1dari 73

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA
(MFE - 104)

[Type a quote from the document or the


summary of an interesting point. You
can position the text box anywhere in
the document. Use the Drawing Tools
tab to change the formatting of the pull
quote text box.]
disusun oleh :
Devi Silsia
Syafnil

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nyalah maka
penuntun ini selesai disusun dan dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam
melakukan praktikum Kimia di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Harapan kami
dengan adanya penuntun ini maka praktikum dapat berlangsung dengan lebih terarah, tertib
dan dapat mencapai tujuan praktikum itu sendiri.
Buku penuntun ini dirancang sesuai dengan materi perkuliahan. Teori dasar yang kami
tulis sengaja disederhanakan dengan harapan mahasiswa lebih banyak membaca buku
referensi yang disarankan. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga buku penuntun ini dapat diselesaikan. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa penuntun ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya masukkan dan kritikan yang membangun demi perbaikan pada masa-
masa yanag akan datang.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

halaman

Kata Pengantar……………………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. ii
Panduan Penuntun Praktikum…………………………………………………………… iii
Percobaan 1. Pengenalan Alat-alat Laboratorium………………………………………… 1
Percobaan 2 Cara-Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan…………………………... 16
Percobaan 3 pH Asam – Basa Dan Garam……………………………………………… 24
Percobaan 4 Titrasi Asam Dan Basa…………………………………………………….. 31
Percobaan 5 Identifikasi Senyawa Organik……………………………………………... 37
Percobaan 6 Uji Molekul Kimia Hayati…………………………………………………. 43
Percobaan 7 Analisa Kualitas Air………………………………………………………... 53
Lampiran…………………………………………………………………………………… 60

ii
PANDUAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA

A. Kontrak Praktikum Kimia


Beberapa peraturan dan petunjuk yang tercantum di bawah ini harus dibaca dengan
seksama dan ditaati oleh setiap peserta praktikum (praktikan), demi kelancaran dan ketertiban
dalam laboratorium. Praktikan yang tidak mentaati peraturan dan petunjuk dibawah ini dapat
dikenakan sangsi tidak lulus praktikum.

1. UMUM
Setiap praktikan harus memiliki dan membawa penuntun praktikum. Setiap praktikan harus
menguasai teori dan prosedur kerja yang akan dilaksanakan. Hadirlah sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Masuklah keruang praktikum dengan memakai jas laboratorium, tanda
tangani daftar hadir dan segera menuju meja masing-masing.

2. KEBERSIHAN TEMPAT KERJA


Meja yang digunakan untuk praktikum hendaklah dijaga supaya tidak kotor, basah atau penuh
dengan barang-barang yang tidak perlu. Jangan sekali-kali meninggalkan meja yang kotor.
Tiap kelompok praktikum harus membawa kain lap (serbet) dan tissue setiap praktikum.
Pada akhir praktikum anda harus:
a. Membersihkan dan menyimpan kembali alat yang digunakan.
b. Melaporkan kerusakan atau kehilangan alat yang menjadi tanggung jawab
praktikan/kelompok.
c. Menutup kran air dan gas yang dibuka dan diperiksa baik-baik.
d. Membersihkan meja yang telah digunakan.
e. Membasuh tangan , sebaiknya gunakan sabun.
f. Menghadap asisten untuk berdiskusi, melaporkan dan mendapatkan persetujuan
laporan sementara.

iii
3. PENUTUP
Di dalam laboratorium dilarang merokok, mengenakan topi dan memakai sandal. Jangan ribut,
bicaralah seperlunya dengan sopan, dan jangan keluar masuk ruangan praktikum tanpa seizin
koass atau dosen pembimbing.

4. ABSENSI
Kehadiran tidak dinilai, tetapi bila tidak hadir, tidak boleh membuat laporan praktikum dan
nilai praktikum untuk acara tersebut tidak ada.

5. KEAMANAN
Pada permulaan praktikum akan diberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan yang
membahayakan dan harus dihindari. Harap petunjuk-petunjuk tersebut diperhatikan dan
dicatat antara lain:
a. Untuk pemakaian alat yang belum jelas kegunaannya, mintalah petunjuk Ko-ass,
laboran atau dosen pembimbing untuk mendapatkan keterangan cara penggunaannya.
b. Jangan sentuh zat kimia yang tidak diinstruksikan.
c. Jangan cicipi zat kimia yang tidak diinstruksikan.
d. Alat dan bahan yang tidak dipakai lagi dikembalikan pada tempatnya.
e. Jangan sekali-kali menukar pipet yang telah diperuntukan untuk zat-zat tertentu.
f. Pada saat mereaksikan/mengamati suatu zat, jangan dihadapkan kerah muka, untuk
mencium suatu zat jangan hirup langsung, tapi cukup dikipas-kipaskan dengan tangan.
g. Jangan buang benda padat pada bak cuci.
h. Baca label atau etiket yang ada pada botol reagen (zat) jangan ambil berlebihan, dan
jangan sekali-kali mengembalikan zat yang sudah diambil ke botol semula.

6. INVENTARIS ALAT PRAKTIKUM


Tiap meja akan dilengkapi dengan inventaris alat-alat yang dibutuhkan untuk percobaan yang
akan dilakukan, periksalah kelengkapannya, cocokkan dengan daftarnya. Kerusakan,

iv
pemecahan dan kehilangan alat selama praktikum harus dilaporkan, dan alat tersebut harus
diganti dengan jenis dan kualitas yang sama. Ketika pengembalian harus disertai dengan nota
pembeliannya.

7. TEST PRAKTIKUM
Sebelum dan sesudah praktikum kepada praktikan akan diberikan pertanyaan tertulis (quiz)
sesuai dengan topik praktikum. Dan setelah selesai semua materi praktikum akan diadakan
ujian tertulis (responsi), materi ujian diambil dari materi praktikum.

8. LAPORAN

Kegiatan praktikum harus telah selesai 10 menit menjelang waktu praktikum berakhir.
masing-masing praktikan harus membuat laporan sementara yang berisi data-data yang
diperoleh selama praktikum (form sudah disediakan dalam penuntun praktikum) dan harus di
acc ko-ass sebagai tanda keabsahan data yang anda peroleh. Laporan sementara ini menjadi
dasar bagi anda untuk membuat laporan lengkap dan harus dilampirkan dalam laporan
lengkap. Tata cara membuat laporan lengkap akan dijelaskan oleh dosen atau asisten. Laporan
praktikum dikumpul pada awal praktikum berikutnya. Bagi yang tidak membuat laporan
praktikum tidak diizinkan mengikuti praktikum pada jam tersebut.

9. PENILAIAN
Aspek penilaian antara lain kesiapan, ketrampilan, jawaban atas pertanyaan yang diberikan,
kerapian, dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja, kebenaran pencatatan data,
penguasaan materi dan kemampuan kerja. Nilai praktikum 30% dari total nilai kimia. Dari
30% total penilaian aspek dan persentase penilaian adalah:
Quis = 10%
Keaktifan = 10%
Laporan = 40 %
Responsi = 40%
v
PENUTUP

Sebelum berangkat dari rumah, periksalah apakah saudara tidak lupa membawa:
a. Tugas sebelum praktikum.
b. Buku catatan praktikum.
c. Laporan praktikum.
d. Jas laboratorium.
Datanglah 15 menit sebelum praktikum dimulai.
Demikian kontrak praktikum kimia ini dibuat untuk kelancaran dan ketertiban dalam
laboratorium. Selamat praktikum.

vi
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

I. LAPORAN SEMENTARA
1. Laporan sementara merupakan catatan hasil pengamatan yang anda lakukan selama
praktikum.
2. Laporan sementara ditulis oleh setiap peserta praktikum di atas lembaran laporan
sementara yang ada dalam penuntun praktikum kimia.
3. Laporan sementara harus ditanda tangani oleh koass atau dosen pembimbing
praktikum untuk keabsahan data yang anda peroleh.
4. Hasil pengamatan yang anda tulis dalam laporan sementara menjadi sumber data untuk
menulis laporan lengkap. Laporan praktikum anda tidak akan dinilai apabila hasil
pengamatan dalam laporan lengkap tidak sama dengan hasil pengamatan yang ada
dalam laporan sementara.
5. Laporan sementara harus anda lampirkan pada laporan praktikum lengkap.

II. LAPORAN LENGKAP


1. Laporan praktikum lengkap ditulis di atas kertas HVS ukuran A4, spasi 1,5.
2. Laporan ditulis tangan atau diketik (sesuai kesepakan waktu kontrak praktikum).
3. Format laporan lengkap sebagai berikut:

vii
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama :
NPM :
Prodi :
Kelompok :
Hari/jam :
Tanggal :
Ko-Ass :
Dosen :
Objek Praktikum : (Ditulis dengan huruf Kapital/balok)

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Percobaan
II. Tinjauan Pustaka
III. Metodologi
3.1 Alat dan bahan
3.2 Cara kerja
IV. Hasil Pengamatan
V. Pembahasan
VI. Penutup
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
VII. Jawaban Pertanyaan
VIII. Daftar Pustaka

Keterangan point I – IX
I. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang dan tujuan percobaan. Tujuan percobaan sudah ada
di dalam penuntun.

viii
II. Tinjauan Pustaka, berisi teori yang mendukung percobaan. dasar teori ini dapat anda
kutip dari literature seperti buku ajar, buku teks, jurnal ilmiah dll. Di setiap akhir alinia
anda harus mencantumkan nama penulis dari literatur yang anda kutip. Contoh:
Minyak sawit terdiri dari asam lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh. ……..
Minyak goreng bentuk cair pada umumnya lebih banyak digunakan oleh konsumen
yang berpenghasilan rendah (Naibaho, 1990).
Contoh diatas dikutip dari karya tulis PM Naibaho yang dimuat dalam Buletin
Perkebunan Volume 21 No 2, tahun 1990.
III. Metodologi, berisi alat dan bahan-bahan kimia yang anda pergunakan dalam praktikum,
dan Cara Kerja, tulislah cara kerja hanya dari objek yang anda lakukan.
IV. Hasil Pengamatan, tulis kembali hasil pengamatan yang anda peroleh dalam praktikum,
seperti yang anda tulis dalam laporan sementara.
V. Pembahasan, dalam bagian pembahasan anda harus mengomentari hasil pengamatan
yang anda peroleh dan bandingkan dengan literatur yang anda gunakan. jangan lupa
menulis sumber literaturnya.
VI. Penutup berisi kesimpulan yang anda peroleh dalam praktikum, jangan membuat
kesimpulan berdasarkan literatur serta saran –saran.
VII. Jawaban Pertanyaan, jawablah pertanyaan yang ada dalam penuntun praktikum, kalau
diperlukan gunakan literatur untuk membantu menjawabnya.
VIII. Daftar Pustaka, daftar pustaka adalah literatur yang anda gunakan dalam menulis
laporan praktikum.
Tata cara penulisan daftar pustaka:
Nama pengarang. Tahun terbit literatur. Judul literatur. Kota tempat terbit literatur.
Nama Penerbit. Nomor halaman literatur yang dikutip.
Contoh: dari contoh Naibaho diatas.
Naibaho, PM. 1990. Diversifikasi Minyak Sawit dan Inti sawit Dalam Upaya
Meningkatkan Daya Saing dengan Minyak Nabati Lain dan Hewani. Medan:
Buletin Perkebunan Vol.21. No. 2. 107-124.

ix
PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN
1.1 Pengenalan Alat-alat Laboratorium

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan


memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia.. Selain itu juga harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang
benar. Walaupun mungkin sudah mengenal alat yang sejenis, tetapi perlu diingat bahwa tiap-
tiap alat terkadang mempunyai prosedur yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Untuk memudahkan mengenal alat kimia, digunakan pengelompokkan yang umum dipakai
yaitu peralatan gelas dan peralatan non gelas. Setelah mengenal jenis-jenis peralatan, maka
praktikan perlu mencoba untuk menggunakannya.

Peralatan Gelas. Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan menggunakan
peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen kimia. Gelas tidak
hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi
berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu
luka yang sangat sering terjadi di laboratorium.. Gambar 1.1 memperlihatkan alat-alat gelas
yang biasa dipergunakan dalam laboratorium kimia.

Peralatan non gelas. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga peralatan di
laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan tersebut antara lain rak tabung
reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan lain-lain. Gambar peralatan tersebut dapat
dilihat pada gambar 1.2.

Penuntun Praktikum Kimia 1


Gambar 1.1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia

Penuntun Praktikum Kimia 2


Gambar 1.2. Peralatan non gelas sederhana untuk praktikum kimia

Penuntun Praktikum Kimia 3


1.2 Teknik Dasar Laboratorium

1. 2.1 Penyaringan

Endapan atau zat-zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di
laboratorium , untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada
tempat corong, atau dipasang dengan klem statif. Di bawah corong diletakkan gelas kimia,
hingga ujing tangkai corong menyentuh dinding gelas. Corong yang sering digunakan adalah
corong yang bersudut 60 derajat dan panjang tangkainya 10 cm. Kertas saring yang biasa
digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 atau 11 cm.

Gambar 1.3 Cara menyaring

Cara Melipat Kertas Saring

Kertas saring dilipat menjadi setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi
lipatan tidak seluruhnya berhimpit. Selanjutnya lipatan disobek sedikit (lihat gambar 1.4).
Kemudian kertas saring dibuka dan dipasang pada corong.

Gambar 1.4 Cara melipat kertas saring

1.2.2 Pengukuran Volume

Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan , jika volume yang diperlukan
tidak terlalu tepat. Gelas ukur diberi skala dalm millimeter (mL), yang dibaca dari 0 mL

Penuntun Praktikum Kimia 4


sampai angka gelas ukur, misalnya 10, 25, 50, 100, 250 mL dan yang lebih besar lagi. Untuk
ukuran yang lebih teliti digunakan pipet volume atau buret.

Pipet Volume

Mempunyai volume 1, 2, 5 dan 10 mL. Penggunaan pipet ini hanya untuk mengambil
larutan yang sesuai dengan volume pipet. Gunakan bola hisap (filer) sebagai alaat banatu
untuk menyedot larutan ke dalam pipet. Hanya zat yang tidak beracun yang boleh disedot
dengan mulut.
Langkah-langkah penggunaan pipet sebagai berikut:

1. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum dimasukkan ke bola hisap. Dekatkan kedua
tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan.
2. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan diambil, buanglah bagian
cairan yang telah diambil (dalam pipet )tersebut.
3. Gunakan bola hisap untuk menghisap larutan sampai tanda tera.
4. jaga pipet yang berisi cairan harus selalu dalam keadaan vertical, bagian ujung pipet di
bawah sedangkan bagian yang ada bola hisapnya di bagian atas. Apabila posisi pipet
mendatar atau horizontal sebagian cairan akan masuk ke dalam bola hisap, dan udara
akan masuk ke dalam pipet sehingga sebaagian cairan akan keluar dari pipet.
5. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet ke wadah penampung. jangan meniup sisa
cairan yang ada dalam pipet, sebab hal itu sudah diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.

Gambar 1.5 Cara penggunaan pipet

Penuntun Praktikum Kimia 5


Pipet Ukur

Mempunyai skala volume seperti gelas ukur. Digunakan untuk mengukur volume
larutan yang lebih teliti dibandingkan gelas ukur.
Labu Ukur

labu ukur digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan dapat
juga digunakan untuk menyimpan larutan. Volume labu ukur juga bermacam-macam sesuai
dengan angka yang tertera pada labu ukur tersebut. larutan tidak boleh dipanaskan di dalam
labu, ada kemungkinan labu tidak kembali ke volume asli yang eksak bila digunakan.

Buret
Buret dapat dimanfaatkan untuk mengambil/mengukur larutan dengan volume tertentu,
tetapi fungsi utama adalah untuk titrasi. Keran buret terbuat dari kaca atau Teflon. Keran
teflon tidak memerlukan pelumasan tetapi keran kacamembutuhkan pelumasan dengan
vaselin. sebelum digunakan buret harus dibersihkan trlebih dahulu dan pastikan kerannya tidak
bocor.
Titik Miniskus

Pada semua alat volumetric seperti pipet, buret, labu ukur dan gelas ukur volume
cairan di dalamnya harus dibaca dengan benar. Cairan di dalam tabung yang bergaris tengah
kecil akan membentuk miniskus. Biasanya miniskus nini akan membentuk busur ke bawah
(cekung) kecuali air raksa. Untuk membaca volume cairan dengan benar, kedudukan mata
harus sejajar dengan kedudukan atas cairan. Agar lebih jelas tempelkan kertas putih bergaris
hitam di belakang alat. Pembacaan ttitik minisikus untuk larutan yang tidak berwarna yaitu di
bagian terendah ( di tengah-tengah cekungan), sedangkan untuk larutan berwarna pembacaan
titik miniskus dibagian tertinggi (di pinggir).

Gambar 1.6 Titik miniskus

Penuntun Praktikum Kimia 6


1.2.3 Menggunakan neraca

Ada tiga jenis neraca, yang paling sederhana adalah Neraca palang Tiga. Neraca ini
mempunyai ketelitian sampai 0,1 – 0,01 gram. Jenis neraca yang ke dua adalaah neraca beban
(top loading). Jenis ini mempunyai beberaapa tombol pengatur dan jendela yang menunjukkan
angka-angka (digital). Neraca seperti ini dapat mempunyai ketelitian 0,01 gram sampai o,1
mgram.
Jenis neraca yang ketiga adalah neraca analitis. Neraca ini mempunyai ketelitian
sampai 0,001 gram sampai 0,01 mgram. Dalam menggunakan neraca, zat yang akan ditimbang
tidak boleh langsung diletakkan di atas piring kaca, gunakan kaca arloji atau wadah lain yang
sesuai. Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan
neraca ini harus secara halus dan hati-hati. Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat
bantu yang dibutuhkan dalam penimbangan.

Langkah kerja penimbangan yang meliputi:


a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca
(terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. Penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca dan
timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi
timbangan dikembalikan seperti semula

Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital adalah:


1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya
dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.

Penuntun Praktikum Kimia 7


1.2.4 Teknik menggunakan buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah
reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.
Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus
tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan
garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas
garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian
bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu
tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya
dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.

Berikut cara menggunakan buret:

1. Gunakan corong untuk mengisi buret (sebelumnya dibilas terlebih dahulu dengan larutan
yang akan diisikan), untuk menghindari terjadinya tumpahan. Angkat corong sedikit, supaya
larutan yang diisikan mengalir bebas. Jangan lupa menutup stopcock (keran) di bagian bawah
buret.

2. Bilas ujung buret dengan air dari labu semprot dan kemudian keringkan dengan hati-hati.
Setelah beberapa menit memeriksa larutan pada ujung untuk melihat apakah buret Anda
bocor. Tip(ujung mulut buret) harus bersih dan kering sebelum Anda membaca volume awal.
3. Lakukan proses titrasi dengan memutar stopcock (kran) tersebut. Larutan penitar harus
disampaikan dengan cepat sampai beberapa mL dari titik akhir.

Gambar 1.7 Cara menggunakan buret

Penuntun Praktikum Kimia 8


1.4. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan.
Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya
cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan
pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Simbol bahaya
zat kimia bisa dilihat pada label wadah zat tersebut.

LAMBANG BAHAYA CHEMICALLY

Lambang E (explosive) : berarti bahan kimia bersifat dapat


meledak

Lambang F (highly flammable) : berarti bahan kimia bersifat


mudah menyala/terbakar

Lambang F+ (extremely flammable) : berarti bahan kimia


bersifat sangat mudah terbakar

Lambang O (oxidant substance) : berarti bahan kimia bersifat


pengoksidasi

Lambang T (toxic) : berarti bahan kimia bersifat racun

Lambang T+ (very toxic) : berarti bahan kimia bersifat racun


kuat

Lambang C (corrosive) : berarti bahan kimia bersifat korosif,


atau dapat merusak jaringan hidup

Lambang Xi (irritant) : berarti bahan kimia dapat


menyebabkan iritasi terhadap jaringan atau organ tubuh

Lambang Xn (harmful) : berarti bahan kimia dapat melukai


jaringan atau organ tubuh

Penuntun Praktikum Kimia 9


ZAT KIMIA DAN BAHAYANYA

Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia
3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium

Penuntun Praktikum Kimia 10


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : Pengenalan Alat-alat Laboratorium
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN
PERALATAN GELAS
No Nama dan Gambar Alat Fungsi

1 Gelas Piala

2 Erlemeyer

3 Labu Ukur

4 Petridish

Penuntun Praktikum Kimia 11


5 Gelas Ukur

6 Kaca Arloji

7 Tabung Reaksi

8 Cawan Penguap

9 Mortal

10 Krush

11 Pipet Tetes

12 Pipet Volum

Penuntun Praktikum Kimia 12


13 Pipet Gondok

14 Batang Pengaduk

15 Sudip

16 Corong pisah

17 Desikator

18 Buret

19 Corong

20 Rak Tabung Reaksi

Penuntun Praktikum Kimia 13


21 Penjepit Tabung Reaksi

22 Statif dan Klem

23 Sikat Tabung Reaksi

24 Segitiga

25 Bola Hisap

26 Lampu Spiritus

27 Bunsen

28 Kaki Tiga

29 Botol Semprot

Penuntun Praktikum Kimia 14


30 Kawat Kasa

31 Klem Utilitas

32 Oven

33 Tanur

34 Hot Plate

35 Timbangan Analitis

Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 15


PERCOBAAN 2

CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI


LARUTAN

I. PENDAHULUAN

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran
karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena
susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena
komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga
dapat bercampur baur.

Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair
misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Larutan terdiri atas du kompenen
yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih
banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah
komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.

Sifat-sifat larutan yang berwujud cair:


1. Ukuran partikel 1 A°- 10 A° atau 10-8 – 10-7 cm, sehingga tidak dapat dipisahkan
dengan kertas saring.
2. Ada yang berwarna dan ada yang tidak.
3. Tembus cahaya / transparan.
4. Larutan berupa ion.
5. Dapat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didih.

Penuntun Praktikum Kimia 16


Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu


larutan. Konsesntrasi larutan dapat didefenisikan sebagai:

a. Perbandingan zat terlarut dengan larutan (zat terlarut + pelarut)


b. Perbandingan zat terlarut dengan pelarut
Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per
million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam
molar (M), molal (m) atau normal (N). Berikut ini adalah beberapa cara untuk
menyatakan konsentrasi larutan.

1. Persen berat ( % w/w ),


menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam gram larutan

% W/W = x 100 %

2. Persen Volume (% V/V),


menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam Volume larutan (ml)

% V/V = x 100 %

3. Persen berat per volume (% W/V),


menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.

% W/V = x 100 %

4. Part Permillion (ppm) dan part perbillion (ppb)

Satuan konsentrasi ppm dan ppb adalah satuan yang mirip dengan persen berat.
Satuan konsentrasi ppm dan ppb digunakan untuk larutan yang sangat encer. Ppm
adalah gram zat terlarut per 100 gram larutan, sesangkan ppb adalah gram zat terlarut
persejuta gram larutan.

1 ppm = atau ppm = x 10-6

Penuntun Praktikum Kimia 17


1 ppb = atau ppm = x 10-9

5. Fraksi Mol (fx),

Menyatakan jumlah zat terlarut atau pelarut dalam larutan.

Fraksi mol A = XA =

Fraksi mol zat terlarut =

Fraksi mol pelarut =

6. Molaritas (M),

Menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan.

M=

Mol zat terlarut (n) =

M=

7. Molalitas (m),

Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram (1000 g) pelarut.

m =

8. Normalitas (N),

Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan.

N=

Ek = ekivalen zat terlarut (gram zat terlarut / BE)

Penuntun Praktikum Kimia 18


Berat ekivalen tergantung pada :
1. Asam-basa, berat gram ekivalen adalah berat dalam gram suatu zat yang
diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol ion H+ atau ion OH.
2. Reaksi oksidasi dan redukdi, berat gram ekivalen adalah berat dalam gram suatu
zat yang diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol electron (e).
3. Pengendapan dan pembentukan kompleks, berat ekivalen adalah berat dalam
gram yang diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol kation univalent, ½ mol
kation divalent, 1/3 mol kation trivalent, dst.
Hubungan BE dengan Mr

BE = , n = jumlah mol ion H atau OH


= jumlah electron yang diterima/ diserahkan dalam reaksi redoks
= kation, univalent, divalent dst yang bereaksi

Tujuan Percobaan

1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.


2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN


2.1 Alat dan bahan Yang digunakan
Alat Bahan
Pipet ukur H2SO4
Pipet gondok NaCl
Neraca analitik NaOH
Botol semprot Etanol
Kaca Arloji KIO3
Labu ukur HCl
Bola hisap Asam oksalat
Sikat Tabung reaksi Urea
Corong

Penuntun Praktikum Kimia 19


2.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Membuat larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

2.2.2 Membuat larutan etanol 5 %

Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas.Kocok sampai
homogen.

2.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca nalitik, kemudian


dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml , dilarutkan dengan aquades (aquades
ditambahkan sampai tanda batas).

2.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)*

Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
 Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aguades, kira-kira 25 ml,
selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya
ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku
untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.

2.2.5 Membuat larutan 0,1 N HCL ( Mr. 36,5 gram.mol)

Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

2.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang 0,3151 gram asam oksalatdengan neraca analitik, kemudian diencerkan


dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

Penuntun Praktikum Kimia 20


2.2.7 Membuat larutan 0,1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)

Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.

2.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 grm/mol)


Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.

Catatan: Larutan-larutan yang telah anda buat di atas harus dibuktikan lagi konsentrasinya
dengan menggunakan rumus dan ditulis dibagian perhitungan dan pembahasan.
III. TUGAS
1.
80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr H2SO4 98 g/mol Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4 1,303 g/ml BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100%
Tanya: a. Persen berat
b. Molalitas
c. Molaritas
d. Fraksi Mol zat terlarut
e. Fraksi mol pelarut
2. Lengkapi tabel di bawah ini :
Zat terlarut Gram zat Mol zat Volume Molaritas
terlarut terlarut larutan
NaNO3 25 A B 1,2
NaNO3 C D 16 L 0,023
KBr 91 E 450 ml F
KBr G 0,42 H 1,8
Tulis perhitungan lengkap dibawah tabel!

Penuntun Praktikum Kimia 21


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : Cara-cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
6. NPM
7. NPM
8. NPM
9. NPM
10. NPM

HASIL PENGAMATAN
1. Membuat larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak …… gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian
dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur ….. ml, sampai tanda batas.

2. Membuat larutan etanol 5 %

Dipipet sebanyak ….. ml etanol absolute(=100%) dengan pipet ukur, kemudian


dimasukkan ke dalam labu ukur … ml dan diencerkan dengan aquades sampai
tanda batas.

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)

Ditimbang sebanyak …. gram KIO3 dengan neraca nalitik, kemudian dimasukkan


ke dalam labu ukur …ml , dilarutkan dengan aquades tanda batas.

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)*

Dipipet sebanyak …. ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan


aquades dalam labu ukur …ml sampai tanda batas.

5. Membuat larutan 0,1 N HCL ( Mr. 36,5 gram.mol)

Dipipet sebanyak …. ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan


dengan aquades dalam labu ukur … ml, sampai tanda batas.

Penuntun Praktikum Kimia 22


6. Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)

Ditimbang … gram asam oksalatdengan neraca analitik, kemudian diencerkan


dengan aquades dalam labu ukur … ml sampai tanda batas.

7. Membuat larutan 0,1 N NaOH (mr. 40 gram/mol)

Ditimbang …. gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu


ukur …. ml sampai tanda batas.

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea 60 grm/mol)


Ditimbang ….. gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
…. ml sampai tanda batas.

Catatan: Larutan-larutan yang telah anda buat di atas harus dibuktikan lagi konsentrasinya
dengan menggunakan rumus dan ditulis dibagian perhitungan dan pembahasan
Contoh: Anda menimbang 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. Hitung dengan rumus berapa
konsentrasinya.

Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 23


PERCOBAAN 3

pH ASAM – BASA DAN GARAM

I. PENDAHULUAN

Untuk menghindari bilangan yang sangat rendah dalam menghitung konsentrasi larutan
yang sangat encer, maka konsentrasi larutan yang dihitung adalah konsentrasi H+ dalam
larutan tersebut yang dinyatakan dengan pH. Konsep pH ini diperkenalkan oleh ahli kimia
Denmark yang bernama Sorensen pada tahun 1909. Huruf “ p” ini berasal dari istilah : Potenz
(jerman), Pulssance (prancis), Power (Inggris).

Hubungan (H+) dengan pH adalah:


pH = harga negatif logaritma konsentrasi ion H+ = - log (H+)
pOH = harga negatif logaritma konsentrasi ion OH- = - log (OH-)

KONSTANTA AIR (Kw) dan SKALA pH

Helloweler (1894) menemukan bahwa air murni memiliki daya hantar listrik (DHL)
yang sangat kecil, berarti air terionisasi sangat kecil, persamaan ionisasi :

2 H2O (l) ↔ H3O+ (aq) + OH- (aq)


Dengan menulis ion hidrogen dengan H+, penguraian dapat ditulis,
H2O ↔ H+ + OH-
Tetapan setimbangannya adalah :
K = (H+) (OH-) K (H2O) = (H+) (OH-)
(H2O) K (H2O) = Kw, Kw = (H+) (OH-)

Kw adalah tetapan hasil kali ion-ion atau tetapan air, yaitu hasil kali konsentrasi molar
pada temperatur tertentu.

Penuntun Praktikum Kimia 24


0
Dari percobaan diketahui bahwa konduktan air pada suhu 25 C adalah 1,82 x 10-16.
nilai yang kecil menunjukkan terionisasi sangat kecil. Konsentrasi air (H2O) dapat dinyatakan:
(H2O) = 1000 gram atau 1 liter = 56,6 mol dalam 1 liter
18 gram/mol
sehingga :
Kw = (H+) . (OH-)
= 1,82 x 10 -16 x 55,6 pada 250 C
= 1,01 x 10 -14
= 10 -14 (tergantung suhu)
Kw = 10 -14
= (H+) . (OH-) . (H+) = (OH-)
= (H+)2 atau (OH-)2
(H+)2 = KW (OH-)2 = KW
(H+) = √ (OH-) = √
= 10 -7 = 10 -7

Kw = (H+) . (OH-), bila kedua ruas dikali dengan – log, maka :


Log Kw = {- log (H+)} + {- log (OH-)}
14 = pH + PoH
pH = 14 – pOH atau pOH = 14 – pH.

KEKUATAN ASAM DAN BASA

Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan asam tersebut untuk menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan derajat ionisasi atau konstanta asam, dan kekuatan suatu basa (hidroksida /
OH - ) ditentukan oleh kemampuan basa untuk menghasilkan ion hidroksida (OH-) atau derajat
ionisasi atau konstanta basa, faktor yang menentukan kekuatan relatif asam basa adalah :
kepolaran, ukuran atom, muatan dan bilangan oksidasi.

1. Asam kuat : Asam yang terionisasi sempurna, sehingga bersifat sebagai elektrolit kuat.
Ka > 10-2, contoh : HCL, H2SO4, H2SO3, HNO3, dll

Penuntun Praktikum Kimia 25


2. Asam lemah : Asam yang terionisasi sebagian, sehingga bersifat sebagai elektrolit lemah.
Ka < 10-2, contoh : HCN, HCLO, HF, HNO2, CH3COOH, dll
3. Basa kuat : Basa yang terionisasi sempurna, sehingga bersifat sebagai elektrolit kuat.
Kb > 10-2, contoh : NaOH, Ca(OH)2, dll
4. Basa lemah : Basa yang terionisasi sebagian , sehingga bersifat sebagai elektrolit lemah.
Kb < 10-2, contoh : NH4OH, N2H5OH, CH3NH3OH

pH ASAM DAN BASA


Asam kuat dan basa kuat terionisasi / terurai sempurna dalam air, derajat pengionan
dianggap α = 1, contoh asam kuat dan basa kuat adalah HCL dan NaOH. Dalam keadaan
setimbang:
HCL ↔ H+ + Cl-, (HCL) ≈ (H+)
NaOH ↔ Na + + OH-, (NaOH) ≈ (OH-)
Karena asam kuat dan basa kuat terionisasi sempurna dalam air maka:
- konsentrasi asam kuat (HCL) sama dengan konsentrasi ion hidrogen (H+)
- konsentrasi basa kuat (NaOH) sama dengan konsentrasi ion hidroksil (OH-)
untuk menghitung pH asam dan basa kuat, maka konsentrasi (H+) dan (OH-)
- pH asam kuat = - log (asam kuat ) ≈ -log (H+)
- Poh basa kuat = -log (basa kuat ) ≈ -log (OH-)
Ph = 14 – pOH
Asam dan basa lemah adalah asam dan basa yang terionisasi sebagian di dalam air,
harga konstanta asam (Ka) dan konstanta basa (Kb) kecil dari 10 -2 pH asam lemah :
(H+) = √
pH = -log (H+)
pH basa lemah
(OH-) = √
pOH = - log (OH-)
pH = 14 – pOH

Penuntun Praktikum Kimia 26


HIDROLISA

Bila asam direaksikan dengan basa akan terbentuk garam. Bila garam-garam itu
dilarutkan di dalam air, larutan tidak selalu netral, karena sebagian anion (ion negatif ) dan
kation (ion positif) dari larutan garam atau keduanya dapat beraksi dengan air, reaksi ini
dinamakan hidrolisis / hidrolisa. Akibatnya, ion hidrogen (H+) atau ion hidroksil (OH-)
tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, dan akibatnya larutan menjadi asam atau basa.
Berdasarkan sifat asam dan basa pembentukannya, maka garam dapat dibagi empat golongan
yaitu:

1. garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat


2. garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
3. garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
4. garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

pH garam dari asam kuat dan basa kuat

Bila garam ini dilarutkan di dalam air mengasilkan larutan yang netral (pH=7) karena
anion dan kationnya tidak dengan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksil (OH-), sehingga
keseimbangan disosiasi air tidak terganggu. Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan asam
dengan konsentrasi ion hidroksil sehingga larutan menjadi netral (pH= 7). Contoh garam ini
adalah : NaCl, KCl, KNO3, Na2SO4

pH garam dari asam kuat dan basa lemah

(H+) =√

pH = - log (H+)
Kw = konstanta air (1,01 x 10 -14 pada suhu 25 0 C)
C garam = konsentrasi garam
Kb = konsetrasi basa lemah
PH garam dari asam lemah dan basa kuat

(OH-) =√

Penuntun Praktikum Kimia 27


pOH = - log (OH-)
pH = 14 – pOH
pH garam dari asam lemah dan basa lemah

( H+) = √

pH = - log (H+)

Tujuan Percobaan:
1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal.
2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN

2. 1 Bahan dan alat yang digunakan

- pH indikator universal - NaCl


- HCL - Tabung reaksi
- H2SO4 - Erlenmeyer volume 50 / 100 mL
- HCH3COO - Pipet ukur 10 ml
- NaOH - Pipet ukur 5 ml
- NH4OH - Kaca arloji
- NaCH3COO - Corong kaca
- Asam borak - Rak tabung reaksi
- NH4Cl - Pipet biasa
- Na2SO3

2.2 Prosedur kerja


- Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan.
- Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.

Penuntun Praktikum Kimia 28


- Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
- Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
- Hitung konsentrasi masing-masing larutan di atas (dalam laporan lengkap).

Penuntun Praktikum Kimia 29


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : pH asam, basa dan garam
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
11. NPM
12. NPM
13. NPM
14. NPM
15. NPM

HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi
No Nama larutan pH Golongan
(molaritas)

Golongan : Asam kuat, Asam lemah, Basa kuat, Basa lemah


Garam dari asam kuat dan basa kuat, Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam dari asam lemah dan basa lemah
Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 30


PERCOBAAN 4

TITRASI ASAM DAN BASA

I. PENDAHULUAN

Analisa volumetrik adalah suatu cara menentukan jumlah ( kuantitatif ) suatu zat.
Analisa ini tergantung pada pengukuran volume yang tepat dari dua macam larutan yang
bereaksi sempurna . Salah satu larutan harus diketahui konsentrasinya, larutan ini disebut
larutan standar, sedangkan larutan yang lain akan ditentukan konsentrasinya oleh larutan
standar. Proses penentuan konsentrasi ini disebut titrasi.

Dalam proses titrasi suatu larutan ditambahkan sedikit demi sedikit pada larutan yang
volumenya telah diketahui, sampai tercapai titik ekivalen, yaitu jumlah stoikhiometri
(perbandingan mol) dari kedua pereaksi. Titik akhir titrasi/reaksi diketahui ketika indikator
yang digunakan tepat mengalami perubahan warna.
Ada empat macam reaksi yang digunakan dalam titrasi :
1. reaksi asam-basa
2. reaksi redoks
3. reaksi pengendapan
4. reaksi pembentukan kompleks
Dalam titrasi, suatu larutan A dengan konsentrasi Ma bereaksi dengan larutan B
dengan konsentrasi Mb dengan persamaan reaksi :
aA + b B → hasil reaksi
a dan b = perbandingan mol zat yang bereaksi
A dan B = zat yang bereaksi
Konsentrasi dinyatakan dalam molaritas (M), yaitu :
M = mol / liter larutan
Maka berdasarkan persamaan stoikhiometri untuk reaksi yang sempurna :

Penuntun Praktikum Kimia 31


Oleh karena itu :

Atau :
VA x MA x b = V B x M B x a
Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH
dengan larutan standar (larutan baku) asam oksalat, dan penentuan konsentrasi larutan HCL
dengan larutan NaOH.
2 NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2 H2O
VNaOH x M NaOH x 2 = VH2C2O4 x M H2C2O4 x 1
HCl + NaOH → NaCl + H2O
V HCl x M HCl x 1 = V NaOH x M NaOH x 1
Titrasi ini berdasarkan reaksi penetralan asam dengan basa. Pada titik ekivalen, jumlah
asam yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik
ekivalen ini biasanya digunakan indikator asam basa yaitu sutu zat yang dapat berubah warna
yang tergantung pada pH larutan. Indikator harus dipilih sehingga pH titik ekivalen titrasi
terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi menggunakan
indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah tercapai. Jadi titik
akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai. Titik akhir titrasi
tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan
pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil kesalahan titrasi ini.
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan larutan standar,
yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya, dan biasanya berupa larutan asam atau basa
yang mantap (konsentrasinya tidak mudah berubah). Larutan standar dapat dibagi dua yaitu
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan
yang telah diketahui konsnetrasinya, dalam proses pembuatannya larutan standar primer ini
tidak perlu distandarisasi dengan larutan lain untuk memastikan konsentrasi larutan yang
sebenarnya, contoh larutan standar primer pada percobaan ini adalah asam oksalat. Sedangkan
larutan standar sekunder adalah larutan yang dipergunakan untuk menstandarisasi/

Penuntun Praktikum Kimia 32


menentukan konsentrasi larutan lain tetapi larutan standar tersebut harus distandarisasi terlebih
dahulu untuk memastikan konsentrasi yang sebenarnya, contohnya pada percobaan ini adalah
NaOH.

Syarat-syarat larutan standar primer :


1. Harus tersedia dengan mudah dalam bentuk murni atau dalam keadaan kemurnian
yang diketahui. Pada umumnya total ketidak-murnian tidak melampaui 0,02%, dan
harus mungkin memeriksa ketidak-murnian itu dengan percobaan kuantitatif yang
kepekaannya diketahui.
2. Zat harus mudah dikeringkan dan tidak boleh terlalu higroskopik sehingga
menyerap air selama penimbangan. Tidak boleh kehilangan bobot bila dibiarkan di
udara terbuka. Hidrat-hidrat garam biasanya tidak digunakan sebagai standar
primer.
3. Mempunyai bobot ekivalen yang tinggi agar kesalahan dalam penimbangan dapat
diminimalkan.
4. Lebih baik zat yang berasal dari asam dan basa kuat yang disosiasinya tinggi.
5. Asam dan basa lemah dapat juga digunakan sebagai standar primer untuk
menstandarisasi asam atau basa lemah yang lain.

Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang


mengandung asam.
2. Mahasiswa mampu menstandarisasi larutan.

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN

2. 1 Bahan dan alat yang digunakan

- NaOH 0,1 M
- HCl 0,1 M
- H2C2O4

Penuntun Praktikum Kimia 33


- Indikator penolphetalein
- Erlenmeyer
- Buret 50 mL
- Statif dan klem
- Gelas ukur 25 mL atau 10 mL
- Corong kaca

2.2 Prosedur

2.2.1 Standarisasi larutan NaOH 0,1 M

Cuci bersih buret yang akan digunakan untuk standarisasi dan bilas dengan 5 mL
larutan NaOH. Putar kran buret untuk mengeluarkan cairan yang tersisa dalam buret,
selanjutnya isi buret dengan 5 mL NaOH untuk membasahi dinding buret. Kemudian
larutan dikeluarkan lagi dari buret. Larutan NaOH dimasukkan lagi ke dalam buret
sampai skala tertentu. Catat kedudukan volum awal NaOH dalam buret.
Proses standarisasi :
- Cuci 3 erlenmeyer, pipet 10 mL larutan asam oksalat 0,1 M dan masukan ke dalam
setiap Erlenmeyer dan tambahankan ke dalam masing-masing Erlenmeyer 3 tetes
indikator penolphtalein (PP).
- Alirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi sedikit sampai terbentuk
warna merah muda yang tidak hilang apabila gelas Erlenmeyer digoyang.
- Catat volume NaOH terpakai
- Ulangi dengan cara yang sama untuk Erlenmeyer ke II dan III.
- Hitung molaritas (M) NaOH.
-
2.2.2 Penentuan konsentrasi HCl

- Cuci 3 erlenmeyer, pipet 10 mL larutan HCl 0,1 M dan masukkan ke dalam nsetiap
Erlenmeyer
- Tambahkan kedalam masing-masing Erlenmeyer 3 tetes indikator penolphtalein
(PP)

Penuntun Praktikum Kimia 34


- Alirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi sedikit sampai terbentuk
warna merah muda yang tidak hilang apabila gelas Erlenmeyer digoyang
- Catat volume NaOH terpakai
- Ulangi dengan cara yang sama untuk Erlenmeyer ke II dan ke III
- Hitung molaritas (M) HCl.

V. TUGAS
1.Bagaimana caranya agar titik akhir titrasi mendekati titik ekivalen
2. Jelaskan dengan singkat fungsi indikator
3. Jelaskan apakah reaksi dapat berlangsung jika tidak ditambah dengan indikator
4. Tuliskan dengan lengkap reaksi yang terjadi pada reaksi diatas
5. Jelaskan pengertian larutan standar primer dan larutan standar sekunder
6. Tuliskan syarat-syarat suatu indikator dapat dipakai dalam suatu titrasi.

Penuntun Praktikum Kimia 35


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : Titrasi asam-basa
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN

Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat

Ulangan
No Prosedur Rata-rata
1 II III
1 Volume larutan asam oksalat 0,1 M 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
2 Volume NaOH terpakai mL mL mL mL
3 Molaritas (M) NaOH M

Standarisasi HCl dengan larutan HCl

Ulangan
No Prosedur Rata-rata
1 II III
1 Volume larutan HCl 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
2 Volume NaOH terpakai mL mL mL mL
3 Molaritas (M) NaOH Berdasarkan hasil percobaan di atas M
4 Molaritas (M) larutan HCl M

Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 36


PERCOBAAN 5

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

I. PENDAHULUAN
Kimia Organik adalah ilmu kimia tentang atom karbon dan senyawanya. Pada
awalnya, pembahasan bahan kimia organik hanya terbatas pada senyawa-senyawa kimia
yang ditemukan dalam makhluk hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya pemikiran bahwa
senyawa karbon hanya terdapat dalam makhluk hidup atau materi yang pernah hidup. Pada
kenyataannya, makhluk hidup bukanlah satu- satunya sumber senyawa karbon.
Kimia organik telah mengalami perkembangan yang sangat menakjubkan sebagai
bagian dari ilmu pengetahuan dan terpisah dari kimia anorganik sejak tahun 1940-an.
Perkembangan cabang kimia organik salah satunya dipengaruhi dan dipicu oleh kebutuhan
negara-negara selama Perang Dunia II. Pembuatan karet sintetik dan nilon, serta penggunaan
plastik merupakan tiga contoh produk “baru”pada tahun 1940-an yang telah mengalami
perkembangan pesat dan mendorong meningkatnya ketertarikan para ilmuwan terhadap kimia
organik.
Senyawa organik banyak sekali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
senyawa organik yang sering kita temukan sehari-hari diantaranya adalah vitamin, plastik,
deterjen, pakaian, tinta, cat, minyak bumi, dan gas alam, film, audio dan videotape, obat-
obatan, parfum, kosmetik, pupuk, produk makanan, dan bahan perekat. Dalam tubuh
makhluk hidup juga terdapat senyawa karbon utama seperti lemak, karbohidrat, dan protein
Senyawa organik yang hanya terdiri dari atom Karbon dan Hidrogen disebut dengan
senyawa hidro karbon. Selain hidrokarbon, terdapat senyawa organik bergugus fungsi. Gugus
fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik senyawa. Oleh karena itu. Perubahan
kimia terjadi pada gugus fungsi, selebihnya cenderung tetap seperti struktur aslinya.
Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama.

Penuntun Praktikum Kimia 37


Secara umum senyawa bergugus fungsi dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok
pertama terdiri dari alkohol, fenol dan eter. Kelompok kedua meliputi aldehid dan keton,
sedang kelompok ketiga merupakan senyawa asam karboksilat dan turunannya. Kelompok
senyawa ini dapat dibedakan satu dengan yang lainnya menggunakan test kelarutan. Sebagian
besar alkohol, fenol, eter, aldehid dan keton larutan dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga
dapat larut dalam asam sulfat pekat dengan membentuk garam oksonium. Alkohol, aldehid
dan keton yang mempunyai atom karbon kurang dari lima dapat larut dalam air sedangkan
eter dengan atom c kurang dari empat dapat larut dalam air. Fenol hanya sedikit larut dalam
air dan dengan adanya subsituen alkil didalamnya menjadikannya tidak larut dalam air. Fenol
dapat larut dalam larutan 10 % NaOH tetapi tidak dapat larut dalam larutan 5% Na2CO3.
Selain dengan tes kelarutan cara lain yang dapat dipakai adalah dengan test
karakteristik kimia, dengan menambahkan pereaksi tertentu. Cara sistematik untuk tes
karakteristik senyawa yang mempunyai atom karbon, hidrogen dan oksigen secara ringkas
ditulis dalam tabel berikut.

Tabel Test kimia terhadap alkohol, fenol, eter, aldehid dan keton

Test karakteristik ROH ArOH ROR RCHO RCOR


2,4-dinitrofenilhidrazin - - - + +
FeCl3 - + - - -
Asam kromat + x - + -
Pereaksi tollen - x - + -
Iodoform + x - + +
Pereaksi bisulfit - - - +
Keterangan : + tes menunjukkan positif
- tes menunjukkan negatif
- beberapa senyawa dapat memberikan tes positif
x tes mungkin mengacaukan jika dipakai senyawa ini

Tujuan Percobaan

Penuntun Praktikum Kimia 38


Untuk mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa-senyawa karbon melalui uji reaksi
kimia’

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 alat dan bahan

Alat yang digunakan :


- botol semprot
- gelas piala
- gelas ukur
- pipet tetes
- erlemeyer
- tabung reaksi + rak
- penjepit tabung reaksi
- pipet volume 5 ml
- batang pengaduk

Bahan yang digunakan :

- sample - larutan Br2 5%


- 2,4-dinitrofenil hidrazin - larutan 2% KMnO4
- FeCl3 - Fehling A
- Asam kromat - Fehling B
- Etanol 95 % - Minyak goreng
- NaOH 10 %
- Ammonium hidroksida encer
- Aseton
- Akuades

2.2 Prosedur kerja

Penuntun Praktikum Kimia 39


2.2.1 Uji kimia ketidak jenuhan

a. Reaksi dengan Brom


Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dan kering.
Ditambahkan 2 ml Br2, dikocok campuran perlahan-lahan sampai tidak terjadi perubaha
warna.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi bersih dan kering.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam (atau
larutan menjadi keruh).

2.2.2 Test asam kromat (test karakteristik alkohol )


Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sampel yang yang akan diuji kedalamnya.
Tambahkan 1 ml aseton, kemudian tambahkan 1 tetes asam kromat. Warna orange dari
asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang
ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.

2.2.3 Test FeCl3 ( test karakteristik untuk fenol)


Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji. Tambahkan 5 tetes larutan
FeCl3 dan dilakukan penggojokan. Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa
senyawa tersebut bukan senyawa fenol.

2.2.4 Test Karakteristik aldehid dan keton


a. Test 2,4-dinitrofenil hidrazin
Masukkan 2 ml etanol 95 %. Ditambahkan 3 tetes sample yang akan diuji kedalam
tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi ini dimasukkan 1 ml larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin dan dilakukan pengojokan kuat-kuat. Jika tidak dihasilkan endapan
panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya ditambah
5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange menunjukkan test positif
untuk adanya gugus karbonil dari keton atau aldehid.

Penuntun Praktikum Kimia 40


b. test pereaksi tollens
Didalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya
ditambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok. Tambahkan kedalam campuran tersebut
larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari
penggunaan larutan ammonium berlebihan). Tambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji.
Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan
tabung reaksi diatas penengas air selama 5 menit.
Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau
endapan metalik.
c. Tes Fehling
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml larutan Dimasukkan 1 ml
sampel, 1 ml reagen Fehling A dan 1 ml reagen Fehling B ke dalam tabung reaksi.
Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati warna endapan yang terbentuk.

Penuntun Praktikum Kimia 41


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : Identifikasi Senyawa Organik
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN

No Sampel Percobaan Hasil pengamatan Keterangan


1

Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

Penuntun Praktikum Kimia 42


PERCOBAAN 6

UJI MOLEKUL KIMIA HAYATI

I. PENDAHULUAN

Bidang karbohidrat sangat luas dapat disederhanakan melalui pengelompokkannya ke


dalam tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Semua monosakarida
dan disakarida serta beberapa polisakarida larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut
organik.

Ada beberapa reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat.


Kebanyakan reaksi pengenalan karbohidrat dilakukan dengan adanya larutan pekat dari asam
kuat. Asam ini menyebabkan terjadinya hidrolisis beberapa polisakarida dan asam kuat juga
dapat bereaksi dengan larutan yang mengandung monosakarida menghasilkan furfural dan
turunannya.

CH CH O
H2SO4
C6H12O6 3H2O + HO CH2 C C C
O H
Heksosa Hidroksimetil furfural

HC  CH

C6H12O6 H2SO4 3 H2O + H  C C  CHO

furfural

Gambar 6.1 Reaksi hidrolisis heksosa

Penuntun Praktikum Kimia 43


Senyawa yang dapat berkondensasi dengan furfural atau hidroksimetil furfural adalah
pereaksi Molisch (α-naftol), pereaksi Bial (orsorsinol), dan pereaksi Seliwanoff (resorsinol).
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium
natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga
diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Aldehid
mereduksi larutan Fehling dan menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna kuning atau
merah.

Gambar 6.2 Reaksi reduksi larutan Fehling

Tabel 6.1 Beberapa Karbohidrat yang umum


Monosakarida
Karbohidrat Kelas Sumber
Hasil Hidrolisis
Glukosa Monosakarida Madu -
Fruktosa Monosakarida Madu -
Galaktosa Monosakarida -
Manosa Monosakarida -
Xilosa Monosakarida -
Maltosa Disakarida Sirup jagung Glukosa
Sukrosa Disakarida Gula, tebu, bit Fruktosa, glukosa
Laktosa Disakarida Susu Glukosa, galaktosa
Pati (amilosa dan Polisakarida Biji-bijian, Glukosa
amilopeptin) umbi-umbian
Glikogen Polisakarida Hati, otot Glukosa
Selulosa Polisakarida Sel kayu, kapas Glukosa
Inulin Polisakarida Dahlia Glukosa
Xilan Polisakarida Jerami, tongkol jagung. Xilosa

Penuntun Praktikum Kimia 44


Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan peptida. Protein
terdapat dalam semua jaringan hidup baik hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan komponen
penyusunnya, protein dapat dibagi menjadi :
1. Protein sederhana, yaitu protein yang tersusun hanya dari asam amino saja.
2. Protein majemuk, yaitu protein yang tersusun dari asam amino dan gugus prostetik.
Contoh : glikoprotein, lipoprotein, nukleoprotein, metalprotein, dan kromoprotein.

Tabel 6.2 Fungsi protein dalam mahluk hidup

No. Kelas Fungsi Contoh


1 Enzim Mengkatalis reaksi hayati Pepsin, amilase
2 Protein struktur Penopang struktur Kalogen
3 Protein pengangkut Pengangkut O2 dalam darah Hemoglobin
4 Hormon Mengatur metabolism tubuh Insulin
5 Protein kontraktil Kontraksi dan gerak Oktin dan Miosin
6 Protein pelindung Melindungi terhadap penyakit Antigen
7 Toksin Melindungi organisme Botulinus toksin

Untuk mengetahui : apakah bahan makanan mengandung protein atau tidak, dapat diuji
melalui reaksi warna seperti : Uji Biuret, Xantoprotein, Millon, Ninhidrin, dan Uji Sakaguchi.
Prinsip reaksi biuret, reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus
peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi positiff ditandai dengan terbentuknya warna ungu,
karena terbentuk senyawa komplek antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Banyak
asam amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi. Senyawa dipeptida
memberikan warna biru, tripeptida warna ungu dan tetrapeptida serta peptida komplek
memberikan warna merah. Secara umum warna yang terbentuk dari reaksi biuret membentuk
senyawa komplek yang dapat digambarkan seperti gambar 6.3.

Penuntun Praktikum Kimia 45


Gambar 6.3 Struktur Kompleks Cu+2 dengan peptida

Reaksi warna xantoprotein dapat terjadi karena reaksi nitrasi pada cincin benzena dari
asam amino penyusun protein. Tes dikatakan positif ditunjukkan dengan warna kuning yang
disebabkan karena terbentuknya suatu protein yang mengandung asam amino dengan inti
benzene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan. Pada penambahan senyawa alkali warna
kuning akan hilang dan berubah menjadi kuning muda sampai jingga disebabkan keasaman
fenol bereaksi dengan alkali. Warna jingga ini apabila diasamkan akan berubah kembali
menjadi kuning muda.
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam protein sehingga
penambahan logam ini menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk protein yang
mengandung tirosin atau triptofan penambahan pereaksi Millon memberikan warna merah.
Namun pereaksi ini tidak spesifik karena juga memberikan tes positif warna merah dengan
adanya fenol.
Reaksi protein dengan Ninhidrin menunjukkan hasil positif bila memberikan warna
biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asama amino ninhidrin. Warna
biru dapat juga dipakai untuk menentukan asam amino secara kuantitatif dengan mengukur
keabsorbannya pada suhu 570 nm. Dasar reaksi ini dipakai dalam alat untuk menentukan asam
amino yang disebut amino acid analyser.
Prinsip reaksi Sakaguchi adalah asam amino yang mengandung gugus guanidin
bereaksi dengan α-naftol dan zat pengoksidasi (air bromin) memberikan warna merah muda.

Penuntun Praktikum Kimia 46


Tujuan Percobaan:
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein .
2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan

2.1.1 Alat yang digunakan :


- Botol semprot - Penjepit tabung reaksi
- Gelas piala 100 ml - Pipet volume 5 ml
- Gelas ukur 10 ml dan 25 ml - Penangas air
- Pipet tetes - Gelas piala 1000 ml/ 500 ml
- Erlenmeyer 250 ml - Kompor listrik/ kompor gas
- Tabung reaksi + rak

2.1.2 Bahan yang digunakan :


- Reagen Ninhidrin - Fehling
- NaOH 10 M - NaNO2 0,15 M
- Fruktosa - Fehling B
- α-naftol - CuSO4
- Sukrosa
- Etanol
- Amilum
- Aquades
- Madu
- Reagen Molisch
- HNO3
- H2SO4
- Reagen Millon

Penuntun Praktikum Kimia 47


2.2 Prosedur Kerja

2.2.1 Uji Karbohidrat


2.2.1.1 Uji Molisch
1. Sediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan :
- Tabung I : ditambah 2 ml glukosa 2 %
- Tabung II : ditambah 2 ml fruktosa 2 %
- Tabung III : ditambah 2 ml sukrosa (gula tebu) 2 %
- Tabung IV : ditambah 2 ml larutan kanji (amilum) 2 %
- Tabung V : ditambah 2 ml madu 50 % dalam air.
3. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes reagen Molisch (10% α-naftol
dalam etanol).
4. Selanjutnya, dengan hati-hati tambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi,
sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5. Amati perubahan yang terjadi.

2.2.1.2 Uji Fehling


1. Ambil 1 buah tabung reaksi, diisi dengan air suling.
2. Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml Fehling B ke dalam tabung reaksi yang
lain
3. Campurkan tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua.
4. Bagi larutan nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
5. Selanjutnya :
- Tabung reaksi I : + 2 ml glukosa 10%
- Tabung reaksi II : + 2 ml sukrosa 10%
- Tabung reaksi III : + 2 ml amilum 2%
6. Panaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 600C,
selama 10 menit.
7. Amati perubahan warna yang terjadi.
8. Karbohidrat mana yang mengandung gula pereduksi?

Penuntun Praktikum Kimia 48


2.2.2 Uji Protein dan Asam Amino
Empat larutan yang akan disiapkan oleh koass adalah : larutan putih telur, larutan
susu, larutan ekstrak kaldu, dan larutan X. Ujilah keempat larutan tersebut dengan
uji Biuret, Millon, Xantoprotein, Sakaguchi, dan Ninhidrin.

2.2.2.1 Reaksi Biuret


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Selanjutnya :
- Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
- Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
- Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10
M
- Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
3 Kocok tabung reaksi I-IV, dan amati apa yang terjadi.

2.2.2.2 Reaksi Millon


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 5 tetes pereaksi Millon.
- Panaskan di atas penangas air selama 10 menit.
- Dinginkan pada suhu kamar.
- Tambah 5 tetes NaOH 0,15 M
- Amati warna yang terjadi.

2.2.2.3 Reaksi Xantoprotein


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 0,5 ml HNO3 pekat.

Penuntun Praktikum Kimia 49


- Amati apa yang terjadi!
- Tambahkan NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus).
- Amati warna yang terjadi!

2.2.2.3 Reaksi Ninhidrin


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 1 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
- Didihkan selama 2 menit.
- Amati warna yang terjadi.

2.2.2.4 Reaksi sakaguchi


1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke dalam masing-masing tabung :
- Masukkan 3 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- Ditambah 1 ml NaOH 10 M.
- Tambah 2 tetes α-naftol 1% dan 4-5 tetes air bromin.
- Amati warna yang terjadi.

Penuntun Praktikum Kimia 50


LAPORAN SEMENTARA

Objek Praktikum : Uji Molekul Kimia Hayati


Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN
Uji Karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)

Hasil Pengamatan
No Sampel/Contoh
Hasil Uji Molisch Hasil Uji Fehling
1
2
3
4
5

Kesimpulan anda :

Penuntun Praktikum Kimia 51


Protein dan Asam Amino

No Uji
1 Biuret
2 Millon
3 Xantoprotein
4 Ninhidrin
5 Sakaguchi

Kesimpulan anda :

Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 52


PERCOBAAN 7

ANALISA KUALITAS AIR

I. PENDAHULUAN

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di muka bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni,
namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah
pegunungan atau hutan yang te1rpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran,
air hujan1 yang turun di atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan
N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air
hujan dari atmosfer.

Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal (logam
terlarut, seperti Na, Mg, Ca, dan Fe). Air yang mengandung komponen-komponen tersebut
dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air
murni, tetapi merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah
melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal
untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum, (air ledeng, air sumur),
berenang/rekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan industri.

Adanya benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai
dengan peruntukkannya secara normal disebut dengan pencemaran air.

Pengertian/definisi pencemaran air berdasarkan keputusan Menteri KLH No. 02/MEN-


KLH/1978 adalah :

Adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, komponen lain ke
dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam,

Penuntun Praktikum Kimia 53


sehingga kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air
menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

CIRI-CIRI FISIKA AIR


1. Zat padat total, ditetapkan dengan menguapkan sampel/contoh air dan menimbang
sisanya yang telah kering. Zat padat terapung didapat dengan menyaring sampel air.
Perbedaan antara zat padat total dengan zat padat terapung disebut zat padat terlarut.
2. Turbidity/kekeruhan, kekeruhan mengurangi kejernihan air. Kekeruhan biasanya
disebabkan oleh lempung partikel-partikel tanah dan pencemar-pencemar koloidal3
lainnya. Tingkat kekeruhan tergantung pada kehalusan pastikel-partikel dan
konsentrasinya. Kekeruhan diukur dengan alat turbidimeter, yang mengukur gangguan
lintasan cahaya dari air.
3. Warna, warna air adalah warna sesungguhnya (true colour), yaitu warna yang
mencakup tidak hanya warna yang menyebabkan substansi yang larut di dalam air saja
tetapi termasuk juga zat-zat tersuspensi yang terkandung di dalamnya. Warna air dapat
disebabkan oleh humus, bahan organik yang membusuk. Warna pada air juga
disebabkan oleh ion-ion logam secara alami ada pada air seperti besi dan mangan,
selain itu warna air juga disebabkan oleh buangan industri.
4. Rasa dan Bau, dapat disebabkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti algae.
Bahan kimia organik dan anorganik juga dapat menimbulkan rasa dan bau pada air.
5. Suhu, suhu air bervariasi karena suhu air dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Suhu
normal air ± 30C dari suhu lingkungan.

CIRI-CIRI KIMIA AIR

1. pH, digunakan untuk mengukur keasaman air. Keasaman air mencirikan keseimbangan
antara asam dan basa di dalam air, selain itu pH juga merupakan suatu cara untuk
menentukan konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam air. pH didefinisikan sebagai minus
logaritma dari ion hidrogen dalam mol per liter. Air murni mempunyai konsentrasi ion
hidrogen dan hidroksida (OH-) yang berimbang yakni sebesar 10-7 mol per liter.

Penuntun Praktikum Kimia 54


Dengan demikian pH air murni adalah 7. Untuk air baku yang diolah untuk air minum
pH air yang diperbolehkan berkisar antara 5-9.
2. Zat besi (Fe), besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemukan pada
hampir setiap tempat di bumi. Pada umumnya besi yang ada dalam air sebagai besi
terlarut (Fero/Fe+2 dan Feri/Fe+3) dan dalam bentuk tersuspensi sebagai butir koloidal
seperti Fe2O3 dan Fe(OH)3 serta ada juga yang tergabung dalam zat organik atau zat
padat anorganik seperti tanah liat. Pada air tanah yang tidak mengandung oksigen besi
berada dalam bentuk Fero(Fe+2), sedangkan pada air permukaan dan terjadi aerasi
maka Fe+2 akan teroksidasi menjadi Fe+3 dan warna air akan menjadi kecoklat-
coklatan.
3. DO (Disolve Oxigen), adalah jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Oksigen
terlarut merupakan sumber oksigen mahluk hidup yang ada di dalam air, minimal
konsentrasi oksigen untuk kehidupan di dalam air adalah 5 mg/L (5 ppm). Oksigen
terlarut sebagian besar diperoleh dari hasil fotosintesis di dalam air. Kualitas air dapat
ditentukan oleh kadar oksigen terlarut ini.
Konsentrasi oksigen yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan hewan air
yang lain akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi
mempercepat proses korosi karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi
permukaan logam.
Jika oksigen terlarut terlampau rendah, maka organisme aerob mungkin akan mati dan
proses penguraian bahan-bahan organik akan dilakukan oleh organisme anaerob dan
akan menghasilkan bahan seperti metana, hidrogen sulfida. Zat-zat inilah yang
menyebabkan air berbau busuk.
Konsentrasi oksigen terlarut di dalam air dipengaruhi oleh : suhu, fotosintesis, tingkat
penetrasi cahaya, tingkat kederasan air, dan jumlah bahan organik.
4. COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu uji kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi
terhadap bahan buangan (organik) di dalam air. Konsentrasi COD yang tinggi dalam
suatu perairan menandakan bahwa di perairan tersebut banyak mengandung senyawa
organik yang membutuhkan oksigen terlarut (DO) dalam proses penguraiannya.

Penuntun Praktikum Kimia 55


5. Amoniak (NH3), merupakan senyawa nitrogen, amoniak dalam air permukaan dapat
berasal dari air seni, tinja, juga oksida-oksida zat organik secara mikrobiologis. Air
tanah hanya sedikit yang mengandung amoniak, karena dapat menempel pada butir-
butir tanah dan sedikit yang terlepas dari butir-butir tanah tersebut. Kadar amoniak
yang tinggi menunjukkan adanya pencemaran, dalam air minum kadar amoniak harus
nihil (nol).

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia air
secara kualitatif dan kuantitatif.

II. PELAKSANAAN PERCOBAAN


2.1 Alat dan bahan
Alat yang digunakan :
- Gelas ukur 50 ml - Corong kaca
- Gelas ukur 100 ml - Penjepit tabung reaksi
- Gelas ukur 50 ml - Erlemeyer
- Pipet tetes - Kompor listrik/gas
- Pipet volume 5 ml - Buret dan statif
- Pipet volume 10 ml - Corong
- Lampu spritus - Neraca Analitik
- Tabung reaksi + rak - Botol semprot
- Batang pengaduk - Termometer
Bahan yang digunakan :
- KMnO4
- Aquades
- H2SO4
- H2SO4
- Kertas lakmus merah
- Asam oksalat (H2C2O4)

Penuntun Praktikum Kimia 56


2.2 Prosedur Kerja
1. Suhu/temperatur

- Siapkan sampel (buka tutup botol sampel)


- Celupkan alat pengukur suhu (termometer atau O2 meter) ke dalam sampel, pastikan
tangan anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
- Baca angka yang tertera pada alat tersebut.

2. Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi


- Ambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan ke dalam gelas
piala dan panaskan.
- Perhatikan, apakah sampel menjadi keruh ataukah ada yang mengendap!
- Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi
endapan berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi.
3. Warna
- Ambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak ± ¾ dari volume tabung reaksi.
- Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
4. DO (Disolve Oxygen)
- 100 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas piala yang bervolume 100 ml.
- Celupkan O2 meter ke dalam sampel
- Tekan mode untuk mendapatkan nilai DO
- Angka yang tertera pada O2 meter menunjukkan konsentrasi oksigen yang
dikandung sampel.
5. Amoniak (NH3)
- Masukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
- Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi.
- Panaskan di atas lampu spritus.
- Amati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak.
- Sampel mengandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus merah berubah
menjadi warna biru.

Penuntun Praktikum Kimia 57


6. COD secara kuantitatif
- Pipet 10ml sampel dengan pipet volume dan masukkan ke dalam gelas ukur 100 ml.
- Encerkan sampel tersebut dengan aquades sampai volume 100 ml.
- Ditambah 5 ml H2SO4 4 N, panaskan sampai mendidih.
- Ditambah lagi dengan 10 ml KMnO4 0,01 N dan didihkan selama 10 menit
(terbentuk warna merah muda)
- Jika selam dididihkan warna merah muda hilang tambah 10 ml KMnO4 0,01 N lagi,
sampai warna merah muda tidak hilang lagi.
- Tambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N warna merah muda hilang.
- Selagi panas segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah
muda yang stabil (tidak hilang lagi), catat volume KMnO4 yang terpakai (= r)
Faktor koreksi :
- Larutan yang telah dititrasi diatas ditambah 10 ml asam oksalat (H2C2O4) 0,01 N.
- Titrasi lagi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah muda yang stabil
(tidak hilang lagi), catat volume KMnO4 yang terpakai (= n)
- Untuk memperoleh hasil yang lebih teliti, ulangi lagi percobaan ini sekali lagi.

Rumus perhitungan angka KMnO4 :


Angka KMnO4 =

Keterangan :
p = jumlah volume KMnO4 0,01 N selama pemanasan.
r = jumlah volume KMnO4 0,01 N selama titrasi pertama.
f = faktor koreksi KMnO4 = 10/n
n = jumlah volume KMnO4 0,01 N selama titrasi kedua.
0,01 = normalitas KMnO4
31,6 = BE KMnO4
Keterangan :
Untuk pembahasan bandingkanlah data praktikum yang anda peroleh dengan daftar
baku mutu air untuk golongan B atau untuk air bersih.

Penuntun Praktikum Kimia 58


LAPORAN SEMENTARA
Objek Praktikum : ANALISA KUALITAS AIR
Tanggal Praktikum :
Hari/Jam :
Prodi :
Kelompok :
Nama/NPM :
Nama Anggota Kelompok :
1. NPM
2. NPM
3. NPM
4. NPM
5. NPM

HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No Parameter
Air Sumur Air Limbah
1 Suhu
2 Zat padat
terlarut
3 Zat padat
tersuspensi
4 Warna
5 DO
6 Amoniak
7 COD Volume Volume Volume Volume Volume Volume
KMnO4 selama KMnO4 KMnO4 KMnO4 selama KMnO4 KMnO4
pemanasan Titrasi I Titrasi II pemanasan Titrasi I Titrasi II
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
Ulangan I
Ulangan II
Bengkulu,
Telah diperiksa dan di-Acc
Koass/Dosen

……………………………

Penuntun Praktikum Kimia 59


LAMPIRAN

Lampiran 1. Kerapatan dan Persen Komposisi Asam Pekat dalam Perdagangan

No Nama Zat Kerapatan (Density) % W/W

1 Asam asetat (CH3COOH) 1,05 99,5


2 Amoniak (NH3 aq) 0,90 58
3 Asam Klorida (HCl) 1,18 37
4 Asam Nitrat (HNO3) 1,42 72
5 Asam perklorat (HClO4) 1,67 70
6 Asam Fospat (H3PO4) 1,69 85
7 Asam Sulfat (H2SO4) 1,84 96

Lampiran 2. DENSITY

topik khusus : Density (Bj, d)

density/bobot jenis/BJ adalah perbandingan bobot suatu zat dalam volume


tertentu. Salah satu penggunaan density adalah untuk mengubah satuan
volume larutan menjadi satuan bobot.

Densitas x volume = berat

d = gram/cm3 = kg/liter

d.cm3 = gram

d.liter = kg

Penuntun Praktikum Kimia 60


Lampiran 3. Satuan Konsentrasi

No Lambang Satuan Nama Rumus


1 %W/W Persen berat

2 %V/V Persen Volume


3 %W/V Persen berat/persen volume
4 ppm Part per million
5 ppb Part per billion
6 X Fraksi mol zat terlarut
X Frakzi mol zat pelarut
7 F Formalitas
8 M Molaritas

9 m Molalitas

10 N Normalitas

Penuntun Praktikum Kimia 61


Lampiran 4. Tetapan Disosiasi Asam

No Nama Asam Tingkat Disosiasi Harga Ka Harga pKa


1 HCl 1 ≈ 107 -7
2 HBr 1 ≈ 109 -9
9
3 Hl 1 ≈ 3 x 10 -9,48
-4
4 HF 1 6,7 x 10 -3,17
5 HCN 1 4,79 x 10-10 3,32
-4
6 HCNO 1 2,2 x 10 3,66
7 HCNS 1 1,42 x 10-1 0,85
-8
8 HClO 1 3 x 10 7,49
9 HClO2 1 4,9 x 10-3 2,31
-10
10 HlO 1 2 x 10 9,70
-4
11 HNO2 1 7 x 10 3,15
12 HNO3 1 22 -1,34
13 CH3COOH 1 7,75 x 10-5 4,76
14 HCOOH 1 1,77 x 10-4 3,75
-5
15 C2H5COOH 1 1,34 x 10 4,87
16 C6H5COOH 1 6,24 x 10-5 4,20
-5
17 C6H5OH 1 1,05 x 10 9,98
-1
18 H2SO4 1 4 x 10 0,4
2 1,27 x 10-2 1,9
-2
19 H2SO3 1 1,66 x 10 1,99
2 1,02 x 10-2 0,4
-8
20 H2 S 1 9,1 x 10 7,04
2 1,2 x 10-15 14,92
21 H2CO3 1 4,31 x 10-7 6,37
-11
2 5,61 x 10 10,25
22 H3PO4 1 7,46 x 10-3 2,13
-8
2 6,12 x 10 7,21
3 4,8 x 10-13 13,32
23 H3BO3 1 5,27 x 10-10 9,28
2 1,8 x 10-13 12,74
3 1,6 x 10-14 13,80

Penuntun Praktikum Kimia 62


Lampiran 5. Tetapan Disosiasi Asam Basa

No Nama Basa Tingkat Disosiasi Harga Kb Harga pKb


1 NaOH 1 ≈4 - 0,60
2 LiOH 1 6,65 x 10-1 - 0,18
3 NH4OH 1 1,71 x 10-5 - 4,77
4 Ca(OH)2 1 4 x 10-2 1,40
2 3,74 x 10-3 2,43
5 Mg(OH)2 2 2,6 x 10-3 2,58
6 CH3-NH2 1 4,17 x 10-4 3,38
-8
7 (CH3)2=NH 1 5,69 x 10 3,24
8 (CH3)3≡N 1 5,75 x 10-5 4,24
9 C2H5-NH2 1 3,02 x 10-4 3,52
10 (C2H5)2=NH 1 8,57 x 10-4 3,07
11 (C2H5)3≡N 1 5,6 x 10-4 3,25
12 C6H5-NH2 1 4 x 10-10 9,40
13 C2H5N (pirindin) 1 1,15 x 10-9 9,94

Penuntun Praktikum Kimia 63

Anda mungkin juga menyukai