Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

DISUSUN OLEH
TIM CO-ASSISTEN KIMIA DASAR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA
2017
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA DASAR Kata Pengantar

Petunjuk praktikum kimia dasar ini sengaja disusun berdasarkan kebutuhan


1. Praktikan harus sudah siap 10 menit sebelum praktikum pada disiplin ilmu kehutanan. Telah diketahui bahwa ilmu kimia pada disiplin
dimulai. ilmu kehutanan merupakan ilmu pendukung yang akan memberikan bekal pada
mahasiswa dalam mempelajari ilmu kehutanan.
2. Sebelum melakukan praktikum, dilakukan pre-test mengenai
acara praktikum yangh dilakukan Pada penerapan di lapangan alumni kehutanan berhadapan dengan
bagaimana cara mengelola hutan agar lestari, sehingga hasil hutan dapat
3. Praktikan wajib memakai jas lab ketika praktikum dimanfaatkan oleh manusia. Hasil hutan ini selanjutnya ada yang langsung
berlangsung. dimanfaatkan manusia tetapi ada yang masih perlu proses pengolahan.

4. Praktikan wajib mengikuti seluruh acara praktikum; tidak Praktikum kimia dasar di sini akan memberikan kemampuan teknis agar
ada acara inhall. para mahasiswa dapat menguasai aplikasi ilmu kimia untuk dapat digunakan
dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan ilmu kimia secara
5. Praktikan yang tidak mengikuti acara praktikum dua kali sederhana.
berturut-turut, maka tidak diperbolehkan mengikuti acara
Untuk maksud tersebut praktikum kimia dasar bagi mahasiswa Fakultas
praktikum berikutnya. Kehutanan menyajikan acara praktikum kimia yang mudah dipahami, tetapi acara
6. Hasil pengamatan harus mendapat persetujuan co-Assisten. tersebut sangat bermanfaat dan penting bagi Sarjana Kehutanan, baik dalam
pengelolaan hutan maupun pengelolaan hasil hutan.
7. Praktikan wajib membuat laporan yang dikumpulkan
selambat-lambatnya pada praktikum acara selanjutnya. Ada 7 acara dalam praktikum kimia dasar yaitu ; (1) Pembuatan Larutan,
(2) Pengenceran, (3) Standarisasi Larutan, (4) Asam-Basa, (5) Cara Mengukur pH,
8. Response hanya boleh diikuti oleh mahasiswa yang seluruh (6) reaksi berlebih dan (7) Ekstraksi.
laporannya telah disetujui oleh co-Assisten.
Mudah-mudahan pemahaman kimia melalui acara praktikum ini dapat
9. Praktikan bertanggung jawab atas semua kerusakan alat-alat memudahkan para mahasiswa dalam memahami ilmu kimia.Selanjutnya kritik dan
praktikum yang digunakan. Setelah selesai saran yang membangn saya terima dengan senang hati.
praktikum/pengamatan, alat-alat dikembalikan dalam
keadaan bersih.
Yogyakarta, September 2017
10. Praktikan wajib menjaga kebersihan ruang laboratorium.
11. Praktikan harus berpakaian sopan dan rapi.
12. Praktikan yang tidak mentaati Tata tertib, akan dikenakan Penyusun
sanksi.

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 2


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Daftar Isi Acara I

Tata Tertib Praktikum Kimia Dasar ......................................... 2 Membuat Larutan

Kata Pengantar ............................................................................ 3 A. Tujuan :


1. Membuat larutan dengan konsentrasi molar (M) tertentu.
Daftar Isi ....................................................................................... 4 B. Bahan :
Acara I Membuat Larutan .......................................................... 5 1. Aquades
2. Ca(OH)2
Acara II Cara Pengenceran Larutan ......................................... 7 3. NaOH
C. Alat :
Acara III Standarisasi ................................................................. 8
1. Timbangan analitis, botol timbang
Acara IV Netralisasi Asam dengan Basa ................................. 10 2. Labu ukur 100 ml
3. Pengaduk kaca
Acara V Menghitung pH dan pOH .......................................... 11 4. Gelas beaker
5. Corong kaca
Acara VI Ekstraksi .................................................................... 13
D. Dasar Teori
Acara VII Reaksi Berlebihan.................................................... 16 Beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi, adalah seperti
berikut ini
Unit Arti Pemakaian
Persen berat Berat zat terlarut Umum
(%W/W atau Berat larutan
Wt%) × 100%
Molalitas (m) Mol zat terlarut Perhitungan ∆Tb
Kg pelarut dan ∆Tf
Molaritas (M) Mol zat terlarut Laboratorium
Volum larutan Kimia
Berat / Volum Besar zat terlarut Diagnosis (missal
((%W/V) Volum pelarut glukosa dalam
darah)

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 3


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Volum / Volum Volum zat terlarut Konsentrasi gas E. Langkah Kerja


(%V/V) Volum larutan A. Mencari gram NaOH yang dibutuhkan untuk membuat
× 100% 1 M NaOH sebanyak 100 mL.
massa (x) 1000
Untuk keperluan analisis kimia maka konsentrasi dinyatakan M= ×
Mr Volume yang dibuat
dalam molaritas (M), yaitu jumlah mol terlarut dalam satu liter x 1000
larutan. Contoh 0,5 M NaOH, artinya dalam setiap liter larutan 1= ×
40 100
mengandung 0,5 mol NaOH. 40 = 10 x
Tugas : X = 4 gram
Membuat Larutan 1 M NaOH sebanyak 100 mL
B. Melarutkan NaOH menjadi 100 mL larutan.
1. Timbang 4 gram NaOH, masukkan ke dalam gelas
beaker
2. Tambahkan aquades ±50 mL, aduk menggunakan
pengaduk sehingga NaOH larut semua.
3. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 mL.
4. Tambahkan aquades hingga tanda batas.
5. Tutup labu ukur dan gojok larutan hingga homogeny.

F. Pembahasan dan Kesimpulan

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 4


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Acara II Tugas : Membuat laruran NaOH 0,1 M sebanyak 100 ml dari


larutan NaOH 1 M
Cara Pengenceran Larutan E. Langkah Kerja
A. Tujuan : A. Mencari volume awal ( volume NaOH 1 M) yang di
2. Mengetahui cara pengenceran larutan butuhkan
B. Bahan : Rumus = V1 M2 = V2 M2
1. Larutan NaOH 1 M V1 = Volume larutan awal yang diperlukan
2. Larutan Ca(OH)2 1 M V2 = Volume larutan yang akan di buat
3. Aquades M1= Konsentrasi larutan awal ( yang tersedia)
C. Alat : M2= Konsentrasi larutan yang akan di buat
1. Labu Ukur 100 mL B. Mengencerkan larutan :
2. Pipet Ukur 10 mL 1. Ambil larutan M1 sesuai dengan perhitungan V1
3. Corong 2. Masukkan ke dalam Beaker glas yang sudah terisi sedikit
4. Pengaduk Kaca aquades
5. Gelas Beaker 3. Aduk menggunakan pengaduk kaca
6. Ball Pipet 4. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 ml
7. Botol semprot 5. Tambahkan aquades hingga tanda batas
D. Dasar Teori 6. Tutup labu ukur dan gojog hingga homogen
Suatu reaksi kimia akan berjalan dengan sempurna, apabila mol F. Pembahasan dan Kesimpulan
antar zat yang bereaksi dapat saling bertemu, sehingga
konsentrasi solute sangat menentukan sempurna tidaknya suatu
reaksi kimia. Sehingga pengenceran suatu larutan perlu
dilakukan untuk tujuan tersebut. Prinsip pengenceran
menggunakan rumus V1 M1 = V2 M2 , dimana V1 adalah
volume larutan awal yang molaritasnya M1 yang harus
diencerkan dan V2 adalah volume akhir yang harus dipenuhi
agar molaritas larutan nilainya M2.

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 5


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Acara III 5. Isi buret menggunakan larutan NaOH (yang akan


distandarisasi)
Standarisasi 6. Titrasi dengan larutan NaOH (yang akan distandarisasi)
A. Tujuan : sampai berubah warna menjadi merah jambu/pink.
3. Untuk mengetahui molaritas larutan secara tepat 7. Lakukan 3 kali ulangan.
B. Alat dan Bahan : 𝐺𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 (𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂 )
1. Asam oksalat kristal 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑥2
0,126 𝑋 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
2. Larutan NaOH, KOH
( 𝑁1+𝑁2+𝑁3)
3. Indikator N rata- rata =
3
4. Aquadest
5. Timbangan analitik
6. Buret erlemenyer
7. Corong
8. Pengaduk
C. Dasar Teori
Prinsip standarisasi adalah menentukan konsentrasi suatu
larutan berdasarkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya.
Syarat yang harus dipenuhi adalah kedua zat baik yang akan
distandarisasi maupun yang digunakan untuk menstandarisasi
dapat bereaksi dengan sempurna.
D. Langkah Kerja
1. Ditimbang asam oksalat 0,1 gram menggunakan
Erlenmeyer.
2. Tambahkan aquades 25 ml ( menggunakan gelas akur)
kedalam Erlenmeyer.
3. Goyangkan erlemenyer hingga asam oksalat larut.
4. Tambahkan 3 tetes indikator PP.

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 6


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

E. Hasil Praktikum Acara IV


ml Larutan Molaritas
Larutan yang Larutan Netralisasi Asam dengan Basa
No yang larutan yang
distandarisasi standar
distandarisasi dicari A. Tujuan :
1. 4. Mengetahui kebutuhan asam dalam reaksi dengan basa
2. 5. Mengetahui kebutuhan basa dalam reaksi dengan asam
3. B. Alat dan Bahan :
4. 1. Larutan HCl 0,1 M
2. Indikator pp dan bromothymol-blue
Rata-rata molaritas larutan 3. Larutan KOH 0,1 M; NaOH 0,1 M
4. Buret
5. Erlemenyer
F. Pembahasan dan Kesimpulan 6. Timbangan analitis
7. Pipet Volume
8. Gelas beker
C. Dasar Teori
Suatu basa apabila di reaksikan dengan asam akan menghasilkan
garam dan air. Larutan asam atau basa yang tidak di ketahui
konsentrasinya akan dapat diketahui konsentrasinya apabila di
titrasi dengan basa atau asam yang telah di ketahui
konsentrasinya. Tetrasi akan di hentikan saat terjadi perubahan
warna pada indicator yang telah di tambahkan dalam larutan
yang di titrasi. Dengan menggunakan rumus V1 M1 = V2M2maka
konsentrasi yang di cari dapat diketahui.

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 7


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

D. Langkah Kerja Acara V


1. Ambil asam atau HCl yang tidak diketahui molaritasnya
sebanyak 10 ml menggunakan pipet ukur Menghitung pH dan pOH
2. Masukkan larutan tersebut kedalam Erlenmeyer A. Tujuan :
3. Tambahkan indicator pp 3 tetes 1. Menghitung pH suatu larutan berdasarkan hitungan dan
4. Isi buret dengan larutan basa yang diketahui molaritasnya secara aktual.
(NaOH 0.1 M) 2. Menghitung pOH suatu larutan berdasarkan hitungan dan
5. Titrasi asam yang ada di dalam Erlenmeyer menggunakan secara actual.
NaOH B. Alat :
6. Titrasi di hentikan saat terjadi perubahaan warna 1. Erlemenyer
7. Catat NaOH yang di butuhkan 2. Gelas Beaker
8. Hitung molaritas HCl (asam) yang tidak di ketahui C. Bahan :
konsentrasinya dengan persamaan V1M2 = V2M2 1. Larutan NaOH 0,1 M
E. Pembahasan dan Kesimpulan 2. Larutan HCl hasil titrasi acara IV
3. Indikator warna 2 buah
D. Dasar Teori
Air walai kecil dapat terionisasi menjadi H3O dan OH ˉ
Reaksi berikut ini memperlihatkan air dapat bertindak sebagai
asam sekaligus basa.

HOH + HOH → H30+ + OH ˉ


Basa Asam Asam Basa Konjugat

Ionisasi air dapat dituliskan sebagai berikut

H2O → H+ + OH ˉ
[H + ][OH − ]
Keq = Keq x [H2 O] = Kw
[H2 O]

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 8


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Kw = [H + ][OH − ] Asam dan basa kuat terionisasi sempurna, sehingga dapat secara
langsung dapat dihitung konsentrasi ion yang dihasilkan
berdasar konsentrasi asam atau basa.
Walau ionisasi air sangat kecil, tetapi [H + ] dan [OH − ] dapat Contoh 1:
diukur secara laboratories.Pada suhu 25°C, [OH − ] dan [H + ] Hitung pH dari larutan 0,1 M HCl.
masing-masing ada 1 x 10-7. Langkah penyelesaian adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hal ini Kw dapat dihitung sebagai berikut 1. Menulis reaksi ionisasi
Kw = [H + ][OH − ] 2. Menandai konsentrasi molar dari HCl, H3O+ dan Cl- awal
[H + ] = [OH − ] = 1 x 10−7 dan akhir ionisasi
3. Pada awal reaksi konsentrasi H3O+ adalah 0 walau ada
Kw = 1 x 10−7 x 1 x 10−7 = 1 x 10−14 ionisasi sebesar 1 x 10-7, dianggap sangat kecil.
Dalam 1012 mol H2O hanya ada 2 mol yang terion atau 1 liter air 4. Setelah setiap mol HCl terionisasi maka akhir konsentrasi
1/104 gram ion H+. H3O+ dianggap sama dengan konsentrasi HCl.
Keasaman dihitung dengan konsentrasi H+ dalam larutan.
Semakin tinggi konsentrasi H+ dalam larutan akan semakin asam. HCL + H2O → H3O+ + Cl-
Bila dalam larutan : Awal 0,1 0 0
[H + ] = [OH − ] → Netral Akhir 0 0,1 0,1
[H + ] > [OH − ] → Asam
[H + ] < [OH − ] → Basa Sekarang perhitungan pH sebagai berikut
Berdasarkan persamaan Kw = [H + ][OH − ] , maka [OH − ] = [H + ] = 0,1 = 10−1
Kw/[H + ] pH = − log[ 10−1 ] = −(−1) = 1
Kw = 1 x 10−14 Contoh 2:
pH = − log[ H + ]
Hitung pH larutan 0,1 M KOH
bila H + = 10−7 , maka pH = −log10−7 = −(−7)
pH = 7
pH larutan = 7 disebut larutan netral, pH larutan < 7 disebut Penyelesaian:
larutan asam dan pH larutan > 7 disebut larutan basa.
Reaksi ionisasi :

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 9


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

KOH + H2O → K+ + H2O + OH- 3. Amati larutan yang dibuat di atas dengan pH indicator atau
Awal 0,1 0 pH meter, catat amatan saudara.
F. Hasil Praktikum
Akhir 0 0,1 pH pOH
[OH − ] = 0,1 = 10−1 Molaritas Larutan Larutan pH pOH
No
Larutan berdasar berdasar Aktual Aktual
Kw = 1 x 10−14 = [H + ][OH − ]
hitungan hitungan
10−14 1.
[H + ] = −1
= 10−13
10 2.
3.
pH = −log10−13 = −(−13) = 13 4.

pOH = − log[ 𝑂H − ] G. Pembahasan dan Kesimpulan


pH + pOH = 14
13 + pOH = 14
pOH = 1
atau
[OH − ] = 0,1 = 10−1
pOH = −log10−1 = −(−1) = 1
Alat untuk mengukur pH adalah :
a. Indikator warna yaitu alat yang dapat memberikan tanda
adanya perubahan pH, melalui perubahan warna.
b. pH meter, mengatur besarnya voltase ketika dua electrode
dimasukkan dalam larutan.
E. Langkah Kerja
1. Buat larutan asam atau basa dengan konsentrasi 0,15 ; 0,1 ;
0,05 Molar
2. Hitung pH dan pOH

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 10


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Acara VI E. Langkah Kerja


1. Timbang bahan (serbuk gergaji kayu sengon, kayu kelapa,
Ekstraksi dan jati) masing-masing 3 sampel; seberat 5 gr.
A. Tujuan : 2. Masukkan bahan yang telah ditimbang ke dalam tabung
3. Mempelajari senyawa terekstrak suatu bahan apakah reaksi.
termasuk dalam senyawa polar, non polar atau semi polar. 3. Tambahkan masing-masing sampel dengan 25 ml pelarut air,
B. Alat : alkohol dan N-Hexane gojok kuat-kuat agar bahan terekstrak
1. Timbangan analitis dapat larut.
2. Gelas ukur 4. Saring pelarut dengan kertas saring, untuk memisahkan
3. Tabung reaksi antara ampas dengan larutannya.
4. Labu didih 5. Amati kepekatan dan warna masing-masing larutan.
5. Erlemenyer F. Hasil Praktikum
6. Oven Tabel hasil pengamatan anda
7. Corong atau kertas saring Jenis
No Warna Kepekatan Keterangan
Larutan
C. Bahan :
1. Air
1. Serbuk gergaji kayu sengon
2. Alkohol
2. Kayu kelapa dan kayu jati 3. N-Hexane
3. N-Hexane
4. Bunga G. Pembahasan dan Kesimpulan
5. Alkohol
D. Dasar Teori
Bagian tanaman baik bunga, daun, batang, akar dan buah
mempunyai kandungan senyawa yang dapat terekstrak oleh
suatu solven.Telah diketahui bahwa kelarutan suatu zat
tergantung pada polaritas solvennya. Senyawa kelompok polar
akan terekstrak dalam pelarut polar, senyawa non polar akan
terekstrak dalam pelarut non polar, begitu juga senyawa semi
polar.

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 11


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

Acara VII ║
H ̶ C O ̶ CO ̶ R + 3 KOH ------ H ̶ C ̶ OH + 3 R ̶ COOK
Reaksi Berlebihan ║
A. Tujuan : H2C ̶ O ̶ CO ̶ R H ̶ C ̶ OH
1. Mempelajari reaksi berlebihan pada penentuan angka
penyabunan pada minyak biji nyamplung KOH yang ditambahkan berlebih, sisa KOH dititrasi dengan HCl,
B. Alat : dengan reaksi
1. Erlemenyer
2. Gelas Beaker KOH + HCl → KCl + HOH
3. Corong
4. Ball Pipet Bila jumlah KOH yang ditambahkan diketahui dan sisa KOH
5. Pipet Ukur diketahui dari titrasi dengan HCl, maka jumlah minyak yang
6. Buret bereaksi dengan KOH dapat diketahui.
7. Statif Untuk memudahkan perhitungan dibuat blanko, sehingga KOH
8. Pipet tetes dapat diketahui dari selisih antara titrasi blanko dengan sample.
9. Water Bath
10. Pendingin balik
11. Timbanmgan Analitis
C. Bahan :
1. Minyak
2. Larutan HCl 0,5 N
3. Larutan KOH Alkoholis
4. Indikator pp
D. Dasar Teori
Apabila minyak atau lemak ditambah basa dan dipanaskan maka
terjadi penyabunan

H2C ̶ O ̶ CO ̶ R H2C ̶ OH

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 12


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2017

E. Langkah Kerja Daftar Pustaka


1. Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara 1,5 – 5,0 gr
dalam Erlenmeyer 200 ml.
2. Tambah 50 ml larutan KOH yang dibuat dari 40 gr KOH Brady, J.E., 1999. General Chemestry Principle and Structure. St.
dalam liter alcohol. Setelah itu ditutup dengan pendingin John’s University New York.
balik, didihkan dengan hati-hati selama 30 menit. Sally, S., 1983.General, Organic, and Biological
3. Selanjutnya dinginkan dan tambahkan beberapa tetes Chemestry.McGraw-Hill.
indicator phenolphthalein (pp) dan titrasilah kelebihan
larutan KOH dengan larutan standar 0,5 N HCl. Untuk
mengetahui kelebihan larutan KOH ini perlu dibuat titrasi
blanko, yaitu dengan prosedur yang sama tanpa bahan
lemak atau minyak.
4. Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan lemak secara
sempurna dari 1 gr lemak atau minyak.
Angka Penyabunan
BM basa x molaritas KOH x (ml blanko − ml sampel)
=
Berat sampel
F. Hasil Praktikum
Berat Molaritas ml Molaritas Ml Bilangan
No
Sampel basa basa asam asam penyabunan
1. Blanko V1
2. gr V2
3. gr V3
4. gr V4

G. Pembahasan dan Kesimpulan

Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta Page 13

Anda mungkin juga menyukai