KIMIA ORGANIK
Tim Penyusun :
1
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Kimia Organik adalah mahasiswa yang
telah mengambil atau sedang menempuh mata kuliah kimia dasar serta telah
mengisi KRS untuk mata praktikum kimia organik.
2. Setiap peserta harus hadir tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat 15 menit dari waktu yang ditentukan, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
3. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum yang bersih
dan dikancingkan dengan rapi dan memakai sepatu tertutup (dilarang
mengenakan sandal atau sepatu sandal).
4. Setiap peserta wajib membuat laporan sementara praktikum yang berisi data
pengamatan selama percobaan dan ditandatangani oleh asisten praktikum.
Laporan resmi praktikum dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan dan
ditandatangani asisten praktikum, serta melampirkan laporan sementara.
Pengumpulan laporan resmi praktikum sesuai kesepakatan dengan asisten
praktikum, maksimal 1 minggu setelah kegiatan praktikum.
5. Setiap peserta harus memeriksa alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum
kemudian mengembalikan alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Botol bahan kimia yang telah selesai digunakan harus ditutup rapat dan
dikembalikan ke tempat semula. Tutup botol harus sesuai (tidak boleh tertukar).
Peserta praktikum yang memecahkan alat gelas wajib mengganti.
8. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), seperti memakai Alat Pelindung Diri (jas
praktikum, sepatu, sarung tangan, masker, gogle) dan membuang limbah
praktikum sesuai dengan kategorinya.
9. Apabila peserta praktikum melanggar hal yang telah diatur pada butir diatas, maka
peserta akan dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan melanjutkan
praktikum pada hari itu.
10. Hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum
akan diatur kemudian.
Nama :
Kelompok :
NIM :
Jurusan :
3
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR ISI
4
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DESKRIPSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR II/ KIMIA ORGANIK
C. Materi Praktikum
Praktikum ini memiliki beban sebesar 1 sks dengan materi sebagai berikut :
No Komponen Bobot
1 Pre-Lab 10 %
2 Pre-test/Post-test 20 %
3 Laporan Praktikum 30 %
4 Keaktifan 40 %
Total 100%
5
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Hasil penilaian dalam bentuk huruf, yaitu:
A : ≥ 80
B+ : 75 - 79
B : 70 - 74
C+ : 65 - 69
C : 60 - 64
D+ : 55 - 59
D : 50 - 54
E : 0 – 49
6
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
7
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL
H H H H H O H H O
1O O O
H C C C OH H C C C H H C C C OH
H H H H H H H
1-propanol propanal asam propanoat
8
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C
yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: CH(CH3)2-OH (2-metil-etanol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.
H OH H H O H
2 O
O
H C C C H H C C C H
H H H H H
2-propanol 2-propanon
3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh: C(CH3)3-OH (2,2-dimetil-etanol).
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
H OH H
3O O
H C C C H
H CH3 H
2-metil-2-propanol
Fenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan
cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat
membunuh bakteri, akan tetapi fenol bersifat racun yaitu dapat menyebabkan denaturasi
protein sehingga fenol tidak digunakan lagi.
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier
dapat dilakukan menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah (Ahluwalia and Dhingra, 2004):
1. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan
karena tidak terjadi reaksi kimia.
9
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun
sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan,
setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga
cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
Reaksi antara fenol dan feri klorida memberikan senyawa kompleks yang berwarna
merah, hijau, biru atau ungu. Warna yang diperoleh tergantung pada substituen yang
terikat pada fenol.
10
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
b. Tes Ferri klorida
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi, larutkan 5 tetes sampel uji (metanol,
etanol, 2-propanol, dan fenol) ke dalam 1 ml aquades (atau dalam etanol
jika tidak larut dalam aquades).
3. Tambahkan 2 tetes larutan ferri klorida 5% dan digojok
4. Dicatat perubahan warna dari tiap larutan. Pembentukan warna ungu
mengidentifikasi adanya senyawa Fenol.
11
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
12
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON
O O
H2
H3C C C H3C C
H CH3
propanal propanon
(aldehid) (keton)
Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonilnya yang menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Aldehid
sangat mudah mengalami oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah
atom karbon yang sama banyaknya.
O O
oksidasi
R C H R C OH
aldehid asam karboksilat
13
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Keton tidak menjalankan reaksi yang serupa karena dalam oksidasi terjadi
pemutusan ikatan karbon –karbon yang menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah
karbon yang masing-masing lebih sedikit daripada keton semula ( keton siklik akan
menghasilkan suatu asam karboksilat). Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan
agen pengoksidasi kuat yang memiliki kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Perbedaan kereaktifan tehadap oksidator antara aldehid dan keton dapat digunakan
untuk membedakan kedua senyawa tersebut (Fessenden et al, 2003).
O O O
H2
R C C R' R C OH + HO C R'
Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens dan
Fehling.
UJI TOLLENS
Pereaksi Tollens, merupakan oksidator lemah yang adalah larutan basa dari perak
nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Pembuatan reagen Tollens dilakukan dengan
2 tahapan yaitu menambahkan larutan perak nitrat dengan beberapa tetes NaOH sesuai
reaksi hingga terbentuk perak oksida (Ag2O) yang bersifat tidak larut dan berwarna coklat
keruh.
2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)
Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag2O) pada suhu tinggi,
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak :
Ag2O (s) + 4 NH3 (aq) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l) → 2 Ag(NH3)2NO3(aq) + 2 NaOH (aq)
14
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Tollens, terbentuk asam karboksilat, dan
pada saat itu akan terbentuk ion perak. Ion perak akan tereduksi menjadi logam perak.
Perak ini kemudian mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi
(Pavia, 2005).
O O
R C H + Ag2O R C OH + 2Ag
UJI FEHLING
Pereaksi Fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang
susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Benedict dan Fehling,
diperoleh endapan tembaga oksidasi (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi
menjadi asam asetat ; ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu+ (Sunarya dan Setiabudi, 2007)
O O
R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah: Pipet tetes, tabung reaksi,
penjepit tabung reaksi dan penangas air.
Bahan yang digunakan adalah larutan 5% AgNO3, NH4OH 6M, Aquades, Pereaksi
Fehling A dan B, Formaldehid 1%, Glukosa 1%, Aseton 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%,
NaOH 0.1M
15
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
B. Uji Fehling terhadap aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, formaldehid
1. Pembuatan Reagen Fehling A dan B :
Fehling A : Larutkan 3,5g Tembaga Sulfat (CuSO4・5H2O) dalam air sampai menjadi 50ml.
Fehling B : Larutkan 17,3g Kalium-Natrium Tartrat (KNaC4H4O6・4H2O) dan 5g Natrium
Hidroksida (NaOH) dalam air sampai menjadi 50ml.
16
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
17
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN III
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman berklorofil. Berdasarkan
strukturnya karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan polihidroksi
keton.Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari
lima atau enam atom C, oligosakarida merupakan polimer dari 2 – 10 monosakarida,
sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida
(Fessenden et al., 2003).
Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat
mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam
larutan benedict yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH, dan Na-sitrat, gula tersebut
akan mereduksi Cu yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu2O yang tidak larut (Pavia, 2005).
18
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
a) UJI MOLISCH
Bahan :
1. 1 ml glukosa 5%,
2. 1 ml sukrosa 5%,
3. 1 ml pati 1%
4. 1 ml H2SO4 pekat
5. Reagen Molish
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
b) UJI YODIUM
Prinsip : Reaksi dengan Yodium, pati akan menghasilkan warna biru bila direaksikan
dengan yodium, dekstrin berwarna coklat, sedang monosakarida dan disakarida tidak
berwarna (Fessenden et al., 2003).
Bahan :
1. Larutan Yodium 5%
2. Dekstrin 5%
3. Sukrosa 5%
4. Glukosa 5%
5. Pati 1%
19
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Alat:
1. Pipet tetes
2. Cawan petri
Prosedur Kerja (Pavia, 2005):
c) UJI BARFOED
Bahan :
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Penangas air
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Bunsen
21
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN IV
UJI KUALITATIF PROTEIN
II DASAR TEORI
a) UJI NINHYDRIN
Reaksi antara asam alfa amino dan ninhydrin akan terbentuk warna, melibatkan
reaksi :
Asam Alfa amino + ninhydrin -- ninhidrin tereduksi + asam alfa amino + H2O
Reaksi lengkap :
Asam alfa amino + 2 ninhydrin - CO2 + aldehid + kompleks warna biru + 3 H2O
Ninhydrin hanya akan bereaksi dengan asam alfa amino bebas NH2-C-COOH, gugus
ini terdapat pada semua asam amino, peptida dan protein. Sedangkan dekarboksilasi
hanya terjadi pada asam amino bebas saja tidak terjadi pada peptida dan protein.
Sehingga hanya asam amino bebas saja yang akan membentuk kompleks warna biru
(Malhotra, 2003).
Metode ini bisa digunakan untuk penentuan kadar asam amino secara kualitatif dan
kuantitatif. Protein atau peptida yang mempunyai gugus asam amino bebas (pada satu
sisi rantainya) juga bereaksi positif dengan ninhydrin.
22
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
b) UJI BIURET
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein. Uji ini spesifik untuk ikatan peptide.
Biuret adalah zat yang terbentuk pada pemanasan urea. Warna violet akan terbentuk
pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan peptide (CO-NH)
yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom C yang sama. Disamping
itu, terdapat 2 atau lebih gugusan karbomil (CONH2), C5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida
dan asam amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak memberikan reaksi positif.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Kertas
label,Karet hisap, Pipet ukur 10 ml, Beker glas 250 ml, pipet tetes.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah reagen ninhydrin dan NaOH 10%,
CuSo4 0.1 % larutan susu skim (10%), gelatin (5%), pemanis sintetik rendah kalori
(aspartam 5%), MSG (5%), akuades
IV PROSEDUR KERJA
Catatan: sampel yang mengandung prolin, hydroxyproline, dan 2-, 3-, and 4-asam
aminobenzoat hasil uji yang positif tidak akan memberikan biru tapi kuning. Garam
Ammonium memberikan hasil positif.Beberapa amina seperti anilin dengan uji ninhidrin
memberikan warna orange hingga merah (uji negatif).
23
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
(b) Uji Biuret (Malhotra, 2003)
24
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
25
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN V
I. TUJUAN PECOBAAN
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan
kalium hidroksida dan natrium hidroksida
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen
H2C O C R H2C OH O
O
HC O C R + 3 KOH HC OH + 3 +K-O C R
O
H2C O C R H2C OH
triasil gliserol
gliserol sabun kalium
atau trigliserida
26
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
lapisan tipis. Dengan adanya pencucian maka lapisan tersebut akan terpisah
dan terbawa oleh air.
Bagaimana molekul sabun detergendapat melarutkan pertikel partikel
non polar seperti lemak, minyak dan gajih? Molekul sabun dan detergen terdiri
dar ujung hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung yang lain bersifat
polar/ionik. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan
melarutkannya sesuai dengan asas like dissolves like (senyawa yang memiliki
kemiripan kepolaran akan saling melarutkan). Ujung polar/ionik dari molekul
sabun segera akan terlarut dalam air.
Sabun tidak dapat bekerja dengan baik pada air sadah karena adanya
kation divalen seperti Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ yang akan membentuk endapan
dengan anion karboksilat dari sabun. Hal ini sering dijumpai sebagai kerak
pada dinding dan keran kamar mandi. Pada sisi lain anion dari detergen yaitu
alkil sulfat/akil sulfonat tidak dapat membentuk endapan dengan kation-kation
tersebut. Dengan demikian detergen dapat digunakan secara efektif pada air
sadah.
27
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
C. Sifat sabun dengan detergen
Pengujian dilakukan dengan menggunakan, masing-masing 1 mL
larutan sabun kalium (dari langkah A) dan 1 mL larutan sabun natrium
(dari langkah B). Oleskan minyak atau lemak pada permukaan gelas
arloji dan gunakan larutan sabun kalium tersebut apakah dapat
menghilangkan minyak yang ada dengan cara menggoyangkan gelas
arloji. Proses diulangi dengan menggunakan detergen yang dihasilkan
dari pelarutan 0,5 gram detergen kedalam 50 mL akuades.
Ambil 4 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sabun kalium,
kemudian setiap tabung diisi berurutan 1 mL larutan CaCl2 0,1%, 1 mL
larutan MgCl2 0,1%, 1 mL larutan FeCl2, 0,1% dan air kran. Setiap
tabung reaksi diaduk dan diamati endapan yang terjadi. Ulangi proses
yang terjadi dengan menggunakan bahan sabun natrium dan detergen.
28
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN
29
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR PUSTAKA
Clayden, J., N. Greeves, and S.Warren, 2012, Organic Chemistry 2nd ed, Oxford
University Press, United States
Fessenden, R. J., J. S. Fessenden and M. Logue, Organic Chemistry. 2003. 6th edn.,
Brooks/Cole, Pacific Grove
Sunarya,Y dan Agus S. 2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Setia Purna
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama
Tahir, I., Nuryono, Pranowo, D., 2008, Instruksi Kerja Praktikum Kimia Organik
untuk Fakultas non MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
30
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB