Anda di halaman 1dari 30

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

Tim Penyusun :

Tim Kimia Organik 2021

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021

1
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Kimia Organik adalah mahasiswa yang
telah mengambil atau sedang menempuh mata kuliah kimia dasar serta telah
mengisi KRS untuk mata praktikum kimia organik.

2. Setiap peserta harus hadir tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat 15 menit dari waktu yang ditentukan, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.

3. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum yang bersih
dan dikancingkan dengan rapi dan memakai sepatu tertutup (dilarang
mengenakan sandal atau sepatu sandal).

4. Setiap peserta wajib membuat laporan sementara praktikum yang berisi data
pengamatan selama percobaan dan ditandatangani oleh asisten praktikum.
Laporan resmi praktikum dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan dan
ditandatangani asisten praktikum, serta melampirkan laporan sementara.
Pengumpulan laporan resmi praktikum sesuai kesepakatan dengan asisten
praktikum, maksimal 1 minggu setelah kegiatan praktikum.

5. Setiap peserta harus memeriksa alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum
kemudian mengembalikan alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Botol bahan kimia yang telah selesai digunakan harus ditutup rapat dan
dikembalikan ke tempat semula. Tutup botol harus sesuai (tidak boleh tertukar).
Peserta praktikum yang memecahkan alat gelas wajib mengganti.

6. Peserta praktikum dilarang makan/minum di dalam laboratorium/ruang praktikum.

7. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib,


tenang dan teratur. Selama praktikum, peserta harus bersikap sopan.

8. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), seperti memakai Alat Pelindung Diri (jas
praktikum, sepatu, sarung tangan, masker, gogle) dan membuang limbah
praktikum sesuai dengan kategorinya.

9. Apabila peserta praktikum melanggar hal yang telah diatur pada butir diatas, maka
peserta akan dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan melanjutkan
praktikum pada hari itu.

10. Hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum
akan diatur kemudian.

Malang, Maret 2017


Tim Dosen Pengampu
Mata Kuliah Kimia Organik
FTP UB
2
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
JADWAL PRAKTIKUM

Nama :
Kelompok :
NIM :
Jurusan :

Tanggal Tanggal Nama


No Materi
Praktikum Asistensi Asisten
1 Identifikasi gugus fungsi alkohol
Identifikasi gugus fungsi aldehid
2
dan keton
3 Uji Kualitatif Karbohidrat
4 Uji Kualitatif Protein
5 Reaksi saponifikasi pada Lemak
6

3
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................ 1


Tata tertib praktikum ............................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................ 4
Jadwal Praktikum ................................................................................... 5
Percobaan 1 : Identifikasi gugus fungsi alkohol.......................................... 7
Percobaan 2 : Identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton ......................... 11
Percobaan 3 : Uji Kualitatif Karbohidrat……………………………………… ............. 15
Percobaan 4 : Uji Kualitatif Protein ........................................................... 18
Percobaan 5 : Reaksi saponifikasi pada Lemak........................................... 22
Daftar pustaka ........................................................................................ 25

4
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DESKRIPSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR II/ KIMIA ORGANIK

A. Deskripsi Mata Ajaran Praktikum


Materi praktikum yang akan dilakukan meliputi: identifikasi gugus fungsi alkohol,
identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton, uji kualitatif karbohidrat, uji kualitatif protein,
dan reaksi saponifikasi pada lemak

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah menyelesaikan mata praktikum ini mahasiswa diharapkan akan
memahami dan memiliki keterampilan dalam mengidentifikasi gugus fungsi dalam
senyawa organik dan melakukan uji kualitatif senyawa organik.

C. Materi Praktikum
Praktikum ini memiliki beban sebesar 1 sks dengan materi sebagai berikut :

1. Identifikasi gugus fungsi alkohol

2. Identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton

3. Uji Kualitatif Karbohidrat

4. Uji Kualitatif Protein

5. Reaksi saponifikasi pada Lemak

D. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar meliputi hasil penilaian dari :

No Komponen Bobot

1 Pre-Lab 10 %

2 Pre-test/Post-test 20 %

3 Laporan Praktikum 30 %

4 Keaktifan 40 %

Total 100%

5
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Hasil penilaian dalam bentuk huruf, yaitu:

A : ≥ 80

B+ : 75 - 79
B : 70 - 74
C+ : 65 - 69
C : 60 - 64
D+ : 55 - 59
D : 50 - 54
E : 0 – 49

F : nilai tidak lengkap

6
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

7
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol
2. Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier, dan fenol dengan
menggunakan tes Lucas dan Feri klorida

II. DASAR TEORI


Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH (gugus
hidroksil) dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Karena
ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi
lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol. Alkohol dipakai secara
luas dalam industri dan umumnya terdapat di alam. Etanol dipakai sebagai pelarut dan
dalam minuman. Isopropyl alkohol dipakai sebagai desinfektan dan untuk mendinginkan
kulit. Kolesterol yang menyebabkan arteri menjadi keras adalah alkohol yang terdapat
pada hewan. Mentol yang dipakai dalam rokok dan tablet hisap adalah alkohol yang
terdapat pada tanaman mint. Urushiol adalah dihidroksibenzena yang merupakan zat
yang menyebabkan iritasi terdapat pada racun daun ivy dan racun oak.
Alkohol dapat dibagi berdasarkan gugus –OH yang terikat pada atom karbon, yaitu:
1. Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang
mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: CH3-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi
asam karboksilat.

H H H H H O H H O
1O O O
H C C C OH H C C C H H C C C OH

H H H H H H H
1-propanol propanal asam propanoat

8
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C
yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: CH(CH3)2-OH (2-metil-etanol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.

H OH H H O H
2 O
O
H C C C H H C C C H

H H H H H
2-propanol 2-propanon
3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang
mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh: C(CH3)3-OH (2,2-dimetil-etanol).
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

H OH H
3O O
H C C C H

H CH3 H
2-metil-2-propanol

Fenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya
adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan
cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat
membunuh bakteri, akan tetapi fenol bersifat racun yaitu dapat menyebabkan denaturasi
protein sehingga fenol tidak digunakan lagi.
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier
dapat dilakukan menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah (Ahluwalia and Dhingra, 2004):
1. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan
karena tidak terjadi reaksi kimia.

9
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun
sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan,
setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga
cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
Reaksi antara fenol dan feri klorida memberikan senyawa kompleks yang berwarna
merah, hijau, biru atau ungu. Warna yang diperoleh tergantung pada substituen yang
terikat pada fenol.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah: tabung reaksi, rak tabung,
pipet tetes, pipet ukur, beaker glass, sumbat gabus, waterbath.
Bahan yang digunakan adalah aquades, metanol, etanol 96%, propanol-2, larutan
fenol 5%, Larutan lucas (HCl, ZnCl2), larutan ferri klorida 5%.

IV. CARA KERJA

Sifat kimia dari alkohol dan fenol


a. Tes Lucas (Ahluwalia and Dhingra, 2004)
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 0.5 ml metanol, etanol,2-
propanol, dan fenol, kemudian ditambahkan dengan cepat 3 ml pereaksi
Lucas.
3. Ditutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, campur isi dengan
pengocokan yang kuat selama beberapa detik dan dinginkan.
4. Diamati perubahan yang terjadi setelah 5 menit.
5. Catat waktu selama reaksi berlangsung dengan terlihatnya larutan
menyerupai awan. Apakah timbul lapisan yang terpisah atau tidak. Apakah
larutan sangat berkabut / gelap (cloudiness). Jika larutan tidak berkabut /
gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi pada waterbath (60oC)
selama 15 menit.
6. Dicatat semua pengamatan pada lembar kerja.

10
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
b. Tes Ferri klorida
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
2. Kedalam masing-masing tabung reaksi, larutkan 5 tetes sampel uji (metanol,
etanol, 2-propanol, dan fenol) ke dalam 1 ml aquades (atau dalam etanol
jika tidak larut dalam aquades).
3. Tambahkan 2 tetes larutan ferri klorida 5% dan digojok
4. Dicatat perubahan warna dari tiap larutan. Pembentukan warna ungu
mengidentifikasi adanya senyawa Fenol.

11
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

12
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan
Fehling
2. Memahami reaksi yang terjadi selama uji Tollens dan Fehling

II. DASAR TEORI


Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah
gugus karbonil-sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom
hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen
lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus –CH=O yang merupakan ciri dari
aldehida sering disebut gugus formil. Keton adalah suatu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau
sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang
terikat pada gugus karbonil (Sutresna, 2007)

O O
H2
H3C C C H3C C

H CH3

propanal propanon
(aldehid) (keton)

Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada gugus karbonilnya yang menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Aldehid
sangat mudah mengalami oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah
atom karbon yang sama banyaknya.

O O
oksidasi
R C H R C OH
aldehid asam karboksilat

13
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Keton tidak menjalankan reaksi yang serupa karena dalam oksidasi terjadi
pemutusan ikatan karbon –karbon yang menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah
karbon yang masing-masing lebih sedikit daripada keton semula ( keton siklik akan
menghasilkan suatu asam karboksilat). Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan
agen pengoksidasi kuat yang memiliki kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Perbedaan kereaktifan tehadap oksidator antara aldehid dan keton dapat digunakan
untuk membedakan kedua senyawa tersebut (Fessenden et al, 2003).
O O O

H2
R C C R' R C OH + HO C R'

keton asam asam

Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens dan
Fehling.

UJI TOLLENS
Pereaksi Tollens, merupakan oksidator lemah yang adalah larutan basa dari perak
nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Pembuatan reagen Tollens dilakukan dengan
2 tahapan yaitu menambahkan larutan perak nitrat dengan beberapa tetes NaOH sesuai
reaksi hingga terbentuk perak oksida (Ag2O) yang bersifat tidak larut dan berwarna coklat
keruh.

2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)

Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida (Ag2O) pada suhu tinggi,
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak :

Ag+ + 2NH3  [Ag(NH3)2]+

Dengan reaksi selengkapnya sebagai berikut :

Ag2O (s) + 4 NH3 (aq) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l) → 2 Ag(NH3)2NO3(aq) + 2 NaOH (aq)

14
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Tollens, terbentuk asam karboksilat, dan
pada saat itu akan terbentuk ion perak. Ion perak akan tereduksi menjadi logam perak.
Perak ini kemudian mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi
(Pavia, 2005).

O O

R C H + Ag2O R C OH + 2Ag

UJI FEHLING
Pereaksi Fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang
susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Benedict dan Fehling,
diperoleh endapan tembaga oksidasi (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi
menjadi asam asetat ; ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu+ (Sunarya dan Setiabudi, 2007)
O O

R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah: Pipet tetes, tabung reaksi,
penjepit tabung reaksi dan penangas air.
Bahan yang digunakan adalah larutan 5% AgNO3, NH4OH 6M, Aquades, Pereaksi
Fehling A dan B, Formaldehid 1%, Glukosa 1%, Aseton 1%, Fruktosa 1%, Sukrosa 1%,
NaOH 0.1M

IV. CARA KERJA (Pavia, 2005)

A. Uji Tollens terhadap aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa dan asetaldehida


1. Dimasukkan 1 mL larutan AgNO3 5% kedalam tabung
2. Ditambahkan beberapa tetes NH4OH sampai endapan hilang
3. Ditambahkan 1 ml sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, dan
formaldehid)
4. Dipanaskan ± 2 menit
5. Diamati perubahan yang terjadi

15
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
B. Uji Fehling terhadap aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, formaldehid
1. Pembuatan Reagen Fehling A dan B :
Fehling A : Larutkan 3,5g Tembaga Sulfat (CuSO4・5H2O) dalam air sampai menjadi 50ml.
Fehling B : Larutkan 17,3g Kalium-Natrium Tartrat (KNaC4H4O6・4H2O) dan 5g Natrium
Hidroksida (NaOH) dalam air sampai menjadi 50ml.

2. Uji Fehling (Sunarya dan Setiabudi, 2007):


1. Dimasukkan 5 tetes Fehling A kedalam tabung
2. Ditambahkan 5 tetes NaOH
3. Ditambahkan 10 tetes Fehling B
4. Ditambahkan 1 ml sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa, dan
formaldehid)
5. Dipanaskan ± 2 menit didalam air mendidih
6. Diamati perubahan yang terjadi

16
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

17
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN III
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif karbohidrat


2. Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

II. DASAR TEORI

Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman berklorofil. Berdasarkan
strukturnya karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan polihidroksi
keton.Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari
lima atau enam atom C, oligosakarida merupakan polimer dari 2 – 10 monosakarida,
sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10 monomer monosakarida
(Fessenden et al., 2003).

Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.

Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam


metode. Uji kualitatif karbohidrat juga dibedakan menjadi uji khusus dan uji umum, uji
khusus digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat jenis tertentu, sedangkan uji umum
digunakan untuk mengidentifikasi semua jenis karbohidrat.

Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat
mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa. Dalam
larutan benedict yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH, dan Na-sitrat, gula tersebut
akan mereduksi Cu yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu2O yang tidak larut (Pavia, 2005).
18
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
a) UJI MOLISCH
Bahan :

1. 1 ml glukosa 5%,
2. 1 ml sukrosa 5%,
3. 1 ml pati 1%
4. 1 ml H2SO4 pekat
5. Reagen Molish
Alat :

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes

Prosedur kerja (Nigam and Ayyagari, 2008) :

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml sampel


2. Tambahkan 2 tetes reagen Molisch dan dikocok.
3. Tambahkan 1 ml H2SO4 di dalam lemari asam
4. Amati hasilnya

b) UJI YODIUM
Prinsip : Reaksi dengan Yodium, pati akan menghasilkan warna biru bila direaksikan
dengan yodium, dekstrin berwarna coklat, sedang monosakarida dan disakarida tidak
berwarna (Fessenden et al., 2003).

Bahan :
1. Larutan Yodium 5%
2. Dekstrin 5%
3. Sukrosa 5%
4. Glukosa 5%
5. Pati 1%

19
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
Alat:

1. Pipet tetes
2. Cawan petri
Prosedur Kerja (Pavia, 2005):

1. Teteskan 1 tetes sample di atas cawan petri.


2. Tambahkan 1 tetes larutan yodium.
3. Amati warna yang terjadi.

c) UJI BARFOED
Bahan :

1. 5 tetes glukosa 5%,


2. 5 tetes fruktosa 5%,
3. 5 tetes maltosa 5%
4. 5 tetes sukrosa 5%
5. Reagen barfoed

Alat :

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Penangas air

Prosedur Kerja (Nigam, 2008) :

1. Masukkan 5 tetes larutan sample ke dalam tabung reaksi.


2. Tambahkan 1 ml reagen Barfoed.
3. Panaskan dalam penangas air.
4. Amati hasilnya.
20
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
d) UJI BENEDICT
Bahan :

1. 2 tetes glukosa 5%,


2. 2 tetes fruktosa 5%
3. 2 tetes sukrosa 5%
4. Reagen benedict

Alat :

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet ukur 1 ml
4. Labu hisap
5. Pipet tetes
6. Beker glass 250 ml
7. Bunsen

Prosedur Kerja (Pavia, 2005) :

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 tetes sample


2. Tambahkan 1 ml Benedict.
3. Panaskan di atas api bunsen
4. Amati hasilnya

21
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN IV
UJI KUALITATIF PROTEIN

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif protein


2. Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

II DASAR TEORI

a) UJI NINHYDRIN
Reaksi antara asam alfa amino dan ninhydrin akan terbentuk warna, melibatkan
reaksi :

Asam Alfa amino + ninhydrin -- ninhidrin tereduksi + asam alfa amino + H2O

Asam alfa amino + H2O - asam alfa keto + NH3

Asam Alfa keto + NH3 - aldehid + CO2

Reaksi lengkap :

Asam alfa amino + 2 ninhydrin - CO2 + aldehid + kompleks warna biru + 3 H2O

Secara singkat ninhydrin mengalami deaminasi oksidatif dan asam amino


dekarboksilasi menjadi CO2, NH3 dan aldehid. Kemudian Ninhydrin yang tereduksi akan
bereaksi dengan amonia dan dengan molekul ninhydrin lain sehingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (ungu Ruhemann).

Ninhydrin hanya akan bereaksi dengan asam alfa amino bebas NH2-C-COOH, gugus
ini terdapat pada semua asam amino, peptida dan protein. Sedangkan dekarboksilasi
hanya terjadi pada asam amino bebas saja tidak terjadi pada peptida dan protein.
Sehingga hanya asam amino bebas saja yang akan membentuk kompleks warna biru
(Malhotra, 2003).

Metode ini bisa digunakan untuk penentuan kadar asam amino secara kualitatif dan
kuantitatif. Protein atau peptida yang mempunyai gugus asam amino bebas (pada satu
sisi rantainya) juga bereaksi positif dengan ninhydrin.

22
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
b) UJI BIURET
Uji biuret merupakan uji umum untuk protein. Uji ini spesifik untuk ikatan peptide.
Biuret adalah zat yang terbentuk pada pemanasan urea. Warna violet akan terbentuk
pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan peptide (CO-NH)
yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom C yang sama. Disamping
itu, terdapat 2 atau lebih gugusan karbomil (CONH2), C5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida
dan asam amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak memberikan reaksi positif.

III ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Kertas
label,Karet hisap, Pipet ukur 10 ml, Beker glas 250 ml, pipet tetes.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah reagen ninhydrin dan NaOH 10%,
CuSo4 0.1 % larutan susu skim (10%), gelatin (5%), pemanis sintetik rendah kalori
(aspartam 5%), MSG (5%), akuades

IV PROSEDUR KERJA

(a) Uji Ninhidrin (Malhotra, 2003)


1. Siapkan sejumlah tabung reaksi yang telah diberi label sesuai dengan sampel yang
akan diuji.
2. Ambil sampel sebanyak 2 ml kemudian tambahkan 2 ml larutan ninhidrin.
3. Masukkan tabung reaksi tersebut pada air mendidih selama 15- 20 detik.
4. Amati warna larutannya. Catat hasil pengamatan dan tulislah hasilnya pada hasil
pengamatan. Tulis + jika hasil test positif (berwaarna ungu, berarti sampel
mengandung gugus amina bebas), tulis – jika hasil test negatif.
5. Warna ungu menunjukkan sampel mengandung asam amino (uji +) . Jika terbentuk
warna lain seperti (kuning, orange dan merah) maka uji negatif.

Catatan: sampel yang mengandung prolin, hydroxyproline, dan 2-, 3-, and 4-asam
aminobenzoat hasil uji yang positif tidak akan memberikan biru tapi kuning. Garam
Ammonium memberikan hasil positif.Beberapa amina seperti anilin dengan uji ninhidrin
memberikan warna orange hingga merah (uji negatif).

23
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
(b) Uji Biuret (Malhotra, 2003)

1. Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah 1 mL NaOH 10% dan dikocok.


2. ditambahkan 1-3 tetes larutan CuSO4 0.1%.
3. diamati timbulnya warna.

24
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

25
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
PERCOBAAN V

REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN


SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN

I. TUJUAN PECOBAAN
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan
kalium hidroksida dan natrium hidroksida
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen

II. DASAR TEORI


Trigliserida adalah suatu ester lemak atau minyak dengan berat molekul
relatif tinggi dan dapat disaponifikasi (dihidrolisis) menjadin larutan yang
bersifat basa menghasilkan sabun dan gliserol:
O

H2C O C R H2C OH O
O

HC O C R + 3 KOH HC OH + 3 +K-O C R
O

H2C O C R H2C OH

triasil gliserol
gliserol sabun kalium
atau trigliserida

Berdasarkan reaksi tersebut, sabun dikatakan sebagai suatu campuran


garam dari anion-anion karboksilat dan suatu kation univalen. Campuran
anion-anion tersebut dapat terbentuk karena setiap molekul trigliserida
mengandung variasi jenis residu asam lemak dan karena minyakatau lemak
itu sendiri merupakan suatu campuran molekul-molekul asam lemak.
Sabun kalium lebih mudah larut dalam air daripada sabun natrium.
Sabun kalium biasa digunakan sebagai sabun cair dan pembasuh. Sabun
bersifat keras apabila terbuat dari lemak/minyak padat yang memiliki derajat
kejenuhan yang tinggi seperti gajih dan shortening. Proses saponifikasi dari
minyak jenuh akan menghasilkan sabun lunak.
Perlakuan larutan sabun dengan asama klorida encer akan menghasilkan
campuran asam lemak :
O O

3 +K-O C R + 3 HCl +H-O C R + 3 KCl

sabun kalium asam lemak


Asam lemak dari asam karboksilat dengan rantai karbon panjang (C10 –
C18) dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Detergen sintetik
berbeda dari sabun karena detergen merupakan garam dari asam sulfurik akil
rantai panjang atau suatu asam alkil benzensulfonat, yang berbeda dengan
asam karboksilat.
Fungsi sabun dan detergen adalah untuk menghilangkan kotoran dan
lemak dengan jalan mengemulsikan partikel tersebut menjadi suatu suspensi.
Kotoran akan teradhesi dari kain dan melekat ke permukaan pada suatu

26
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
lapisan tipis. Dengan adanya pencucian maka lapisan tersebut akan terpisah
dan terbawa oleh air.
Bagaimana molekul sabun detergendapat melarutkan pertikel partikel
non polar seperti lemak, minyak dan gajih? Molekul sabun dan detergen terdiri
dar ujung hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung yang lain bersifat
polar/ionik. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan
melarutkannya sesuai dengan asas like dissolves like (senyawa yang memiliki
kemiripan kepolaran akan saling melarutkan). Ujung polar/ionik dari molekul
sabun segera akan terlarut dalam air.
Sabun tidak dapat bekerja dengan baik pada air sadah karena adanya
kation divalen seperti Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ yang akan membentuk endapan
dengan anion karboksilat dari sabun. Hal ini sering dijumpai sebagai kerak
pada dinding dan keran kamar mandi. Pada sisi lain anion dari detergen yaitu
alkil sulfat/akil sulfonat tidak dapat membentuk endapan dengan kation-kation
tersebut. Dengan demikian detergen dapat digunakan secara efektif pada air
sadah.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah tabung reaksi, pipet ukur,
pipet tetes, beaker glass 250 ml, beaker glass 100 ml, kertas saring kasar,
gelas arloji, corong kaca.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah minyak goreng, KOH
10% dalam etanol 96%, NaCl jenuh, akuades, CaCl2 0,1%, MgCl2 0,1%, FeCl2
0,1%, detergen, air kran.

IV. CARA KERJA


A. Saponifikasi lemak : Pembuatan sabun kalium
Minyak seberat 1,5 gram ditempatkan pada beaker glass 100 ml.
Tambahkan 10 mL larutan KOH 10% (v/v) dalam etanol 96%.
Tempatkan beaker glass 100 ml pada gelas beaker 250 mL yang berisi
air panas sebagai penangas air. Proses pemanasan diteruskan hingga
mendidih. Tambahkan etanol sekitar 2 mL untuk menggantikan etanol
yang menguap.
Setelah tabung dipanaskan selama 10 menit, lakukan uji penyabunan
untuk melihat apakah proses saponifikasi sudah berlangsung sempurna
atau belum. Cara pengujian dilakukan dengan meneteskan hasil reaksi
ke dalam air. Saponifikasi sempurna jika tidak ada tetesan lemak.
Jika saponifikasi sudah sempurna, tuang hasil reaksi pada gelas beaker
dan panaskan sampai alkohol menguap sempurna dengan (ditandai
terbentuknya cairan kental dan liat, jangan sampai gosong).
Selanjutnya tambahkan akuades 30 mL dan diaduk secara konstan
sehingga diperoleh sabun kalium. Larutan dibagi 2, untuk pembuatan
sabun natrium (langkah B) dan untuk pengujian (langkah C).

B. Saponifikasi lemak : Pembuatan sabun natrium


Separuh sampel dari langkah A ditambah 15 ml larutan NaCl jenuh.
Campuran diaduk dengan kuat sampai terbentuk padatan. Padatan
yang diperoleh dipisahkan dengan kertas saring. Padatan berupa sabun
natrium ditekan supaya terbebas dari air.

27
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
C. Sifat sabun dengan detergen
Pengujian dilakukan dengan menggunakan, masing-masing 1 mL
larutan sabun kalium (dari langkah A) dan 1 mL larutan sabun natrium
(dari langkah B). Oleskan minyak atau lemak pada permukaan gelas
arloji dan gunakan larutan sabun kalium tersebut apakah dapat
menghilangkan minyak yang ada dengan cara menggoyangkan gelas
arloji. Proses diulangi dengan menggunakan detergen yang dihasilkan
dari pelarutan 0,5 gram detergen kedalam 50 mL akuades.
Ambil 4 tabung reaksi, masing-masing diisi 1 mL sabun kalium,
kemudian setiap tabung diisi berurutan 1 mL larutan CaCl2 0,1%, 1 mL
larutan MgCl2 0,1%, 1 mL larutan FeCl2, 0,1% dan air kran. Setiap
tabung reaksi diaduk dan diamati endapan yang terjadi. Ulangi proses
yang terjadi dengan menggunakan bahan sabun natrium dan detergen.

28
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
CATATAN

29
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB
DAFTAR PUSTAKA

Ahluwalia, V.K ;S. Dhingra.2004. Comprehensive Practical Organic Chemistry:


Qualitative Analysis. Universities Press

Clayden, J., N. Greeves, and S.Warren, 2012, Organic Chemistry 2nd ed, Oxford
University Press, United States

Fessenden, R. J., J. S. Fessenden and M. Logue, Organic Chemistry. 2003. 6th edn.,
Brooks/Cole, Pacific Grove

Malhotra, VK. 2003.Practical Biochemistry for Students. Jaypee Brothers Medical


Publishers

Nigam, A and A.Ayyagari.2008.Lab Manual in Biochemistry: Immunology and


Biotechnology. McGraw Hill

Pavia, D.L. 2005. Introduction to Organic Laboratory Techniques: A Small Scale


Approach. Brooks/Cole

Sunarya,Y dan Agus S. 2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Setia Purna
Sutresna, N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama

Tahir, I., Nuryono, Pranowo, D., 2008, Instruksi Kerja Praktikum Kimia Organik
untuk Fakultas non MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

30
Praktikum Kimia Organik
Laboratorium Kimia Dasar FTP-UB

Anda mungkin juga menyukai