KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkah dan rahmat
serta kesehatan yang telah dilimpahkan sehingga petujuk praktikum kimia organik
I ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan
atas junjungan dan suri tauladan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya,
para sahabatnya dan para ummatnya hingga akhir zaman.
Tujuan dari pembuatan petunjuk praktikum yaitu membantu mahasiswa
dalam memahami pelaksanaan praktikum serta menambah wawasan dalam
melaksanakan praktikum kimia organik I yang dilaksanakan. Petunjuk praktikum
ini dilengkapi dengan prinsip dasar dan prosedur percobaan yang dapat membantu
dan membimbing mahasiswa/i untuk melakukan percobaan, secara terperinci,
singkat dan mudah. Teori yang lebih lengkap dapat dilihat pada buku/diktat kuliah
serta buku acuan lainnya.
Penyusun menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dalam petunjuk
praktikum kimia bahan alam ini, baik dari segi bahasa, struktur penyajian,
maupun isi buku petunjuk praktikum. Namun, penyusun berharap agar petunju
pratikum yang dikembangkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa/I
yang akan melakukan praktikum kimia organik I.
Penyusun
SEBELUM PRAKTIKUM
15 menit sebelum praktikum dimulai, praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada har
boratorium, praktikan wajib menggunakan jas laboratorium dan harus menggunakan sepatu.
ahami apa yang akan dikerjakan dalam praktikum yang akan dilaksanakan.
ratorium, praktikan harus tenang, tertib dan sopan.
Petunjuk
akanan, minuman, rokok dan barangPraktikum Kimiadiperlukan.
lain yang tidak Organik I 3
B. SAAT PRAKTIKUM
menulis semua perangkat praktikum (alat-alat yang dibutuhkan selama praktikum) pada formulir peminjaman alat dan menyerahkan k
memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjamkannya pada saat serah terima alat.
n runagan tanpa izin.
keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium dan ketertiban.
kelompok lain.
oleh data dari hasil percobaan sendiri, bila menyalin data dari pihak lain, maka praktikum hari tersebut dinyatakan gagal.
ganti alat-alat yang rusak atau hilang selama praktikum berlangsung.
C. SETELAH PRAKTIKUM
angkat praktikum (alat-alat yang digunakan selama praktikum) ke tempatnya masing-masing dengan rapid an harus sesuai dengan dafta
p segera melapor pada laboran dan diwajibkan mengganti sesuai dengan spesifikasi alat tersebut.
sementara yang berisikan data hasil praktikum dan diserahkan kepada guru pembimbing setelah melaksanakan praktikum.
m petunjuk praktikum dan dikumpulkan lima hari setelah kegiatan praktikum dilakukan.
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I 4
D. KETENTUAN LAIN
Bagi praktikan yang tidak hadir dapat melakukan praktikum susulan pada jadwal pengulangan yang telah ditentukan.
Praktikan dapat diberikan peringatan, dikeluarkan ataupun digagalkan jika melanggar tata tertib.
Hal-hal yang belum tercantumdalam ketentuan ini akan diatur kemudian.
kita untuk memahami dan melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan K3, diantaranya: mematuhi tata tertib yang berlak
g tangan, netralisasi asam/basa; serap tumpahan dengan menggunakan kain dan buang dalam kantong/wadah pembuangan yang sesu
mbimbing, gunakan sarung tangan dan sepatu pengaman, gunakan sebuah kit yang didesain khusus untuk bahan kimia tersebut.
gan segera untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
na pakaian.
an bahan kimia dengan air dan lakukan pertolongan pertama. Obati dengan segera untuk meminimalkan resiko bahaya.
a yang besar besar, kemudian lakukan pertolngan pertama.
han tidak terlarut, endapan-endapan, zat warna, dan lain- lain), dan larutan sisa yang harus dibuang. Sebelum membuang limbah kimia
proses pembuangan telah selesai, bilas wastafel untuk membuang bahan- bahan korosif.
hulu menjadi bahan yang tidak terlalu berbahaya sebelum ditempatkan dalam wadah pembuangan.
, dan kebakaran.
patula
ekanik/elektronik. Dalam praktiknya kalian harus bisa menggunakan peralatan tersebutsesuai dengan fungsi dari masing-masing alat. P
ntuk mengambil zat kimia padatan dalam bentuk serbuk.
alaupun
abu bulatterdapat
250 ml skala, namun ralatnya cukup besar).
erfungsi untuk Memanaskan dan menyimpan larutan.
orong
orong digunakan untuk memasukan atau memindahkan larutan dari satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses peny
eraca Analitik
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I 9
ntuk menimbang bahan kimia dengan ketilitian hinga 4 digit.
romatografi kolom
igunakan untuk memurnikan Bahan kimia tunggal dari campurannya
otary Evaporator
Percobaan I
DESTILASI DAN EKSTRAKSI
I. Tujuan
a. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian zat cair
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh zat
murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan
memlalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih direaksikan
dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran
pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika
komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan
dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar
sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.
Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan dengan
saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring da selaput
semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi.
(Syukri, 1999:15)
Bahan :
Benzena teknis
Metanol teknis
Asam benzoat
Toluena
Larutan NaOH 10%
Larutan HCl 10%
Kertas indikator
Kertas saring
Campuran air es
Dicelupkan termometer kedalamnya (titik nol)
10 ml Aquades
Dimasukkan kedalam tabung reaksi besar, ditambahkan
batu didih
Dipanaskan sampai mendidih
Dimasukkan termometer tanpa menyentuh permukaan air
atau pada uapnya saja (titik 100)
Diperiksa tekanan barometer
Hasil
Destilasi biasa
Pemurnian
50 ml benzene teknis
Dimasukkan kedalam labu yang telah dirangkai menjadi
alat destilasi sederhana
Ditambahkan batu didih
Dipanaskan
Diatur pemanasan dengan kecepatan menetes destilat satu
tetes per detik
Diamati dan dicatat suhu pada tetesen pertama
Dicatat suhu dan volume destilat setiap selang jumlah
penampungan destilat tertentu
Hasil
Hasil
Ekstraksi
Hasil
4.1 Hasil
a. Pemurnian : destilasi benzene teknis
No Volume Suhu Volume larutan yang telah didestilasi
. : 21 mL
1. Tetes pertama 60 °C
2. 5 mL 68 °C Berat : 16,52 g
3. 10 mL 72 °C
4. 15 mL 74 °C
5. 20 mL 74 °C
6. 25 mL 74 °C
b. Pemisahan : methanol-air
7 30 72
8 35 72
9 40 74
10 45 76
11 50 77
c. Ekstraksi
- V.lapisan bawah : 16 mL
- V.lapisan atas : 14 mL
- V.tetesan HCl (I): 30 mL
- V.tetesan HCl (II): 30 mL
Namun pada percobaan ini tidak terbe ntuk endapan putih. Hal ini disebabkan
oleh proses ekstraksi yangb tidak berjalan lancer, sehingga tidak didapati ekstrak
asam benzoate tersebut. Sehingga lapisan bawah ekstraksi tidak bereaksi
membentuk endapan putih pada saat direaksikan dengan HCl.
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip Destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya,
pada suhu dan tekanan tertentu. Sedangkan prinsip Ekstraksi adalah suatu
senyawa yang yang kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut
di pelarut lainnya. Dalam sistem ekstraksi, akan dihasilkan dua fasa yaitu
fasa air (aqueous) dan fasa organik.
2. Titik didih benzena adalah 81℃, sedangkan tetesan pertama destilat pada
suhu 60˚C. Sedangkan Titik didih methanol adalah 64,7 ˚C, dan tetesan
pertama terjadi pada suhu 68˚C.
3. Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan
suatu senyawa dari satu fasa ke fasa lain. Prinsip Ekstraksi adalah suatu
senyawa yang yang kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut
di pelarut lainnya. Dalam sistem ekstraksi, akan dihasilkan dua fasa yaitu
fasa air (aqueous) dan fasa organik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil percobaan dan praktikum yang telah dilakukan, maka
saran yang dapat berikan yaitu: Pada praktikum ini, percobaan yang dilakukan
berjalan dengan baik, tetapi akan lebih baik jika percobaan dapat dilakukan
perkelompok. Keterbatasan alat praktikum di laboratorium dapat diatasi
sesegera mungkin, agar praktikum dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Ristiyani, Janik. 2008. Laporan praktikum Kimia Organik II. Sintesis Klorofom.
Yogyakarta: Laboratorium UIN Sunan Kalijag.
2. Buatlah grafik yang baik dari suhu terhadap volume destilat dari percobaan
destilasi di atas!
3. Jelaskan ada berapa macam metoda ekstraksi dan jelaskan pula cara kerja
ekstraksi dia atas termasuk metoda ekstraksi yang mana!
Jawab :
2.
Destilasi Pemurnian
90
80
70 f(x) = 0.22 x + 69.93
R² = 0.38
60
volume (mL)
50 Suhu (°C)
40 Linear (Suhu (°C))
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
suhu °C
20
0
0 10 20 30 40 50 60
suhu (°C)
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam
suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan
zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total
impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin,
maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk
yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap.
Dalam rekristalisasi, sebuah larutan mulai mengendapkan sebuah senyawa
bila larutan tersebut mencapai titik jenuh terhadap senyawa tersebut. dalam
pelarutan pelarut menyerang zat padat dan mensolvatasinya pada tingakat partikel
individual. dalam pengendapan terjadi kebalikannya: tarik menarik zat terlarut
erjadi kembali suatu zat terlarut meninggalkan larutan. dalam rekristalisasi pasti
sebelumnya terjadi proses kristalisasi dimana dilakukannya pemisahan zat pada
dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya, zat padat tersebut dalam
keadaan lewat jenuh akan terbentuk kristal. Selama proses kristalisasi ini hanya
partikel murni yang akan mengkristal sedangkan zat zat yang tidak kita inginkan
akan tetap berwujud cair. Semakin besar kristal kristal yang terbentuk selama
berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dpat disaring dan mungkin
sekali makin cepat kristal kristal itu akan turun keluar dari larutan,yang lagi lagi
akan membantu penyaringan. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks, yang
mengandung lekuk lekuk dan lubang luban, akan menahan cairan induk. Bahkan
setelah dicuci dengan seksama.
(Sunardi, 2004)
Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya
kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam
b. Bahan
Asam benzoat murni
Asetanilida
NaftalAlat Thiele
Karbon/arang/norit
Etanol 95%
Asetanilida kotor
ditimbang 5gr
dimasukkan dalam erlenmeyer 250 mL
dimasukkan 50 mL air panas
ditambah 5-7 mL air panas
dididihkan diatas kasa asbes
ditambah 0,5-1 gr karbon/ norit
diaduk
dididihkan
disiapkan corong penyaring kaca, lengkapi kertas saring lipat
dipasang labu erlenmeyer
dituangkan larutan keatas corong
dilakukan penyaringan kristal
dicuci kristal dengan sptula
ditekan kristal dengan spatula
ditebarkan kristal diatas kertas saring
ditekan
diditimbangkristal kering
ditentukan titik lelehnya
Hasil
- Rekristalisasi dalam pelarut organik
Naftalen kotor
ditimbang 5 gr
dimasukkan dalam erlenmeyer 100 mL
ditambah 20 mL etanol 95%
diaduk
dipanaskan dan didihkan
diangkat
ditambah 0,5 gram karbon atau norit
dididihkan sebentar
dilakukan penyaringan diatascorong kaca kertas saring
didinginkan filtrat
didilakukan penyaringan dengan corong bucher
dicuci kristal dengan 2-3 mL etanol
dikeringkan
ditimbang
ditentukan titik lelehnya
Hasil
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I 28
IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Data Pengamatan
A. Penetuan titik leleh
B. Rekristalisasi
- Kristalisasi dari pelarut air
IV.2 Pembahasan
A. Penetuan titik leleh
Dalam percobaan ini dilakukan untuk menentukan titik leleh dengan
prinsip berdasarkan perubahan fasa dari padat ke cair dalam keadaan
setimbang. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yakni asam benzoat
yang digerus terlebih dahulu karena untuk menentukan titik leleh harusnya
menggunakan pipa kapiler dan diameter kapiler ini sangatlah kecil. Setelah
zat yang akan ditentukan sudah masuk dalam pipa kapiler, pipa kapiler
tersebut dimasukkan dalam alat melting point. Suhu mulainya untuk
menentukkan titik leleh suatu zat yang akan ditentukan adalah suhu yang
rendah terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengamatan
dalam menetukan suhu titik lelehnya karena kita belum mengetahui titik leleh
suatu zat yang akan ditentukan titik lelehnya, maka suhu awal penentuan titik
leleh haruslah suhu yang rendah. Apabila menggunakan suhu awal yang
B. Rekristalisasi
- Kristalisasi dari pelarut air
V.2Saran
Diharapkan pada pihak laboratorium untuk melengkapi lagi alat-alat dan
bahan praktikum agar praktikum yang diselengarakan dapat berjalan dengan baik
dan selesai tepat waktu.
4. Gambarkan diagram fasa dari proses penentuan titik leleh dan rekistalisasi!
Jawab:
(Sumardjo, 2008)
(Beny, 1994)
Ciri-ciri umum
Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon
pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti
lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut
dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-
senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena.
Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan diantara atom karbon bersifat
non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan “4-
hidrogen” yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan
karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi
ini, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau
ikatan dativ.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
(Sutresna, 2003)
Hasil
hidroka
rbon
jenuh
Hasil
hidroka
B. Tes Bayer rbon
jenuh
1 mL hidrokarbon jenuh
Hasil
hidroka
rbon
C. Tes Asam Sulfat
jenuh
3 mL H2SO4 pekat
Hasil
hidroka
rbon
jenuh
Perlakuan Hasil
I. Minyak Parafin 1 mL + 3 tetes - Berbuih
KMnO4 0,5% + 3 mL Na2CO3 10% - Terdapat padatan putih yang
mengapung
- Berwarna ungu pekat kehitaman
- Terdapat 2 lapisan
II. Benzena 1 mL + 3 tetes KMnO4 - Terdapat Gelembung
0,5% + 3 mL Na2CO3 10% - Terbentuk Cincin putih
- Berwarna ungu
Perlakuan Hasil
I. H2SO4 3 mL + minyak parafin 1 - Terdapat 3 lapisan: atas jingga,
mL tengah kuning dan bawah bening
II. H2SO4 3 mL + Benzena 1 mL - Terdapat 2 lapisan: atas (keruh)
dan bawah bening,
III. H2SO4 3 mL + sikloheksana 1 mL - Terdapat 2 lapisan, atas bening,
lapisan bawah coklat bening
IV.2 Pembahasan
A. Tes Brom
Percobaan ini tidak dilakukan karena tidak adanya bahan, sehingga data
yang telah didapatkan dari literatur tentangTes bromin bahwa apabila alkana
direaksikan dengan air brom maka warna air brom ( merah coklat) tidak
hilang karena reaksi adisi pada senyawa alkana tidak terjadi. Namun pada
senyawa alkena jika direaksikan dengan air brom warna air brom ( merah
coklat) akan hilang, karena reaksi yang terjadi yakni reaksi adisi dengan
halogen.
Uji bromin juga bertujuan agar dapat mengetahui pengaruh cahaya dalam
mempercepat terjadinya reaksi senyawa hidrokarbon. Uji dikatakan positif
B. Tes Bayer
Pada uji ini dilakukan tes bayer. Tes bayer merupakan suatu uji untuk
menunjukkan kereaktifan senyawa hidrokarbon terdapat oksidator KMNO 4
yang merupakan katalis. Uji baeyer adalah uji yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya ikatan rangkap pada larutan uji. Sampel yang
digunakan dalam uji baeyer ini adalah minyak parafin (hidrokarbon jenuh)
dan benzen (hidrokarbon aromatik). Uji bayer dilakukan dengan
mencampurkan larutan Na2CO3dan KMnO4terhadap suatu larutan sampel.
Penambahan larutan Na2CO3jelas dilakukan untuk mengoksidasi senyawa
hidrokarbon. Penambahan KMnO4bertujuan untuk mengetahui terjadinya
reaksi oksidasi. KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Reaksi
oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut.
Endapan coklat dari MnO2- .
Pada sampel minyak parrafin hasil menunjukkan negatif, karena hasil
yang didapat menunjukkan warna ungu pekat, padatan padatan putih
menunjukkan adanya ion karbonat (CO3-). Hal ini sesuai dengan teori bahwa
senyawa hidrokarbon jenuh memberikan hasil negatif pada uji bayer karena
hidrokarbon jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap.
Pada sampel benzena hasil menunjukkan terbentuknya cincin putih dan
warna ungu. Reaksi ini menjukkan positif karena terbentuknya cincin putih
berarti adanya reaksi oksidasi. Namun adanya sebagian ungu dan tidak
adanya endapan karena kesalahan percobaan yakni terlalu cepat mengambil
kesimpulan. Seharusnya percobaan ini dibiarkan pada waktu yang lama
sehingga reaksi oksidasi akan sempurna.
R R R R
C C + MnO4- R C CR + MnO
Coklat
R R R R
Endapan berwarna coklat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap
pada larutan. Selain itu apabila terdapat pergeseran warna didalam larutan
yaitu dari ungu ke coklat menandakan adanya reaksi.
V.2 Saran
- Pertanyaan
2. Senyawa apakah selain hidrokarbon tak jenuh yang positif dengan tes Bayer
dan larut dalam asam sulfat pekat?
Jawab : Senyawa hidrokarbon aromatis
II. Dasar Teori
Pelarut polar (etanol, aseton dan metanol) dan pelarut non-polar n-heksana.
(Martono, 2012), metanol merupakan pelarut yang dapat melarutkan hampir
semua senyawa organik baik senyawa Polar maupin nonpolar, sehingga metanol
mudah menguap (Putry, 2010). Senyawa yang terekstrak dalam metanol bersifat
Polar dengan polaritas yang lebih rendah dibandingkan air sebagai fase kontinyu
dalam sistem pengujian sehingga diduga cenderung ada pada antar permukaan.
Metanol merupakan pelarut yang paling baik.
(Mu’nisa. 2010)
(Cahyono, 2012).
(Kurniawan, 2005).
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Secara
garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk zat organik maupun
anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid, antiseptik
dan sebagai bahan baku pembuatan eter danetil ester.
(Wiratmaja, 2011)
(Sudhir, 2010)
Bahan
NaOH 5%
HCl 5%
Zat Unknown
NaHCO3 5%
H2SO4 pekat
4.2 Pembahasan
5.2 Saran
Diharapkan pada pihak laboratorium untuk memperbanyak lagi
tabung reaksi dan pipet tetes agar percobaan yang dilakukan cepat selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
II. Teori
Alkohol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil, -OH.
Fenol juga mengandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsi ini melekat pada
cincin aromatik.
( Fessenden R.J , 1986 : 96 )
Alkohol mempunyai bentuk umum R – OH, dengan gugus fungsional – OH
dan rumus empiris CnH2n+2O. pembagian alkohol berdasarkan jumlah gugus OH
dibedakan atas :
1. Alkohol monovalen (terdapat sebuah gugus OH)
2. Alkohol polivalen (terdapat ˃ sebuah gugus OH)
Misalnya : alkohol bivalen (2 buah OH), alkohol trivalent (3 buah OH)
( Wilbraham, 1992 )
( Sarbini, 1993 )
B. Bahan :
Etanol
Butanol
sec-Butanol
ter-Butanol
Iodium dalam KI
NaOH 10%
Asam asetat glacial
Asam sulfat pekat
Iso amilalkohol
HCl
ZnCl2
Gliserol
CuSO4
Fenol
Brom 2% dalam CCl4
FeCl3
Methanol
Logam Na
Natrium Bikromat 1%
KMnO4
Air brom
Hasil
2. Reaksi esterifikasi
ditambahkan 3 ml air.
di amati uap.
Hasil
Hasil
4. Tes Oksidasi
5 mL Na-bikromat 1 %
Etanol, sec-butanol
dan ter-butanol
Hasil
5. Tes Lukas
0.5 mL sampel
alkohol
HCl pekat
Petunjuk Praktikum Kimia Organik I 61
Dilakukan jika uji di atas menunjukan hasil positif.
Hasil
1 ml etanol dan
gliserol
Dimasukan dalam tabung reaksi.
Deincerkan dengan aquades.
Ditambah 3 tetes CuSO4 5% dan NaOH 10%.
Diguncang dan diamati.
Hasil
B. Fenol
1. Tes Brom
Hasil
A. Alkohol
Merupakan kelompok senyawa organic yang cukup popular dengan rumus umum R-
OH, dengan R adalah gugus alkil dan gugus hidroksil ¯OH sebagai gugus fungsi. Fenol
mempunyai struktur yang serupa dengan alcohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung
pada cincin aromatic dan dengan A- (sebagai aril) maka rumus fenol ditulis Ar-OH. Alcohol
terbagi atas 3 golongan, yaitu ; alcohol primer, alcohol sekunder, dan alcohol tersier.
1. Tes Iodoform
Tes iodoform merupakn reaksi antara etanol absolute atau sampel alcohol yang lain
yang bereaksi dengan iodium. Pada percobaan kali ini praktikan meneteskan NaOH untuk
menghilangkan warna dari iodiumnya, dan pada sampel yang diujikan oleh praktikan baik
etanol maupun butanol menunjukan reaksi positif karena kedua senyawa alcohol tersebut
dapat menghilangkan warna dari iodium pada saat diteteskan dengan NaOH. Jika etanol,
warna iodium menghilang ketika diteteskan NaOH 2 tetes, sedangkan butanol warna iodium
menghilang ketika diteteskan NaOH sebanyak 12 tetes.
Hasil yang didapatkan oleh praktikan ini sama dengan apa yang ada di literature.
Berikut adalah reaksi yang terbentuk :
3 CH 3 CH 2 OH (aq )+6 I −¿ −¿
2 CHI 3(aq) +2 CH 3 COO−¿ −¿
(aq ) OH (aq )+3 OH (aq) ¿ ¿ ¿ ¿
→
2. Reaksi Esterifikasi
Merupakan reaksi yang mereaksikan sampel alcohol dengan asam karboksilat yang
hasil reaksinya adalah senyawa ester yang dengan kata lain jika uji yang dilakukan oleh
a. Reaksi etanol dengan asam asetat glacial dan asam sulfat pekat.
H 2 SO 4
CH 3 CH 2 OH (aq )+CH 3 COOH ( aq) → CH 3 COOCH 2 CH 3( aq) + H 2 O(l )
∆
H 2 SO4
CH 3 (CH ¿¿ 2)3 OH (aq )+CH 3 COOH ( aq) → CH 3 COO(CH ¿¿ 2)3 CH 3(aq) + H 2 O( l) ¿ ¿
∆
Pada percobaan kali ini didapatkan hasil ; jika pada gliserol ditambah H 2O ditambah
CuSO4 5% dan NaOH menghasilkan perubahan warna biru menjadi hijau tosca menjadi
kuning dan menjadi orange, sedangkan pada etanol ditambah H2O ditambah CuSO4 5% dan
NaOH menghasilkan warna biru dan tidak berubah warna lagi. Berikut adalah reaksi yang
terjadi:
C 3 H 5 ( OH )3 +Cu SO4¿ ¿
4. Tes Lukas
Tes Lukas dilakukan untuk membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier yang
dapat larut dalam air. Reagen Lukas merupakan suatu campuran asam klorida pekat dengan
seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis yang ketika ditambahkan dengan asam
klorida akan membuat larutan menjadi lebih asam.
Hasil yang didapatkan oleh praktikan pada uji Lukas ini adalah : jika pda alcohol
primer praktikan memakai n-butanol menunjukan hasil positif karena tidak bereaksi dengan
pereaksi Lukas, hasil ini sama dengan literature diatas. Pada alcohol sekunder, praktikan
memakai iso-amilalkohol yang ketika ditambah pereaksi Lukas membentuk 2 lapisan dengan
lapisan atas keruh dan lapisan bawah baning. Hasil ini juga sama dengan literature. Uji yang
terakhir praktikum memakai alcohol tersier yakni ter-butanol, hasil yang didapatkan oleh
praktikan menunjukan hasil positif karena ter-butanol tidak bereaksi dengan reagen Lukas,
karena reagen Lukas merupakan zat/senyawa berair, dimana hasil ini membenarkan hasil
yang didapatkan oleh praktikan karena menurut literature alcohol tersier akan membentuk
alkil klorida yang tidak larut dalam larutan berair. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada uji
ini:
CH 3 (CH ¿¿ 2)3 OH (aq )+ HCl (aq) ZnCl 2 CH 3 (CH ¿ ¿2)3 Cl( aq) + H 2 O (l ) ¿ ¿
→
H2 H2 H ZnCl2 H2 H2 H
H3 C C C C OH + HCl H3 C C C C Cl + H2O
CH3 CH3
CH3 CH3
ZnCl2
H3C C OH + HCl H3C C Cl + H2 O
CH3 CH3
Natrium adalah logam yang mudah teroksidasi membentuk ion Na+. Etanol bersifat
asam dengan Ka=10¯ 16. Air adalah senyawa yang tergolong netral kareana autaionisasinya
H 2 O ( l) ⇌ H +¿ −¿
( aq ) +OH ( aq ) ¿¿
ROH ( aq) ⇌ H +¿ −¿
( aq ) + RO ( aq ) ¿ ¿
Etanol merupakan asam sangat lemah, namun kesetimbanganya dapat bergeser pada
penambahan natrium. Natrium yang dicampurkan pada alcohol akan menarik ion RO¯
membentuk RONa. Berarti natrium mengusir ion H+. Reaksi ini tergolong reaksi substitusi,
karena substitusi Na menyebabkan ion H+ dari etanol lepas dan membentuk gas hydrogen
yang tergolong eaksi redoks. Natrium mengalami oksidasi sedangkan hydrogen pada gugus
¯OH mengalami reduks. Reaksi dengan 95% etanol :
Keasaman alcohol berturut-turut menurun alcohol primer, sekunder, dan tersier. Oleh
karena itu, reaksi antara natrium dan alcohol yang terbaik dengan alcohol primer. Akan tetapi
uji dengan lagam Na ini tidak diujikan oleh praktikan dikarenakan kurangnya alat dan
bahanyang akan digunakan oleh praktikan.
6. Tes Oksidasi
Pada tes oksidasi ini praktikan juga tidak melakukannya. Berdasarkan literature tes
oksidasi merupakn tes yang digunakan untuk menguji tingkat oksidasi dari ketiga jenis
alcohol yaitu; alcohol primer, sekunder, dan tersier.
Na-bikarbonat, merupakan slah satu zat oksidator yang dapat mengoksidasi senyawa
alcohol. Penambahan asam siltrat pekat bertujuan untuk mengubah Na-bikarbonat menjadi
sedikit asam, sehingga dengan begitu reaksi dapat berlangsung. Reaksi pada alcohol primer
akan membentuk asam karboksilat:
OH O
Na2Cr2O7
H3C C CH3 H3 C C H
H H+
Na2Cr2O7
H3C C CH3 H3C C CH3
H H+
CH3
Na2Cr2O7
H3C OH Tidak ada reaksi
H+
CH3
B. Fenol
1. Tes Brom
Tes brom pada percobaan kali ini tidak dilakukan karena keterbatasan bahan yang
digunakan. Berdasarkan literatuur reaksi yang terjadi adalah reaksi substitusi elektrofi
senyawa aromatic. Yang beperan sebagai gugus penyerang adalah Br dalam larutan brom
2% (CCl4). Reaksinya adalah sebagai berikut :
OH OH
OH
Br
Br
+ + HBr
+ Br2
Br
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa saat ion Br¯ menyerang fenol sehingga terjadi 2
kemungkinan yaitu terbentuk orto-bromo fenol dan para-bromo fenol serta pembentukan
senyawa asam bromide.
+
+ FeCl3
Cl
Untuk reaksi air dengan FeCl3 hasil yang didapatkan oleh praktikan adalah warna
larutan yang awalnya bening menjadi sedikit kuning dengan gelembung gas
sementara.Berikut adalah reaksi yangterjadi:
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan yang dilakukan oleh praktikan
adalah sebagai berikut :
1. Yang termasuk alcohol primer yaitu; etanol, alcohol sekunder yaitu iso-amilalkohol, dan
alcohol tersier yaitu ter-butanol.
2. Tes yang digunakan untuk membedakan alcohol alifatik dan aromatic yaitu tes iodoform,
tes Lukas, reaksi esterifikasi, dan reaksi cupirifill.
5.2 Saran
Diharapkan pada pihak laboratorium untuk memperbanyak lagi tabung reaksi dan
pipet tetes agar percobaan yang dilakukan ceoat selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Barsasela, Diana, 2012. Buku wajib kimia dasar. Jakarta : trans info media.
LAMPIRAN
Karena hasil positif dari iodoform dapat diperoleh dari reaksi dengan alcohol yang
mengandung kelompok gugus seperti gambar berikut
"R" bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon (misalnya, sebuah
gugus alkil).
2. Tuliskan struktur 2-Propanol dan isobutanol serta nyatakan apakah memberikan tes positif
dengan tes iodoform.
Jawab :
3. Tulis rumus struktur dan isomer(2 buah) dari amilalkohol, yang manakah yang
memberikan tes positif dengan tes lucas, tetapi memberikan tes negative terhadap tes
iodoform. Apakah perbedaannya antara alcohol dengan fenol?
Jawab :
1. Alcohol memiliki rantai karbon terbuka, sedangkan fenol memiliki rantai karbon
tertutup atau melingkar.
2. Alcohol dan fenol bersifat asam lemah. Namun, sifat asam pada fenol lebih kuat
daripada alcohol karena fenol memiliki anion dengan muatan negatif yang disebar oleh
cincin melingkar.
3. Alcohol tidak bereaksi dengan basa, sedangkan fenol bereaksi dengan basa.
4. Alcohol bereaksi dengan Na atau PX 3 sedangkan fenol tidak bereaksi( X adalah
halogen).
5. Alcohol bereaksi dengan asam karboksilat, sedangkan fenol tidak.